Gambar 1.1. Kiri, memperlihatkan urat yang terbentuk pada sesar normal, dengan struktur pinch-and-swell. Kanan,
memperlihakan stadia pembentukan urat yang relative vertical dan horizontal. Struktur berperan sebelum dan
sesudah mineralisasi (dari Evans, 1993).
Gambar tersebut memberikan gambaran tentang struktur pinch and swell yang membentuk urat.
Ketiga pada rekahan tersebut membentuk sesar normal, maka akan terbentuk ruang terbuka
(dilatant zones), yang memungkinkan fluida pembawa bijih masuk ke rongga tersebut dan
membentuk urat. Vein pada umumnya terbentuk pada sistem rekahan yang memperlihatkan
keteraturan pada arah maupun kemiringan.
b. Tubuh bijih Tubular
Tubuh bijih ini, relative pendek pada dua dimensi , tetapi panjang pada sisi ketiganya. Pada
posisi vertical atau sub vertical tubuh ini dikenal sebagai pipa (pipes) atau chimneys, sedangkan
pada posisi horizontal sering digunakan istilah mantos. Terbentuknya tubuh bijih yang tubular,
umumnya disebabkan oleh pelarutan batuan induknya (host rocks), serta bijih yang berupa
breksiasi. Beberapa tubuh bijih seringkali tidak menerus, sehingga membentuk tubuh bijih yang
disebut pod (pod-shaped orebodies).
Gambar 1.2. Memperlihatkan kenampakan breksi hidrotermal. Foto kiri, kenampakan breksi hidrotermal pada
endapan skarn Big Gossan. Foto kanan, tekstur pengisian diantara fragmen breksi yang membentuk tekstur ockade
pada endapan epitermal Ciemas.
Gambar 1.3. Foto kiri memperlihatkan masif kalkopirit pirit-magnetit yang terebntuk pada fase
mineralisasi awal yang meng-overprint klinopiroksen. Foto kanan urat epidot-gipsum-pirit-
kalkopirit-sfalerit. Lokasi Big Gossan, Tembaga Pura.
1.1.1.2. Bentuk tidak beraturan
a. Endapan sebaran (disseminated deposits)
Pada endapan sebaran (diseminasi) bijih tersebar pada tubuh batuan, seperti pada pembentukan
mineral asesori pada batuan beku. Pada kenyataannya bijih ini sering sebagai mieral asesori pada
batuan beku.
Endapan bijih diseminasi juga banyak terbentuk pada sebagian besar perpotongan jaringan urat-
urat halus (veinlets), yang dikenal sebagai stockwork, juga di sepanjang urat halus atau pada pori
batuan. Stockwork sebagian besar terbentuk pada tubuh intrusi berkomposisi intermediet sampai
asam, tetapi juga dapat menerus hingga pada batuan sampingnya.
Gambar 1.4. Kiri, kenampakan magnetite veinlets pada endapan skarn Big Gossan. Kanan Kenampakan tekstur
stockwork pada endapan Cu-porfiri Grasberg, Tembaga Pura.
Pada batuan vulkanik, endapan dapat terbentuk mengisi vesikuler pada tubuh lava basat yang
umumnya membentuk outobreccia dan pada endapan volcanogenic massive sulphide. Endapan
massive sulphide merupakan endapan yang penting dan lebih signifikan. Pada tubuh intrusi
plutonik, juga sering membentuk lapisan- lapisan mineral ekonomik seperti magnetit-ilmenit
atau kromit. Pembentukan ini disebabkan oleh gravitational settling atau liquid immicibility.
1.2.Tekstur Bijih
Tekstur bijih dapat bercerita banyak tentang genesa atau sejarah pembentukan bijih. Interpretasi
genesa mineral dari tekstur sangat sulit dan haruslah hati-hati. Ada tiga tekstur yang dikenal,
yaitu tekstur open space filling (infilling), tekstur replacement, serta exolution.
Gambar 1.6 Foto kiri memperlihatkan kenampakan vuggy quartz,sedangkan foto kanan memperlihatkan tekstur
crustiform-colloform, sebagai penciri tekstur pengisian.
Adanya struktur zoning pada mineral, sebagai indikasi adanya proses pengisia, seperti
mineral andradit-grosularit. Struktur zoning pada mineral sulit dikenali dengan
pengamatan megaskopis.
Tekstur berlapis. Fuida akan sering akan membentuk kristal-kristal halus, mulai dari
dinding rongga, secara berulang-ulang, yang dikenal sebagai crustiform atau colloform.
Lapisan crustiform yang menyelimuti fragmen dikenal sebagai tekstur cockade. Apabila
terjadi pengintian kristal yang besar maka akan terbentuk comb structure. Pada umumnya
perlapisan yang dibentuk oleh pengisian akan membentuk perlapisan yang simetri.
Gambar 1.7. Gambar yang menunjukkan beberapa kenampakan tekstur pengisian. A) Vuggy atau rongga sisa
pengisian, b). Kristal euhedral, c). Kristal zoning, d). Gradasi ukuran Kristal, e).Tekstur crutiform, f). Tekstur
cockade, g).Tekstur triangular, h).Comb structure, i).Pelapisan simetris
Kenampakan tekstur berlapis juga dapat terbentuk karena proses penggantian (oolitik,
konkresi, pisolitik pada karbonat) atau proses evaporasi (bandedironstone), tetapi
sebagain besar tekstur berlapis terbentuk karena proses pengisian.
Tekstur triangular terbentuk apabila fluida mengenap pada pori diantara fragmen batuan
yang terbreksikan. Kalau pengisian tidak penuh, akan mudah untuk mengenalinya. Pada
banyak kasus, fluida hidrotermal juga mengubah fragmen batuan secarara menyeluruh.
Problem-nya apabila mineral hasil pengisian antar fragmen sama dengan mineral hasil
ubahan pada fragmen (contoh paling banyak adalah silika pengisian dibarengi silika
penggantian). Walau demikian, pada tekstur pengisian umumnya memperlihatkan
kenampakan berlapis (tekstur cockade).
Untuk mengenali tekstur pengendapan, dibutuhkan pemahaman geologi terkait dengan ditempat
mana fokus kita diarahkan. Hal yang utama adalah memperkirakan akses fluida dalam suatu
batuan dinding yang terubah. Fluida akan bergerak melalui daerah yang mempunyai
permeabilitas yang besar yang biasanya sebagai ruang terbuka. Dalam konteks ini dapat diartikan
bahwa perhatian pada tekstur pengisian sebaiknya difokuskan pada daerah yang mempunyai
ubahan maksimum.
Daerah yang membentuk tekstur pengisian, pada umumnya cendrung membentuk struktur urat
(vein), urat halus (veinlets), stockwork, dan breksiasi.
Tabel 1.1 Beberapa contoh tekstur exolution mineral kalkopirit stannit sfalerit temperatur
pembentukannya (Evans, 1993)