A. Definisi
Kehilangan adalah suatu keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap
individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami
kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk
yang berbeda. Ada kehilangan yang bersifat metrasional yaitu kehilangan yang
diakibatkan oleh transisi kehidupan normal untuk pertama kalinya. Ada pula
kehilangan yang bersifat situasional, yaitu kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba
dalam merespon kejadian eksternal spesifik seperti kematian mendadak orang yang
dicintai.
S. Sundeen (1995:426) menyatakan :
Loss of attachment: The loss may be real or imagined and may include the loss of
love, a person, physical functioning, status or self esteem. Many losses take on
importance because of their symbolic meaning. May involve the loss of old
friends, warm memories, and neighborhood associations. The ability to sustain,
integrate and recover from loss, however is a sign of personal maturity and
growth.
Kehilangan dapat dikelompokkan menjadi lima kategori.
1. Kehilangan objek eksternal
Kehilangan objek eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi
usang, rusak karena bencana alam, berpindah tempat, dicuri, atau rusak karena
bencana alam.
2. Kehilangan lingkungan yang dikenal
Kehilangan ini berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal
misalkan pindah tempat kos, pindah rumah.
3. Kehilangan orang terdekat
Kehilangan dari attachment (kedekatan seseorang terhadap orang lain yang
dianggap penting), merupakan kehilangan yang mencakup kejadian nyata atau
hanya khayalan (yang diakibatkan persepsi seseorang terhadap kejadian), seperti
kasih sayang, kehilangan orang yang berarti (kehilangan orang tua, kehilangan
pasangan, anak, teman kerja, dll), fungsi fisik, harga diri. Banyak situasi
kehilangan dianggap sangat berpengaruh karena memiliki makna tinggi. Dapat pula
mencakup kehilangan teman lama, kenangan yang indah, tetangga yang baik.
Kemampuan seseorang untuk bertahan, tetap stabil, dan bersikap positif terhadap
kehilangan, merupakan suatu tanda kematangan dan pertumbuhan.
4. Kehilangan aspek diri
Kehilangan ini mencakup kehilangan pada aspek tubuh seperti kehilangan mata,
kehilangan kaki, kehilangan payudara dll.
5. Kehilangan hidup
Kehilangan ini mencakup kehilangan hidup yaitu suatau keadaan dimana manusia
merasakan keadaan saat-saat sebelum dia meninggal.
B. Proses Kehilangan
1. Stressor internal atau eksternal gangguan dan kehilangan individu memberi
makna positif melakukan kompensasi dengan kegiatan positif perbaikan
(beradaptasi dan merasa nyaman).
2. Stressor internal atau eksternal gangguan dan kehilangan individu memberi
makna merasa tidak berdaya marah dan berlaku agresif diekspresikan ke
dalam diri muncul gejala sakit fisik.
3. Stressor internal atau eksternal gangguan dan kehilangan individu memberi
makna merasa tidak berdaya marah dan berlaku agresif diekspresikan ke luar
diri individu kompensasi dengan perilaku konstruktif perbaikan (beradaptasi dan
merasa nyaman).
4. Stressor internal atau eksternal gangguan dan kehilangan individu memberi
makna merasa tidak berdaya marah dan berlaku agresif diekspresikan ke luar
diri individu kompensasi dengan perilaku destruktif merasa bersalah
ketidakberdayaan.
C. Prespektif Agama Terhadap Kehilangan
Dalam prespektif agama saat meghadapi kehilangan manusia diharuskan untuk
sabar, berserah diri, menerima dan mengembalikannya kepada Allah karena hanya
Dia pemilik mutlak segala yang kita cintai dan manusia bukanlah pemilik apa-apa
yang diakuinya. Sebagai firman Allah: Dan sungguh kami akan memberikan cobaan
kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang sabar, yaitu ketika
mereka ditimpa musibah mereka mengucapkan kami adalah milik Allah dan akan
kembali kepada Allah, mereka akan mendapat berkah dan rahmat dari Tuhan
mereka.
