Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA III
PERSILANGAN MONOHIBRID

Semester:
Ganjil 2014

Oleh:
Muhammad Ikhsan
A1L013068/ C

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENEDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak.Makluk

hidup berkembang biak salah satunya dengan cara pembelahan sel

yang dimana makhluk hidup berkembang biak akan menghasilkan

keturunan yang tak jauh dari induknya.Genetis merupakan faktor

memengaruhi adanya perbedaan keturunan dan kesamaan pada

setiap makhluk hidup.Gen ialah pewarisan sifat atau pembawa

sifat.Dimana gen dimiliki oleh semua makluk hidup yang akan

dibawa dan diteruskan kegenerasi selanjutnya.Dalam hal itu

pembelajaran tentang persilangan antara makluk hidup sangat

penting untuk mengahsilkan suatu produk yang baru.

Persilangan 2 individu yang hanya memfokuskan sifat dikenal

dengan persilangan sederhana atau persilangan monohibrid.

Dimana mendel melanjutkan persilangan dengan persilangan

tanaman dua sifat berbeda. Persilangan ini sangat berkaitan dengan

hukum Mendel 1 atau yang kenal istilah the law of segregation

yaitu proses pembentukan gamet yang membawa karakter dan

sifat secara bebas.Persilangan monohibrid yang akan menghasilkan

keturunan dari perbandingan F1 dan F2 yaitu dengan perbandinagn


F2 1:2:1 merupakan bukti berlakunya hukum mendel 1.Sifat

dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak

muncul pada keturunannya.Agar mudah memahami keturunan

pada suatu makluk secara genotip maupun fenotip maka dapa

dilakukan berbagai percobaan.

B. Tujuan

Tujuan dalam praktikum persilangan monohibrid adalah

membuktikan Hukum Mendel 1 pada persilangan monohibrid.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Orang yang pertama kali mengadakan perkawinan silang

ialah Gregor Mandel,seorang rahib Australia. Mandel merupakan

seorang penemu teori Mandel 1.Pertama kali menemukan sifat

monohibrid pada saat melakukan perconbaan bertahun tahun

penyilangan kacang ercis(Pisum sativun).Tanaman ercis memiliki

bunga sempurna,yang berarti pada bungan ercis terdapat benang

sari dan putik,dan dapat melakukan penyerbukan

sendiri.Perkawinan silang akan berlangsung kegenerasi secara terus

menerus dan menghasilkan galur murni yaitu keturunan yang selalu

memiliki sifat sifat generik yang sama dengan

induknya(Suryo,2008).

Seiring jaman modern karna ke akuratan hukum mandel maka

sampai saat ini hukum mandel masih digunakan dalam

perkawianan silang antara dua individu.Pada masa kehidupan


Mandel sebenarnya belum mengenal istilah keturunan

modern,belum diketahui sifat kromosom,apalagi asam nukleat dan

istilh modern yang digunakan ilmuan saat ini.Mandel hanya

menganggap bahwa dalam penemuanya itu hanya faktor penentu

atau dikenal nama faktor.Hukum Mandel 1 berlaku pada gametosis

perbandingan F1 X F1 yang memiliki genotif heterozigot.Pada

kromosom terdapat dalam lokus yang yang sama,pada waktu

genetik gametogenesis gen sealel akan terpisah,masing masing

akan pergi ke suatu gamet(Yatim,1986).

Persilangan monohibrid adalah persilangan antara duar

individu dengan prilaku dan sifat yang berbeda. Persilangan

monohibrid ini menghasilkan perbandingan 1:2:1 dan 3:1.

Persilangan monohibrid dapat di bagi menjadi 2 yaitu persilnagan

monohibrid dominan dan persilangan intermediant(Suryo,1995).

Persilangan monohibrid merupakan persilangan yang

melibatkan satu sifat berbeda antara 2 individu.Persilangan antara

normal dengan curved menghasilkan f1 normal.Hukum dominan

pada persilangan monohibrid yaitu jika penyilangan dua organisme

jantan dan betina homozigot dengan pasangan yang kontraks,yang

dimana hanya muncul dari sifat tetuanya pada keturunan sifat


F1,sifat demikianlah yang dinamakan sifat dominan

(Ganawati,2009).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu biji

kedelai,media tananm(tanah) dan lembar pengamatan.Alat yang

digunakan yaitu seendbox,kaca petridisk dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja

1. Benih ditanam dengan populasi P 1, P2, F1, dan F2 pada seedbox

berisi tanah.
2. Benih kedelai dibiarkan tumbuh dan berkecambah.
3. Warna batang yang muncul (putih atau ungu) diamati.
4. Warna batang benih ditabulasikan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1.1 Persilangan Kedelai varietas Grobogan x varietas Muria

