Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
melimpahkan karuniaNya kepada kita semua serta telah memberikan penyertaan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah yang ditugaskan oleh Dosen Pembimbing
mata kuliah PENGANTAR AKUNTANSI membahas perihal Mata Kuliah
AKUNTANSI MANAJEMEN.
Makalah kami berisikan tentang apa saja metode yang digunakan para
pengusaha dalam berbisnis serta bagaimana penerapannya kepada usaha. Dalam
makalah ini pula kami mencoba menjabarkan tentang makna dari Akuntansi
Manajemen.
Dan semoga dengan adanya makalah yang kami buat dapat menambah
wawasan dan memberi manfaat yang berarti bagi pembaca. Oleh karena itu, tak lupa
kami juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dalam
makalah yang mungkin akan kami buat selanjutnya.
PENYUSUN
MOHAMMAD FIKRI J.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6
A. Kesimpulan ...............................................................................................18
B. Saran dan Kritik.........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang
Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang
sering disebut sebagai faktor-faktor produksi yaitu : Material atau bahan, Mesin atau
peralatan, Manusia atau karyawan, Modal atau uang, Manajemen yang akan
memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain. Dengan demikian manajemen
operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor-faktor produksi sedemikian rupa
sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik
kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya.
Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi
bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk
maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan
kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya.
B. Rumusan Masalah
3
2. Apa saja fungsi produksi ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama pembuatan makalah ini untuk memenuhi nilai mata kuliah Teori
Ekonomi Mikro. Selanjutnya untuk memaparkan pengertian Teori Produksi serta
menjelaskan tentang The Low of Diminishing Returns.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah penulis dan pembaca lebih
memahami mengenai pengertian teori produksi, fungsi produksi, isoquant produksi,
produksi total, rata-rata, majinal, dan the low of diminishing returns.
4
BAB II
5
PEMBAHASAN
6
moneter
7 Disiplin sumber Ilmu ekonomi dan Ilmu ekonomi
yang melandasi spikologi sosial
B. PERILAKU BIAYA
Sebagian besar keputusan yang diambil oleh manajemen memerlukan informasi
biaya yang didasarkan pada perilakunya. Oleh sebab itu perlu diketahui
penggolongan biaya atas dasar perilakunya.
Perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan
volume kegiatan atau aktivitas perusahaan (misalnya volume produksi atau volume
penjualan) besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi
atau volume penjualan.
2. Biaya Variabel
Yaitu biaya-biaya yang totalnya selalu berubah proporsional (sebanding) dengan
perubahan volume kegiatan perusahaan.
Fungsi Biaya
Biaya total adalah penjumplahan dari biaya tetap total dengan biaya variabel total
7
Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total
Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel per unit x Volume Kegiatan
Jika :
Biaya Total : dinyatakan dengan simbul Y
Vol. Kegiatan : dinyatakan dengan simbul X
Biaya Tetap Total : dinyatakan dengan simbul a
Biaya Var. per unit : dinyatakan dengan simbul b
Pendekatan Analisis Data Biaya Masa Lalu, merupakan pendekatan yang didasarkan
pada data biaya masa lalu. Pendekatan ini berasumsikan bahwa biaya dimasa yang
akan datang sama perilakunya dengan biaya dimasa lalu.
8
Penentuan harga pokok produk yang konvensional, sebagaimana telah dibahas
dalam akuntansi biaya, membebankan semua unsur biaya produksi ( biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhard pabrik) baik yang bersifat tetap maupun
variabel kepada pabrik atau jasa. Metode tersebut dikenal dengan nama penentuan
harga pokok penuh.
Perbedaan perhitungan harga pokok produk menurut metode Full Costing dan
Variable Costing
- Tetap xxx
- Variabel xxx
Bentuk laporan laba rugi berdasarkan metode Full Costing dan Variable Costing :
xxx
Hasil Penjualan xxx
xxx
Harga Pokok Penjualan (termasuk BOP tetap)
xxx
xxx
9
xxx
Laba Kotor xxx
Biaya Usaha :
- Biaya pemasaran
- Biaya administrasi dan umum
Laba Bersih
xxx
Hasil Penjualan xxx
Biaya Tetap :
Laba Bersih
10
Keunggulan dan kelemahan Variable Costing
Sebagai salah satu metode penentuan harga pokok produk, variable costing
mempunnyai keunggulan dan kelemahan. Secara umum keunggulan variable costing
adalah menutupi kelemahan full costing.
Hukum hasil yang menurun yang menunujakkan arah dan tingkat perubahan
dimana perusahaan menambah output dengan menambah input yang fariabel. Jika
input variabel ditambah terus maka total produksi akan mencapai maksimum.
Sehingga, akhirnya total produksi akan menurun jika input variabel ditambah.
Hukum kenaikan hasil yang berkurang ini bukanlah hokum yang bisa
diturunkan secara deduktif yang merupakan sebuah generalisasi dan usatu hubungan
empiris yang telah diamati dengan seksama dalam setiap system produksi yang di
kenal. Dasar pijakan hubungan ini secara gampang di tunjukkan oleh input tenaga ke
dalam suatu proses produksi dimana jumlah modal yang digunakan adalah tetap.
Tiga tahapan tenaga kerja dalam produksi ada tiga tahap yaitu,. Tahap 1
ditandai dengan meningkatnya APPL jika semakin banyak tenaga kerja digunakan
11
pada setiap unit capital. Total produksi yang di capai setiap unit capital juga
meningkat jika yang berubah input kapitalnya dan ini juga menunjukkan kenaikan
evisiensi teknis capital.Tahap 2 ditandai dengan menurunnya APPL dan MPPL. Jika
tenaga kerja ditambah pada setiap unit capital yang di gunakan akan menyebabkan
turunnya evisiensi teknis tenaga kerja.Tahap 3, penggunaan tenaga kerja yang
semakin besar akan menyebabkan turunnya APPL lebih lanjut. Dan juga MPPL
negative karena TPPL menurun. Efisiensi teknis tenaga kerja dan capital keduanya
turun jika perusahaan memaksakan operasi pada tahap ini.
F. Generalisasi tahap II
X0 = F (a,b)
dX0 = F0.da+Fb . db = 0
- db = Fa = MRTSab
da Fb
Dimana
12
X0 adalah isoquent
= ( )=
MRTSab menurun,
Misalnya MRTSab = 2, ini berarti, bahwa MPPa adalah 2 kali lipat MPPb, kenaikan 1
unit input a harus dikompensasi dengan pengurangan input b 2 unit.
Atau isoquent menjadi horizontal/vertical, disebut RIDGE LINE. Pada garis ini
besarnya MRTSb = 0, dan nampaknya MPP juga 0 pada titik tersebut. Pada suatu pete
isoquent ada dua ridge line yang menunjukkan MPPa = 0 dan MPPb = 0. Area
diantara dua ridge line merupakan generalisasi tahap II untuk kedua input yang
digunakan. Dan pada area ini antara kedua ridge line tadi produsen akan
memproduksi output yang diinginkan. Daerah ini merupakan daerah yang relevan
untuk memproduksi suatu output dengan mengkombinasikan input yang digunakan.
13
Tujuan perusahaan adalah meminimumkan ongkos produksi untuk suatu
tingkat output tertentu, ini berarti bahwa kombinasi input harus disesuaikan dengan
ongkos minimum yang tersedia.
Masalah yang dihadapi oleh seorang pengusaha sama dengan yang dihadapi
oleh seorang konsumen. Isoquent menunjukkan jumlah output dimana pengusaha
dapat mengkonsumsikan berbagai kombinasi input yang tersedia. Hal ini sejalan
dengan kurva indifference yang menunjukkan output yang dikonsumsi oleh
konsumen untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimum. Untuk melengkapi
analogi ini diperlukan suatu counterpart bagi pengusaha dalam menentukan posisi
output yang harus diproduksi yaitu garis anggaran yang disebut kurva ISOCOST atau
equal cost. Perubahan dalam ongkos yang tersedia, dengan harga input tetap, akan
menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan (bertambah) atau ke kiri
(berkurang).
Dimana T adalah total biaya/anggaran yang tersedia untuk membeli input-input a dan
b ; Pa,Pb adalah harga input a dan input b.
Persamaan :
b= a.
14
Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu
tingkat output tertentu, MRTS antara kedua input harus sama dengan ratio
(perbandingan) harga inputnya,
T = a Pa + b Pb
X1 = F ( a , b )
Dimana :
15
C. Bentuk Perusahaan
16
D. Pengertian Persamaan Akuntansi
17
E. Transaksi Bisnis dan Persamaan Akuntansi
18
19
F.
BAB III
KESIMPULAN
20
A. Kesimpulan
B. Saran
21
22
23