Anda di halaman 1dari 8

Destilasi bertingkat/fraksinasi Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan

destilasi ke dalam bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang
selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang.
Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat
pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda
jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain,
destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran
yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil.
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra
klorida-toluen, dll. Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi
yang dipasang pada labu destilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk
memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak
begitu berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi
menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau
senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun
dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi,
jika belum mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes
kembali ke dalam labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus
akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun
dan turun/menetes sebagai destilat. Cara melakukan destilasi bertingkat :
1. Susun/set alat destilasi bertingkat. Masukan zat sampel dan batu didih ke
dalam labu dasar bulat.
2. Setelah siap panaskan labu dengan melalui penangas sampai campuran
mendidih. Atur pemanasan sehingga destilat yang keluar mendekati 2 mL
(60 tetes) per menit.
3. Pasang pada labu dasar bulat 250 mL kolom fraksinasi Vigreux atau kolom
lain yang sesuai.
4. Tutup ujung atas kolom dengan termometer sedemikian rupa sehingga
ujung termometer berada 5-10 mm di bawah pipa pengalir pada kolom
fraksinasi.
5. Hubungkan pipa pengalir pada kolom dengan pendingin (panjangnya 60-
70 cm) dan pasang seperti untuk melakukan destilasi sederhana.
6. Siapkan 5 labu erlenmeyer yang bersih dan kering untuk menampung
destilat.
Gambar set alat destilasi bertingkat:
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi
yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude
oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi: Minyak mentah ringan
(light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang rendah,
berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam
dan memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen
utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik,
dan senyawa anorganik. Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara
mudah untuk memisahkan komponen-komponennya, yakni berdasarkan
perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini disebut distilasi bertingkat.
Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka
sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui
proses konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran
fraksi. belerang tinggi,

Distilasi bertingkat Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak


dipisahkan menjadi komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-
fraksi, yakni kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu.
Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-
isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan. Proses distilasi
bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan
tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan
kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi.
Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati
pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi
dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin.
Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan
terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu
kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi
senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian
atas menara. Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke
bagian kilang minyak lainnya untukproses konversi.

Cracking adalah proses penguraian molekul senyawa hidrokarbon yang besar


menjadi hidrokarbon yang memiliki struktur molekul senyawa yang lebih kecil.
Salah satu contoh proses cracking adalah pengubahan minyak solar atau minyak
tanah (kerosin) menjadi bensin. Terdapat berbagai macam proses cracking yaitu
termal cracking,catalytic cracking dan hidrocracking. Proses penguraian dari tiga
metode tersebut menggunakan cara-cara yang berbeda, berikut sebagai
penjelasan :
1. Thermal Cracking
Proses penguraian ini menggunakan suhu yang tinggi serta tekanan yang
rendah, suhu yang digunakan dapat mencapai temperature 800C dan
tekanan 700 kpa. Partikel ringan yang memiliki hidrogen dalam jumlah
banyak akan terbentuk pada penguraian molekul berat yang terkondensasi.
Reaksi yang terjadi pada proses ini disebut dengan homolitik fision dan
memproduksi alkena yang menjadi bahan dasar untuk memproduksi
polimer secara ekonomis. Panas yang digunakan dalam proses ini
menggunakan steam cracking yaitu uap yang memiliki suhu yang tinggi.
Salah satu contoh proses thermal cracking seperti pada gambar di atas
2. Catalytic Cracking
Proses ini menggunakan katalis sebagai media yang dapat mempercepat
laju reaksi, proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil
dilakukan dengan suhu tinggi. Jenis katalis yang sering digunakan adalah
silica, alumunia, zeloit dan beberapa jenis lainnya seperti clay, umumnya
reaksi dari proses perengkahan katalitik menggunakan mekanisme
perengkahan ion karbonium. Awalnya katalis yang memiliki sifat asam
akan menambahkan proton ke dalam molekul olevin ataupun menarik ion
hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium.
3. Hydrocracking
Proses Hydricracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan
hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Proses pereaksian
dilakukan dengan tekanan tinggi, produk utama yang dihasilkan ialah
bahan bakar jet, bensin, diesel yang mempuyai bilangan oktan yang tinggi.
Hydrocracking memiliki kelebihan lain, yaitu kandungan sulfur yang
terdapat pada fraksi yang akan diurai, senyawa sulfurnya akan diubah
menjadi hidrogen sulfida sehingga proses pelepasan sulfur akan lebih
mudah dilakukan.
Katalis adalah bahan yang dicampurkan dalam reaksi kimia yang berfungsi untuk
mempercepat reaksi kimia atau menurunkan energi aktivasi reaksi kimia. Katalis
ikut bereaksi kimia tetapi akan terbentuk kembali di akhir reaksi sehingga seolah-
olah tidak ikut bereaksi dan tidak habis saat bereaksi. Katalis untuk cracking :
Alumina (alumunium, sudah jarang digunakan), active zeolite-based catalyst.

LPG memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bensin.


Konsumsi bahan bakar LPG per satuan volume lebih rendah daripada
bensin. Distribusi gas pada tiap tiap silinder lebih merata sehingga
percepatan mesin lebih baik dan putaran stasioner lebih halus. Ruang
bakar lebih bersih sehingga umur mesin meningkat. Kandungan karbon
LPG lebih rendah daripada bensin atau diesel sehingga menghasilkan CO2
yang lebih rendah.
Tes tenaga, emisi dan pemakaiannya
Dari hasil unjuk kerja di chassis dynamometer didapat bahwa daya
maksimum yang dihasilkan oleh sepeda motor jenis 110 cc berbahan bakar
LPG mengalami penurunan sebesar 25,3% sedang untuk sepeda motor
jenis 150 cc mengalami penurunan daya sebesar 13%. Torsi maksimum
yang dihasilkan sepeda motor 110 cc berbahan bakar bensin sebesar 9,25
Nm sedang sepeda motor berbahan bakar LPG menghasilkan 8,49 Nm
atau mengalami penurunan 8,22%. Penurunan torsi maksimum sebesar
3,04% juga dihasilkan sepeda motor 150 cc.

Dari hasil pengukuran konsumsi bahan bakar pada daya yang sama
diperoleh bahwa sepeda motor 150 cc dengan bahan bakar LPG irit
dibanding dengan yang berbahan bakar bensin. Sepeda motor ini
membutuhkan 37,6% lebih kecil atau rata-rata 2,53 kg/jam. Demikian juga
dengan sepeda motor 110 cc, konsumsi bahan bakar LPG lebih kecil
39,5% dibanding kebutuhan bahan bakar bensin.

Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahan


bakar LPG dapat digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor.
Keuntungan yang diperoleh dari pemakaian LPG ini adalah konsumsi
bahan bakar lebih irit, emisi beracun CO lebih sedikit. Sedang kerugiannya
antara lain daya yang didapat lebih kecil dan emisi HC cukup besar.

Tabel 37. Konsumsi Bahan Bakar Sepeda Motor 150cc Berbahan Bakar Bensin
dan LPG

Tabel 38. Konsumsi Bahan Bakar Sepeda Motor 110cc Berbahan Bakar Bensin
dan LPG
Penelitian diatas menggunakan harga bensin yang lama. Bila menggunakan data
yang sekarang, bensin Rp 8500 per liter (hampir subsidi), dan LPG anggap saja
RP 15.000 per 3kg, Rp 5.000 per kg (jelas subsidi). Maka untuk 5km kalau pakai
bensin 0.207 x 8500 = RP. 1.759,50 , kalau pakai LPG 0.170 x 5000 = Rp 850,00 .
Pemakaian LPG terlihat lebih murah dari bensin.

Tes yang berikut ini agak berbeda, menunjukkan bahwa pemakaian LPG justru
menambah tenaga. Tes pakai Honda Vario 110cc.
Penggunaan bahan bakar LPG pada sepeda motor Honda Vario 110 cc tahun 2010
dapat meningkatkan torsi (torque), dan daya (power). Peningkatan torsi tertinggi
sebesar 63,90% didapatkan pada putaran 2000 rpm dengan menggunakan bahan
bakar LPG. Peningkatan daya tertinggi sebesar 50,44% didapatkan pada putaran
2000 rpm dengan menggunakan bahan bakar LPG. Sedangkan konsumsi bahan
bakar (fuel consumption) mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan
konsumsi bahan bakar tertinggi sebesar 23,09% didapatkan pada putaran 6000
rpm dengan menggunakan bahan bakar LPG.

Penggunaan bahan bakar LPG pada sepeda motor Honda Vario 110 cc tahun 2010
dapat menurunkan kadar emisi gas buang seperti HC, dan CO2. Penurunan CO
tertinggi sebesar 99,56% didapatkan pada putaran 5500 dengan menggunakan
bahan bakar LPG. Penurunan CO2 tertinggi sebesar 55,72% didapatkan pada
putaran 3500 rpm dengan menggunakan bahan bakar LPG. Penurunan tertinggi
sebesar 77,67% didapatkan pada putaran 5500 rpm dengan menggunakan bahan
bakar LPG. Sedangkan konsentrasi O2 mengalami peningkatan yang signifikan
pada penggunaan bahan bakar LPG. Peningkatan tertinggi sebesar 83,65%
didapatkan pada putaran 7500 rpm.

kerugian daya (LPG adalah 15% kurang kuat bila dibandingkan bensin)
tapi ini hanya jelas pada bagian tertinggi (top end) dari putaran mesin (red
line).

Topik konversi pada Sepeda Motor LPG mempunyai beberapa isu masalah
diantaranya:

Tabung gas - Masalah tabung gas meliputi ukuran dan bentuk tabung gas serta
cara pengisian ulang gas, ukuran tabung meliputi kapasitan gas yang bisa
ditampung, bentuk tabung gas menyangkut menyimpanan tabung gas itu sendiri di
sepeda motor kita.
Regulator - Diperlukan tekanan gas tertentu agar gas ini bisa digunakan untuk
Sepeda Motor kita. Salah jenis regulator gas akan memberikan tekanan terlalu
tinggi atau terlalu rendah untuk penggunaan konversi bbg ini. Tekanan yang tidak
sesuai menyebabkan kendaraan kita tidak dapat hidup/nyala. Regulator dari jenis
apa pun harus diubah atau disesuikan sehingga bisa menghasilkan tekanan yang
diperlukan.

Spuyer/Nozzle - besarnya lubang yang tidak sesuai pada fungsi 'injeksi'


bersamaan dengan tekanan pengiriman gas yang diberikan oleh regulator, dapat
menyebabkan pembakaran tidak sempurna jika tidak benar ukurannya.

Mixer/Pencampur - udara dan gas dicampur pada tempat ini sebelum memasuki
ruang bakar/mesin dan digunakan untuk mengatur kondisi campuran antara udara
dan gas. Dengan berbagai jenis posisi pengatur udara primer, mekanisme
pencampuran udara dan gas ini harus dapat menghasilkan perbandingan udara dan
gas yang benar sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna.

Oktan LPG - LPG mempunyai oktan yang cukup tinggi yaitu: RON 112 dan
MON 97. Oktan sebesar ini akan lebih efisien digunakan pada motor bakar
dengan kompresi di atas 9,5 : 1, sedangkan kebanyakan sepeda motor yang dijual
di Indonesia kebanyakan kompresinya dibawah itu, karena memang
diperuntukkan untuk penggunaan bahan bakar bensin. Cara untuk meng-efisien-
kannya adalah dengan memajukan waktu pengapian (time ignition), atau
menaikkan kompresi.

Energi Bensin VS Energi LPG - Kandungan energi per unit bahan bakar
(kepadatan energi) merupakan faktor penting yang mempengaruhi keluaran
jangkauan dan kekuatan mesin hasil pembakaran internal. Dibandingkan dengan
bensin kandungan energi LPG adalah 74%. Energi bensin adalah 31.825 KJ/L,
sedangkan energi LPG adalah 25.525 KJ/L. Kita akan merasakan sedikit
penurunan performance pada saat menjalankan sepeda motor LPG terutama di-
rpm tinggi (red line).
Komposisi BBG sebagian besar terdiri dari gas metana dan etana kurang lebih
90% dan selebihnya adalah gas propana, butana, nitrogen dan karbondioksida.
BBG lebih ringan dari udara dengan berat jenis sekitar 0,6036 dan mempunya
nilai oktan 120.

Sejauh mana aplikasi dan penggunaan BBG di Indonesia ?


Di Indonesia, BBG telah diuji coba oleh suatu tim evaluasi teknis Proyek
Percontohan Bahan Bakar Gas dengan hasil baik dan laik untuk dipakai pada
kendaraan transportasi. Segala merk/type kendaraan dapat menggunakan BBG,
dengan memasang peralatan tambahan yang disebut 'Conversion Kit'. Bila
diperlukan, kendaraan BBG dapat kembali menggunakan Bahan Bakar Minyak
hanya dengan memutar tombol penyeleksi bahan bakar (2 sistem). Saat ini,
Busway, beberapa operator Taksi, dan Bajaj rekondisi di Jakarta juga sudah
menggunakan BBG.

Anda mungkin juga menyukai