LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang........................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
I.3 Tujuan 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tanaman Daun Jambu Biji.....................................................................................2
II.2 Simplisia.................................................................................................................6
II.3 Kandungan Senyawa..............................................................................................7
BAB III METODE KERJA
III.1 Cara Pembuatan Simplisia....................................................................................9
III.2 Uji Fitokimia.......................................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Data Pengamatan.................................................................................................13
IV.2 Analisis Data.......................................................................................................13
1V.3 Pembahasan........................................................................................................14
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
LAMPIRAN.................................................................................................................18
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang tanaman obat
khususnya dalam bidang farmasi, yang kami sajikan berdasarkan referensi dari berbagai
sumber . Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Daun Jambu Biji yang dibuat menjadi simplisia
serbuk. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna juga memiliki detail yang cukup
jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
untuk mengetahui bagaimana cara membuat simplisia dari Daun Jambu Biji
untuk mengetahui manfaat Daun jambu biji
untuk mengetahui dosis penggunaan pada penyakit tertentu
untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada daun jambu biji
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Tumbuhan ini berbentuk pohon, Batang jelas terlihat, berkayu (lignosus), silindris,
permukaanya licin dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati), batang berwarna
coklat muda, percabangan dikotom. Arah tumbuh cabang condong keatas dan ada pula yang
mendatar. Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula sucre scens) yaitu
cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek.
Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai
(petiolus) dan helaian (lamina) saja disebut daun bertangkai. Dilihat dari letak bagian
terlebarnya jambu biji bagian terlebar daunya berada ditengah-tengah dan memiliki bangun
jorong karena perbandingan panjang : lebarnya adalah 1 - 2 : 1 (13-15 : 5,6-6cm).
Daun jambu biji memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) yang mana daun ini
memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai
daun dari ibu tulang kesamping, keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya
mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan. Jambu biji memiliki ujung daun
yang tumpul. Pangkal daun membulat (rotundatus), ujung daun tumpul (obtusus). Jambu biji
memiliki tepi daun yang rata (integer), daging daun (intervinium) seperti perkamen
(perkamenteus). Pada umumnya warna daun pada sisi atas tampak lebih hijau licin jika di
bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih hijau, jambu biji memiliki
permukaan daun yang berkerut (rogosus). Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak
menebal pada bagian pangkalnya.
2.2 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan .
Macam-macam simplisia :
a. Bahan Nabati : Berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat , isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman.
b. Bahan Hewani : Berapa hewan utuh , bagian hewan atau zat zat berguna yang dihasilkan
oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni,
c. Bahan Mineral : Berupa mineral yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan
belum berupa zat kimia murni.
c. Prosedur Percobaan
1. Pengumpulan bahan baku
Waktu panen pada daun jambu biji dilakukan dengan mengambil daun yang masih
muda karena mengandung banyak senyawa tanin,
2. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan dengan memisahkan daun jambu biji dari benda asing seperti
adanya tanaman lain yang terbawa saat pengumpulan bahan, tanaman yang rusak dan
memisahkan daun dari batang.
3. Pencucian
Pencucian daun dilakukan setelah disortasi basah, daun dicuci hingga tidak ada lagi
kotoran yang menempel, pencucian dilakukan pada air yang mengalir dan bersih.
Setelah pencucian daun kemudian ditiriskan sebelum dilakukan pengeringan.
4. Pengeringan
Daun jambu biji dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 30 60 oc . Dan perlu
dibolak balik sekitar satu jam sekali agar daun dapat kering secara merata dan diberi
jarak antar daun.
5. Sortasi kering
Setelah pengeringan, daun dipisahkan dari pengotor atau benda asing yang tercampur
pada saat proses pengeringan untuk di dapatkan hasil akhir yang bersih. Kemudiaan
ditimbang.
6. Penyerbukan dan pengayakan
Penyerbukan dilakukan dengan blender dan pengayakan dilakukan dengan
menggunakan pengayak mesh 12
7. Pengemasan
Untuk simplisia serbuk di kemas dengan wadah kaca yang bersih dan di beri lebel.
8. Penyimpanan
Simplisia daun jambu biji setelah dikemas dan di beri lebel disimpan di tempat yang
bersih dengan suhu ruang tidak melebihi 300C.
a. Uji polifenol
Ekstrak diteteskan di atas pelat tetes dan ditambah larutan FeCl3. Hasil positif ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi biru-hitam.
b. Uji kuinon
Ekstrak diteteskan di atas pelat tetes dan ditambah larutan NaOH 2N. Hasil positif ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi merah.
c. Uji alkaloid
Ekstrak ditambah kloroform dan asam sulfat secara berurutan kemudian dikocok. Larutan
didiamkan hingga kloroform dan asam sulfat memisah. Lapisan asam (bagian atas) diteteskan
pada pelat tetes dan diuji dengan reagenWagner (kalium tetraidomerkurat) dan reagen
Dragendorff (kalium tetraidobismutat). Hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan
coklat kemerahan pada reagen Dragendorff dan warna coklat pada reagen Wagner.
Ekstrak diuapkan, ditambah kloroform dan dikocok kuat-kuat. Terbentuknya busa yang stabil
selama 30 menit menandakan adanya saponim dalam Ekstrak. Ekstrak yang sudah ditambah
dengan kloroform, ditambah dengan asam klrida 2N kemudian disaring. Lapisan atas diuji
dengan reagen Liebemann Bucchard. Hasil positif triterpenoid ditandai dengan terbentuknya
warna merah. Sedangkan hasil positif steroid ditandai dengan terbentuknya warna hijau-biru.
e. Uji flavonoid
Ekstrak diuji dengan tiga jenis ereaksi yang berbeda yaitu NaOH, asam sulfat pekat dan Mg-
HCL. Perubahan warna yang terjadi pada masing-masing pereaksi disesuaikan dengan tabel
reaksi warna flavonoid
f. Uji tanin
Ekstrak diuji dengan diberikan larutan FeCl3 positive berwarna biru tua/hitam kehijauan,
ditambahkan kalium ferisianida dan amoniak positif berwarna coklat sedangkan bila
diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn dan larutan Kalium Bikromat positif berwarna coklat.
BAB IV
a. Susut Pengeringan
Sp =
Sp =
Sp = 10,71 %
b. Rendemen
Rendemen simplisia =
= x 100%
= 89,28 %
c. konversi dosis
Secara empiris daun jambu biji dimanfaatkan untuk mengobati diare adalah 5 lembar
daun jambu biji. Berdasarkan hasil penimbangan acak 5 lembar daun jambu biji diperoleh
hasil sebagai berikut :
Penimbanga
n Berat
1 21,2 g
2 23,3 gr
3 26,1 gr
23,53
X gr
Daun segar = 2,8 kg = 2800 gr
4.3 Pembahasan
Untuk mengetahui kandungan senyawa yang ada pada daun jambu biji dapat
dilakukan dengan ekstraksi menggunakan pelarut etanol secara maserasi. Hal ini karena
belum diketahu sifat fisika dan kimia dari tumbuhan yang akan diisolasi sehingga
dikhawatirkan dapat rusak bila di ekstraksi dengan metode pemanasan.
Sedangkan untuk mengetahui adanya senyawa tanin atau tidak pada daun jambu
biji maka dapat dilakukan identifikasi senyawa tanin pada uji fitokimia, yaitu jika
diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua/hitam kehijauan, ditambahkan kalium
ferisianida dan amoniak berwarna coklat sedangkan bila diendapkan dengan garam Cu,
Pb, Sn dan larutan Kalium Bikromat berwarna coklat.
Dalam uji fitokimia untuk setiap golongan yang akan diuji menggunakan pelarut
yang berbeda-beda. Penggunaan pelarut yang berbeda didasarkan pada sifat kepolaran
dari senyawa yang akan diisolasidan selanjutnya diskrining. Penggunaan pelarut yang
tidak sesuai akan mempengaruhi hasil yang diperoleh.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Susut pengeringan yang diperoleh dari 2.8 kg daun jambu biji sebesar 10,71 %
dengan rendemen 89,28 %.
2. Konversi dosis empiris untuk antidiare didapat sebesar 3.36 gr
3. Uji fitokimia dilakukan untuk menentukan golongan senyawa aktif dari ekstrak
tunbuhan.
4. Senyawa tanin pada daun jambu biji digunakan sebagai antioksidan, adstringen
dan anti diare
DAFTAR PUSTAKA
Carter, F. L., A. M. Carlo and J. B. Stanley. 1978. Termiticidal Components of Wood Extracts :
7-Methyljuglone from Diospyros virginia. Journal Agriculture Food Chemistry.
Departemen Kesehatan. 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi IV. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Hudayani, Miftakhul. 2008. Efek antidiare ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica
val) Pada mencit jantan Galur swiss Webster. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Harborne, J.B.1996.Metode Fitokimia.Edisi ke-2.ITB Bandung.Bandung.
Novitasari, Ayuningtyas. 2009. Pengaruh Penggunaan Amprotab Sebagai Bahan
Penghancur Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.).
Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sa'adah, Lailis. 2010. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Tanin Dari Daun Jambu Biji (Psidiun
guajava L.). Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri. Malang.
Utami, Indah Wahyuni. 2008. Efek Fraksi Air Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium
Polyanthum Wight.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Mencit Putih (Mus
Musculus) Jantan Galur Balb-C Yang Diinduksi Dengan Kalium Oksonat. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
LAMPIRAN