Grobog

an X Muria
HH Hh
HH = Hipokotil Ungu hh = Hipokotil Hijau

F1 = Hh
Hipokotil Ungu
P2 F1 X F1
Hh X Hh
F2
H H
H HH Hh
H Hh Hh

Perbandingan Genotip:
1 HH = Hipokotil Ungu
2 Hh = Hipokotil Ungu
1 hh = Hipokotil Hijau
Perbandingan Fenotip:
3 Hipokotil Ungu = 12
1 Hipokotil Hijau = 5

Tabel 1.2 Uji X2 pada Persilangan Kedelai varietas Grobogan x

varietas Muria

Karakter yang diamati Jumlah

Ungu Hijau
O
12 5 17
E 3 1
4 x 17 = 12,75 4 x 17 = 4,25 17

|O-E|2 (|12-12,75|)-0,5)2 = (|5-4,25|)-0,5)2 =


0,125
0,0625 0,0625
|O-E|2 0,0625 0,0625
=0,004 = 0,014
12,75 4,25 0,018
E
X2 0,004 0,014 0,018
X2 tabel : 3,84

X2 hitung : 0,018

X2 hitung < X2 tabel = 0,018 < 3,84

Kesimpulan: X2 hitung < X2 tabel maka pengamatan signifikan atau sesuai dengan

perbandingan hukum Mendel I.

B. Pembahasan

Persilangan monohibrida adalah persilangan sederhana yang

hanya memperhatikan satu sifat atau tanda beda.Dimana dalam

praktikum ini drosophilla sebagai sample persilnagan monohibrid

untuk membuktikan hukum mandel 1. Pada kasus dominant penuh,

keturunan yang didapat pada F2 akan menunjukkan perbandingan

fenotip dominan dan resesif 3 : 1 atau perbandingan genotip 1 : 2 :

1. Analisa dengan uji X2 hanya dilakukan untuk perbandingan

fenotipnya. Persilangan ini bersifat resiprokal, artinya penggunaan

individu jantan dan betina dengan satu tanda beda tertentu dapat
sesuka hati tanpa ada pengaruhnya dalam rasio fenotip generasi

kedua (F2). Mendel melakukan persilangan monohibrid atau

persilangan satu sifat beda, dengan tujuan mengetahui pola

pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan

ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa

pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat

memisah secara bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan

hukum segregasi. Dari uraian di atas membuktikan adanya

hubungan antara persilangan monohibrid dengan hukum mandel 1

yaitu persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan

perbandingan F2, yaitu 1:2:1 merupakan bukti perlakuannya hukum

mandel 1 yang dikenal juga Hukum Pemisahan Gen yang sealel

(The Law of Segregation of Allelic Genes) .

Kedelai varietas lokal grobongan telah sejak lama menjadi

pilihan petani jawa tengah, khususnya petani kabupaten

Grobongan. Varietas ini memiliki keungulan umunya lebih pendek,

polongan besar, dan tidak kematangan polong dan daun

bersamaan, jadi pada saat dipanen daun kedelai sudah

rontok.Potensi hasil 3,40 t/ha dengan rata rata hasil 2,77 t/ha.

Dekripsi kedelai varietas Grobongan yaitu


Dilepas tahun: 2008

SK mentan: 238/kpts/SR.120/3/2008

Asal: permurnian populasi Lokal Malabar Grobongan

Tipe pertumbuhan: Determinit

Warna hipekotil: ungu

Warna epokotil: ungu

Warna daun: hijau agak tua

Warna bulu batang: coklat

Warna bunga: ungu

Warna kult biji: kuning muda

Warna polong tua: coklat

Warna hilum biji: coklat

Bentuk daun: Lanceolate

Umur berbunga: 30-32 hari

Umur polong masak: 76 hari

Tinggi tanaman: 50-60 cm


Bobot biji: 18 g/100 biji

Rata rata hasil : 2,77 ton/ha

Potensi hasil : 3,40 ton/ha

Kandungan lemak: 18,4%

Kandungan protein: 49,9%

Daerah sebaran: Beradaptasi baik pada beberapa kondisi

lingkungan tumbuh yang berbeda sukup besar,

pada musim hujan dan daerah beririgasi baik.

Sifat lain -polong masak titik muda pecah, dan

-pada saat panen daun luruh 95-100% saat panen

>95% daunnya telah luruh

Deskripsi Kedelai Varietas Muria

Nama Varietas : Muria

SK : 18/Kpts/TP.240/1/1987 tanggal 14 Januari tahun 1987


Tahun: 1987

Tetua : Seleksi pedigree dari Orba yang diradiasi dengan sinar

Gamma dosis 0.4 Kgy (40 krad)

Rataan Hasil : 1.8 ton/ha

Pemulia : Hendratno dan Rivaie Ratma

Nomor induk : Psj/69

Nomor galur : Psj/69

Asal : Seleksi pedigree dari Orba yang diradiasi dengan sinar

Gamma dosis 0.4 Kgy (40 krad)

Warna hipokotil : Hijau

Warna epikotil : Hijau

Warna daun : Hijau muda

Warna bunga : Putih

Warna biji : Kuning

Warna hilum biji : Coklat

Warna kulit polong masak : Coklat


Warna bulu : Coklat

Tipe tumbuh : Determinit

Tinggi tanaman : 40-50 cm

Umur mulai berbunga : 33-35 hari

Umur polong masak : 83-88 hari

Bentuk biji : Bulat agak lonjong

Kerebahan : Tahan rebah

Bobot 100 biji : 12.5 gram

Kandungan protein : 35-36%

Kandungan lemak : 21.5%

Hasil : 1.8 ton/ha

Ketahanan terhadap penyakit : Cukup tahan terhadap karat

daun

Keterangan : Polong tidak mudah pecah, fiksasi N simbiotik

dengan legin efektif

DNA merupakan singkatan dari Deoxyribose Nucleic Acid

adalah asam nukleotida, biasanya dalam bentuk heliks ganda yang


mengandung instruksi genetik yang menentukan perkembangan

biologis dari seluruh bentuk kehidupan sel.DNA mengandung

genetik kehidupan dan bertanggung jawab atas penurunan sifat

genetika.gen itu sendiri adalah subtansi dari hereditas yang

mentimpan imformasi sifat dari keturunan. Setiap gen menduduki

tempat tertentu dalam kromosom, lokasi khusus yang ditempati

gen dalam kromosom disebut lokus gen. Sifat yang tampak dari luar

atau sifat keturunan dapat yang dapat kita amati disebut fenotipe.

Genotip adalah sifat yang tidak tampak yang ditentukan oleh

pasangan gen atau susunan gen dalam individu yang menentukan

sifat yang tampak.

Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, teknologi

banyak dimanfaatkan agar kehidupan sehari-hari menjadi lebih

mudah dan nyaman. Ilmu pewarisan sifat atau dalam biologi

dinamakan Genetika, dimanfaatkan khususnya dalam usaha untuk

mengembangbiakkan hewan atau tumbuhan yang memiliki sifat-

sifat unggul.dan manfaat dalam ilmu pertanian itu sendiri

persilangan monohibrid yaitu Misalnya di bidang pertanian, para

ilmuwan berhasil menyilangkan berbagai jenis padi sehingga

akhirnya ditemukan bibit padi yang memiliki sifat unggul berdaya

hasil tinggi, umur pendek, dan rasanya enak. Ditemukan pula bibit
kelapa hibrida dan jagung hibrida yang berdaya hasil tinggi. jadi

manfaat adanya persilangan monobrid bagi pertanian yaitu mampu

melahirkan rekayasa gentika yang nantinya akan menghasilkan

varietas varietas yang unggul.

Sepasang kromosom merupakan homolog sesamanya, berarti

dalam kromosom hpmplog juga terdapat lokus gen gen yang

bersesuaian. Gen gen yang bersesuaian pada lokus yang

bersesuaian pada kromosom homolog disebut alel (pasangan gen).

B (huruf kapital) dengan b (huruf kecil) atau R dengan r merupakan

pasangan gen yang disebut alel. Menurut letaknya, alel adalah gen

gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dari kromosom

homolog. Sedangkan jika dilihat dari pengaruh gen pada fenotipe,

alel ialah anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh

berlawanan. dari uraian di atas telah dapat di tarik kesimpulan

bahwa DNA, gen, lokus,alel ,sifat genotip dan fenotip itu semua

merupakan satu kesatuan yang berada dalam satu subtansi

subtansi genetika.

Hasil praktikum yang telah dilakukan bahwa persilangan

kedelai varietas Grobongan dengan Muria perbandingan fenotipnya

HH = Hipokotil Ungu, Hh = Hipokotil Ungu, hh = Hipokotil Hijau dan

genotipnya yaitu Hipokotil Ungu = 12 Hipokotil Hijau = 5. Karakter


Yang Diamati Ungu 12 Dan Hijau 5 Menghasilkan Data X 2 Hitung <

X2tabel =0,018 <3,84. Sehingga dapat disimpulkan data

persilangan kedelai varietas grobongan dengan muria adalah

signifikan yaitu sesuai dengan hukum Mandel 1.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada persilangan monohibrid membuktikan adanya hukum

mandel.yaitu perbandingan hasil pada praktikum F2 1:2:1

mebuktikan sama dengan perlakuan atau hukum mandel 1 yang

dikenal dengan Hukum Pemisahan Gen yang sealel.

B. Saran

1. Praktikan harus lebih telitidan memeperhatikan betul prosedur

kerja persilangan monohibrid sehingga tidak terjadi dalam

membuat acc.
2. Asisten harus sabar dan semangat memperhatikan para

praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John W. 1987. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Suryo. 1994. Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Welsh, James R and Johanis P. Mogea. 1991. Dasar Dasar Genetika


dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Erlangga.

Yatim, Wildan. 1983. Genetika Edisi ke-3. Bandung : Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai