Anda di halaman 1dari 5

manajemen perbankan

SOLVABILITAS DAN
RENTABILITAS BANK
(BTN)

Disusun oleh:
Elsa Mamele
Oktavia Moningka
Sri Rahmatya

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TONDANO
2017
A. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya.


Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada
dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi
kecuali perusahaan mengalami ke pailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari
aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Dalam praktiknya untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan dana, perusahaan


memiliki beberapa pilihan sumber dana yang dapat digunakan. Pemilihan beberapa pilihan
sumber dana yang dapat digunakan. Pemilihan sumber dana ini tergantung daritujuan, syarat-
syarat, keuntungan dan kemampuan perusahaan tentunya. Sumber-sumber dana secara garis
besar dapat diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman (bank ataulembaga keuangan lainnya).
Perusahaan dapat memilih dana dari salah satu sumber tersebut atau kombinasi dari
keduanya.

Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.


Misalnya penggunaan modal sendiri mimiliki kelebihan, yaitu mudah diperoleh, dan
beban pengambilan yang relatif lama. Disamping itu dengan menggunakan modal sendiri
tidak ada beban untuk membayar angsuran termasuk bunga dan biaya lainnya. Sebaliknya
kekurangan modal sendiri sebagai sumber dana adalah jumlahnya yang relatif
terbatas,terutama pada saat menjatuhkan dana yang relatif besar.

Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang
yangditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan
bahwarasio ini digunkan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi).

Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang
dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya
apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian
yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil
pengembalian(return) pada saat perekonomian tinggi.

Pengukuran rasio solvabilitas, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:


Mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan
Melalui pendekatan rasio rasio laba rugi.

Manfaat rasio solvabilitas (leverage):


Untuk menganalisi kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak
lainnya.
Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajibanyang bersifattetap.
Untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva khususnyaaktiva
tetapdengan modal.
Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan
aktiva
Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiriyang
dijadikan jaminan utang jangka panjang.
Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapatsekian
kalinya modal sendiri.

Intinya dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan
dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasiokemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.
Adapun jenis rasio solvabilitas yang sering digunkan perusahaan :
1. Debt to asset ratio (debt ratio)
2. Debt to equity ratio
3. Long term debt to equity ratio
4. Times interest earned
5. Fixed charge coverage

B. Rentabilitas
Rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio rentabilitas selain bertujuan untuk
mengetahui kemempuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga
bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional
perusahaannya. Pada rasio rentabilitas (keuntungan), rasio yang dapat diukur antara lain:
1. ROA (Return On Assets adalah rasio)
Digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan secara
relative dibanding dengan total assetnya dengan kata lain ukuran untuk menilai seberapa
besar tingkat pengembalian dari asset bank tersebut. Semakin tinggi ROA yang dimiliki
bank maka semakin besar laba atau yang didapat oleh bank tersebut serta semakin bagus
pula posisi bank dari segi penggunaan asset yang biasanya akan meningkatkan saham dari
bank tersebut.
2. ROE
ROE (Return on Equity) adalah perbandingan keuntungan yang diperoleh bank dengan
total modal sendiri. Semakin besar ROE maka semakin besar kenaikan laba bersih bank
yang bersangkutan serta akan meningkatkan harga saham dan pembagian deviden kepada
investor akan semakin besar pula.

3. NIM
NIM (Net Interest Margin) adalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan
rata-rata aktiva produktif. NIM merupakan indikator untuk menunjukan tingkat efisiensi
operasional suatu bank.
4. BOPO
BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) adalah perbandingan antara
biaya operasional dengan pendapat operasional digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi. Semakin rendah
BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya,
dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko operasional, yang merupakan
ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank. Resiko operasional berasal dari kerugian
operasional bila terjadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya
operasional bank, dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-
produk yang ditawarkan. Rendahnya nilai BOPO kemungkinan disebabkan oleh
manajemen mulai kehilangan kendali dalam mengatur kredit yang diberikan atau
menurunnya kinerja dari karyawan.
Penilaian akhir terhadap rentabilitas dilakukan dengan mengkombinasikan hasil yang telah di
dapat dari masing masing komponen (kuantitatif dan kualitatif) faktor permodalan ini.
Namun karena pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya menganalisis rasio
keuangan saja , maka yang dinilai hanya komponen kuantitatif saja (penilaian berdasarkan
rasio perhitungan).
Rentabilitas dibedakan menjadi dua, yaitu:
Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan
modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan labatersebut dan dinyatakan dalam
prosentase. Oleh karena pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur
efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan, maka Rentabilitas ekonomi
sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruhmodal
yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba.

Rentabilitas modal sendiri


Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha adalah perbandingan
antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah
modal sendiri yang menghasilkan labatersebut di lain pihak. Dengan kata lain, rentabilitas
modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja
didalamnya untuk menghasilkan keuntungan
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah:
a. Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas modal sendiri. Dalam
hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhubungan dengan rentabilitas modal sendiri.
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modalsendiri dan
modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan labatersebut dan dinyatakan
dalam persentase. Maka, jelas rentabilitas ekonomi mempunyai hubungan erat dengan
rentabilitas modal sendiri mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak
para pemilik modal.
b. Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modalsendiri adalah laba
bersih, yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal pinjaman dan pajak perseroan.
Semakin tinggi tingkat bunga modal pinjaman yang harus dibayar, berarti akan
memeperkecil laba yangmenjadi bagian pemilik modal sendiri.
c. Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya, termasuk
penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya. Semakin tinggitingkat pajak yang
ditentukan pemerintah, maka akan memperkecil labayang menjadi hak bagi pemilik
dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan rentabilitas modal sendiri terpengaruh.

Anda mungkin juga menyukai