Anda di halaman 1dari 7

Mata kuliah : Keperawatan jiwa 1

Dosen Pengajar : Ns. Siensy Wetik M.kep.,Sp. Keperawatan jiwa

Asuhan keperawatan jiwa


Ketidakberdayaan

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Ester Rumengan 15061082

Osna Gato 15061139

Anastasya Salamat 15061080

Monica H poluan 15061102

Oktaviany wullur 15061178

Fransisca Rohmana 15061166

Novindri duano 15061066

Teresa pandesolang 15061169

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2017
LAPORAN PENDAHULUAN

KETIDAKBERDAYAAN

Oleh Siti Sarah Fauzia, 1006673001

I. Masalah Utama

Ketidakberdayaan

II. Proses Terjadinya Masalah

a. Definisi NANDA Internasional (2012) mendefinisikan ketidakberdayaan sebagai


persepsi bahwa tindakan seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil;
persepsi kurang kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan segera terjadi.
Ketidakberdayaan juga didefinisikan sebagai kondisi ketika individu atau kelompok
merasakan kurangnya control personal terhadap sejumlah kejadian atau situasi
tertentu akan mempengaruhi tujuan dan gaya hidupnya (Carpenito, 2009).

b. Tanda dan Gejala

Batasan Karakteristik (Carpenito, 2009)

Mayor (harus ada) Minor(mungkin ada)

Memperlihatkan atau menutupi (marah, 1. Apatis dan pasif


apatis) ekspresi ketidakpuasan atas
2. Ansietas dan depresi
ketidakmampuan mengontrol situasi/
stressor (pekerjaan, penyakit, 3. Marah dan perilaku kekerasan
perawatan) yang menganggu
4. Perilaku buruk dan kebergantungan
pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
yang tidak memuaskan orang lain

5. Gelisah dan cenderung menarik diri.


C. Etiologi

1. Sikap patah semangat dalam kepribadian : tidak mau melakukan sesuatu dengan
alasan tidak mampu, padahal orang lain yang lebih rendah kemampuannya,
namun ia mampu melaksanakan pekerjaan itu.
2. Terlalu sensitive : sensitifitas memang perlu, namun apabila sentiment pribadi
telah menguasai diri seseorang, maka ini akan berbahaya, karena ia akan
menafsirkan setiap pembicaraan orang lain dengan berbagai macam penafsiran
yang mungkin tidak diniatkan oleh pembicara itu sendiri, akhirnya ia mudah
tersinggung dan sebagainya.
3. Malas
4. Kebosanan : bisa timbul karena sifat seseorang pembosan, karena tidak mantap
pada suatu hal, karena selera yang hanya mau mengerjakan sesuatu berdasarkan
like and dislike, tidak melihat sisi hukumnya, atau juga bisa muncul karena
kegagalan.
5. Takut
6. Ketidakjelasan
7. Ragu-ragu
8. Kurang sabar, kurang ulet, dan mudah putus asa
9. Disfungsi proses berduka
10. Kurangnya umpan balik positif
11. Berhubungan dengan masalah pengasuhan anak

D. Cara Mengobati

1. Membaca buku, khususnya buku biografi


2. Mengunjungi orang-rang yang memiliki semangat tinggi
3. Memahami misi manusia dalam kehidupan ini
4. Keteguhan hati dalam mengikis ketidakberdayaan
5. Memiliki cita-cita yang tinggi dan bersemangat untuk menggapainya.

III. Pohon Masalah

Harga diri rendah

Ketidakberdayaan

Disfungsi proses berduka Kurangnya umpan balik negatif yang konsisten

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan harga diri: harga diri rendah berhubungan dengan ketidakberadayaan.

V. Rencana Tindakan Keperawatan

a. Tujuan Keperawatan Pada Pasien


Tujuan Umum :
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya
3. Pasien mampu memodifikasi pola kognitiif yang negatif
4. Pasien mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
perawatan pasien
5. Pasien mampu termotivasi untuk aktif mencapai tujuan realistis.

b. Tindakan Keperawatan Pada Pasien


1. Bina hubungan saling percaya
2. Membuat kontrak ( inform consent )

3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat berpengaruh pada


ketidakberdayaan (misalnya: pekerjaan, aktivitas hiburan, tanggung jawab peran,
hubungan antar pribadi).
Rasional: mengidentifikasi situasi/hal-hal yang berpotensi dapat dikendalikan dan
dapat digunakan sebagai sumber kekuatan/power bagi klien.

4. Diskusikan dengan pasien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan


penjelasan untuk pilihan tersebut.
Rasional: Memberikan kesempatan pada klien untuk berperan dalam proses
perawatan, termasuk untuk meningkatkan pemikiran positif klien, dan
meningkatkan tanggung jawab klien.

5. Libatkan pasien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas perawatan/rencana


terapi
Rasional: Pelibatan klien dalam proses pembuatan keputusan, mampu
meningkatkan rasa percaya diri.

6. Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada pasien (jelaskan


semua prosedur, peraturan dan pilihan untuk pasien, berikan waktu untuk menjawab
pertanyaan dan minta individu untuk menuliskan pertanyaan sehingga tidak
terlupakan)
Rasional: Meningkatkan kemampuan berpikir positif terhadap proses perawatan
yang sedang dijalani oleh klien, pelibatan klien dalam setiap pengambilan
keputusan menjadi hal penting.

7. Bantu pasien mengidentifikasi situasi kehidupannya yang dapat dikendalikan


(perasaan cemas, gelisah, ketakutan).
Rasional: Kondisi emosi pasien mengganggu kemampuannya untuk memecahkan
masalah. Bantuan diperlukan agar dapat menyadari secara akurat keuntungan dan
konsekuensi dari alternative yang ada.

8. Bantu klien mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak dapat ia kendalikan


(adiksi), Disukusikan dan ajarkan cara melakukan manipulasi menghadapi kondisi-
kondisi yang sulit dikendalikan, misalnya afirmasi.
Rasional: Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan
dengan ketidakmampuan sebagai upaya mengatasi masalah yang tidak terselesaikan
dan menerima hal-hal yang tidak dapat diubah.

9. Bantu pasien mengidentifikasi faktor pendukung, kekuatankekuatan diri (misalnya


kekuatan baik itu berasal dari diri sendiri, keluarga, orang terdekat, atau teman).
Rasional: Pada pasien dengan ketidakberdayaan dibutuhkan faktor pendukung
yang mampu mensupport pasien, dari dalam sendiri dapat berupa penguatan nilai-
nilai spiritual, Jika dalam proses perawatan kekuatan lain tidak adekuat.
10. Sampaikan kepercayaan diri terhadap kemampuan pasien untuk menangani keadaan
dan sampaikan perubahan positif dan kemajuan yang dialami pasien setiap hari.
Rasional: Meningkatkan rasa percaya diri terhadap kemampuan atas upaya dan
usaha yang sudah dilakukan oleh klien.

11. Biarkan pasien mengemban tanggung jawab sebanyak mungkin atas praktik
perawatan dirinya. Dorong kemandirian pasien, tetapi bantu pasien jika tidak dapat
melakukannya.
Rasional: memberikan pilihan kepada pasien akan meningkatkan perasaannya
dalam mengendalikan hidupnya.

12. Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang telah dibuatnya
Rasional : Membangkitkan rasa kepercayaan dan semangat pasien

Daftar Pustaka
Referensi: Carpenito, LJ. (2009). Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis ed. 9.
Jakarta: EGC NANDA Internasional. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014 terj. Made Sumarwati. Jakarta: EGC

http://dokumen.tips/documents/lp-sp-ketidakberdayaan.html

https://www.scribd.com/doc/236527667/KETIDAKBERDAYAAN

https://www.scribd.com/document/273287158/Laporan-Pendahuluan-
Ketidakberdayaan

Anda mungkin juga menyukai