Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Akhir akhir ini nilai UN bahasa Indonesia mulai turun, baik di

jenjang sekolah dasar maupun sekolah menengah. Pada tahun 2010 Nilai

UN bahasa Indonesia terendah ditemukan pada salah satu sekolah

menengah di provinsi Nusa Tenggara Timur. Nilai UN Bahasa Indonesia

tersebut lebih rendah dibandingkan dengan nilai mata pelajaran yang lain

seperti Bahasa Inggris dan matematika. Kasus serupa juga ditemukan pada

rekapitulasi hasil UN tahun 2015 Sekolah menengah Atas bahwa rata- rata

nilai bahasa indonesia seluruh siswa SMA di Indonesia adalah 60% lebih

rendah dari nilai bahasa inggris.


Hal seperti ini perlu diperhatikan karena merupakan masalah yang

begitu besar. Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Persatuan. Jika

pemahaman terhadap bahasa sendiri terbilang rendah, maka sudah mulai

terbentuk rasa ketidakcintaan pada bahasa negara sendiri. Terutama bagi

para generasi muda yang suatu saat nanti akan menjadi pewaris dan

pemimpin negara Indonesia. bahkan mereka lebih menyukai dan

menggunakan bahasa asing untuk berkomunikasi maupun pada proses

pembelajaran seperti lebih tertarik untuk belajar bahasa inggris hingga

pada akhirnya bahasa inggris selalu diutamakan dan menjadi pelajaran

wajib di Indonesia.
Perlu kita putar kembali saat terjadi peristiwa sumpah pemuda

diikrarkan, terdapat sumpah ketiga bahwa harus menjunjung tinggi bahasa


2

persatuan bangsa indonesia yaitu bahasa indonesia. Semangat kerja keras

dan pantang menyerah yang dimiliki oleh generasi muda terdahulu dalam

memembentuk sumpah pemuda perlu kita hargai. Tetapi globalisasi

semakin berkembang di era ini, maraknya perdagangan antar negara dan

budaya luar yang mulai masuk di Indonesia membuat masyarakat

Indonesia mulai melupakan identitas dan kepribadian nasional mereka

sendiri yang salah satunya adalah bahasa.


Dengan adanya masalah tersebut seharusnya Pemerintah lebih

memperhatikan kedudukan bahasa indonesia dan menjadikannya sebagai

identitas nasional yang dapat dibanggakan ke negara lain. Selain itu

adanya bahasa asing di dunia pendidikan seharusnya hanya sebagai

pengetahuan saja, tidak untuk diterapkan apalagi dijadikan patokan

seberapa modern bangsa indonesia saat ini. Tidak hanya pemerintah,

seluruh warga Indonesia wajib untuk tidak melupakan Sumpah Pemuda

dan harus diterapkan yakni dengan menjunjung tinggi Bahasa Persatuan,

Bahasa Indonesia

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang menjadi penyebab turunnya nilai dan minat belajar

bahasa Indonesia pada Generasi muda?


1.2.2 Bagaimana pengimplementasian nilai-nilai pada sumpah pemuda

terutama pada nilai bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Mengetahui penyebab turunnya nilai dan minat belajar bahasa

Indonesia pada Generasi muda


3

1.3.2 Mengetahui pengimplementasian nilai-nilai pada sumpah pemuda

terutama pada nilai bahasa Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui mengapa nilai

bahasa Indonesia lebih rendah dibandingkan nilai mata pelajaran lain dan

dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang terdapat pada sumpah

pemuda sehingga bahasa Indonesia dapat dipahami dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai

bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan Republik

Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya,

bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa

Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.

Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah satu dari

banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu

Riau dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan


4

akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi

kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan

Bahasa Indonesia diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28

Oktober 1928, untuk menghindari kesan imperialisme bahasa apabila

nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan

berbedanya Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus

menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan

dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting,

yaitu:

1. Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada di atas

bahasa-bahasa daerah
2. Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik

Indonesia)

2.2 Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah

pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi

semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Yang dimaksud dengan Sumpah Pemuda adalah keputusan

Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober

1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada

tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia.

Berikut ini adalah bunyi Sumpah Pemuda sebagaimana

tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda :


5

1. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah

jang satoe, tanah Indonesia.


2. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang

satoe, bangsa Indonesia.


3. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa

persatoean, bahasa Indonesia.

Dengan demikian, ungkapan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu

Bahasa yang sering diucapkan orang tidak sesuai dengan aslinya.

Memang, kita mengaku satu nusa dan satu bangsa, tetapi tidak mengaku

hanya satu bahasa. Banyak orang salah sangka terhadap ikrar ketiga

Sumpah Pemuda. Bangsa Indonesia tidak berkeinginan hanya memiliki

satu bahasa. Dipertegas oleh penjelasan Pasal 36, UUD 1945, yang

menyebutkan bahwa bahasa-bahasa daerah yang dipelihara dengan baik

(misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, Bugis, Bali dan sebagainya),

dihormati dan dipelihara juga oleh negara.

Pada saat itu nama bahasa Indonesia baru dikenal sejak 28

Oktober 1928, yang sebelumnya bernama bahasa Melayu. Bahasa

Melayulah yang mendasari bahasa Indonesia yang kemudian diangkat

menjadi bahasa persatuan.

Sumpah ketiga dari sumpah pemuda adalah menjunjung tinggi

bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Menurut sejarah, dalam Kongres

Pemuda I, pada 2 Mei 1926, M. Tabrani, seorang jurnalis, mengusulkan

bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa nasional.Usulan itu diterima


6

dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928. Nama bahasa Melayu

pun diubah menjadi bahasa Indonesia. Sejak itu, M. Tabrani dikenal

sebagai penggagas nama bahasa Indonesia. Terlihat jelas bahwa Bahasa

Indonesia pun lahir dari campur tangan pemuda-pemuda Indonesia saat

kongres.

2.3
7

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Nilai UN bahasa Indonesia rendah Minat pembelajaran


Adanya kewajiban bahasa
mempelajari Indonesia
bahasa asing renda

Me

Bagan 1. Fenomena dan Penyebab Masalah

Berdasarkan bagan di atas, fenomena masalah ditemukannya nilai

Ujian Nasional Bahasa Indonesia rendah di NTT, Indonesia tersebut


8

menjadi dasar berpikir dan menimbulkan suatu pertanyaan mengapa nilai

Ujian Nasional Bahasa Indonesia rendah di negara Indonesia sendiri.

Menurut data yang diperoleh, terdapat beberapa indikator penyebab nilai

Ujian Nasional Bahasa Indonesia rendah tersebut. Yang pertama adalah

Indonesia mengenal Sumpah Pemuda Menjunjung Tinggi Bahasa

Persatuan, Bahasa Indonesia yang sedikit hilang pengimplementasiannya

pada kehidupan sehari-hari. Hal ini ditandai dengan masyarakat Indonesia

Hal tersebut bukan merupakan faktor satu-satunya, melainkan ada faktor

lain yang menimbulkan sebab akibat, yaitu adanya globalisasi sehingga

masuk bahasa asing di Indonesia. Akibatnya, minat pembelajaran bahasa

Indonesia rendah dan adanya peraturan untuk wajib mempelajari bahasa

asing. Diantara sekian bahasa asing yang ada, bahasa Inggris yang paling

besar pengaruhnya terhadap bahasa Indonesia. Di era modern ini, kata-kata

bahasa Inggris yang terpakai pada bahasa Indonesia hampir tidak terhitung

jumlahnya. Banyak orang Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata,

istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan asing. Bahkan sudah umum dipakai

dalam bahasa Indonesia. Minat belajar dan menguasai bahasa asing sangat

baik tetapi menguasai bahasa Indonesia dengan apa adanya bahkan sangat

rendah. Pengaruh semacam inilah yang dapat merusak pemahaman bahasa

Indonesia sehingga nilai Ujian Nasional bahasa Indonesia menjadi rendah.


9

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kronologi Peristiwa

Berdasarkan kerangka konsptual, Fenomena nilai Unas mata pelajaran

yang rendah di daerah Nusa Tenggara Timur pada tahun 2010 tersebut disebabkan

oleh beberapa faktor

rendahnya Kesadaran untuk berkomunikasi menggunakan Bahasa

Indonesia. Banyak penduduk di daerah Nusa Tenggara Timur masih

cenderung menggunakan Bahasa daerah mereka dibanding menggunakan

Bahasa Indonesia. Kebiasaan tersebut merupakan pengaruh dan sulit untuk

ditangani
Kedua, yaitu rendahnya minat membaca dan belajar pada diri siswa

siswa yang ada disana. Kurangnya minat membaca ini juga disebabkan

oleh kurangnya pula dorongan dan motivasi para guru di daerah tersebut.

Tidak maksimalnya sistem pengajaran dan kurangnya profesionalitas guru

yang mash belum memadai terutama dalam bidang Bahasa Indonesia juga

sangat mempengaruhi prestasi siswa tersebut

4.2 Penyebab Kemerosotan Nilai Bahasa Indonesia di Negara Indonesia


10

Seperti yang tercantum dalam kerangka konseptual, adanya nilai terendah

UN bahasa Indonesia yang telah ditemukan di salah satu sekolah di Nusa

Tenggara Timur merupakan masalah besar di Indonesia yang membuktikan

turunnya semangat belajar bahasa Indonesia pada generasi muda dibanding

dengan mata pelajaran lainnya.

Bahasa Indonesia sendiri memiliki kedudukan yang penting seperti yang

tercantum dalam Ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, Kami putra dan

putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dengan Bahasa

Indonesia inilah bermacam macam suku dari berbagai pulau dan berbagai

bahasa daerah mereka yang berbeda beda disatukan.

Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman dan maraknya globalisasi

yang masuk termasuk bahasa asing, contohnya Bahasa Inggris. Bahasa Inggris

sendiri adalah salah satu Bahasa Internasional. Pada sektor perdagangan antar

negara, pertukaran pelajar, terutama dalam teknologi informasi, bahasa Inggris

adalah bahasa pengantar yang paling diutamakan. Akhirnya asumsi masyarakat

pada era moderen ini lebih memilih memadukan antara Bahasa Indonesia dengan

Bahasa Inggris karena dianggap memiliki nilai yang lebih tinggi.

Alasan lain dikarenakan bahasa Indonesia dirasa memiliki kekurangan

dalam kosa kata, terutama dalam bidang teknologi dan informasi. Dengan

semakin berkembangnya era globalisasi yang menggunakan bahasa Inggris

sebagai bahasa yang digunakan secara internasional, bahasa Indonesia semakin

diperkaya dengan bertambahnya berbagai kosakata serapan, seperti mouse,

pentium, dan keyboard. Istilah-istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari


11

yang sulit untuk diubah ke dalam bahasa Indonesia murni. Lambat laun, kita tidak

lagi menganggap bahasa tersebut sebagai bahasa asing, tetapi sudah menjadi

bahasa sehari-hari. Sehingga dalam pembelajaran disekolah maupun di

Universitas, pelajaran Bahasa Inggris dianggap penting dan wajib dipelajari secara

mendalam dengan harapan dan iming - iming bahwa suatu saat dengan lebih

menguasai bahasa asing generasi bangsa dapat bersekolah maupun bekerja diluar

negeri, mendapat pekerjaan pun mudah dan lebih bernilai. Hal ini akan

berdampak pada pemikiran generasi muda penerus bangsa yang akan semakin

kehilangan rasa perbedaan antara bahasa asing dengan bahasa nasionalnya.

Mereka menjadi lebih suka belajar bahasa Inggris dibanding belajar bahasa karena

dianggap akan memudahkan mereka di masa yang akan datang.

Tanpa kita sadari, kita terus menggunakan bahasa seperti ini dan akhirnya

lupa akan bentuk sebenarnya dari bahasa nasional kita. Semakin cepatnya

teknologi informasi mendorong kita untuk semakin cepat dalam berkomunikasi

yang ditandai dengan penggunaan berbagai bahasa singkatan dan kosa kata baru

ini. Akhirnya, kita semakin lupa akan kewajiban kita untuk berbahasa Indonesia

yang baik dan benar. Anjuran untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar

seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya

(Sawali Tuhusetya, 2007). Apabila hal ini terus dibiarkan maka generasi muda

akan sulit untuk diajak berkarya pada bangsanya. Mereka akan memilih bekerja

untuk negara lain dengan gaji yang lebih tinggi daripada mengabdi untuk

negerinya. Lambat laun Bahasa Indonesia sendiri akan terus tergeser bahkan
12

punah oleh karena bahasa asing masuk dan terus mempengaruhi aspek kehidupan

bangsa ini.

4.3 Pengimplementasian Ikrar Ketiga Sumpah Pemuda dalam Menjunjung

Tinggi Bahasa Indonesia

Pada tanggal 28 November 1928, para pemuda mengikrarkan sumpah

pemuda. Dalam ikrar tersebut, para pemuda bersumpah untuk menjunjung tinggi

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Peristiwa tersebut merupakan

peristiwa yang sangat penting dalam tonggak sejarah Indonesia. Bahasa Indonesia

diakui sebagai bahasa yang membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu

penjajah. Bahasa Indonesia telah diakui sebagai alat pemersatu bangsa.

Dengan ditetapkannya Bahasa Indonesia dalam UUD 1945 sebagai bahasa

resmi Indonesia, maka tercapailah ikrar Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akan

tetapi belum berhenti sampai disitu saja, Bahasa Indonesia tetap harus

dipertahankan dan digunakan. Dengan demikian rasa nasionalisme semakin

dipupuk dengan menggunakan bahasa Indonesia, misalnya Bahasa Indonesia

digunakan sebagai bahan pembelajaran dan harus diterapkan di sekolah sekolah

maupun di Universitas.

Sebagai generasi muda kita harus ambil bagian dalam mempertahankan

dan melestarikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Hal ini kita lakukan

sebagai kelanjutan dari perjuangan dalam menjunjung tinggi bahasa persatuan

juga diperlukan agar bahasa Indonesia tidak terbawa arus dari pengaruh dan

budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
13

Salah satu penerapannya dengan melakukan hal- hal sederhana seperti mengganti

alat alat elektronik pribadi yang masih menggunakan bahasa asing dengan

bahasa Indonesia. Kemajuan teknologi informasi dalam era globalisasi memang

mendorong kita untuk berkomunikasi secara padat dan cepat. Namun, aturan

untuk berbahasa yang tepat tidak boleh dilupakan. Sebagai warga Indonesia,

sudah seharusnya menggunakan bahasa nasional kita dengan baik dan benar. Kita

tidak boleh membiarkan globalisasi ini mengambil identitas bangsa dan harus

menyikapi setiap kemajuan teknologi ini dengan baik dan memanfaatkannya

untuk mempertahankan bahasa Indonesia

Eksistensi bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa Indonesia karena

memegang aspek penting dalam membangun masyarakat Indonesia seutuhnya.

Oleh sebab itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia dimulai dari sekolah-

sekolah dasar perlu dilakukan, baik peningkatan kemampuan anak didiknya,

maupun para pengajarnya. Penggunaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai

sarana pengembangan penalaran juga perlu ditingkatkan karena pembelajaran

bahasa Indonesia tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, tetapi

juga untuk kemampuan berpikir, bernalar, dan memperluas wawasan. Ini semua

menyangkut kedisiplinan berbahasa Indonesia dengan mematuhi semua kaidah

atau aturan pemakaiannya. Dengan disiplin berbahasa Indonesia, akan membantu

bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas

kepribadiannya sendiri.
14

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa Indonesia yang

harus dijunjung tinggi setiap warga negaranya. Hal tersebut telah tertulis

pada Ikrar ketiga Sumpah pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri

Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Adanya

Ikrar tersebut, kita telah berkomitmen untuk mempertahankan bahasa

Indonesia dan melestarikan bahasa tersebut agar identitas bahasa negara

kita tidak hilang.

Namun semakin berkembangnya era globalisasi dan banyak

teknologi informasi mulai memasuki Indonesia, tidak terkecuali bahasa

asing membuat banyak pengaruh terhadap bangsa terutama kepada

generasi muda. Peraturan untuk wajib belajar bahasa asing terutama

bahasa inggris kepada para pelajar dan mahasiswa, serta penggunaan

bahasa inggris yang profesional sebagai syarat untuk mendapat pekerjaan

membuat para generasi muda lebih memilih untuk belajar bahasa inggris

daripada belajar bahasa Indonesia karena dianggap memiliki nilai yang

lebih tinggi. Akhirnya Nilai Bahasa Indonesia itu sendiri mulai tergeser
15

karena Bahasa Asing yang lebih sering digunakan dalam segala aspek

kehidupan. Hal itu terbukti dengan nilai UN Bahasa Indonesia para pelajar

sekolah menengah yang jeblok diantara mata pelajaran yang lain termasuk

bahasa inggris.

Sebagai generasi penerus, sudah sewajibnya kita harus

mempertahankan dan mengimplementasikan Bahasa persatuan kita dengan

cara sederhana seperti merenungkan kembali semangat nasionalisme

pemuda terdahulu dalam mnjunjung tinggi bahasa persatuan dan mulai

menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehri hari tak lupa

pula untuk mencintai belajar bahasa Indonesia karena Bahasa Indonesia

merupakan jati diri bangsa Indonesia karena memegang aspek penting

dalam membangun masyarakat Indonesia seutuhnya.

Oleh sebab itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia terutama

dalam penggunaan bahasa dan sastra Indonesia perlu ditingkatkan tidak

hanya dalam keterampilan berbahasa, tetapi juga unttuk kemampuan

berpikir, bernalar dan pemberian motivasi kepada pelajar betapa

pentingnya menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari hari.

Dengan begitu rasa nasionalisme kita mulai terbentuk kembali untuk

mencintai dan mau menggunakan bahasa Persatuan kita yaitu bahasa

Indonesia.
16

5.2 Saran

a. Perlu adanya usaha menanamkan pemahaman dan kecintaan dalam

diri generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa

Nasional. Perlu adanya peran orang tua, guru dan pemerintah

dalam menanamkan pemahaman dan kecintaan anak-anak

Indonesia terhadap Bahasa Indonesia. Dengan demikian,

pemakaian Bahasa Indonesia secara baik dan benar dapat

meningkat dari masa ke masa.


b. Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang menyadari dan

peduli bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional, bahasa

Persatuan dan bahasa Pengantar dalam dunia pendidikan.


c. Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri

masyarakat luas untuk mempertahankan kedudukan bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan untuk berkomunikasi antar

suku
d. Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa

Indonesia dalam film-film dan sinetron supaya pelaku dalam film

nasional yang digemari masyarakat dapat memberikan contoh

berbahasa yang baik dan akan ditiru oleh masyarakat yang

menggemarinya tersebut
e. Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di

perguruan tinggi serta mengimplementasikan nilai-nilai pada


17

Sumpah Pemuda terutama Sumpah ketiga yaitu Menjunjung

Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia


f. Bahasa asing sebatas untuk dimengerti saja, tidak untuk dibuat

syarat kelulusan dan adanya peraturan mewajibkan untuk

menguasasi bahasa asing. Seharusnya syarat kelulusan adalah

bagaimana kita dapat menguasai bahasa Indonesia dan menguasai

bahasa Indonesia dengan baik dan benar

LAMPIRAN
Power Point dari Presentasi Filsafat Kelompok 20 Kelas A3
18

DAFTAR

PUSTAKA

Zuchdi, Darmiyati. 2009. Humanisasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

www.kompas.com diakses pada tanggal 22 Desember 2015

www.sumpahpemuda.org diakses pada tanggal 21 Desember 2015

www.care4kidsindonesia.org diakses pada tanggal 21 Desember 2015

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia diakses pada tanggal 24

Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai