Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke
tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya
(Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon
dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
B. ETIOLOGI
Terdapat empat etiologi utama kanker kolon (Davey, 2006 : 334) yaitu :
1. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan),
kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi
karsinoma.
Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena
karsinoma kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3
kali lebih banyak daripada anak anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).
C. PATOFISIOLOGI
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat
buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas dan
tidak dapat di operasi lagi.
E. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon
(barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan
tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini menggambarkan adanya kebuntuan pada isi
perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan
tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum di lakukan setelah
sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit.
Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.
Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon
adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan. Nilai
hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif
untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus
menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit)
aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen.
Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada
tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ;
a. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui
lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah
terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan
sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
b. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor, merusak
genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya
cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah. Kerusakan sel
tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
c Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada
kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam
obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat
bersifat sementara atau permanen.
R : respirasi mungkin
menurun pada pemberian
narkotik, dan mungkin
menimbulkan efek-efek
sinergestik dengan zat-
zat anastesi.
.
4. Perubahan nutrisi Tujuan : klien Kaji sejauh mana R : menganalisa
kurang dari mampu ketidak adekuatan penyebab melaksanakan
kebutuhan tubuh mempertahankan nutrisi pasien intervensi.
b.d mual / muntah & meningkatkan Timbang berat R : mengawasi
intake nutrisi. badan sesuai indikasi kefektifan secara diet
Criteria hasil : Anjurkan makan
Klien akan sedikit tapi sering R : tidak memberi rasa
memperlihatkan bosan dan pemasukan
perilaku nutrisi dapat di
mempertahankan Tawarkan minum tingkatkan
atau meningkatkan saat makan bila R : dapat mengurangi
berat badan dengan toleran mual dan menghilangkan
nilai laboratorium gas.
normal. Kolaborasi dengan
Klien mengerti ahli gizi pemberian R : Menstimulasi nafsu
dan mengikuti makanan yang makan dan
anjuran diet bervariasi mempertahankan intake
Tidak ada nutrisi yang adekuat.
mual / muntah.
5. Konstipasi Tujuan : pola kaji warna dan R : penting untuk
berhubungan eliminasi dalam konsistensi feses, menilai keefektifan
dengan penurunan rentang yang di frekuensi, keluarnya intervensi, dan
frekuensi defekasi harapkan : feses flatus, bising usus memudahkan rencana
yang normal pada lembut dan dan nyeri tekan selanjutnya.
seseorang di berbentuk. abdomen
sertai dengan Criteria hasil : pantau tanda gejala
kesulitan klien akan rupture usus. R : keadaan ini dapat
keluarnya feses menunjukkan menjadi penyebab
yang tidak pengetahuan akan kelemahan otot abdomen
lengkap atau program defekasi dan penurunan peristaltik
keluarnya feses yang di butuhkan usus, yang dapat
yang keras dan melaporkan Kaji faktor menebabkan konstipasi.
kering keluarnya feses penyebab konstipasi R : mengetahui dengan
dengan jelas faktor penyebab
berkurangnya nyeri memudahkan pilihan
dan mengejan intervensi yang tepat
Intervensi :
1) Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan.
R : mengidentifikasi masalah,memudahkan intervensi.
2) Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.
R : Mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakah arena
ke tidakmampuan ataukah ketidakmauan.
3) Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.
R: menilai batasan kemampuan aktivitas optimal.
d) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan.
Tujuan : Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.
Kriteria Hasil : - tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
- luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi
Intervensi :
1) Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.
R : mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah
dalam melakukan tindakan yang tepat.
2) Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.
R : mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah intervensi.
3) Pantau peningkatan suhu tubuh.
R : suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai adanya proses peradangan.
4) Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa kering dan steril,
gunakan plester kertas.
R : tehnik aseptik
membantu mempercepat penyembuhanluka dan mencegah terjadinya
infeksi.
DAFTAR PUSTAKA