Jenis jenis kehilangan
Terdapat 5 katagori kehilangan, yaitu:
1. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai
Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang yang berarti
adalah salah satu yang paling membuat stress dan mengganggu dari tipe-tioe kehilangan,
yang mana harus ditanggung oleh seseorang.
Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang yang dicintai.Karena
keintiman, intensitas dan ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada, kematian
pasangan suami/istri atau anak biasanya membawa dampak emosional yang luar biasa dan
tidak dapat ditutupi.
2. Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)
Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau anggapan tentang mental
seseorang. Anggapan ini meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri, kemampuan
fisik dan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya.Kehilangan dari aspek diri
mungkin sementara atau menetap, sebagian atau komplit. Beberapa aspek lain yang dapat
hilang dari seseorang misalnya kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh.
3. Kehilangan objek eksternal
Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri atau bersama-sama,
perhiasan, uang atau pekerjaan.Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda
yang hilang tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.
4. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk
dari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara
permanen. Misalnya pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan proses
penyesuaian baru.
5. Kehilangan kehidupan/ meninggal
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon pada
kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang sesungguhnya.Sebagian orang
berespon berbeda tentang kematian.
D. Fase-fase Kehilangan
Fase kehilangan menuru Engel:
1. Pada fase ini individu menyangkal realitas kehilangan dan mungkin menarik diri,
duduk tidak bergerak atau menerawang tanpa tujuan. Reaksi fisik dapat berupa
pingsan, diare, keringat berlebih.
2. Pada fase kedua ini individu mulai merasa kehilangan secara tiba-tiba dan mungkin
mengalami keputusasaan secara mendadak terjadi marah, bersalah, frustasi dan
depresi.
3. Fase realistis kehilangan. Individu sudah mulai mengenali hidup, marah dan depresi,
sudah mulai menghilang dan indivudu sudah mulai bergerak ke berkembangnya
keasadaran
Fase berduka menurut kubler-Rose adalah :
1. Pengkajian
Faktor Predisposisi
Faktor prdisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah:
Genetic
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat
depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
permasalahan termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan.
Kesehatan Jasmani
Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung
mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan
individu yang mengalami gangguan fisik
Kesehatan Mental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi
yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa
depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan.
Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu
Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kana-kanak akan
mempengaruhi individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa
(Stuart-Sundeen, 1991)
Struktur Kepribadian
Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa
percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.
Faktor Presipitasi
Strees yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan dapat berupa stress nyata,
ataupun imajinasi individu seperti: kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain
meliputi: kehilangan kesehatan, kehilangan fungsi seksualitas, kehilangan peran
dalam keluarga, kehilangan posisi dimasyarakat, kehilangan milik pribadi seperti:
kehilangan harta benda atau orang yang dicintai, kehilangan kewarganegaraan,
dan sebagainya.
Perilaku
Individu dalam proses berduka sering menunjukkan perilaku seperti: menangis atau
tidak mampu menangis, marah-marah, putus asa, kadang-kadang ada tanda-tanda
bunuh diri atau ingin membunuh orang lain. Juga sering berganti tempat mencari
informasi yang tidak menyokong diagnosanya.
Mekanisme Koping
Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara lain: Denial,
Represi, Intelektualisasi, Regresi, Disosiasi, Supresi dan Proyeksi yang digunakan
untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat menyakitkan. Regresi
dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi yang dalam. Dalam keadaan
patologis mekanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan tidak
tepat.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Potensial proses beduka yang tidak terselesaikan sehubungan dengan kematian ibu.
2. Fiksasi berduka pada fase depresi sehubungan dengan amputasi kaki kiri.
3. Potensial respon berduka yang berkepanjangan sehubungan dengan proses berduka
sebelumnya yang tidak tuntas.
3. Perencanaan
Tujuan jangka panjang : agar individu berperan aktif melalui proses berduka
secara tuntas.
Tujuan jangka pendek : pasien mampu :
1. Mengungkapkan perasaan duka
2. Menjelaskan makna kehilangan atau orang atau objek
3. Membagi rasa dengan orang yang berarti
4. Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai
5. Membina hubungan baru yang bermakna dengan objek atau orang yang baru
e. Fase penerimaan
Membantu pasien untuk menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan.