6 Promosi Kesehatan
6 Promosi Kesehatan
Herqutanto
Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI
Pendahuluan
Indonesia sedang memasuki periode transisi epidemiologi, dimana
penyakit-penyakit infeksi yang sejak dahulu banyak terjadi di masyarakat masih
memiliki angka kejadian yang tinggi. Di sisi lain seiring dengan perubahan gaya
hidup terutama di perkotaan, angka kejadian penyakit non-infeksi (Penyakit Tidak
Menular/PTM) juga mulai menunjukkan peningkatan. Survai Kesehatan Rumah
Tangga tahun 2001 menunjukkan peningkatan angka kejadian penyakit tidak
menular tersebut jika dibandingkan dengan SKRT tahun 1995. Oleh karena itu
dibutuhkan pendekatan yang amat komprehensif agar dapat menurunkan angka
kejadian tersebut dan yang lebih penting untuk mencegah agar penyakit tersebut
tidak terjadi di masyarakat kita.
Pendekatan komprehensif tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan
pendekatan kuratif/pengobatan saja, seperti yang selama ini menjadi titik berat
praktik kedokteran di Indonesia. Perlu diupayakan peningkatan kesadaran dan
peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pola-pola penyakit tersebut yang
akhirnya berujung pada perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup sehat. Di
sinilah peranan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan dalam
menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.
Health Behavior
Perilaku Kesehatan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan
baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai factor yang
saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks
sehingga petugas kesehatan tidak sempat memikirkan penyebab seseorang
menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting bagi seorang petugas
kesehatan untuk dapat menelaah alasan di balik perilaku individu, sebelum ia
mampu mengubah perilaku tersebut.
Dalam teori perilaku individu, terdapat 2 teori dasar yang mencoba
menerangkan konsep perilaku dan hal-hal yang menyebabkan seseorang
melakukan tindakan tersebut. Kedua teori tersebut adalah Health Belief Model
(HBM) dan teori perilaku berencana (Theory of Planned Behavior). Selain itu
juga masih ada beberapa teori perilaku yang juga penting dalam upaya
menerangkan perilaku individu
Health Belief Model
Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 1950an dan didasarkan atas
partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap
berbagai factor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut
kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health Belief Model didasarkan
atas 3 faktor esensial:
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari
suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah
perilaku
3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga factor di atas dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang berhubungan
dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan
dengan sarana & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh factor-faktor seperti persepsi tentang
kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil
kerentanan, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan
keuntungan. Factor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu
sendiri yang dipengaruhi oleh karakterisitik individu, penilaian individu terhadap
perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang
merekomendasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah
perilaku yang serupa.
The Health Belief Model
Cues to Action
Education
Symptoms
Media
Information
HBM tidak mempertimbangkan
dampak komunikasi terhadap proses perubahan perilaku. Karena itulah
dikembangkan matriks komunikasi/persuasi, yang berfokus pada evaluasi dampak
berbagai tipe komunikasi terhadap proses perubahan perilaku tersebut.
Information Input
Output
Attention
Senses
Knowledge/Understanding
Perception
Evaluation of
Behavioral
Outcomes
BEHAVIORAL
INTENTION
HEALTH ACTION
Normative Beliefs
Subjective Norm
Motivations to
Comply
Control Beliefs
Perceived
Behavioral
Control
Perceived Power
Model Trans-Theoretical
Salah satu model perilaku yang paling banyak digunakan sebagai dasar
promosi kesehatan adalah model trans-theoretical, lebih popular sebagai model
tingkatan perubahan. Inti dari teori ini adalah bahwa individu bergerak melalui
berbagai tingkatan perilaku sebelum akhirnya mengadopsi perilaku baru atau
meninggalkan perilaku kesehatan yang merugikan.
Stages of Change
Contemplation
Preparation
Relapse
Action
` Maintenance
Health Promotion
Banyak sekali definisi tentang Promosi Kesehatan. Salah satu yang paling
sering dikutip adalah yang disampaikan dalam Ottawa Charter, yaitu Promosi
Kesehatan adalah proses yang menyebabkan masyarakat mampu meningkatkan
kontrol, dan memperbaiki tingkat kesehatan mereka.
Ottawa Charter juga merekomendasikan tiga strategi dasar promosi
kesehatan, yaitu Advokasi kesehatan untuk menciptakan kondisi yang kondusif
demi terciptanya proses di atas, mendorong seluruh komponen masyarakat
untuk mencapai seluruh potensi kesehatan mereka, dan mediasi perbedaan-
perbedaan kepentingan di masyarakat dalam menggapai tingkat kesehatan
mereka.
Selain tiga strategi dasar tersebut, terdapat lima area prioritas dalam
promosi kesehatan:
Mengembangkan kebijakan publik berwawasan kesehatan
Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
Memperkuat kegiatan berwawasan kesehatan di masyarakat
Mengembangkan kemampuan individu
Re-orientasi pelayanan kesehatan
Pesan
Materi atau pesan perlu disesuaikan dengan masalah kesehatan yang
banyak dijumpai dalam masyarakat. Secara garis besar, materi tersebut memiliki
target/ tujuan sebagai berikut:
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu maupun
kelompok
Mencegah jangan sampai terserang penyakit atau jangan sampai penyakit
yang pernah diderita kambuh lagi.
Membantu proses penyembuhan dan pemulihan
Untuk dapat mengembangkan suatu pesan, ada beberapa unsur yang perlu
masuk menjadi bagian dari pesan tersebut, yaitu:
1. Perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh sasaran
2. Keuntungan kalau menerapkan perilaku tersebut
3. Alasan mengapa perilaku tersebut menguntungkan/bermanfaat
4. Penyampaian pesan: bisa bersifat gembira, lucu, serius, ilmiah dsb,
disesuaikan dengan siapa yang menjadi sasaran dan kondisi pada saat
pemberian pesan tersebut
5. Sumber informasi: adalah orang yang dipercaya oleh masyarakat.
Dalam menyusun pesan edukasi kepada masyarakat, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan:
Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran
Isi pesan jangan terlalu banyak, agar tidak membingungkan sasaran
Usahakan agar mengemukakan pesan secara bertahap, dengan urutan yang
sistematis sehingga mudah diingat
Sesuaikan dengan tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, agama, dan adat
istiadat sasaran
Ada kemungkinan sasaran memerlukan lebih dari satu topik edukasi, sehingga
persiapkan diri untuk memadukan beberapa materi
Metode
Beberapa metode edukasi yang biasa dugunakan adalah sebagai berikut.
Tanya jawab perorangan: dilakukan secara perorangan antara
edukator dengan sasaran. Dapat dilakukan di mana saja, tetapi
hendaknya dengan memilih waktu dan tempat yang tepat.
Ceramah: dilakukan jika ada sekelompok orang yang perlu
mendapat penjelasan yang sama, sedangkan waktu yang tersedia
terbatas. Ceramah jangan terlalu lama, maksimal 30 menit. 10
menit pertama untuk memberi penjelasan yang singkat tetapi jelas,
20 menit berikutnya untuk tanya jawab.
Konseling: adalah suatu kegiatan dimana ada hubungan yang
saling membantu antara dua orang melalui komunikasi yang
intensif untuk mengatasi suatu masalah. Tujuan konseling adalah
membantu seseorang untuk mengambil keputusan. Langkah
konseling sering disingkat sebagai GATHER, yaitu:
Media/Alat bantu
Dalam melaksanakan edukasi, seorang petugas kesehatan perlu
mempersiapkan media/alat bantu yang dapat digunakan agar materi edukasi
dapat lebih dimengerti oleh sasaran. Beberapa alat bantu yang biasa digunakan
adalah:
Poster: adalah pesan singkat dalam gambar yang bertujuan
mempengaruhi seseorang agar tertarik pada suatu informasi tertentu
dan mau melaksanakannya.
Leaflet: adalah selebaran kertas yang dapat dilipat sedemikian rupa dan
berisi tulisan tentang suatu masalah tertentu dan khusus ditujukan
untuk sasaran tertentu.
Flipchart: adalah alat peraga yang menyerupai album gambar, terdiri
dari lembaran-lembaran dan disusun dalam urutan tertentu. Cara
menggunakannya dengan membalik lembaran-lembaran bergambar itu
satu persatu, dan menjelaskan gambar-gambar tersebut.
Prevention
Leavell & Clark mengemukakan teori klasik pencegahan, yang
menyebutkan terdapat lima tingkat pencegahan, yaitu
Health Promotion,
Specific Protection,
Early Diagnosis and Prompt Treatment,
Disability Limitation dan
Rehabilitation.
Secara filosofis, praktik kedokteran yang dilakukan sebenarnya
berlandaskan dan mencoba mencegah perburukan penyakit melalui pendekatan
pencegahan ini. Lima tingkat pencegahan tersebut kemudian juga dibagi menjadi
pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.
Bagan di bawah ini menjelaskan secara lengkap lima tingkat pencegahan
beserta aktivitas-aktivitas yang dijalankan dalam tingkat pencegahan tersebut.
Perubahan Perilaku Masyarakat
Untuk dapat mengubah perilaku tertentu di dalam masyarakat, langkah-langkah
seperti yang digambarkan di bawah ini perlu dilakukan:
Community Analysis
Targeted Assessment
References: