Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
melimpahkan karuniaNya kepada kita semua serta telah memberikan penyertaan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah yang ditugaskan oleh Dosen Pembimbing
mata kuliah PENGANTAR AKUNTANSI membahas perihal Mata Kuliah
AKUNTANSI MANAJEMEN.

Makalah kami berisikan tentang apa saja metode yang digunakan para
pengusaha dalam berbisnis serta bagaimana penerapannya kepada usaha. Dalam
makalah ini pula kami mencoba menjabarkan tentang makna dari Akuntansi
Manajemen.

Dan semoga dengan adanya makalah yang kami buat dapat menambah
wawasan dan memberi manfaat yang berarti bagi pembaca. Oleh karena itu, tak lupa
kami juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dalam
makalah yang mungkin akan kami buat selanjutnya.

KEDIRI, 26 NOVEMBER 2015

PENYUSUN

Kediri, 22 Januari 2015

Atas Nama Kelompok


1

MOHAMMAD FIKRI J.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1


B. Identifikasi Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6

A. Pengertian Transaksi Bisnis.........................................................................6


B. Jenis Transaksi Bisnis..................................................................................7
C. Bentuk Perusahaan.......................................................................................9
D. Pengertian Persamaan Akuntansi...............................................................12
E. Transaksi Bisnis dan Persamaan Akuntansi...............................................17
F. Laporan Keuangan Perusahaan Perorangan...............................................17

BAB III PENUTUP.........................................................................................18

A. Kesimpulan ...............................................................................................18
B. Saran dan Kritik.........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

2
A. Latar Belakang

Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan


keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu
maka manajemen produksi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha
untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat sasaran yang berupa tepat
waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu
manajemen produksi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi.

Pelaksanaan kegiatan manajemen merupakan tanggung jawab seorang manajer


diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab lebih besar dari pada apa yang dia
dapat lakukan sendiri. Sehingga membutuhkan bantuan orang lain dalam mencapai
tujuan organisasi, sedangkan manajer produksi yang akan menentukan keberhasilan
organisasi perusahaan sebagai produsen yang baik, selanjutnya keberhasilan usaha
suatu perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya ditentukan oleh kemampuan
manajer produksi, serta kemampuan manajer pemasaran dan manajer keuangan
disamping kemampuan manajemen puncak atau direksi untuk menciptakan hasil
sinergi dari seluruh kegiatan bersama perusahaan.

Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang
sering disebut sebagai faktor-faktor produksi yaitu : Material atau bahan, Mesin atau
peralatan, Manusia atau karyawan, Modal atau uang, Manajemen yang akan
memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain. Dengan demikian manajemen
operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor-faktor produksi sedemikian rupa
sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik
kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya.

Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi
bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk
maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan
kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya.

B. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang diatas adapun rumusan masalahnya, yaitu:

1. Apa pengertian dan ruang lingkup teori produksi ?

3
2. Apa saja fungsi produksi ?

3. Apa pengertian isoquant produksi ?

4. Apa pengertian produksi total, rata-rata, dan marjinal ?

5. Apa pengertian the low of diminishing returns ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan utama pembuatan makalah ini untuk memenuhi nilai mata kuliah Teori
Ekonomi Mikro. Selanjutnya untuk memaparkan pengertian Teori Produksi serta
menjelaskan tentang The Low of Diminishing Returns.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah penulis dan pembaca lebih
memahami mengenai pengertian teori produksi, fungsi produksi, isoquant produksi,
produksi total, rata-rata, majinal, dan the low of diminishing returns.

4
BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Manajemen

Menurut AICPA (America Institute Certified Principles Account), akuntansi


adalah suatu kegiatan jasa yang menyajikan informasi, terutama yang bersifat
keuangan, mengenai suatu kesatuan ekonomi, yang digunakan untuk pengambilan
keputusan ekonomi.

Akuntansi Manajemen adalah suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan


informasi keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam
melaksanakan fungsi manajemen.

Fungsi manajemen yang utama meliputi :

a. Perencanaan adalah proses penentuan kegiatan - kegiatan yang akan dilaksanakan


oleh suatu organisasi pada masa yang akan datang, termasuk diantaranya adalah
penentuan tujuan organisasi.
b. Koordinasi adalah proses yang mengintegrasikan kegiatan masing masing
bagian di dalam organisasi agar terjalin kerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
c. Pengendalian adalah proses yang menjamin bahwa organisasi melaksanakan
strateginya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Perbedaan Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan

No Factor -faktor Ak. Manajemen Ak. Keuangan


1 Pemakai informasi Internal perusahaan Eksternal perusahaan
2 Dasar pencatatan Tidak terikat oleh prinsip Prinsip akuntansi yang di
akuntansi, yang lebih terima oleh umum
penting adalah manfaat
informasi
3 Lingkup informasi Bagian-bagian di dalam Perusahaan secara
perusahaan keseluruhan
4 Orientasi informasi Data masa lalu dan masa Data masa lalu
yang akan datang
5 Sifat laporan yang Lebih ditekankan pada Data yang disajikan lebih
di hasilkan ketepatan waktu dari pada tepat
ketepatan data
6 Tipe informasi Informasi moneter dan non Informasi monoter

6
moneter
7 Disiplin sumber Ilmu ekonomi dan Ilmu ekonomi
yang melandasi spikologi sosial

Kesamaan antara Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan


1. Keduanya merupakan tipe informasi akuntansi
2. Prinsip akuntansi yang digunakan untuk penyusunan informasi akuntansi
keuangan juga relevan untuk penyusunan akuntansi manajemen
3. Data yang digunakan untuk penyusunan kedua tipe informasi akuntansi tersebut
berasal dari informasi operasi.

B. PERILAKU BIAYA
Sebagian besar keputusan yang diambil oleh manajemen memerlukan informasi
biaya yang didasarkan pada perilakunya. Oleh sebab itu perlu diketahui
penggolongan biaya atas dasar perilakunya.
Perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan
volume kegiatan atau aktivitas perusahaan (misalnya volume produksi atau volume
penjualan) besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi
atau volume penjualan.

Penggolongan biaya berdasarkan perilakunya :


1. Biaya Tetap
Yaitu biaya-biaya yang didalam jarak kapasitas tertentu totalnya tetap, meskipun
volume kegiatan perusahaan berubah-ubah. Sejauh tidak melampaui kapasitas,
biaya tetap tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan perusahaan.
Jarak kapasitas adalah serangkaian tingkat volume kegiatan perusahaan yang
dapat dicapai tanpa menambah kapasitas.

2. Biaya Variabel
Yaitu biaya-biaya yang totalnya selalu berubah proporsional (sebanding) dengan
perubahan volume kegiatan perusahaan.

3. Biaya Semi Variabel


Yaitu biaya-biaya yang totalnya selalu berubah tetapi tidak proporsional dengan
perubahan volume kegiatan perusahaan. Berubahnya biaya ini tidak dalam tingkat
perubahan yang konstan. Biaya ini dapat dikelompokkan pada yang tingkat
perubahannya semakin tinggi dan tingkat perubahan semakin rendah. Dalam
biaya semi variabel ini terkandung unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel.

Fungsi Biaya
Biaya total adalah penjumplahan dari biaya tetap total dengan biaya variabel total

7
Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total
Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel per unit x Volume Kegiatan

Jika :
Biaya Total : dinyatakan dengan simbul Y
Vol. Kegiatan : dinyatakan dengan simbul X
Biaya Tetap Total : dinyatakan dengan simbul a
Biaya Var. per unit : dinyatakan dengan simbul b

Maka fungsi biaya :

Metode Penentuan Pola Y =Perilaku


a + bxBiaya
Untuk menentukan pola perilaku biaya sebagaimana dinyatakan dalam bentuk
fungsi tersebut, terdapat tiga pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Intuisi
2. Pendekatan Analisis Enjenering
3. Pendekatan Analisis Data Biaya Masa Lalu

Pendekatan Intuisi merupakan pendekatan yang didasarkan pada intuisi manajemen.


Intuisi ini didasarkan pada surat-surat keputusan, kontrak-kontrak kerja dengan pihak
lain dan lain-lain.

Pendekatan Analisis Enjinering merupakan pendekatan yang didasarkan pada pola


hubungan fisik yang jelas antara masukkan (input) dengan keluaran (output).

Pendekatan Analisis Data Biaya Masa Lalu, merupakan pendekatan yang didasarkan
pada data biaya masa lalu. Pendekatan ini berasumsikan bahwa biaya dimasa yang
akan datang sama perilakunya dengan biaya dimasa lalu.

C. PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

8
Penentuan harga pokok produk yang konvensional, sebagaimana telah dibahas
dalam akuntansi biaya, membebankan semua unsur biaya produksi ( biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhard pabrik) baik yang bersifat tetap maupun
variabel kepada pabrik atau jasa. Metode tersebut dikenal dengan nama penentuan
harga pokok penuh.

Penentuan harga pokok variabel merupakan metode penentuan harga pokok


produk yang membebankan unsur biaya produksi yang bersifat variabel saja. Unsur
biaya produksi bersifat tetap diperlakukan bukan sebagai harga pokok produk
melainkan sebagai biaya periodik. Biaya periodik merupakan biaya yang lebih erat
hubungannya dengan periode akuntansi disbanding dengan produk yang dihasilkan
dan umumnya biaya periodik bersifat tetap.

Perbedaan perhitungan harga pokok produk menurut metode Full Costing dan
Variable Costing

Metode Full Costing Metode Variable Costing


Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Bahan Baku xxx Biaya TKL xxx
BOP Variabel xxx
Biaya TKL xxx Harga Pokok Produk xxx

Biaya Overhead Pabrik

- Tetap xxx
- Variabel xxx

Harga Pokok Produk xxx

Bentuk laporan laba rugi berdasarkan metode Full Costing dan Variable Costing :

Metode Full Costing

xxx
Hasil Penjualan xxx
xxx
Harga Pokok Penjualan (termasuk BOP tetap)
xxx
xxx

9
xxx
Laba Kotor xxx

Biaya Usaha :

- Biaya pemasaran
- Biaya administrasi dan umum

Laba Bersih

Metode Variable Costing

xxx
Hasil Penjualan xxx

Biaya Variabel : xxx


xxx +
- Harga pokok penjualan (tidak xxx
termasuk BOP tetap) xxx
- Biaya pemasaran variabel
- Biaya adm. Umum variabel xxx
xxx
Jumlah biaya variabel xxx +
xxx +
Marjin Kontribusi (contribution Margin) xxx

Biaya Tetap :

- Biaya overhead tetap


- Biaya pemasaran tetap
- Biaya adm. dan umum tetap

Jumlah biaya tetap

Laba Bersih

10
Keunggulan dan kelemahan Variable Costing

Sebagai salah satu metode penentuan harga pokok produk, variable costing
mempunnyai keunggulan dan kelemahan. Secara umum keunggulan variable costing
adalah menutupi kelemahan full costing.

Keunggulan Variable Costing :

1. Alat perencanaan operasi


2. Penetapan harga jual
3. Alat bantu pengambilan keputusan manajemen
4. Penentuan titik impas atau pulang pokok
5. Alat pengendalian manajemen

Kelemahan Variable Costing :

1. Tidak dapat diterima untuk pelaporan ekstern


2. Kesulitan dalam pemisahan biaya tetap dan biaya variabel

D. ANALISIS HUBUNGAN BIAYA, VOLUME DAN LABA

E. THE LAW OF DIMINSHING RETURNS

Hukum hasil yang menurun yang menunujakkan arah dan tingkat perubahan
dimana perusahaan menambah output dengan menambah input yang fariabel. Jika
input variabel ditambah terus maka total produksi akan mencapai maksimum.
Sehingga, akhirnya total produksi akan menurun jika input variabel ditambah.

Hukum kenaikan hasil yang berkurang ini bukanlah hokum yang bisa
diturunkan secara deduktif yang merupakan sebuah generalisasi dan usatu hubungan
empiris yang telah diamati dengan seksama dalam setiap system produksi yang di
kenal. Dasar pijakan hubungan ini secara gampang di tunjukkan oleh input tenaga ke
dalam suatu proses produksi dimana jumlah modal yang digunakan adalah tetap.

Tiga tahapan tenaga kerja dalam produksi ada tiga tahap yaitu,. Tahap 1
ditandai dengan meningkatnya APPL jika semakin banyak tenaga kerja digunakan

11
pada setiap unit capital. Total produksi yang di capai setiap unit capital juga
meningkat jika yang berubah input kapitalnya dan ini juga menunjukkan kenaikan
evisiensi teknis capital.Tahap 2 ditandai dengan menurunnya APPL dan MPPL. Jika
tenaga kerja ditambah pada setiap unit capital yang di gunakan akan menyebabkan
turunnya evisiensi teknis tenaga kerja.Tahap 3, penggunaan tenaga kerja yang
semakin besar akan menyebabkan turunnya APPL lebih lanjut. Dan juga MPPL
negative karena TPPL menurun. Efisiensi teknis tenaga kerja dan capital keduanya
turun jika perusahaan memaksakan operasi pada tahap ini.

Kombinasi pada tahap II berisi seluruh perbandingan atau rasio antara


tenaga kerja dengan capital yang relevan bagi suatu perusahaan. Pada tahap III ,untuk
tenaga kerja, MPPL negative, berarti bahwa terlalu banyak tenaga kerja pada setiap
unit capital yang digunakan.perbandingan antara tenaga kerja dan capital harus
diturunkan paling tidak pada titik dimana MPPL tidak negative. Dan ini hanya pada
tahap II.kombinasi tenaga kerja dan capital yang menghasikan efisien teknis tenaga
kerja maksimum terletak pada batas antara tahap I dan tahap II untuk tenaga kerja.
Dan yang menghasilkan efisien maksimal capital terletak pada batas tahap II dan III
untuk tenaga kerja.

F. Generalisasi tahap II

Diagram isoquent membentuk kita dalam membuat generalisasi tahap II tidak


terbatas pada fungsi produksi linear homogeny (a linearly homogenous production
function).

Pada setiap isoquent, MRTS input a untuk input b, diukur dengan


mempertimbangkan antara MPPa dengan MPPb. Secara matematis, MRTS dapat
diukur sebagai berikut :

X0 = F (a,b)

dX0 = F0.da+Fb . db = 0

- db = Fa = MRTSab
da Fb

Dimana

12
X0 adalah isoquent

a,b adalah unit yang digunakan

Fa , Fb menunjukkan MPPa dan MPPb

Jika isoquent cembung kearah origin, maka :

Ini beraarti bahwa :

= ( )=

MRTSab menurun,

Misalnya MRTSab = 2, ini berarti, bahwa MPPa adalah 2 kali lipat MPPb, kenaikan 1
unit input a harus dikompensasi dengan pengurangan input b 2 unit.

Garis yang menghubungkan titik-titik pada isoquent yang mempunyai slope = 0

Atau isoquent menjadi horizontal/vertical, disebut RIDGE LINE. Pada garis ini
besarnya MRTSb = 0, dan nampaknya MPP juga 0 pada titik tersebut. Pada suatu pete
isoquent ada dua ridge line yang menunjukkan MPPa = 0 dan MPPb = 0. Area
diantara dua ridge line merupakan generalisasi tahap II untuk kedua input yang
digunakan. Dan pada area ini antara kedua ridge line tadi produsen akan
memproduksi output yang diinginkan. Daerah ini merupakan daerah yang relevan
untuk memproduksi suatu output dengan mengkombinasikan input yang digunakan.

Least Cort Combination

13
Tujuan perusahaan adalah meminimumkan ongkos produksi untuk suatu
tingkat output tertentu, ini berarti bahwa kombinasi input harus disesuaikan dengan
ongkos minimum yang tersedia.

Masalah yang dihadapi oleh seorang pengusaha sama dengan yang dihadapi
oleh seorang konsumen. Isoquent menunjukkan jumlah output dimana pengusaha
dapat mengkonsumsikan berbagai kombinasi input yang tersedia. Hal ini sejalan
dengan kurva indifference yang menunjukkan output yang dikonsumsi oleh
konsumen untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimum. Untuk melengkapi
analogi ini diperlukan suatu counterpart bagi pengusaha dalam menentukan posisi
output yang harus diproduksi yaitu garis anggaran yang disebut kurva ISOCOST atau
equal cost. Perubahan dalam ongkos yang tersedia, dengan harga input tetap, akan
menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan (bertambah) atau ke kiri
(berkurang).

Secara matematis garis isocost ditunjukkan oleh persamaan sebagai berikut :

Dimana T adalah total biaya/anggaran yang tersedia untuk membeli input-input a dan
b ; Pa,Pb adalah harga input a dan input b.

Seandainya perusahaan menambah anggarannya, sedangkan harga-harga input


a dan input b tetap, maka garis isocost akan bergeser kekanan sejajar karena slopenya
tetap. Slope garis isocost ditunjukkan oleh rasio harga input a dan input b.

Dan persamaan T = a Pa + b Pb diatas dapat diubah menjadi :

Persamaan :

b= a.

Input b adalah sebesar ini, yaitu anggaran dibagi harga input b.

Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan (least cost recource


combinations) untuk setiap kemungkinan ongkos dimana jalur perluasan perusahaan
(expansion path).

14
Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu
tingkat output tertentu, MRTS antara kedua input harus sama dengan ratio
(perbandingan) harga inputnya,

Yang dapat ditulis :

Secara sistematis, posisi least cost combination dapat ditunjukkan sebagai


berikut :

T = a Pa + b Pb

X1 = F ( a , b )

Dimana :

T : total biaya tersedia

a,b : input yang digunakan

Pa , Pb : harga masing-masing input

X1 : isoquent untuk suatu tingkat tertentu

15
C. Bentuk Perusahaan

16
D. Pengertian Persamaan Akuntansi

17
E. Transaksi Bisnis dan Persamaan Akuntansi

18
19
F.

BAB III

KESIMPULAN

20
A. Kesimpulan

B. Saran

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai