Enzim
Enzim
Virdan.2014fk005@civitas.ukrida.ac.id
Mengetahui Struktur dan Karakteristik Enzim serta Memilih Metode Uji yang Sesuai
Karakteristik Enzim
Abstrak
Enzim adalah protein yang mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia. Peran enzim sebagai
biokatalisator sangat berpengaruh terhadap peristiwa-peristiwa dalam tubuh. Hal ini
karena enzim sebagai determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya suatu
peristiwa fisiologik, yang memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan
penyakit. Sehingga, dalam keadaan-keadaan tertentu kerja enzim akan mengalami
perubahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim yaitu: suhu, pH,
koenzim, inhibitor. Kerja enzim model loock and key (pengunci dan kunci). Hanya
bagian tertentu dari molekul enzim yang dapat mengikat substrat. Enzim juga terdiri dari
protein dan asam amino. Terdapat kira-kira 20 asam amino, tetapi masing masing protein
mengandung hanya beberapa asam amino tersebut. Asam amino adalah senyawa organik
yang mengandung gugus amino (NH2), sebuah gugus asam karboksilat (COOH), dan
salah satu gugus lainnya, terutama dari kelompok 20 senyawa yang memiliki rumus dasar
NH2CHRCOOH, dan dihubungkan bersama oleh ikatan peptida untuk membentuk
protein. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menguji kadar protein, seperti:
Reaksi biuret, Reaksi ninhidrin, Reaksi xantoprotein, dan lain-lain. Dan dalam makalah
ini ada juga dibahas mengenai tahap isolasi.
Kata kunci: Enzim, model lock and key, protein, asam amino, tahapan isolasi protein.
Abstract
Enzymes is a protein that catalyze the biochemical reactions. The role
of enzymes as a biokatalisator very influential on the events of inside
the body. This because enzymes as a determinant that specifies the
speed of the occurrence of an event physiological, that plays a central
role in health problem and disease. Thus, in specific circumstances
enzymes work will be amended. There are several factors that affect
the enzymes work, namely: temperature, pH, coenzyme, inhibitor. Of
work Loock models and key enzyme (lock and key). Just a specific parts
of enzyme molecules that can bind to the substrate. The enzyme is
also composed of proteins and amino acids. There are about 20 amino
acids, but each protein contains only a few amino acids. Amino acids
are organic compounds containing an amino group (NH2), a carboxylic
acid group (COOH), and one of the other groups, especially from the
group of compounds having the formula 20 NH2CHRCOOH basis, and
linked together by a peptide bond to build proteins. There are some
way that can be used to test the protein content, such as biuret
reaction, ninhydrin reaction, Xanthoproteic reaction, and others. And in
this paper there are also discussed about the isolation stage.
Keywords: Enzymes, models lock and key, proteins, amino acids, protein isolation stages.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Setiap makhluk hidup di bumi pasti tersusun atas sel-sel yang berperan aktif dalam proses
metabolisme. Dalam proses metabolisme ini tentunya membutuhkan zat-zat seperti protein,
karbohidrat, vitamin, dan bahan lainnya untuk membantu proses metabolisme itu sendiri.
Suatu organisme hidup adalah rakitan menakjubkan dari reaksi kimia. Masing-masing reaksi
seolah berjalan sendiri tapi memberi sumbangan untuk kehidupann organisme sebagai suatu
kesatuan. Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan lintasan metabolik yang
dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara
memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan.
Katalisator inilah yang disebut dengan enzim.
Peran enzim sebagai biokatalisator sangat berpengaruh terhadap peristiwa-peristiwa dalam
tubuh. Hal ini karena enzim sebagai determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya
suatu peristiwa fisiologik, yang memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan
penyakit. Sehingga, dalam keadaan-keadaan tertentu kerja enzim akan mengalami perubahan.
Dalam keadaan tubuh yang kurang seimbang, atau tubuh yang kurang sehat, reaksi-reaksi yang
terjadi di dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Hal ini disebabkan kerja enzim tidak
terkoordinasi dengan cermat. Sementara dalam keadaan sehat , semua proses fisiologis akan
berlangsung dengan baik serta teratur. Penulis tertarik membahas tentang bagian bagian enzim
seperti protein, faktor tang mempengaruhi proses kerja enzim, dan lain-lain. Untuk itu,
pemahaman selengkapnya tentang enzim akan dibahas dalam makalah ini.
ISI
1. Enzim
Enzim adalah protein yang mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia. Enzim biasanya terdapat dalam
sel dengan konsentrasi yang sangat rendah, dimana mereka dapat meningkatkan laju reaksi tanpa
mengubah posisi kesetimbangan; artinya, baik laju reaksi maupun laju reaksi kebalikannya
ditingkatkan dengan kelipatan yang sama. Kelipatan ini biasanya di sekitar 10 3 sampai 1012.1
Enzim juga dapat menurunkan barier energy aktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung dalam
kondisi normal yang ada pada sel hidup. Enzim dapat mempercepat tingkat reaksi ang
sebenarnya terjadi. Tetapi jauh lebih lambat.2
Inhibitor
Kinerja enzim bisa terhambat oleh adanya zat lain. Zat yang menghalangi kerja enzim
dinamakan inhibitor. Inhibitor dapat menghalangi kerja enzim secara tetap atau hanya untuk
semnetara. Inhibitor enzim dibedakan menjadi 2 jenis, antara lain inhibitor kompetitif dan
inhibitor nonkompetitif:3
a. Inhibitor kompetitif
Inhibitor kompetitif merupakan molekul penghalang yang bersaing dengan substrat untuk
memperoleh sisi aktif enzim. Misalnya, sianida bersaing dengan oksigen agar
memperoleh hemoglobin dalam rantai respirasi terakhir. Penghambatan yang dilakukan
oleh inhibitor kompetitif sifatnya sementara dan bisa diatasi dengan menambah
konsentrasi substrat.
b. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor nonkompetitif yaitu molekul penghambat enzim yang cara kerjanya dengan
menempelkan diri pada bagian luar sisi aktif enzim. Sehingga, bentuk enzim mengalami
perubahan dan sisi aktif enzim tidak bisa berfungsi. Hal ini membuat enzim substrat tidak
bisa masuk ke sisi aktif enzim. Inhibitor nonkompetitif enzim sifatnya tetap dan tidak
bisa terpengaruh oleh konsentrasi substrat.
Metabolisme protein
Pencernaan protein dimulai dari lambung dengan enzim pepsin yang memecahkan sekitar
10% dari ikatan peptide dalam protein dan menghasilkan protein yang lebih kecil
(polipeptida). Selanjutnya dalam usus halus, enzim-enzim yang dihasilkan oleh pangkreas,
seperti tripsin, kemotripsin, menyempurnakan penguraian polipeptida menjadi asam amino.
Asam amino tersebut kemidian diserap melalui dinding usus halus dan dialirkan ke jaringan
jaringan yang memerlukan asam amino tersebut. Didalam tubuh, asam amino tersebut dapat
digunakan untuk membangun protein yang khas, atau dapat juga dioksidasi untuk
menghasilkan energy (mengikuti rangkaian metabolisme glukosa yaitu memasuki siklus
TCA).2
A. Asam amino
Asam amino adalah senyawa organik yang mengandung gugus amino (NH2), sebuah gugus asam
karboksilat (COOH), dan salah satu gugus lainnya, terutama dari kelompok 20 senyawa yang
memiliki rumus dasar NH2CHRCOOH, dan dihubungkan bersama oleh ikatan peptida untuk
membentuk protein. Asam amino sering disebut blok bangunan kehidupan. Semua proses
kehidupan tergantung pada protein yang berperan penting dalam tubuh sebagai struktur, pengirim
pesan, enzim, dan hormon. Dua puluh jenis asam amino alami adalah blok bangunan protein,
yang terhubung satu sama lain dalam bangunan rantai. DNA memberitahu tubuh bagaimana
membuat rantai amino dan bagaimana mengurutkannya menjadi jenis protein tertentu. Delapan
dari dua puluh asam amino itu, yang disebut asam amino esensial, tidak dapat disintesis dalam
sel-sel manusia dan harus dikonsumsi sebagai bagian dari diet. Dua belas yang tersisa adalah
asam amino nonesensial. Asam amino adalaah suatu golongan senyawa karbon yang setidak-
tidaknya mengaandung satu gugus karboksil dan satu gugus amino.6
B. Fungsi protein
Fungsi protein sangat penting untuk tubuh manusia setidaknya ada 7 fungsi utama dari protein
untuk manusia yang menopang kehidupan. Perlu diketahui Protein adalah molekul yang sangat
penting dalam sel yang berada pada tubuh kita. Protein dibutuhkan hampir di semua sel tubuh
manusia. Setiap protein dalam tubuh memiliki fungsi tertentu. Protein memiliki peran yang
berbeda antar yang satu dengan yang lainnya. Ada yang berperan untuk gerakan tubuh dan untuk
antibodi terhadap kuman. Protein bervariasi dalam struktur serta fungsi. Berikut ini adalah fungsi
dari protein :7
2. Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul
spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon
dioksida sampai yang sangat rumit seperti reaksi kromoson. Hamper semua enzim menunjukan
daya kualitik yang luar biasa, dan biasanya dapat mempercepat reaksi sampai beberapa juta kali.
Sampai kini lebih dari seribu enzim telah dapat diketahui sifat-0sifatnya dan jumlaha tersebut
terus bertambah. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem
biologis.
5. Pengatur pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul
protein yang saling bergeseran. Pergerakan flagella sperma disebabkan oleh protein.
6. Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein
berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
7. Pertahanan tubuh/Imunisasi
Protein memegang peran utama dalam hal kekebalan tubuh. Disebutkan oleh University of
California, Los Angeles bahwa mereka yang mengonsumsi protein terlalu sedikit akan jauh lebih
mudah terserang penyakit. Dan perlu diketahui bahwa sel darah putih terbuat dari protein. Sel
darah putih ini sendiri dapat membantu mencegah serangan virus dan bakteri di dalam darah.
Beberapa jenis protein yang diperoleh dari susu dan whey juga berfungsi meningkatkan
glutathione, yang berperan sebagai antioksidan dan memerangi bakteri serta virus.
9. Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi
bagain DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.
C. Uji protein
Protein dapat diuji melalui beberapa tes uji, yaitu :8
1) Reaksi biuret
Jika larutan protein encer yang dibuat basa dengan larutan natrium hidroksida ditambah
dengan beberapa tetes dengan larutan tembaga sulfat encer, larutan tersebut akan
berbentuk warnah merah muda sampai violet. Reaksi ini disebut dengan reaksi biuret
sebab warna senyawa yang terbentuk samadengan warna senyawa biuret bila ditambah
larutan natrium hidroksida dan tembaga sulfat.
Warnah merah muda atau merah jambu terbentuk apabila larutan protein yang diselidiki
mempunyai molekul yang besar, misalnya glatin.
Reaksi biuret positif untuk semua jenis protein dan hasil-hasil antara hidrolisisnya jika
masih mempunyai dua atau lebih ikatan peptida, dan negative untuk asam amino.
2) Reaksi ninhidrin
Zat pengoksidasi ninhidrin dengan larutan protein membentuk larutan berwarna ungu
sampai biru. Reaksi berjalan dengan sempurna pada pH 5-7 dan sedikit pemanasan.
Reaksi ini berlaku untuk semua protein, hasil antara hidrolisisnya, dan akhir
hidrolisisnya, yaitu asam amino. Khusus untuk asam amino prolin dan hidroksi prolin
akan terbentuk warna kuning.
3) Reaksi xantoprotein
Protein yang engandung residu asam amino dengan radikal fenil dalam struktur kimianya
(protein yang mengandung asam amino fenilanin atau triosin) jika ditambahkan dengan
asam nitrat pekat akan terbentuk gumpalan warna putih. Pada pemanasan, warna
gumpalan putih tersebut akan berubah menjadi kuning, yang akhirnya berubah menjadi
jingga jika dengan larutan basa. Sebenarnya, proses ini adalah proses nitrasi inti benzena
pada asam amino penyusun protein tersebut. Peroses ini dapat terjadi jika kulit terkena
asam nitrat pekat, yang segera menjadi kuning karena terjadinya proses nitrasi inti
benzena pada asam amino penyusun kulit.
4) Reaksi millon
Reaksi millon digunakan khusus untuk protein yang mengandung asam amino dengan
larutan hidroksi fenil sebagai penyusunnya. Oleh karena itu, reaksi ini khusus untuk
protein yang struktur kimianya mengandung residu tirosin. Jika larutan protein ini
ditambah dengan pereaksi millon (reaksi larutan merkuri nitrit dan merkuri nitrat dalam
campuran asam nitrit dan asam nitrat), gumpalan berwarna putih akan terbentuk dan akan
segera berubah menjadi merah pada pendidihan. Protein derivate skunder, seperti
proteosa dan pepton dengan pereaksi ini pada pemanasan hanya berbentuk larutan
berwarna merah.
5) Reaksi Hopkins Cole
Asam glioksilat dan asam sulfat pekat dapat membentuk larutan pekat berwarna violet
pada penggojlokkan dengan larutan protein yang mengandung residu triptofan dalam
struktur kimianya. Glatin dan protein-protein lain yang tidak mempunyai residu triptofan
dalam struktur kimianya, dengan reaksi Hopkins cole tidak ndapat membentuk warna
violet pada penggojlokkannya. Adanya nitrat, nitrit, dan klorat dapat menganggu jalannya
reaksi Hopkins cole ini.
3. Penggolongan protein.
Protein dapat dikelompokkan berdasarkan komposisi kimia, bentuk, dan fungsi biologis,
antaralain :9
a. Penggolingan protein berdasarkan komposisi kimia
Penggolongan ini adalah penggolongan berdasarkan komposisi kimianya, protein
sederhana adalah protein yang tersusun atas satuan asam amino saja. Protein
terkonjugasi adalah protein yang tersusun atas sejumlah asam amino dan yang
bukan asam amino. Contoh dari protein yang terkonjugasi adalah hemoprotein,
gliko protein, metalprotein, lipoprotein, dan fosfoprotein.
b. Penggolongan protein berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk molekul protein, ada dua golongan protein, yaitu protein serat
dan protein bujur telur. Perotein serat adalah protein yang berbentuk serat panjag
yang tidak larut dalam air, terdapat dalam kulit, rambut, dan jaringan pengikat.
Protein serat ini terbagi dua, yaitu kolagen dan keratin. Kolagen adalah protein
pokok jaringan pengikat dari tulang, gigi, dan tendon. Keratin adalah protein
pokok dari kulit, kuku, sayap, dan rsmbut.
Protein bujur telur adalah protein yang berbentuk bujur telur atau bulat lonjong
yang larut dalam air, bersifat dinamis, dan mudah berdisfusi. Protein ini terdapat
ddalam enzim, albumin, dan globulin.
c. Penggolongan protein berdasarkan fungsi biologis
Berdasarkan fungsi biologis, protein dibedakan atas 7 golongan, yaitu sebagai
berikut.
a) Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator.
b) Protein transport, yaitu perotein yang berfungsi sebagai pengikat dan
pengangkut. Contohnya, perotein dalam hemoglobin. Hemoglobin dalam
sel darah merah mengikat oksigen dari paru-paru, dan membawanya ke
jaringan periferi. Lipoprotein dalam plasma darah membawa lipid dari hati
ke organ lain. Protein transpor lain terdapat dalam dinding sel dan
menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam
amino, dan nutrien lain melaluai membran ke dalam sel.
c) Protein nutrien dan penyimpanan, ialah protein yang berfungsi sebagi
cadangan makanan. Contohnya ialah protein yang terdapat dalam biji-
bijian seperti gandum, beras, dan jagung. Ovalbumin pada telur dan kasein
pada susu juga merupakan protein nutrien.
d) Protein kontraktil, yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel
dan organisme untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah
aktin dan miosin, yaitu protein yang berperan dalam sistem kontraksi otot
kerangka.
e) Protein struktur, yaitu protein yang berperan sebagai penyangga untuk
memberikan struktur biologi kekuatan atau perlindungan. Contohnya ialah
kolagen, yaitu komponen utama dalam urat dan tulang rawan. Contoh lain
adalah keratin yang terdapat pada rambut, kuku, dan bulu ayam/burung;
fibroin, yaitu komponen utama dalam serat sutera dan jaring laba-laba.
f) Protein pertahanan (antibody), yaitu protein yang melindungi organisme
terhadap serangan oraganisme lain (penyakit). Contohnya adalah
imunoglobin atau antibodi yang terdapat dalam vertebrata. Protein ini
dapat mengenali dan menetralkan bakteri, virus, atau protein asing dari
spesi lain. Fibrinogen dan trombin merupakan protein penggumpal darah
jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular dan toksin bakteri juga tampaknya
berfungsi sebagai protein pertahanan.
g) Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler
atau fisiologi. Contohnya ialah hormon, seperti insulin yang mengatur
metabolisme gula darah. Kekurangan insulin akan menyebabkan penyakit
diabetes. Contoh lain adalah hormon pertumbuhan dan hormon seks.
4. Tahapan isolasi
Ada beberapa tahapan isolasi dalam mengukur kadar enzim yang ada pada tikus putih
sebagai hewan coba, yaitu :10
a) Persiapan hewan coba
Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih.
b) Pengolahan sampel
Dilakukan euthanasia dengancara dislokasi pada bagian leher hewan coba dan
dilakukan pembedahan untuk memisahkan bagian tulang dan daging. Kemudian
dimasukkan kedalam wadah yang berisi larutan phosphate buffer saline-azida
(pbs-azida) pada pH 7,4.
c) Isolasi protein tikus
Isolasi dilakukan dengancara daging dihaluskan dan ditambah dengan sedikit
pasir kuarsa dan digerus dengan menggunakan mortar dalam kondisi dingin
(diatas balok es). Proses penggerusan daging kemudian ditambah dengan
phosphate buffer saline tween phenyl metil sulfonil fluoride (PBSTPMSF)
sebanyak 5 kali folume. Homogenate kemudian dimasukkan kedalam tabung poli
propilen homogenate.kemudian homogenate di vortex dan di sonikasi maing
masing selama 10 menit. Setelah itu disentrifugasi dengan kecepatan 6000 rpm
selama 15 menit, selanjutnya dipisahkan antara endapan dan supernatant. Super
natan ditambahkan etanol absolut dan dimasukkan ke lemari pendingin selama 1
malam hingga terbentuk gumpalan putih. Kemudian supernatant di sentrifugasi
dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit. Setelah itu etanol dibuang dan
diperoleh endapannya. Endapan dikeringkan sampai bau etanool hilang dan
ditambah buffer tris HCl (1:1), kemudian disimpan kedalam freezer suhu -20C.
Penutup
Kesimpulan
Dalam makalah ini dibahas tentang bagai man acara kita untuk mengetahui tantang bagai man
acara mengukur kadar enzim X yang diisolasi dari suatu jaringan tikus untuk memilih metode uji
yang sesuai dengan karakteristik ensim X tersebut yaitu dengan cara: memahami enzim, protein,
metabolism dan struktur protein, fungsi protein, penggolongannya, metode uji protein, dan
tahapan isolasinya.
Penutup
Peran enzim sebagai biokatalisator sangat berpengaruh terhadap peristiwa-peristiwa dalam
tubuh. Hal ini karena enzim sebagai determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya
suatu peristiwa fisiologik, yang memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan
penyakit. Sehingga kita sebagai calon dokter diharuskan mampu mengerti tentang peran enzim
dalam tubuh manusia.
Daftar pustaka
1. Safitri A, editor. Schaums easy out lines Biokimia. Jakarta: erlangga; 2006: h 49.
2. Veldeman J. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004: h 29,308-309.
3. G-excess.com. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Diunduh dari www.g-
excess.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kerja-enzim.html, 23 desember 2014.
4. Komalasari, editor. Anatomi dan fisiologi. Ed 10. Jakarta: EGC;2004:h 359.
5. Yuwono T. Biologi molekuler. Jakarta: erlangga;2010: h24-25
6. Kamus kesehatan. Asam amino. Diunduh dari kamuskesehatan.com/arti/asam-amino/, 26
desember 2014.
7. Academia.edu. Fungsi protein. Diunduh dari
www.academia.edu/6291998/fungsi_protein, 26 desember 2014.
8. Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program
strata1 fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC;2009:h 186-187.
9. G-excess.com. Penggolongan protein dan strukturnya. Diunduh dari www.g-
excess.com/penggolongan-protein-dan-strukturnya.html, 26 desember 2014.
10. Triwidya wati, Aulani AM, dan Dyah Ayuoktavianie AP, 2013. Pengaruh induksi lipopili
sakarida (LPS) terhadap profil protein dan aktifitas enzim protaze pada otak tikus putih
(rattus novergicus) brain. Program studi pendidikan dokter hewan, program kedokteran
hewan, universitas Brawijaya.