Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR DAN TEKSTUR ENDAPAN MINERAL

1.1. Bentuk Endapan Bijih


Terkait dengan waktu pembentukan bijih dihubungkan dengan host rock-nya, dikenal istilah
singenetik dan epigenetic. Singenetik diartikan bahwa bijih terbentuk relative bersamaan dengan
pembentukan batuan, sering merupakan bagian rangkaian stratigrafi batuan, seperti endapan bijih
besi pada batuan sediment. Epigenetik, kebalikan dengan singenetik, merupakan bijih yang
terbentuk setelah host rock-nya terbentuk. Contoh endapan epigenetic adalah endapan yang
berbentuk urat (vein). Seperti dalam terminology batuan beku, juga dikenal istilah tubuh bijih
diskordan dan konkordan. Tubuh bijih diskordan, jika memotong perlapisan batuan, sedangkan
tubuh bijih konkordan jika relatif sejajar dengan lapisan batuan.

1.1.1.Tubuh bijih diskordan


1.1.1.1. Bentuk beraturan
a. Tubuh Bijih Tabular
Tubuh bijih tabulat mempunyai ukuran pada dua sisi yang memanjang, tetapi sisi ketiga relative
pendek. Bentuk tubuh bijih tabular, umumnya membentuk vein (urat) atau fissure -veins. Vein
pada umumnya mempunyai kedudukan miring, seperti pada sesar, pada bagian bawah dikenal
sebagai footwall, sedangkan bagian atasnya dikenal sebagai hangingwall.

Gambar 1.1. Kiri, memperlihatkan urat yang terbentuk pada sesar normal, dengan struktur pinch-and-swell. Kanan,
memperlihakan stadia pembentukan urat yang relative vertical dan horizontal. Struktur berperan sebelum dan
sesudah mineralisasi (dari Evans, 1993).
Gambar tersebut memberikan gambaran tentang struktur pinch and swell yang membentuk urat.
Ketiga pada rekahan tersebut membentuk sesar normal, maka akan terbentuk ruang terbuka
(dilatant zones), yang memungkinkan fluida pembawa bijih masuk ke rongga tersebut dan
membentuk urat. Vein pada umumnya terbentuk pada sistem rekahan yang memperlihatkan
keteraturan pada arah maupun kemiringan.
b. Tubuh bijih Tubular
Tubuh bijih ini, relative pendek pada dua dimensi , tetapi panjang pada sisi ketiganya. Pada
posisi vertical atau sub vertical tubuh ini dikenal sebagai pipa (pipes) atau chimneys, sedangkan
pada posisi horizontal sering digunakan istilah mantos. Terbentuknya tubuh bijih yang tubular,
umumnya disebabkan oleh pelarutan batuan induknya (host rocks), serta bijih yang berupa
breksiasi. Beberapa tubuh bijih seringkali tidak menerus, sehingga membentuk tubuh bijih yang
disebut pod (pod-shaped orebodies).

Gambar 1.2. Memperlihatkan kenampakan breksi hidrotermal. Foto kiri, kenampakan breksi hidrotermal pada
endapan skarn Big Gossan. Foto kanan, tekstur pengisian diantara fragmen breksi yang membentuk tekstur ockade
pada endapan epitermal Ciemas.

Gambar 1.3. Foto kiri memperlihatkan masif kalkopirit pirit-magnetit yang terebntuk pada fase
mineralisasi awal yang meng-overprint klinopiroksen. Foto kanan urat epidot-gipsum-pirit-
kalkopirit-sfalerit. Lokasi Big Gossan, Tembaga Pura.
1.1.1.2. Bentuk tidak beraturan
a. Endapan sebaran (disseminated deposits)
Pada endapan sebaran (diseminasi) bijih tersebar pada tubuh batuan, seperti pada pembentukan
mineral asesori pada batuan beku. Pada kenyataannya bijih ini sering sebagai mieral asesori pada
batuan beku.
Endapan bijih diseminasi juga banyak terbentuk pada sebagian besar perpotongan jaringan urat-
urat halus (veinlets), yang dikenal sebagai stockwork, juga di sepanjang urat halus atau pada pori
batuan. Stockwork sebagian besar terbentuk pada tubuh intrusi berkomposisi intermediet sampai
asam, tetapi juga dapat menerus hingga pada batuan sampingnya.

Gambar 1.4. Kiri, kenampakan magnetite veinlets pada endapan skarn Big Gossan. Kanan Kenampakan tekstur
stockwork pada endapan Cu-porfiri Grasberg, Tembaga Pura.

b. Endapan replacement (penggantian)


Beberapa endapan bijih terbentuk oleh proses replacement (penggantian) pada mineral atau
batuan yang telah ada, berlangsung pada temperature rendah hingga sedang. Replacement yang
berlangsung pada temperature tinggi, umum terbentuk terutama pada kontak dengan intrusi yang
berukuran besar hingga menengah. Endapan ini sering dikenal atau popular sebagai endapan
skarn. Tubuh bijih dicirikan oleh pembentukan mineral-mineral calc-silicate seperti diopsit,
wolastonit, andradid-grosularit garnet, maupun tremolit-aktinolit.

1.1.2.Tubuh bijih Korkordan


Tubuh bijih konkordan dapat terbentuk secara singenetik , membentuk satu kesatuan stratigrafi
dengan host rock-nya, tetapi juga dapat terbentuk secara epigenetic, setelah batuan ada. Endapan
konkordan umumnya terbentuk pada batas batuan yang berbeda ,juga dapat terbentu dalam satu
tubuh batuan; dapat batupasir, batugamping, batuan lempungan, atau pada endapan vulkanik,
kadang juga pada batuan plutonik atau metamorf. Pada tubuh bijih konkordan, sebagian besar
tubuh bijih relative parallel dengan bidang perlapisan, beberapa bagian sering miring atau
bahkan tegak lurus dengan bidang perlapisan.

Gambar 1.5. Memperlihatkan tubuh bijih diskordan, yang dikontrol oleh


stratigrafi dan struktur geologi (dari Evans, 1993).

Pada batuan vulkanik, endapan dapat terbentuk mengisi vesikuler pada tubuh lava basat yang
umumnya membentuk outobreccia dan pada endapan volcanogenic massive sulphide. Endapan
massive sulphide merupakan endapan yang penting dan lebih signifikan. Pada tubuh intrusi
plutonik, juga sering membentuk lapisan- lapisan mineral ekonomik seperti magnetit-ilmenit
atau kromit. Pembentukan ini disebabkan oleh gravitational settling atau liquid immicibility.

1.2.Tekstur Bijih
Tekstur bijih dapat bercerita banyak tentang genesa atau sejarah pembentukan bijih. Interpretasi
genesa mineral dari tekstur sangat sulit dan haruslah hati-hati. Ada tiga tekstur yang dikenal,
yaitu tekstur open space filling (infilling), tekstur replacement, serta exolution.

1.2.1 Tekstur infilling (pengisian)


Proses pengisian umumnya terbentuk pada batuan yang getas, pada daerah dimana tekanan pada
umumnya relatif rendah, sehingga rekahan atau kekar cenderung bertahan. Tekstur pengisian
dapat mencerminkan bentuk asli dari pori serta daerah tempat pergerakan fluida, serta dapat
memberikan informasi struktur geologi yang mengontrolnya. Mineral-mineral yang terbentuk
dapat memberikan informasi tentang komposisi fluida hidrotermal, maupun temperatur
pembentukannya. Pengisian dapat terbentuk dari presipitasi leburan silikat (magma) juga dapat
terbentuk dari presipitasi fluida hidrotermal. Kriteria tekstur pengisian dapat dikenali
darikenampakan:
Adanya vug atau cavities, sebagi rongga sisa karena pengisian yang tidak selesai
Kristal-kristal yang terbentuk pada pori terbuka pada umumnya cenderung euhedral
seperti kuarsa, fluorit, feldspar, galena,sfalerit, pirit, arsenopirit, dan karbonat. Walupun
demikian, mineral pirit, arsenopirit, dan karbonat juda dapat terbentuk euhedral,
walaupun pada tekstur penggantian.

Gambar 1.6 Foto kiri memperlihatkan kenampakan vuggy quartz,sedangkan foto kanan memperlihatkan tekstur
crustiform-colloform, sebagai penciri tekstur pengisian.

Adanya struktur zoning pada mineral, sebagai indikasi adanya proses pengisia, seperti
mineral andradit-grosularit. Struktur zoning pada mineral sulit dikenali dengan
pengamatan megaskopis.
Tekstur berlapis. Fuida akan sering akan membentuk kristal-kristal halus, mulai dari
dinding rongga, secara berulang-ulang, yang dikenal sebagai crustiform atau colloform.
Lapisan crustiform yang menyelimuti fragmen dikenal sebagai tekstur cockade. Apabila
terjadi pengintian kristal yang besar maka akan terbentuk comb structure. Pada umumnya
perlapisan yang dibentuk oleh pengisian akan membentuk perlapisan yang simetri.
Gambar 1.7. Gambar yang menunjukkan beberapa kenampakan tekstur pengisian. A) Vuggy atau rongga sisa
pengisian, b). Kristal euhedral, c). Kristal zoning, d). Gradasi ukuran Kristal, e).Tekstur crutiform, f). Tekstur
cockade, g).Tekstur triangular, h).Comb structure, i).Pelapisan simetris

Kenampakan tekstur berlapis juga dapat terbentuk karena proses penggantian (oolitik,
konkresi, pisolitik pada karbonat) atau proses evaporasi (bandedironstone), tetapi
sebagain besar tekstur berlapis terbentuk karena proses pengisian.
Tekstur triangular terbentuk apabila fluida mengenap pada pori diantara fragmen batuan
yang terbreksikan. Kalau pengisian tidak penuh, akan mudah untuk mengenalinya. Pada
banyak kasus, fluida hidrotermal juga mengubah fragmen batuan secarara menyeluruh.
Problem-nya apabila mineral hasil pengisian antar fragmen sama dengan mineral hasil
ubahan pada fragmen (contoh paling banyak adalah silika pengisian dibarengi silika
penggantian). Walau demikian, pada tekstur pengisian umumnya memperlihatkan
kenampakan berlapis (tekstur cockade).

Untuk mengenali tekstur pengendapan, dibutuhkan pemahaman geologi terkait dengan ditempat
mana fokus kita diarahkan. Hal yang utama adalah memperkirakan akses fluida dalam suatu
batuan dinding yang terubah. Fluida akan bergerak melalui daerah yang mempunyai
permeabilitas yang besar yang biasanya sebagai ruang terbuka. Dalam konteks ini dapat diartikan
bahwa perhatian pada tekstur pengisian sebaiknya difokuskan pada daerah yang mempunyai
ubahan maksimum.
Daerah yang membentuk tekstur pengisian, pada umumnya cendrung membentuk struktur urat
(vein), urat halus (veinlets), stockwork, dan breksiasi.

1.2.2 Tekstur replacement (penggantian)


Proses ubahan dibentuk oleh penggantian sebagian atau seluruhnya tubuh mineral menjadi
mineral baru. Karena pergerakan larutan selalu melewati pori, rekahan atau rongga, maka tekstur
penggantian selalu perpasangan dengan tekstur pengisian. Oleh karena itu mineralogi pada
tekstur penggantian relative sama dengan mineralogi pada tekstur pengisian, akan tetapi
mineralogy pengisian cenderung berukuran lebih besar. Berikut beberapa contoh kenampakan
tekstur ubahan.
Pseudomorf, walaupun secara komposisi sudah tergantikan menjadi mineral baru,
seringkali bentuk mineral asal masih belum terubah
Rim mineral pada bagian tepi mineral yang digantikan
Melebarnya urat dengan batas yang tidak tegas
Tidak adanya pergeseran urat yang saling berpotongan
Mineral pada kedua dinding rekahan tidak sama
Adanya mineral yang tumbuh secara tidak teratur pada batas mineral lain
Gambar 1.8 Gambar yang menunjukkan beberapa kenampakan tekstur penggantian
(Guilbert dan Park, 1986). Berturut-turut dari kiri:
Pseudomorf, bementit mengganti sebagian Kristal karbonat
Bornit mengganti pada bagian tepid an rekahan kalkopirit
Digenit yang mengganti kovelit dan kalkopirit, memperlihatkan lebar yang berbeda

Gambar 1.9. Gambar yang menunjukkan beberapa kenampakan tekstur penggantian


(Guilbert dan Park, 1986). Berturut-turut dari arah kiri:
a) Urat kalkopirit yang saling memotong, tidak memperlihatkan pergesaran
b) Komposisi mineral yang tidak simetris pada dinding rekahan
c) Kenampakan tumbuh bersama yang tidak teratur pada bagian tepi mineral

1.2.3. Tekstur exolution (eksolusi)


Mineral-mineral yang terbentuk sebagai homogenous solid-solution, pada saat temperatur
mengalami penurunan, komponen terlarut akan memisahkan diri dari komponen pelarut,
membentuk tekstur exolution. Kenampakan komponen(mineral) terlaut akan membentuk inklusi-
inklusi halus pada mineral pelarutnya. Inklusi-inklusi ini kadang teratur dan sejajar, kadang
brlembar, kadang tidak teratur.
Gambar 1.10. Kanan: Memperlihatkan kenampakan foto mikroskopis tekstur penggantian mineral kovelit pada
bagian tepi mineral kalkopirit. Kiri: memperlihatkan kenampakan foto mikroskopis tekstur exolution mineral
kalkopirit pada tubuh sfalerit (perbesaran 40x. Lok. Ciemas).

Gambar 1.11. Beberapa kenampakan khas tekstur exolution pada


mineral sulfide dan okksida (Evans, 1993).
a) Pemilahan mineral hematite dalam ilmenit
b) Exolution lembaran ilmenit dalam magnetit
c) Exolution butiran kalkopirit dalam sfalerit
d) Rim exolution pendlandit dari pirhotit
Adanya tekstur exolution menunjukkan adanya temperatur pembentukannya yang relatit tinggi,
sekitar 300-600C.

Tabel 1.1 Beberapa contoh tekstur exolution mineral kalkopirit stannit sfalerit temperatur
pembentukannya (Evans, 1993)

Anda mungkin juga menyukai