Anda di halaman 1dari 5

MATERI

KANKER KANKER SERVIKS

A. Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks disebut juga
kanker leher rahim atau kanker mulut rahim dimulai pada lapisan serviks

Kanker serviks terbentuk sangat perlahan. Pertama, beberapa sel berubah dari normal
menjadi sel-sel pra-kanker dan kemudian menjadi sel kanker. Ini dapat terjadi bertahun-
tahun, tapi kadang-kadang terjadi lebih cepat. Perubahan ini sering disebut displasia. Mereka
dapat ditemukan dengan tes Pap Smear dan dapat diobati untuk mencegah terjadinya kanker.

B. Patofisiologi

Penyebab yang pasti dari karsinoma serviks sampai sekarang belum diketahui jelas. Biasanya
didahului oleh adanya suatu ektropion atau eversi, dimana pada wanita usia subur terjadi
penjuluran lapisan endoserviks keluar sehingga permukaannya mengarah kevagina. Sehingga
permulaan terjadinya perubahan adalah pada daerah squamo-columnar junction.

Karena pengaruh pH vagina yang bersifat asam, lapisan ini akan mengalami metaplasia yang
disebut sebagai squamous metaplasia. Bagian lapisan ini akan menjadi daerah yang disebut
daerah Transformation Zone (TZ). Daerah TZ ini sangat rawan untuk terjadinya perubahan ke
arah keganasan. Karena pengaruh bahan-bahan karsiogenik (misalnya infeksi HPV), daerah
ini akan mengalami displasia. Displasia berkembang mulai dari displasia ringan, displasia
sedang dan displasia berat dan akhirnya terjadi anaplasia. Maka terjadilah suatu karsinoma
serviks.

Terjadinya karsinoma serviks ini terutama pada wanita-wanita yang tergolong resiko tinggi
yaitu :

1. Usia diatas 40 tahun

2. Wanita yang melahirkan lebih dari 4 kali

3. Wanita yang kawin muda ( 17 tahun)

4. Wanita yang berganti-ganti pasangan seks

5. Infeksi dengan virus tertentu (HPV)

6. Wanita golongan sosial ekonomi rendah


7. Terpapar dengan asap rokok (> 1 jam perhari dalam kurun waktu lama) atau ibu
merokok

8. Kurang olah raga

9. Kebiasan minum alkohol

10. Sering merasa cemas, takut, khawatir atau stress

11. mengenakan pil KB 5 tahun

12. Kebiasaan menggunakan minyak goreng secara berulang / bekas

13. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat pewarna dan makanan /
minuman yang diawetkan

14. Keluarga pernah mengidap penyakit kanker.

C. Faktor Resiko Kanker Serviks

Faktor-faktor resiko dibawah ini dapat meningkatkan peluang seorang wanita terkena kanker
serviks:

Infeksi Virus Human Papilloma (HPV)

Pada kanker serviks, faktor risiko yang terpenting adalah infeksi HPV (human papilloma
virus). HPV adalah sekelompok lebih dari 100 virus yang berhubungan yang dapat
menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit, ditularkan melalui kontak kulit seperti vaginal,
anal, atau oral seks.

Melakukan hubungan seks tidak aman terutama pada usia muda atau memiliki banyak
pasangan seks

Hal ini memungkinkan terjadinya infeksi HPV. Tiga dari empat kasus baru infeksi virus HPV
menyerang wanita muda (usia 15-24 tahun). Infeksi Virus HPV dapat terjadi dalam 2-3 tahun
pertama mereka aktif secara seksual.

Pada usia remaja (12-20 tahun) organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang.
Rangsangan penis/sperma dapat memicu perubahan sifat sel menjadi tidak normal, apalagi
bila terjadi luka saat berhubungan seksual dan kemudian infeksi Virus HPV. Sel abnormal
inilah yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker serviks.

D. TANDA DAN GEJALA

Menurut Gale tidak ada tanda yang spesifik pada kasus Ca ini. Pada kasus ini tidak selalu
tampak tumor, tetapi kadang terjadi perdarahan karena ulserasi pada permukaan cervix.
Adanya perdarahan inilah yang mengharuskan wanita ini datang ke pusat pelayanan
kesehatan, adanya nyeri abdomen dan punggung bawah mungkin dapat menjadikan petunjuk
bahwa penyakit ini telah berkembang dengan sangat cepat.

Dibawah ini juga termasuk tanda dan gejala dari Ca Cervik :

1. Masa tanpa gejala


Terjadi pada wanita yang sudah menderita karsinoma serviks tetapi bila epitel
permukaan serviks masih intak, kadang-kadang tidak menimbulkan gejala apa-
apa.
2. Keputihan

Harus dicurigai bila terjadi keputihan yang tidak sembuh-sembuh dengan


pengobatan konvensional. Mula-mula cairan berwarna putih, lama-lama menjadi
keruh kekuningan berbau dan kadang-kadang bercampur darah.

3. Perdarahan
Terjadi bila sudah terdapat kerusakan pada epitel permukaan serviks. Mula-mula
perdarahan hanya terjadi karena trauma misalnya : melakukan pembilasan vagina atau
perdarahan pasca senggama (post coital bleending). Lama-lama terjadi perdarahan
spontan.
4. Rasa Nyeri
Rasa nyeri timbul bila sudah terjadi infiltrasi sel ganas pada ujung-ujung saraf
daerah panggul. Rasa nyeri juga timbul karena adanya infeksi sekunder.
5. Gejala Lanjut
Gejala ini timbul bila sudah ada penjalaran kanker ke organ lain, baik di dalam
rongga panggul maupun sudah ada metastase jauh di luar panggul. Penyebaran ke hepar
bisa timbul icterus. Penyebaran ke paru-paru, bisa timbul sesak atau batuk darah.
Penyebaran ke usus, bisa terjadi obstruksi usus, berak darah atau fistula. Penyebaran ke
kandung kencing, bisa terjadi hematuria atau fistula. Keadaan umum penderita biasanya
cachexia, anemia, kondisi umum yang jelek.

E. Pencegahan Kanker Serviks

Kebanyakan kanker serviks dapat dicegah. Ada 2 cara untuk mencegah penyakit ini. Cara
pertama adalah menemukan dan mengobati pra-kanker sebelum menjadi kanker serviks, dan
yang kedua adalah mencegah terjadinya pra-kanker serviks.

Test Pap Smear: dinamakan sesuai dengan penemunya, Dr. George Papanicolaou (1883-
1962) dari Yunani. Test ini digunakan menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel
abnormal dalam serviks (leher rahim).
Test Pap smear dapat dilakukan di RS, klinik dokter kandungan ataupun laboratorium
terdekat. Prosedurnya cepat (hanya memerlukan waktu beberapa menit) dan tidak
menimbulkan rasa sakit.

Test Pap smear dapat dilakukan bila Anda tidak dalam keadaan haid ataupun hamil. Untuk
hasil terbaik, sebaiknya tidak berhubungan intim minimal 3 hari sebelum pemeriksaan.

Gambar 1 : dokter memasukkan (alat) speculum ke dalam liang vagina untuk


menahan dinding vagina tetap terbuka.

Gambar 2 : Cairan/lendir rahim diambil dengan mengusapkan (alat) spatula.

Gambar 3 : Usapan tersebut kemudian dioleskan pada obyek-glass

Gambar 4 : Sample siap dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa

Pengobatan Kanker Serviks

Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah operasi, radioterapi, dan
kemoterapi.

Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin
memiliki anak, metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan.

Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks:


Bila ukuran tumor < 4cm: radikal histerektomi ataupun radioterapi dengan/tanpa
kemo

Bila ukuran tumor >4cm: radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi,
ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi

Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis
cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan
kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.

Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya pengobatan adalah untuk mengangkat atau
menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker. Kadang-kadang pengobatan ditujukan
untuk mengurangi gejala-gejala. Hal ini disebut perawatan paliatif.

Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada keputusan pengobatan Anda termasuk usia
Anda, kesehatan Anda secara keseluruhan, dan preferensi Anda sendiri. Seringkali cukup
bijak untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) yang memberikan Anda
perspektif lain dari penyakit Anda.

Anda mungkin juga menyukai