Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan
digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). Paragraf merupakan suatu kesatuan
bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah
tataran wacana.
Paragraf yang baik adalah paragraf yang dibangun dari beberapa kalimat yang
saling berhubungan. Kalimat tersebut diikat oleh satu pikiran utama dan dijelaskan
secara terinci oleh beberapa pikiran penjelas. Pikiran utama dan pikiran penjelas
masing-masing tertuang dalam kalimat utama dan kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah
paragraf terdapat satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Ada beberapa cara
penempatan kalimat utama dalam sebuah paragraf yang disesuaikan dengan jalan
pikiran penulisnya.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan paragraf?
2. Apa saja macam-macam pola pengembangan paragraf dan contohnya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengembangan paragraf
2. Untuk mengetahui macam-macam pola pengembagan paragraf dan contohnya

1.4 Manfaat
1. Dapat membantu pembaca memahami pengertian pengembangan paragraf
2. Dapat memberi pemahaman tentang pola pengembangan paragraf dan
contohnya

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pengembangan paragraf

Sebelumnya sudah kita ketahui bahwa paragraf membahas mengenai sebuah topik
atau tema. Setiap kalimat dalam rangka paragraf, bertumpu pada satu pokok
pembicaraan. Paragraf merupakan bagian dari karangan atau bagian dari tuturan (pokok
pembicaraan) yang terdini dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.

Kalimat utama adalah pernyataan yang menjadi inti cenita atau gagasan utama
dalam sebuah paragaf. Sedangkan, kalimat penjelas merupakan pernyataan yang
menjelaskan gagasan utama atau pernyataan-pernyataan yang mendukung, menjelaskan
atau melengkapi kalimat utama dalam sebuah paragraf. Dalam sebuah paragraf hanya
ada satu kalimat utama. Biasanya kalimat utama diletakkan diawal kalimat (deduktif),
atau kalimat utama tenletak diakhir paragraf( induktif), serta kalimat utama tercakup
dalam keseluruhan paragraf(deduktif- induktif).

Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud
kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-
kalimat penjelas haruslah menunjang kejelasan kalimat utama. Paragraf dinyatakan
sebagai paragraf tidak lengkap jika tidak dikembangkan secara baik. Oleh karena itu,
unsur kelengkapan itu sering pula disebut pengembangan, bahkan ada yang menyebut
perkembangan (lihat Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992; Soeparno, Haryadi, dan Suhardi,
2001; Keraf, 1981)

Pengembangan paragraf adalah perincian dan pengurutan pikiran yang terpadu


yang diwujudkan melalui penataan kalimat-kalimat. Perlu kita ketahui bahwa
pengembangan paragraf memegang peranan penting dalam proses menulis (mengarang)
karena mengarang adalah proses dari mengembangkan kalimat topik.

2
2.2 Pola pengembangan paragraf

Dalam melaksanakan pengembangan paragraf biasanya diawali dengan mengubah


topik cenita menjadi sebuah kalimat tunggal yang bersifat umum, dimana kalimat ini
masih menghendaki penjelasan, kalimat inilah yang disebut dengan kalimat utama.
Setelah kalimat utama tersebut dijadikan permulaan paragraf, maka langkah selanjutnya
ialah menguraikan kalimat-kalimat yang sesuai dengan kalimat utama.

Pola pengembangan paragraf adalah bentuk atau cara-cara bagaimana kita


mengembangkan suatu paragraf. Pola pengembangan paragraf berfungsi sebagai acuan
atau kerangka pikir bagi penulis dalam mengembangkan paragraf. Macam-macam pola
pengembangan paragraf :

1. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Hal-hal yang Khusus


Pengembagan paragraf dengan teknik ini adalah pengembangan yang
dimulai dari hal-hal khusus ke umum atau sebaliknya dari umum ke hal-hal
khusus. Teknik ini paling banyak digunakan dalam tulisan.
Contoh :
(1) Salah satu kedudukan bahasa indonesia adalah sebgai bahasa
nasional. (2) Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. (3) Kedudukan ini
dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari
bahasa Indonesia telah menjadi lngua franca selama berabad-abad di
sseluruh tanah air kita. (4) Hal ini ditunjang oleh faktor tidak
terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa
daerah yang satu dengan lain untuk mencapai kedudukannya sebagai
bahasa daerah.
Sebaliknya, penulis dapat memulai dengan hal-hal yang ke khusus
kemudian ke hal umum.
Contoh :
(1) Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-
menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan
hanya ditulis dalam bahasa Indonesia. (2) Pidato-pidato terutama
pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dalam bahasa Indonesia. (3)

3
hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi
antarbangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan di ucapkan
dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. (4) Demikian pula
bahasa Indonesia dipakai oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa,
dan kegiatan kenegaraan atau alat komunikasi timbal-balik antara
pemerintah dan masyarakat.
2. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Klasifikasi
Pengembangan paragraf dengan teknik klasifikasi dimaksudkan sebagai
upaya mencari kelompok besar dari kelompok kecil yang mencakupi objek
yang dibicarakan dalam kelas utama. Penulis harus mempunyai klasifikasi
yang tepat untuk dapat mengembangkan suatu paragraf. Melalui klasifikasi
yang dilakukan penulis, pembaca lebih mudah memahami tulisan yang
disajikan.
Contoh :
(1) Berdasarkan tingkat pendidikannya, tenaga kerja yang tersedia di
pasar kerja Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok. (2) Ketiga
kelompok itu adalah mereka yang berpendidikan dasar (SD dan
SMP), yang berpendidikan menengah, dan yang berpendidikan
tinggi. (3) Kelompok yang berpendidikan dasar lebih banyak
daripada kelompok yang berpendidikan tinggi.
3. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Alasan-alasan
Pengembangan paragraf dengan menggunakan teknik ini, awalnya
menyajikan fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu, kemudian disusul
rincian sebagai akibatnya. Dalam hal ini sebab merupakan pikiran utama,
sedangkan akibat merupakan pikiran-pikiran penjelas.
Contoh :
(1) Keluarga berencana berusaha menjamin kebahagiaan hidup
keluarga. (2) Ibu tidak selalu merana hidupnya karena setiap tahun
melahirkan. (3) Bapak tidak perlu terlalu pusing memikirkan usaha
untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. (4) Anak pun tidak
terlantar hidupnya.
4. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Perbandingan
Pengembangan paragraf dengan teknik perbandingan, penulis
memaparkan persamaan dan perbedaan dua objek gagasan atau lebih.
Contoh :

4
(1) Peranan pendidikan keterampilan pada sekolah umum dan
peranan pendidikan keterampilan pada sekolah kejuruan itu berbeda.
(2) pada sekolah kejuruan pendidikan keterampilan dimaksudkan
untuk memperoleh keterampilan guna menunjang praktik kejuruan
dengan mantap. (3) Pada sekolah umum pendidikan keterampilan
diberikan sebagai penguat pendidikan akademis. (4) Baik sekolah
umum maupun sekolah kejuruan dapat dikatakan bahwa pendidikan
keterampilan berfungsi membina kecerdasan siswa.
5. Pengembangan dengan Teknik Contoh-contoh
Teknik contoh-contoh merupakan pengembangan paragraf dengan
terlebih dahulu ditemukan suatu pernyataan, disebutkan rincian-rinciannya
yang disertai contoh-contoh kongkret. Contoh-contoh yang ditemukan untuk
lebih menjelaskan rincian-rincian yang selanjutnya lebih meperjelas pikiran
utama.
Contoh :
(1) Budaya sebagai bagian dari kreativitas. (2) Orang yang cerdas akan
mampu mengolah kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa besar.
(3) Produk makanan, misalnya dari sabang sampai merauke ratusan
ribu jenis. Pilih satu produk makanan yang potensial untuk
dibisniskan. (4) Jika diolah secara kreatif, dikemas secara sempurna,
kandungan gizinya dijelaskan dalam berbagai bahasa di dunia,
produk makanan tersebut dapat dipastikan membanjiri pasar dunia.
(5) Selain itu, kita memiliki budaya berupa cerita tradisional. (6)
Setiap daerah memiliki cerita yang unik. (7) Cerita ini dapat
dijadikan sumber kreativitas film, cerita petualangan, cerita yang
bernilai edukatif, dan sebagainya. (8) Cerita ini dapat dikemas
menjadi cerita kartun modern. (9) Jika dikemas sesuai dengan selera
masyarakat dunia dalam CD, produk ini pasti dapat mendatangkan
manfaat yang besar. Selain bernilai komersil, produk ini dapat
berfungsi sebagai pengenalan budaya bangsa.
6. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Definisi Luas
Teknik pengembangan paragraf dengan definisi luas ini dipakai untuk
mengembangkan pikiran utama. Semua penjelasan atau uraian menuju pada
perumusan definisi itu.
Contoh :

5
(1) Apakah yang disebut kamus? (2) Kamus adalah rekaman kata-
kata yang membangun suatu bahasa. (3) Kamus selalu berubah
seiring dengan perubahan bahasa, karena kamus tidak mendikte,
memerintah pemakaian kata-kata, tetapi kamus harus mengikutinya.
(4) Kamus dapat bertindak sebagai wasit seperti dalam pertandingan
sepak bola. (5) Kamus akan mengatakan secara tegas apakah sesuatu
kata benar atau tidak. (6) Dari kamus kita dapat belajar bentuk, jenis,
dan kekerabatan kata-kata.
7. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Campuran
Pada teknik pengembangan paragraf ini rincian-rincian terhadap kalimat
utama terdiri atas campuran dari dua atau lebih teknik pengembangan paragraf.
Misalnya, teknik pengembangan paragraf dari hal-hal khusus digabungkan
dengan teknik dengan contoh-contoh.
Contoh :
(1) Bahasa tutur adalah bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-
hari, terutama dalam percakapan. (2) Umumnya, bahasa tutur
sederhana dan singkat bentuknya. (3) Tata kata yang digunakan tidak
banyak jumlahnya. (4) Lagipula bahasa tutur hanya menggunakan
kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari. (5) Sudah barang tentu
sering digunakan juga kata tutur, yaitu kata yang memang hanya
boleh dipakai dalam bahasa tutur, misalnya: bilang, pelan, bikin,
enggak, dsb. (6) Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal umum,
misalnya: dapet (dapat), malem (malam), ampat (empat), dsb. (7)
Bahkan sering juga digunakan urutan kata yang menyimpang dari
bahasa umum, misalnya: ini hari, itu orang, dsb.
Paragraf di atas terdiri atas tujuh kalimat. Teknik pengembangan paragraf
di atas adalah campuran dengan umum-khusus dapat dilihat pada rangkaian
kalimat (1), (2), (3), dan (4). Adapun kalimat (5), (6), dan (7). Menggunakan
teknik pengembangan paragraf dengan contoh-contoh.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan paragraf adalah perincian dan pengurutan pikiran yang terpadu


yang diwujudkan melalui penataan kalimat-kalimat. Perlu kita ketahui bahwa
pengembangan paragraf memegang peranan penting dalam proses menulis (mengarang)
Karena mengarang adalah proses dari mengembangkan kalimat topik.

Metode pengembangan paragraf :

1. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Hal-hal yang Khusus


2. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Klasifikasi
3. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Alasan-alasan
4. Pengembangan Paragraf dengan Teknik Perbandingan
5. Pengembangan dengan Teknik Contoh-contoh
6. Pengembangan dengan Teknik Definisi luas
7. Pengembangan dengan Teknik Campuran
Pola pengembangan paragraf :
1. Pola Spansial
2. Pola Klasifikasi
3. Pola Susunan sebab akibat
4. Pola Perbandingan dan Pertentangan
5. Pola Analogi
6. Pola Definisi Luas
7. Pola Ilustrasi atau Contoh
8. Pola Klimaks dan antiklimaks

3.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam menulis sebuah
paragraf adalah perlunya pemahaman terhadap pola pengembangan paragraf, sehingga
dapat menghasilkan sebuah paragraf yang baik dan efektif. Ketelitian juga perlu
diperhatikan, sehingga tidak menyebabkan kesalahan dalam membuat sebuah paragraf.

DAFTAR PUSTAKA

7
1. Antoni muhammad.2010. https://www.scribd.com/doc/62913181/Pola-
Pengembangan-Paragraf (diakses pada 11 September 2016 )
2. Arifin Usman,Hasan Ali, Nurhayati, Ikhwan M Said,Asriani Abbas, Munira
Hasyim. 2014.Bahasa Indonesia. Makassar:Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai