A. Pada tanggal 21 Juni 2016 sampai dengan 23 Juni 2016
kontraktor pelaksana, konsultan pengawas dan direksi teknik melakukan investigasi lapangan untuk mengetahui situasi jembatan secara menyeluruh. Berdasarkan hasil investigasi lapangan tersebut, diperoleh informasi dari masyarakat setempat bahwa elevasi top jembatan rencana berada 1 meter di atas muka air banjir yang terjadi di kali tersebut yaitu pada elevasi 104.756 sehingga sangat membayakan keamanan struktur balok dari jembatan tersebut seandainya terjadi banjir.
B. Jika melihat kondisi elevasi tersebut di atas, maka posisi
balok jembatan berada pada elevasi muka air banjir. Mengacu pada Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 07/SE/M/2015 Tanggal 23 April 2015 Tentang Pedoman Umum Persyaratan Perencanaan Jembatan, menyatakan bahwa: jarak bebas vertikal antara titik terendah bangunan atas jembatan dan tinggi muka air untuk kondisi banjir, minimum 1 m. berdasarkan ketentuan di atas, maka elevasi top jembatan seharusnya berada 1 m di atas elevasi rencana atau berada pada elevasi 106.756. C. Berdasarkan hasil investigasi lapangan, elevasi dasar sungai/kali berada pada elevasi 97.480 sedangkan elevasi paling rendah dari bangunan bawah adalah 97.406 sehingga antara pondasi poer plat dengan dasar sungai hanya selisih 0.07 m atau hampir sejajar. Adapun dari hasil tes pit yang sudah dilakukan sampai kedalaman 4 m, kondisi tanah di lokasi pembangunan jembatan secara keseluruhan tersusun oleh lapisan tanah lanau, pasir, pasir berkerikil hingga pasir berbatu. Sehingga berdasarkan kondisi di atas, jika elevasi top jembatan dinaikkan 1 m maka elevasi pondasi poer plat jembatan tersebut berada di atas elevasi dasar kali/sungai. Kondisi di atas sangat membahayakan struktur pondasi jembatan dari scouring.
I.2 Pemecahan Masalah
A. Merujuk pada permasalahan di atas, maka tidaklah mungkin
untuk menetapkan elevasi jembatan sesuai rencana, baik itu elevasi top jembatan maupun elevasi paling rendah dari jembatan tersebut. Sehingga solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan melakukan penambahan tinggi dinding abutment jembatan sepanjang 1 m.
B. Akibat penambahan tinggi dinding maka perlu ditinjau
kembali tebal dinding abutment, apakah struktur jembatan tersebut aman atau tidak. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka dilakukan perhitungan kembali keamanan struktur jembatan tersebut terhadap tebal dinding rencana.
C. Akibat dari penambahan tinggi dinding abutment tersebut
menimbulkan perubahan volume beton, besi, timbunan, pasangan batu dan perancah. Untuk memecahkan masalah tersebut di atas maka harus dilakukan perbubahan desain pada struktur jembatan tersebut.