TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1.
kondisi sampah
2.2 Pantai Kuta dan sekitarnya selalu penuh dengan sampah setiap akhir
tahun sejak tahun 2012 hingga saat ini. Sampah-sampah itu pada
umumnya adalah sampah kiriman akibat fenomena angin musim barat
yang bertiup dari wilayah barat ke timur. Selama angin musim barat
berembus, Pantai Kuta dan sekitarnya akan selalu menjadi tempat
menumpuknya sampah kiriman dari laut dan muara sungai-sungai
terdekat. Mengingat lokasinya berada di teluk, Pantai Kuta dan sekitarnya
menjadi titik berkumpulnya sampah kiriman dari berbagai daerah di Pulau
Bali dan Pulau Jawa (lokasi Pantai Kuta sebagaimana gambar di bawah ini).
Beberapa kondisi pencemaran sampah kiriman di Pantai Kuta dan sekitarnya sebagai berikut:
1. Fenomena alam kiriman sampah ke Pantai Kuta mulai bulan Desember 2014 dan
diperkirakan akan terus berlangsung hingga bulan April 2015;
2. Total sampah sampai ahir Januari 2014 sebanyak 1700 ton, dengan rata-rata
timbulan sampah 30 ton/hari;
4. Sampah didominasi batang kayu dan bambu yang berukuran besar dan panjang serta
sampah plastik rumah tangga
- pengambilan sampah dilakukan setiap harinya dengan menggunakan 4 wheel loader dan
truk sampah dengan melibatkan sekitar 1000 personil yang terdiri dari pemda, masyarakat
dan kalangan perhotelan;
- Sejak tahun 2013, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Badung telah
menyiapkan standar operasional dalam mengatasi sampah, yakni membentuk Unit Reaksi
Cepat yang bekerja sama dengan desa adat Kuta.
Sampah kiriman ke Pantai Kuta dan sekitarnya merupakan fenomena alam yang pasti datang
setiap tahunnya, untuk itu diperlukan penanganan yang proaktif. Hal ini harus dipikirkan
tidak hanya oleh pemerintah kabupaten, tetapi juga oleh propinsi dan pusat. Semua pihak
harus turut berpartisipasi termasuk pihak swasta yakni pengelola akomodasi pariwisata di
Kuta. Langkah preventif atau pencegahan juga perlu dilakukan, misalnya dengan tidak
membuang sampah ke sungai dan menjaga kebersihan sungai di masing-masing kabupaten.
Hal ini semakin menegaskan bahwa persoalan lingkungan tidak hanya dibatasi oleh batas-
batas administrasi.