Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PEMBAHASAN
1.1 Spektroskopi
Spektroskopi adalah ilmu mengenai antaraksi antara energy cahaya dan materi.
Warna-warna yang Nampak dan fakta bahwa orang bisa melihat, adalah akibat-akibat
absorpsi energy oleh senyawa organic maupun anorganik. Penangkapan energy matahari oleh
tumbuhan dalam proses fotosintesis adalah suatu aspek lain dari antaraksi senyawa organic
dengan energy cahaya. Yang merupakan perhatian primer pada kimia organic adalah fakta
bahwa panjang gelombang pada suatu senyawa organic menyerap energy cahaya bergantung
pada struktur senyawa itu. Oleh karena itu teknik-teknik spektroskopi dapat digunakan untuk
menentukan struktur senyawa yang tak diketahui dan untuk mempelajari karakteristik ikatan
dari senyawa yang diketahui. Spektroskopi telah diaplikasikan pada beberapa bidang
diantaranya biofisika, biokimia, geofisika, kedokteran, kimia farmasi,astronomi sebagai
analisa kandungan protein, pengamatan batu permata,immonoossay, DNA sequencing, dan
pengamatan lingkungan (bass,M.1995).
Spektrometer adalah alat untuk mengukur spectrum yang digunakan dalam
spektroskopi. Spektrometer terdiri dari lima bagian utama yaitu, celah masuk, kolimator,
pendispersi, lensa,detektor. Terdapat dua jenis spektrometer jika ditinjau dari
bagianpendispersi, yaitu dengan prisma dan kisi. Pada spectrometerberbasis prisma, prisma
memiliki keuntungan menghasilkan satuspektrum cahaya yang jelas (terang), tapi nilainya
tidak linear.Dispersi akan berkurang secara signifikan di daerah panjanggelombang merah,
dan analisis spektral selanjutnya memerlukantiga referensi (pengukuran ulang) untuk
kalibrasinya. Sedangkanpada kisi mempunyai kemampuan untuk memberikan resolusiyang
sangat baik, tapi grating juga akan mendispersikan spectrumvisibel pada gambar. Ini berarti
tidak semua spektrum cocok dibidang kamera, mungkin diperlukan beberapa eksposur
untukmenangkap gambar (Harrison, M. K. 2011).
Pada saat ini telah dikembangkan berbagai macam spektrometer baik yang berbiaya
mahal, yang telah di produksi secara umum oleh beberapa perusahaan, untuk aplikasi medis,
astronomi dan yang lain, ada juga berbiaya murah seperti spektrometer dengan grating yang
dikembangkan oleh lighting sciences canada yang dapat digunakan sebagai
instrumentpengukuran optik, untuk mengukur spektrum cahaya dari beberapa sumber cahaya.
Untuk pengembangan spectrometer berbiaya murah dapat dipertimbangkan penggunaan
webcam sebagai elemen detektor. Telah dikembangkan spectrometer dengan menggunakan
webcam namun elemen lainyng digunakan adalah grating sebagai elemen pendispersi hal ini
yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini (Lighting Sciences Canada Ltd.2008).
Sedangkan salah satu penelitian S2 jurusan teknik elektro ITS, mengembangkan video
spektroskopi dengan menggunakan jaringan saraf tiruan untuk identifikasi jenis cairan
(Syaifudin, 2001), dimana dalam hal ini tidak dikorelasikan hubungan antara materi yang
diuji dengan panjang gelombang yang dilewatkan. Pada penelitian tugas akhir ini, dilakukan
pengembangan spektrometer yang murah, dengan bagian pendispersi berupa prisma, dan
webcam, yang diterapkan untuk menghitung konsentrasi suatu larutan dengan memperhatikan
hubungan intensitas dan panjang gelombang.
1.2 Radiasi Elektromagnetik

Spektroskopi Inframerah dan NMR 1


Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang
berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang
lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Penelitian teoritis
tentang radiasi elektromagnetik disebut elektrodinamik, sub-bidang elektromagnetisme.
Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Hertz. Gelombang
elektromagnetik termasuk gelombang transversal. Setiap muatan listrik yang memiliki
percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik. Ketika kawat (atau panghantar seperti
antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi
yang sama dengan arus listrik. Bergantung pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat
bersifat seperti gelombang atau seperti partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan
(kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai
partikel, mereka diketahui sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan
dengan frekuensi gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hf, di mana E adalah
34
energi foton, h adalah konstanta Planck = 6.626 10 Js dan f adalah frekuensi
gelombang. Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hf.

Tipe-tipe radiasi elektromagnetik


Tipe radiasi elektromagnetik dicirikan oleh panjang gelombangnya (), yakni jarak antara
puncak panjang gelombang yang satu ke puncak panjang gelombang yang berikutnya.
Disamping dicirikan oleh panjang gelombangnya, radiasi dapat dicirikan oleh frekuensinya
(v), yang didefinisikan sebagai banyaknya daur (lingkar) lengkap tiap detik yang disebut juga
hertz (Hz).

Gambar 1.2.1 Panjang Gelombang radiasi elektromagnetik

Gelombang Panjang gelombang


gelombang radio 1 mm-10.000 km
infra merah 0,001-1 mm
cahaya tampak 400-720 nm
ultra violet 10-400nm

Spektroskopi Inframerah dan NMR 2


sinar X 0,01-10 nm
sinar gamma 0,0001-0,1 nm

Gambar 1.2.2 Spektrum Elektromagnetik

Cahaya adalah radiasi elektromagnetik yang terdiri dari gelombang. Seperti semua
gelombang, kecepatan cahaya, panjang gelombang dan frekuensi dapat didefinisikan sebagai
C =

Dimana :

C = kecepatan cahaya ( 3 x 108 m/s)

= frekuensi dalam gelombang per detik (Hertz)

= panjang gelombang dalam meter

Gambar 1.2.3. Radiasi Elektromagnetik dengan panjang gelombang

Cahaya/sinar tampak terdiri dari suatu bagian sempit kisaran panjang gelombang dari
radiasi elektromagnetik dimana mata manusia sensitif. Radiasi dari panjang gelombang yang
berbeda ini dirasakan oleh mata kita sebagai warna yang berbeda, sedangkan campuran dari
semua panjang gelombang tampak seperti sinar putih. Sinar putih memiliki panjang
gelombang mencakup 400-760 nm ( nm).

1.3 Wajah wajah Spektrum

Suatu spektrum inframerah, visible atau Ultra Violet suatu senyawa berwujud grafik,
antara panjang gelombang atau frekuensi (bilangan gelombang) versus persen transmisi
[%T] atau absorbans [A]. Hubungan %T dan A dangan intensitas cahaya adalah :

Spektroskopi Inframerah dan NMR 3


tensitas
%T = intensitas orisinil 100 .

(1)

intensitas

A = log intensitas orisinil ... (2)

Namun demikian, pada umumnya spectrum inframerah merekam panjang gelombang


dan/atau bilangan gelombang versus %T, sedangkan untuk UV-Visble merekam panjang
gelombang versus absorbans (A). Penampilan kedua tipe spektrum ini digambarkan sebagai
berikut:

Tidak adanya serapan oleh suatu molekul pada suatu panjang gelombang tertentu
direkam sebagai 100 %T, dimana spectrum ini disebut garis dasar (base line), yang dalam
tampak inframerah direkam pada bagian atas. Bila suatu molekul menyerap radiasi pada
panjang gelombang tertentu, intensitas radiasi yang diteruskan oleh contoh akan berkurang,
akibatnya terjadi penurunan dalam%T dan tampak dalam spectrum sebagai suatu sumur yang
disebut puncak atau pita absorpsi.

1.4 Absorpsi Radiasi Inframerah

Spektroskopi Inframerah dan NMR 4


Inti-inti atom yang terikat oleh ikatan kovalen mengalami vibrasi (getaran) atau
osilasi, dengan cara seperti dua bola terikat oleh suatu pegas. Suatu molekul yang menyerap
radiasi inframerah, energi yang diserapnya mengakibatkan kenaikan amplitude getaran atom-
atom yang terikat dalam molekul tersebut. Jadi molekul ini dikatakan berada dalam keadaan
vibrasi tereksitasi (excited vibration state). Panjang gelombang eksak dari absorpsi oleh suatu
tipe ikatan tertentu bergantung pada jenis getaran dari ikatan tersebut. Oleh karena itu untuk
tipe ikatan yang berbeda (seperti C-H, C-C, O-H) menyerap radiasi inframerah pada panjang
gelombang yang berbeda yang khas.

Suatu ikatan dalam sebuah molekul dapat menjalani lebih dari satu jenis osilasi,
sehingga pun dapat menyerap energi pada lebih dari satu jenis panjang gelombang. Misalnya
jenis ikatan O-H menyerap energi pada panjang gelombang 3 mm (bilangan gelombang 330
cm-1) yang menyebabkann kenaikan vibrasi ulur (stretching vibration) ikatan O-H tersebut, di
samping itu juga menyerap energi pada panjang gelombang 8 mm (bilangan gelombang 1250
cm-1) yang menyebabkan kenaikan vibrasi tekuk (bending vibration).

Gambar 1.4.1 Bentuk-bentuk vibrasi ikatan kimia

Jumlah energi yang diserap oleh suatu ikatan bergantung pada perubahan dalam
momen ikatan seperti vibrasi atom-atom yang saling berikatan. Makin besar perubahan dalam
momen ikatan mengakibatkan serapan sejumlah energi juga semakin besar. Ikatan non polar

Spektroskopi Inframerah dan NMR 5


tidak (sangat kecil) menyerap radiasi inframerah karena tidak ada perubahan momen ikatan
apabila atom-atom saling berisolasi. Ikatan non polar (seperti C-C) relative menyebabkan
serapan yang lemah, berbeda dengan ikatan polar seperti C=O menunjukkan serapan yang
kuat.

1.5 Spektrum Inframerah

Tabel Spektrum Sinar IR

Posisi Absorpsi
No Gugus Senyawa Panjang Gelombang Bilangan
(m) Gelombang (cm-)
1. C=O Keton 5,70-5,87 1705-1750
2. C=O Aldehida 5,75-5,80 1720-1740
3. C=O Asam Karboksilat 5,80-5,88 1700-1725
4. C=O Ester 7,7-9,1 1110-1300
5. C=C Alkena 5,8-6,2 1600-1700
6. C=O Amida 1630-1690
7. C C alkuna 4,4-4,8 2100-2250
8. N-H Amida 3,0-3,5 3140-3320
9. O-H Alkohol 2,7-3,3 3000-3700
10. O-H Alkohol Asam 2,7-3,0 2500-2700
11. C-O-C Eter 7,5-9,5 1230-1270
11. CN Oksim 1640-1690
12. -N3 Azida 2120-2160
13. CX Haloalkana 7-20 500-1430
14. C-C Alkana 2853-2962
15. C-H Aldehida 4,0-4,5 2700-2900
16. -N=C=N Diimida 5,0-5,5 2130-2155
17. SH Sulfur 2500-2700
18. -N=N- Azo 6,5-7,5 1575-1630
19. S-H Thiol 2550

Spektroskopi Inframerah dan NMR 6


20. Nitril 2250

21. -C-NO2 Nitro 1550-1570


22. -C-NO2 Nitro Aromatik 1300-1570

A. Etanol

Pita absorpsi untuk ikatan O-H yang terdapat pada alkohol berada pada bilangan
gelombang (frekuensi) yang lebih besar daripada pita absorpsi untuk ikatan O-H yang
terdapat dalam asam, yaitu sekitar 3230-3550 cm-1. Puncak serapan ini akan terjadi pada
bilangan gelombang yang lebih besar lagi jika alkohol ini tidak terikat dengan ikatan
hidrogen, seperti alkohol dalam bentuk gas.

Perhatikan bahwa penyerapan karena ikatan C-H hanya sedikit dibawah 3000cm-1, dan juga
pada puncak-puncak serapan sekitar 1000-1100cm-1, dimana salah satunya disebabkan oleh
ikatan C-O. Spektrum etanol tampak pada Gambar 1.5.1

Gambar 1.5.1 Spektrum IR Etanol

Spektrum infra-merah golongan ester

Etil etanoat

Spektroskopi Inframerah dan NMR 7


Gambar 1.5.2 Spektrum IR Etiletanoat

Gambar 1.5.2 menunjukkan spektrum IR etiletanoat. Pada spektrum ini puncak


serapan oleh O-H hilang sama sekali. Puncak serapan pada frekuensi 1740 cm -1 menunjukkan
keberadaan ikatan rangkap C=O. Puncak serapan pada daerah 1000-1300cm-1 menunjukkan
adanya ikatan tunggal C-O. Beberapa tabel data ada yang memutuskan bahwa penyerapan
dari 1230-1250 adalah karena ikatan C-O pada sebuah etanoat

B. Spektrum infra merah golongan keton

Propanon

Gambar 1.5.3 Spektrum IR Propanon

Spektroskopi Inframerah dan NMR 8


Spektrum ini sangat mirip dengan spektrum infra-merah etiletanoat atau ester. Karena tidak
ada puncak serapan yang disebabkan oleh ikatan O-H, dan karena adanya puncak serapan
kuat yang disebabkan oleh ikatan C=O pada daerah sekitar 1700cm-1 (Gambar 1.5.3)

C. Spektrum infra-merah golongan asam hidroksil

Asam 2-hidroksipropanoat (asam laktat)

Gambar 1.5.4 Spektrum IR asam-2-hidroksipropanoat

Spektrum ini sangat menarik, karena mempunyai dua macam ikatan O-H dimana yang
satu terikat pada asam dan yang satunya lagi merupakan 'alkohol' yang terikat pada rantai
golongan -COOH. Puncak serapan untuk ikatan O-H dalam golongan asam timbul pada
daerah sekitar 2500-3300 cm-1, sedangkan yang terikat pada rantai (alkohol) pada daerah
sekitar 3230-3550 cm-1. Bila digabungkan, akan menjadi lembah dengan jangkauan yang
sangat besar meliputi daerah 2500-3550 cm-1. Puncak serapan ini juga tumpang-tindih dengan
pita serapan yang disebabkan oleh ikatan C-H. Perhatikan juga bahwa keberadaan ikatan
C=O yang kuat pada daerah sekitar 1730 cm-1. Spektrum IR asam-2-hidroksipropanoat dapat
pada Gambar 1.5.4

Spektrum infra-merah amina primer

1-aminobutana

Spektroskopi Inframerah dan NMR 9


Gambar 1.5.5 Spektrum IR 1-amino butana

Pada spektrum infra merah senyawa 1-aminobutana (Gambar 1.5.5) tampak pita
serapan kembar pada daerah sekitar 3100-3500 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan N-H.
Pita kembar ini merupakan karakteristik dari amina primer. Selain itu ikatan N-H ini
diperkuat dengan adanya pita serapan pada daerah sekitar 1620 cm-1 yang merupakan pita
vibrasi tekuk dari ikatan N-H. Selain itu pita serapan menengah sampai lemah pada daerah
sekitar 1250-1020 cm-1 merupakan pita vibrasi uluran dari ikatan C-N.

1.6 Penafsiran Spektra Inframerah

Para ahli kimia telah mempelajari ribuan spektra inframerah dan menentukan panjang
gelombang absorpsi masing-masing gugus fungsi. Dari hasil penyelidikan tersebut berhasil
dibuat peta korelasi (cerrelation chart) seperti gambar terlampir.
Daerah serapan antara 1400-4000 cm-1 (2,5-7,1 mm) bagian kiri spektrum inframerah
merupakan daerah khas yang berguna untuk identifikasi gugus fungsional senyawa kimia.
Daerah ini menunjukkan serapan yang disebabkan oleh modus uluran. Daerah sisi kanan
1400 cm-1 pada umumnya agak rumit dianalisis sebab baik modus uluran maupun modus
tekukan terjadi di daerah tersebut.
Dalam daerah ini biasanya korelasi antara pita serapan dengan suatu gugus fungsi
spesifik sulit ditentukan dengan cermat, namun tiap senyawa organik mempunyai serapan
yang khas sehingga daerah ini biasa disebut daerah sidik jari (fingerprint region). Misal
senyawa n-oktana dan 2-metilheptana, keduanya adalah isomer, memiliki rumus molekul
yang sama (C8H18), tetapi keduanya mamiliki struktur yang berbeda. Perbedaan struktur ini

Spektroskopi Inframerah dan NMR 10


dapat diamati dengan spektrum inframerah, tepatnya pada daerah sidik jari spektrum tersebut,
seperti tampak dalam Gambar 1.6.1

Gambar 1.6.1 Spektrum inframerah n-oktana


Senyawa alkohol dan amina menunjukkan serapan uluran OH dan NH yang cukup
jelas pada 3000-3700 cm-1 (2,7 3,3 mm), dikiri serapan CH. Dan juga menunjukkan serapan
C-O dan C-N dalam daerah sidik (900-1300 cm -1), namun pada pita ini tidak selalu mudah
diidentifikasikan sebab banyak kemungkinan peak yang lain. Spektrum inframerah untuk
amina primer (ada 2 atom H pada atom N), nampak peaknya kembar, untuk amina sekunder,
nampak peaknya tunggal, sedangkan amina tertier tidak memberikan serapan.

1.7 Spektroskopi Resonansi Magnetik Nuklir

Spektrum inframerah suatu senyawa memberikan gambaran mengenai gugus


fungsional dalam sebuah molekul organik. Spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR)
memberikan gambaran mengenai jenis atom, jumlah, maupun lingkungan atom hidrogen (1H
NMR) maupun karbon (13C NMR).
Spektroskopi NMR didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti-inti
tertentu dalam molekul organik, apabila molekul tersebut berada dalam medan magnet yang
kuat.
A. Asal usul gejala NMR
Inti-inti atom unsur-unsur dapat dikelompokkan sebagai mempunyai spin atau tidak
mempunyai spin. Suatu inti berspin akan menimbulkan medan magnet kecil, yang
ditunjukkan oleh suatu momen magnet nuklir, berupa suatu vektor. Diantara inti-inti yang
lebih umum yang memiliki spin dan tidak memiliki spin antara lain :

Spektroskopi Inframerah dan NMR 11


Untuk setiap inti yang memiliki spin, jumlah kedudukan spin adalah tertentu dan
ditentukan oleh bilangan kuantum spin inti I. Bilangan ini adalah tetap untuk setiap inti.
Untuk inti dengan bilangan kuantum spin I, terdapat kedudukan spin berjumlah 2I + 1
yang berkisar dengan perbedaan dari + I hingga I. Kedudukan spin individu sesuai dengan
urutan I, (-I +1),.....(I-1), I.
Sebagai contoh (inti hidrogen) mempunyai bilangan kuantum spin I = maka akan
mempunyai kedudukan spin ( 2 x (1/2) + 1 = 2) untuk intinya = -1/2 dan + . Untuk klor, I =
3/2, maka terdapat kedudukan spin 2 (3/2) + 1 = 4, untuk intinya : -3/2, -1/2, + , dan + 3/2.
Bila tidak ada medan magnet yang diberikan, semua kedudukan/ tingkatan spin dari
suatu inti mempunyai tenaga yang sama, dengan arah tidak beraturan.
Bila medan magnet digunakan, maka setiap inti yang berputar menghasilkan medan
magnet, dengan arah momen magnet menjadi searah ( atau + 1/2) atau berlawanan arah (
atau -1/2) terhadap Bo (medan magnet luar)

Kedudukan spin + () mempunyai tenaga rendah karena ia searah dengan medan,


sedangkan kedudukan spin ( ) mempunyai tenaga tinggi karena ia berlawanan dengan
medan yang digunakan. Hingga pada penggunaan medan magnet kuat, kedudukan spin
dipecah menjadi dua kedudukan dengan tenaga yang berbeda.

Spektroskopi Inframerah dan NMR 12


Supaya terjadi transisi proton dari keadaan spin yang satu ke keadaan spin yang
lainnya, sampel dapat ditempatkan didaerah medan magnet yang kekuatannya tetap Bo dan
frekuensi mengisolasi komponen vektor magnet radiasi elektromagnet diubah-ubah sampai
dicapai resonansi.

Cara lain, menggunakan frekuensi radiasi elektromagnet yang tetap dan medan
magnet diubah ubah sampai dicapai keadaan resonansi. Cara ini dari segi pelaksanaan lebih
memuaskan. Digunakan frekuensi pengosilasi yang tetap dan medan magnet diubah-ubah
perlahan-lahan sampai dicapai keadaan resonansi.

Dengan menggunakan frekuensi pengosilasi tetap sebesar 60MHz diperlukan medan


magnet sebesar kurang lebih 14000 gauss untuk resonansi proton. Medan magnet (Bo) yang
sangat besar digunakan untuk menjamin didapatnya pemisahan tingkat energi yang dapat
diukur. Makin besar medan magnet yang digunakan, makin besar perbedaan tenaga antara
kedudukan-kedudukan spin yang ada : E = f (Bo) Besarnya pemisahan tingkatan tenaga
juga tergantung pada inti yang terlibat.
Setiap inti (hidrogen atau karbon) mempunyai perbedaan momen magnetnya dengan
momentum angularnya, karena setiap inti mempunyai perbedaan muatan dan massa.
Perbandingan ini disebut perbandingan giromagnet () , adalah tetap untuk setiap inti dan
menentukan ketergantungan tenaga terhadap medan magnet. Frekuensi angular (frekuensi
larmor) gerakan presisi dinyatakan :

o= Bo E = (h/2) Bo

= perbandingan giromagnetik (tergantung pada jenis inti)

E = h = ( /2) Bo

1.8 Macam macam Medan Magnet Molekular Imbasan


A. Medan yang diimbasoleh electron sigma

Spektroskopi Inframerah dan NMR 13


Atom hidrogen dalam suatu senyawa organic selalu terikat dengan ikatan sigma, baik pada
karbon, oksigen atau atom lain. Medan magnet luar akan mengakibatkan electron-electron
sigma ini beredar; akibatnya adalah timbulnya medan magnet molecular kecil yang melawan
H0 .
B. Medan terimbas oleh electron Pi

Dalam benzene, electron pi terdelokasi di sekitar cincin. Dibawah pengaruh medan magnet
luar, electron pi ini berputar mengitari cincin. Sirkulasi ini yang disebut denganarus cincin,
mengimbas suatu medan magnet molecular dengan geometri.
1.9 Mencacah Proton
A. Proton ekuivalen dan non ekuivalen
Proton ekuivalen yang berada dalam lingkungan magnetic dalam sebuah molekul,
mempunyai geseran kimia yang sama dalam spectrum nmr. Sedangkan proton yang berada
dalam lingkungan magnetic yang berbeda, akan mempunyai gesekan kimia yang berlainan
dan dikatakan sebagai proton non ekuivalen.
B. Area dibawah Peak
Jika area dibawah peak pada spektrum nmr diukur akan dijumpai bahwa luas-luas itu
proporsional menurut banyaknya proton yang menimbulkan peak-peak itu. Kebanyakan
spectrometer nmr dilengkapi dengan integrator, yang memberikan isyarat yang menunjukkan
luas relatif dibawah peak dalam spektrum tersebut. Integrasi muncul dalam deretan anak
tangga yang digambarkan bertumpuk dengan spektrum nmr-nya, tinggi anak tangga setelah
setiap peak berbanding lurus dengan luas di bawah peak itu. Dari tinggi-tinggi relatif anak
tangga pada kurva integrasi ini, luas relative dibawah peak dapat ditetapkan.

Spektroskopi Inframerah dan NMR 14


1.10 Kopling Spin Spin
Tingkat energi inti atau magnet-magnet sangat kecil yakni proton, terbelah menjadi
keadaan berenergi tinggi dan rendah. Selain itu, tingkat-tingkat energi ini membelah lebih
lanjut karena interaksi dengan inti tetangganya. Pembelahan ini sangat kecil tetapi akan
memiliki akibat yang penting. Pada Pembelahan ini hanya tergantung pada interaksi inti-inti.
Bila spektrum 1H NMR etanol diukur dengan kondisi lebih baik, signal CH 3- dan CH2-
tebelah menjadi multiplet. Pembelahan ini karena adanya kopling spin-spin antar proton.
Spektra yang menunjukkan pembelahan kopling spin-spin ini disebut spektra resolusi tinggi.
Sedang spektra yang tidak menunjukkan pembelahan ini disebut spektra resolusi rendah.
Beberapa informasi yang paling berguna untuk penentuan struktur dalam spektrum
NMR satu dimensi berasal dari kopling J-kopling atau skalar (kasus khusus kopling spin-
spin) antara inti NMR aktif. Kopling ini muncul dari interaksi spin negara yang berbeda
melalui ikatan kimia dari molekul dan hasil pemisahan signal NMR. Kopling ini memberikan
wawasan yang rinci ke dalam konektivitas atom dalam molekul.

Kopling untuk setara n (spin ) inti membagi signal ke dalam multiplet n +1 dengan
rasio intensitas berikut segitiga Pascal. Kopling untuk berputar tambahan akan menyebabkan
belahannya lebih lanjut dari masing-masing komponen, misalnya multiplet kopling spin yang
berbeda untuk dua inti dengan konstanta kopling secara signifikan berbeda akan
menyebabkan doublet dari doublet. Perhatikan bahwa kopling antara inti yang secara kimiawi
sama yaitu, memiliki pergeseran kimia yang sama tidak memiliki efek spektrum NMR dan
kopling antara inti yang jauh, biasanya lebih dari 3 obligasi terpisah untuk proton dalam
molekul fleksibel, biasanya terlalu kecil menyebabkan belahannya diamati. Long-range
kopling selama lebih dari tiga obligasi sering dapat diamati dalam siklik dan senyawa
aromatik, yang mengarah ke pola membelah lebih kompleks.
Misalnya, dalam spektrum proton untuk etanol, kelompok CH 3 dibagi menjadi triplet
dengan rasio intensitas 01:02:01 oleh dua proton CH 2 tetangga. Demikian pula, CH2 dibagi
menjadi kuartet dengan rasio intensitas 1:3:3:1 oleh tiga tetangga CH 3 proton. Pada
prinsipnya, dua proton CH2 juga akan dibagi lagi menjadi doublet untuk membentuk doublet
dari kuartet oleh proton hidroksil, tetapi pertukaran antarmolekul proton hidroksil asam
sering menghasilkan hilangnya informasi kopling.
Kopling dikombinasikan dengan pergeseran kimia dan integrasi untuk proton
memberitahu kita tidak hanya tentang lingkungan kimia inti, tetapi juga jumlah inti NMR
tetangga aktif dalam molekul. Dalam spektrum yang lebih kompleks dengan beberapa puncak
di pergeseran kimia yang sama atau dalam spektrum inti selain hidrogen.

Spektroskopi Inframerah dan NMR 15


Bila suatu molekul diletakkan dalam medan magnet yang kuat, momen magnetik inti
akan sejajar dengan medan magnet. Posisi ini dapat dirubah keadaan setimbang ke keadaan
tereksitasi dengan mengaplikasikan getaran radio frekuensi (RF) . Bila inti kembali
kekeadaan semula, akan memancarkan radiasi RF yang dapat dideteksi Menurut para ahli
kimia organik, nuklida penting yang mempunyai spin inti ialah 1H dan 13C. Sama pentingnya
ialah fakta bahwa isotop karbon dan oksigen yang paling lazim (12C dan 16
O) tidak
mempunyai spin.Nuklida-nuklida yang mempunyai spin dapat dimanfaatkan dalam
spektroskopi NMR, mereka menyerap energi tidak pada radio frekuensi yang sama.
Dalam spektroskopi NMR, suatu medan magnet luar diciptakan oleh suatu magnet
tapal kuda permanen atau suatu elektromagnet. Kuat medan luar ini dilambangkan dengan
H0, dan arahnya dinyatakan oleh sebuah anak panah.
Proton yang bergasing dengan momen magnetik nuklirnya, dalam banyak hal, mirip
dengan suatu batang magnet kecil. Bila molekul yang mengandung atom-atom hidrogen
ditaruh dalam medan magnet luar, maka momen magnet dari tiap inti hidrogen atau proton,
mengambil salah satu dari dua sikap (orientasi) dilihat dari medan magnet luar itu. Kedua
orientasi yang diambil oleh momen magnetik nuklir itu adalah paralel atau antiparalel
terhadap medan luar.
Dalam keadaan paralel, arah momen magnetik proton sama dengan arah medan luar.
Dalam keadaan antiparalel, momen magnetik proton berlawanan arah dengan medan luar.
Pada tiap saat, kira-kira separuh proton dalam suatu contoh dalam keadaan paralel dan
separuh lainnya dalam keadaan anti paralel. Keadaan paralel suatu proton sedikit lebih stabil
daripada keadaan antiparalel. Bila dikenai gelombang radio yang frekuensinya cocok, momen
magnetik dari sebagian kecil proton paralel akan menyerap energi dalam membalik atau
jungkir balik (flip), menjadi berkeadaan antiparalel yang energinya lebih tinggi. Banyaknya
energi yang diperlukan untuk membalik momen magnetik sebuah proton dari paralel ke
antiparalel, bergantung sebagian pada besarnya H0. Jika H0dibesarkan, inti itu lebih bertahan
untuk dijungkirbalikkan dan diperlukan radiasi berfrekuensi lebih tinggi (berenergi lebih
tinggi).
Bila gabungan khusus antara kuat medan magnet luar dan radio frekuensi,
menyebabkan suatu proton berpindah dari keadaan paralel ke keadaan antiparalel, maka
dikatakan proton itu dalam resonansi (ini resonsi macam lain, bukan seperti resonansi
struktur benzen). Istilah resonansi magnetik nuklir (NMR) berarti Inti-inti dalam
resonansi dalam medan magnet.
Jadi, adanya resonansi magnetik nuklir itu diakibatkan oleh penyerapan radiasi
elektromagnetik (daerah radiofrekuensi) oleh proton-proton dalam suatu magnet (H0), yang

Spektroskopi Inframerah dan NMR 16


membalik dari keadaan spin paralel ke antiparalel, atau dengan kata lain, spektoskopi NMR
didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti-inti tertentu dalam molekul organik,
apabila molekul ini berada dalam medan magnet yang kuat.

1.11 Pola Pemisahan


a. Singlet
Merupakan sebuah puncak tunggal yang ditunjukkan oleh sebuah proton yang tak memiliki
proton tetangga yang secara magnetic tak ekuivalen dengannya.

b. Doblet
Merupakan sebuah proton yang memiliki satu proton tetangga yang tak ekuivalen dengannya,
akan memberikan suatu isyarat yang terbelah menjadi satu puncak rangkat atau double.

c. Triplet
Apabila sebuah proton mempunyai tetangga berupa dua proton yang ekuivalen satu sama

Spektroskopi Inframerah dan NMR 17


lain, tetapi tidak ekuivalen dengan dirinya, maka isyarat nmr (dari) Ha adalah suatu triplet
(2+1 = 3). Jika kedua proton itu yang ditandai dengan Hb, ekuivalen, maka keduanya
memberikan satu sinyal yang terpisah oleh Ha menjadi suatu doblet.
d. Kuartet

e. Faktor lain yang mempengaruhi pola pemisahan

Kebanyakan spectra nmr bersifat lebih kompleks dari pada contoh-contoh yang telah disebutkan.
Kekompleksan timbul karena sejumlah factor. Besarnya gesekan kimia menambah kekompleksan.
Pola pemisahan n+1 akan benar-benar Nampak dalam suatu spektrum nmr hanya jika isyarat untuk
proton-proton terkopling terpisah satu dari yang lain oleh geseran kimia yang cukup besar. Bila
gesekan kimia terlalu dekat, peak tengah suatu multiplet terlalu tinggi, sementara peak pinggir akan
mengecil.

Spektroskopi Inframerah dan NMR 18


1.12 Diagram Pemisahan Spin Spin

1.13 Spektroskopi Nmr Karbon-13

Spektroskopi Inframerah dan NMR 19


Carbon-13NMRCarbon-13 NMR (atau 13C NMR atau carbon NMR) adalah aplikasi
spektroskopi NMR khusus atom karbon. 13C NMR analog dengan proton NMR dan
memungkinkan identifikasi atom karbon dalam molekul organic. 13C NMR adalah instrumen
penting untuk elusidasi struktur kimia dalam bidang kimia organik. 13C NMR hanya
mendeteksi isotop 13C, yang keberadaannya di alam hanya 1,1%, karena isotop utama
12CtidakterdeteksiolehNMR.
Implementasi
13C NMR memiliki sejumlah kesulitan yang tidak ditemui pada proton NMR. 13C
NMR kurang sensitif terhadap karbon, dibandingkan 1H NMR terhadap hidrogen, karena
isotop utama karbon, isotop 12C, tidak aktif magnet dan tidak terdeteksi NMR. Hanya isotop
13C, yang keberadaannya di alam hanya 1.1%, yang aktif magnet dan terdeteksi oleh NMR.
Selain itu, hanya sedikit inti 13C yang beresonansi di medan magnet, hal ini dapat diatasi
dengan pengayaan isotop, misalnya sampel protein. Secara umum, reseptivitas 13C 4 tingkat
lebih rendah daripada 1H.
Kesulitan yang lain diakibatkan keberadaan ikatan J-coupling antara karbon dan
hidrogen (sekitar 100-250 Hz). Untuk menekan coupling ini, yang akan meramaikan spektra
dan mengurangi sensitivitas, spektra karbon NMR adalah proton yang tidak di-coupling
untuk menghapus pecahan sinyal. Coupling antar karbon dapat diabaikan karena minimnya
jumlah 13C di alam. Sehingga berbeda dari spektra proton NMR yang memiliki multiplet
untuk tiap proton, spektra karbon NMR memperlihatkan puncak tunggal untuk setiap atom
karbon.

Gambar 8.11 SpektraC-13NMR dariVanilin

Spektroskopi Inframerah dan NMR 20


Perbedaan lain dari 1H NMR, intensitas sinyal tidak proporsional dengan jumlah 13C
atoms, tetapi tergantung pada jumlah spin yang mengelilinginya (biasanya 1H). Spektra dapat
dibuat secara kuantitatif jika diperlukan, dengan cara membiarkan inti beristirahat di antara
pemindaian berulang.
Medan magnet tinggi dengan lobang internal untuk pemasukan tabung besar
(umumnya berdiameter 10 mm untuk 13C NMR , lebih besar dari 5 mm pada 1H NMR),
sebagai tempat reagen relaksan, Sebagai contoh, Cr(acac)3 (chromium (III) acetylacetonate,
CAS bernomor 21679-31-2), dan urutan denyut yang tepat telah mengurangi waktu yang
diperlukan untuk memperoleh spektra kuantitatif dan menjadikan teknik carbon-13 NMR
umum digunakan di laboratorium industri. Kegunaan teknik ini bervariasi dari kuantifikasi
kemurnian obat hingga penetapan komposisi polimer sintetik molekul BM tinggi.
Geseran kimia 13C mengikuti prinsip sebagaimana 1H, meskipun range tipikal geseran kimia
jauh lebih besar daripada 1H (sekitar 20 kali). Standar referensi geseran kimia untuk 13C
adalah tetramethylsilane (TMS), di mana geseran kimianya dianggap 0.0 ppm.

Tabel Data Spektrum NMR

Proton Chemical Shift (NMR-H)


No Tipe Proton Pergeseran Kimia (ppm)

1. (CH3)4Si 0

2. -CH3 0,9

3. -CH2- 1,3

4. 1,4

5. 1,7

Spektroskopi Inframerah dan NMR 21


6. 2,1

7. 2,3

8. 2,4

9. 3,3

10. 4,7

11. 5,3

12. 6,5-8

13. 9-10

14. 2,5-4

15. 2,5-4

16. 3-4

17. 4-4,5

18. RNH2 Variable, 1,5-4

Spektroskopi Inframerah dan NMR 22


19. ROH Variabel, 2-5

20. ArOH Variabel, 4-7

21. Variable, 10-12

Spektroskopi Inframerah dan NMR 23


Carbon-13 Chemical Shift (NMR-C)

No Tipe Karbon Pergeseran Kimia (ppm)

1. (CH3)4Si 0

2. 8-35

3. 15-50

4. 20-60

5. 30-40

6. 65-85

7. 100-150

8. 110-170

9. 0-40

10. 25-65

11. 35-80

12. 40-60

Spektroskopi Inframerah dan NMR 24


13. 50-80

14. 165-175

15. 175-185

16. 175-185

17. 190-200

18. 205-220

Spektroskopi Inframerah dan NMR 25


BAB II
KESIMPULAN
Senyawa organic dapat menyerap radiasi elektromagnetik pada berbagai panjang
gelombang. Absorbsi daerah inframerah mengakibatkan eksitasi vibrasi dari ikatan-ikatan.
Setiap ikatan membutuhkan energy untuk eksitasi vibrasi dalam jumlah yang berbeda-
beda.
Resonansi magnetic nuklir diakibatkan oleh penyerapan radiasi elektromagnetik oleh
proton-proton dalam suatu medan magnet yang membalik dari keadaan spin parallel ke
antiparalel.
Pemisahan spin dari suatu pita absorbs diakibatkan oleh keadaan-keadaan spin proton tak
ter-ekuivalen tetangganya.
Jarak antara dua peak sebarang dalam suatu pita terutai disebut tetapan kopling J, untuk
proton yang terkopling nilai J sama.
Luas dibawah pita absorpsi keseluruhan berbanding lurus dengan jumlah relative proton-
proton yang menimbulkan isyarat ini.

Spektroskopi Inframerah dan NMR 26

Anda mungkin juga menyukai