03 A Termo2 PDF
03 A Termo2 PDF
TERMODINAMIKA TEKNIK II
Disusun Oleh :
Slamet Wahyudi, ST.,MT
Deny Widhiyanuriyaman, ST.,MT
Mega Nursasongko, ST.,MT
Tim penyusun
DAFTAR ISI
ENTROPI
1.1 Ketidaksamaan Clausius 1
1.2 Definisi Perubahan Entropy 2
1.2.1 Entropy Dari Zat Murni 4
1.2.2 Data Tabel Entropy 4
1.2.3 Persamaan T dS 5
1.2.4 Perubahan Entropy Gas Ideal 6
1.2.5 Perubahan Entropy Zat Incompressible 9
1.2.6 Perubahan Entropy Pada Proses Reversible Internal 9
1.3 Kesetimbangan Entropy Untuk System Tertutup 11
1.3.1 Perkembangan Dari Kesetimbangan Entropy 12
1.3.2 Kesetimbangan Laju Entropy Untuk Control Volume 14
1.4 Analisis Control Volume Pada Keadaan Steady 15
1.5 Proses Isentropis 17
1.5.1 Penggunaan Data Tabel Dan Grafik 17
1.5.2 Penggunaan Model Gas Ideal 18
1.5.3 Efisiensi Isentropis Tubin, Nozzle, Kompresor dan Pompa 22
ANALISIS AVAILABILITY
2.1 Avalability 32
2.2 Environment 32
2.3 Dead State 34
2.4 Evaluasi availability 34
2.5 Aspek Availability 37
2.6 Kesetimbangan Availability Untuk Closed System 41
2.6.1 Development Dari Kesetimbangan Availability 41
2.6.2 Flow Availability 44
2.6.2.1 Availability Transfer Diikuti Aliran Kerja 44
2.6.2.2 Development Dari Konsep Flow Availability 45
ENTROPI
Entropy adalah ukuran tingkat ketidakpastian suatu zat dengan
tinjauan molekuler. Entropy merupakan sifat dari zat karena itu
tidak tergantung proses.
Q
Clusius inequality : 0
T b
(1)
Q' Q
= (2)
Tres T b
Dimana :
- Wc = total kerja dari kombinasi system, jumlah W dan W
- dEc = perubahan energi dari kombinasi system
penyelesaian persamaan energi untuk Wc dan menggunakan
Q
persamaan 2 eliminasi Q menghasilkan : Wc = Tres dE c
T b
Asumsi system mengalami siklus tunggal, maka total kerja dari kombinasi
system :
Q Q
Wc = T res dE c =
T b
T res
T b
(3)
Q
= cycle
T b
(4)
2 Q 1 Q
pertama :
1
+ 2
T A T C
=0 (5)
2 Q 1 Q
Dan siklus kedua :
1
+ 2
T B T C
=0 (6)
2 Q 2 Q
Sehingga :
1
= 1
T A T B
2 Q
property ini, perubahannya memberikan :
1
T int rev
= S 2 S1 (7)
y Q
x + Sx = Sy (8)
T int rev
Dimana Sx adalah harga entropy khusus pada keadaan referensi
1.2.3 Persamaan T dS
Perubahan entropy antara dua keadaan dapat ditentukan
dengan menggunakan prinsip persamaan 7. setiap evaluasi dapat juga
diarahkan menggunakan persamaan TdS yang dikembangkan dalam
bagian ini.
Asumsi suatu zat murni, system kompresible sederhana mengalami proses
reversible internal. Jika pengaruh gerakan dan grafitasi diabaikan,
kesetimbangan energi :
(Q )int rev = dU + (Q )int rev (11)
Q
persamaan 7 berbentuk : = dS atau (Q )int rev = TdS
T int rev
(13)
persamaan 11, 12 dan 13 menghasilkan persamaan T dS pertama :
TdS = dU + p dV (14)
Persamaan TdS kedua diperoleh dari persmaan 14 menggunakan
H = U + pV. Bentuk diferensial : dH = dU + d(pV) = dU + pdV + Vdp
Bentuk lain : dU + pdV = dH Vdp, substitusi ke persamaan 14
menghasilkan persamaan T dS : T dS = dH Vdp
(15)
Tds = d h vd p (17b)
dT p
s (T2 , p 2 ) s (T1 , p1 ) = c p (T )
T2
T1 T
R ln 2
p1
(23)
T2 p
s (T2 , p 2 ) s (T1 , p1 ) = c p ln R ln 2 (27)
T1 p1
Contoh 1
Uap air pada 400 K dan 1 bar mengalami proses sampai 900 K dan 5
bar. Tentukan perubahan entropy spesifik dalam kJ/kg.K. Gunakan :
a. Tabel uap superheated
b. Tabel gas ideal untuk uap air
Penyelesaian
Diketahui : uap air mengalami proses dari 400 K, 1 bar sampai 900 K, 5 bar
Tentukan : perubahan entropy spesifik gunaka tabel uap superheated;
tabel gas ideal untuk uap air dan Integralkan dengan c p (T ) dari table A-
12
Asumsi : pada bagian b dan model gas ideal untuk uap air digunakan
Analysis :
a. Perubahan entropy spesifik dengan menggunakan table A-4, s1=7,501
kJ/kg.K dan s2 =9,418 kJ/kg.K, maka : s 2 s 1 = 0,917kJ / kg.K
cp
= + T + T 2 + T 3 + T 4 . Masukkan persaman ini ke dalam
R
persamaan 23, tulis pada dasar molar dan integralkan :
s 2 s1 T2 + T + T 2 + T 3 + T 4 p
R
= T1 T
dT ln 2
p1
s 2 s1 T
(
) (
= ln 2 + (T2 T1 ) + T2 T1 + T2 T1 + T2 T1 ln 2
T1 2
2 2
3
3 3
2
4 4
) (
p
)
R p1
s2 s1 900 900 400 4,152 900 400 2,964 900 400
2 2 3 3
= 4,07 ln 1,108 +
R 400 10 3 2 10 6
3 10 9
0,807 900 4 400 4
5
+ ln = 1,9567
4 1012 1
Dengan R = 8,314kJ / kmol.K , maka s 2 s1 = 16,27 kJ/kmol.K
Q
Ini dapat menggunakan : dS =
T int rev
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa ketika system tertutup
mengalami proses reversible internal menerima energi oleh heat transfer,
perjalanannya meningkat dalam entropy. Sebaliknya ketika energi
melepaskan dari system oleh heat transfer, entropy system menurun. Ini
dapat ditafsirkan bahwa entropi transfer diikuti heat transfer. Arah transfer
entropy sama seperti heat transfer. Pada proses reversible internal
adiabatic entropy akan konstan. Proses entropy konstan disebut proses
isentropis. Persamaan 12 diintegralkan dari keadaan awal 1 ke keadaan
akhir 2 :
2
Q int rev =
1
TdS (29)
2
T Q = TdS
2
Area =
1
TdS
Contoh 2.
Air yang mula-mula saturated liquid pada 100 C diisikan pada
rangkaian piston-silinder. Air mengalami proses ke keadaan saturated
vapor, yang mana piston bergerak secara bebas dalam silinder. Jika
perubahan keadaan yang dibawa oleh pemanasan air seperti
mengalamiproses reversible internal pada tekanan dan temperatur
konstan. Tentukan kerja dan heat transfer perunit massa (kJ/kg).
Penyelesaian
Diketahui : air diisikan pada rangkaian piston-silinder mengalami proses
reversible internal pada 100 C dari saturated liquid ke saturated vapor.
Tentukan : kerja dan heat transfer per unit massa
Skema dan data yang diberikan :
Asumsi :
1. Air dalam rankaian piston-silinder adalah closed system
2. Proses adalah secara internal reversible
3. Temperatur dan tekanan konstan selama proses
4. Tidak ada perubahan energi kinetik dan potensial antara dua
keadaan
Analysis :
W
pdv = p(v g v f )
g
Kerja pada tekanan konstan :
m
= f
Q
dengan harga dari table A-2 : = 373,15(7,3549 1,3089) = 2257kJ / kg
m
2 Q 1 Q
1 + 2 = (29)
T b T int rev
Penggunaan definisi perubahan entropy, integral kedua
persamaan 29 dapat dirumuskan :
1 Q
S1 S 2 =
2 T int rev
Maka
2 Q
1 + S 1 S 1 =
T b
2 Q
Akhirnya, kesetimbangan entropy system tertutup : S1 S 2 =
1
+
T b
Dimana : = produk entropy yang mempunyai harga tidak boleh negatif,
sebaliknya perubahan entropy dari system boleh negatif, positif atau nol.
Contoh 3.
Air yang mula-mula saturated liquid pada 100 C diisikan dalam
rankaian piston-silinder. Air mengalami proses sampai saturated vapor,
yang mana piston bergerak bebas dalam silinder. Tidak ada heat transfer
dengan lingkungan. Jika perubahan keadaan dibawa oleh aksi paddle
wheel, tentukan kerja perunit massa (kJ/kg) dan jumlah entropy yang
dihasilkan per unit massa (kJ/kg.K)
Penyelesaian :
Diketahui : air diisikan pada rangkaian piston-silinder mengalami proses
adiabatic dari saturated liquid sampai saturated vapor pada 100 C.
Selama proses piston bergerak secara bebas dan air secara cepat
diaduk oleh paddle wheel.
Tentukan : kerja perunit massa dentropy yang dihasilkan perunit massa.
Asumsi :
1. Air pada rankaian piston-silinder adalah closed system
2. Tidak ada heat transfer dengan lingkungan
3. System adalah pada keadaan setimbang pada awal dan akhir.
Tidak ada perubahan energi kinetik dan potensial antara dua
keadaan ini.
Analysis :
W
Pada dasar unit massa, kesetimbangan energi : = (u g u f )
m
Dengan harga energi internal spesifik dari table A-2 pada 100 C :
W
= 2087,56 kJ/kg
m
Tanda minus menunjukkan bahwa kerja masuk dengan pengadukan
lebih besar dari kerja yang dilakukan oleh air. Jumlah entropy yang
dihasilkan dievaluasi dengan menggunakan kesetimbangan entropy. Dari
tidak ada heat trabsfer :
2 Q
S = 1
+ --!
T b m
= sg sf
= 6,048 kJ/kg.K
m
dS CV Qj
dt
= T
j
+ m
! isi m
i
! e s e + ! CV
e
(41)
j
dS CV
dimana menunjukkan laju waktu perubahan entropy dalam kontrol
dt
volume. Suku m
! i s i dan m
! e s e berturut-turut untuk laju transfer entropy
masuk dan keluar control volume yang diikuti oleh aliran massa.
! menunjukkan laju waktu heat transfer pada lokasi pada batas dimana
Q j
Vi
2
Ve
2
0 = Q CV WCV + mi hi +
! ! ! + gz i m e h e +
! + gz e
2 e 2
i
maka pada keadaan steady, kesetimbangan laju entropy :
Qj
0= Tj
+ m
! is i m
i
! e s e + ! CV
e
(42)
j
Contoh 4.
Uap masuk turbin dengan tekanan 30 bar, temperatur 400 C dan
kecepatan 160 m/s. saturated vapor pada 100 C keluar dengan
kecepatan 100 m/s. Pada steady state, turbin membangkitkan kerja
sebesar 540 kJ/kg uap mengalir melalui turbin. Heat transfer antara turbin
dan lingkungan terjadi pada temperatur rata-rata permukaan pada 500
K. tentukan laju dimana entropy dihasilkan dalam turbin perkilogram uap
mengalir (kJ/kg.K). Abaikan perubahan energi potensial antara keluar
dan masuk.
Penyelesaian :
Diketahui : uap berekspansi melalui turbin pada steady state
Tentukaan : laju produk entropi per kg uap aliran uap.
Asumsi :
1. Control volume ditunjukkan disertai sketsa sebagai steady state
2. Heat transfer antara turbin dan lingkungan terjadi pada
temperatur yang diberikan
3. Perubahan energi potensial antara keluar dan masuk dapat
diabaikan
Analysis.
Untuk menentukan produksi entropy per unit massa aliran melalui turbin
dimulai dengan kesetimbangan massa dan entropy untuk one-inlet, one-
exit control volume pada steady state :
0=m
!1 m
!2
!
Q
T
j
0= +m
! 1s1 m
! 2 s 2 + ! cv
j j
dari heat transfer hanya terjadi pada Tb = 500 K, suku pertama pada
bagian kanan dari kesetimbagan laju entropy berkurang manjadi
!
Q cv Tb . Gabungkan kesetimbangan massa dan entropy :
!
Q
0= CV ! (s 1 s 2 ) + ! cv
+m
Tb
dimana m
! adalah laju aliran massa. Penyelesaian :
! cv !
Q m
!
= CV + (s 2 s 1 )
m! Tb
Reduksi dari kesetimbangan massa dan energi menghasilkan :
!
Q W! V 2 V12
CV
= CV + (h 2 h1 ) + 2
m! m ! 2
Dimana perubahan energi potensial dari inlet ke outlet diabaikan dengan
asumsi 3. Dari table A-4 pada 30 bar, 400 C ! h1 = 3230,9 kJ/kg dan dari
table A-2 ! h2=hg(100 C)= 2676,1 kJ/kg, maka :
! kJ 100 160 m 2
2 2
Q kJ 1N 1kJ
CV
= 540 + (2676,1 3230,9 ) + 3
m kg kg 2 s 2 2
!
1kg.m / s 10 Nm
!
Q CV
= 540 554 ,8 7,8 = 22,6 kJ kg
m!
dari table A-2, s2=7,3549 kJ/kg.K dan dari table A-4, s1=6,9212 kJ/kg.K.
Masukkan harga ke dalam persaman produksi entropy :
! cv
=
( 22,6 kJ kg) + (7,3549 6,9212) kJ = 0,4789 kJ
m! 500K kg.K kg.K
interpolasi. Jika p1, T1 dan T2 dipilih dan tekanan pada keadaan 2 tidak
diketahui persamaan 44 akan menjadi :
s o (T2 ) s o (T1 )
p 2 = p1 exp
R
Persamaan diatas disajikan sebagai dasar alternatif pendekatan
table untuk menghubungkan tekanan dan temperatur pada dua
keadaan gas ideal yang mempunyai entropy spesifik yang sama. Untuk
mengantarkan ini, tulis lagi persamaan seperti :
o( )
exp s T2
p2 R
=
p1 o( )
exp s T1
R
s o (T )
Jumlah exp terlihat dalam persamaan ini semata-mata
R
s o (T2 )
sebagai fungsi temperatur. biasa disebut relative pressure dan
R
v 2 RT2 p1
volume spesifik : = , kemudian dari dua keadaan yang
v 1 p 2 RT1
v 2 RT2 p r (T1 )
memberikan : =
v 1 p r (T2 ) RT1
RT
Rasio kelihatan pada bagian kanan dari persamaan tersebut
p r (T )
RT
semata-mata sebagai fungsi temperatur. biasanya disebut relative
p r (T )
volume dan diberi symbol vr(T).. pada suku volume relatif, persamaan
v2 v
selanjutnya menjadi : = r 2 (s1=s2) (46)
v1 v r1
Selanjutnya bagaimana sifat-sifat dihubungkan pada proses
isentropis gas ideal ketika panas spesifik konstan. Maka persamaan 25
dan 26 :
T2 v
0 = c v ln + R ln 2
T1 v1
T2 p
0 = c p ln R ln 2
T1 p1
kR R
Pengantar hubungan gas ideal : c p = , cv = maka
k 1 k 1
persamaan diatas dapat diselesaikan menjadi :
k 1
T2 v 1
= ! (s1=s2, k konstan) (47)
T1 v 2
k 1
T2 p 2 k
= ! (s1=s2, k konstan) (48)
T1 p1
Contoh 5.
Udara mengalami proses isentropis dari p1=1 atm, T1=540 R ke
keadaan akhir dimana temperatur adalah T2=1160 R. Gunakan model gas
ideal, tentukan tekanan akhir p2 (atm). Penyelesaian gunakan :
a. Data pr dari table A-13E
b. Rasio panas spesifik konstan (k) dievaluasi pada temperatur rata-
rata 850 R dari table A-11E
Penyelesaian
Diketahui : udara mengalami proses isentropis dari keadaan dimana
tekanan dan temperatur diketahui ke keadaan dimana temperatur
dispesifikasi
Tentukan : tekanan akhir menggunakan data pr dan harga konstan rasio
panas spesifik
Skema data yang diberikan
Asumsi :
1. Proses adalah isentropis
2. Udara dapat dimodelkan sebagai model gas ideal
3. Pada bagian (b) rasio panas spesifik adalah konstan
Analisis
a. Tekanan dan temperatur pada dua keadaan dari gas ideal
p2 pr2
mempunyai entropy spesifik yang sama, maka : = , harga pr
p 1 p r1
didapat dari table A-13E, maka p2 :
pr2 21,18
p 2 = p1 = (1atm) = 15,28 atm
p r1 1,3860
b. Ketika rasio panas spesifik diasumsikan konstan, temperatur dan
tekanan pada dua keadaan gas ideal mempunyai entropy spesifik
yang sama dihubungkan dengan persamaan sebelumnya sehingga :
k
T k 1
p 2 = p1 2
T1
dari table A-11E pada 390 F, k = 1,39. masukkan harga ke dalam
1,39
1160 1,391
persamaan diatas maka : p 2 = 1atm = 15,26 atm
540
W!
maksimum kerja turbin adalah CV = h1 h 2 s . Pada ekspansiaktual
m !
s
melalui turbin h2>h2s maka kerja berkurang dari maksimum yang
dibangkitkan. Perbandingan dapat diukur dengan efisiensi isentropis
W! /m !
didefinisikan dengan : t = CV
(50)
(! /m
W CV
! s )
s
Gambar 9. Perbandingan ekspansi actual dan isentropis melalui turbin
V22
energi kinetik spesifik actual dari gas meninggalkan nozzle terhadap
2
energi kinetik pada keluar yang dicapai pada ekspansi isentropis antara
V22
keadaan inlet sama dan tekanan keluar sama :
2 s
V22 / 2
nozzle = (51)
( )
V22 / 2 s
W !
CV = h 2 h1 . Dari keadaan 1 ditentukan, entalpi spesifik h1
m !
diketahui. Dengan demikian harga kerja input tergantung pada entalpi
spesifik keluar h2. Persamaan diatas menunjukkan bahwa jumlah kerja
input menurun jika h2 menurun. Kerja input minimum berhubungan
terhadap semakin kecil harga yang dicapai entalpi spesifik pada sata
keluar kompresor. Kerja input minimum yang diberikan :
W !
CV = h 2 s h1 . Pada kompresi actual h2>h1, maka kerja lebih besar
m !
s
daripada minimum yang diperlukan. Perbedaan ini dapat diukur dengan
Asumsi :
1. Control volume ditunjukkan pada diagram yang disertai steady
state
2. Ekspansi adalah adiabatic dan perubahan energi kinetik dan
potensial antara inlet dan outlet dapat diabaikan.
Analisis :
Kerja yang dibangkitkan dapat ditentukan menggunakan efisiensi turbin
! /m
isentropis, yang mana memberikan : WCV
! /m
! = t WCV
! ( )s
= t (h1 h 2 s )
Dari table A-4, h1=3105,6 kJ/kg dan s1=7,5308 kJ/kg.K. keadaan keluar
untuk ekspansi isentropis ditentukan dengan p2 =1 bar dan s2s=s1.
interpolasi dengan entropy spesifik pada table A-4 pada 1 bar
memberikan h2s = 2743,0 kJ/kg. Sehingga :
! /m
WCV
! = 0,75(3105,6 2743) = 271,95 kJ/kg
Contoh 7.
Suatu turbin pada steady state menerima udara pada tekanan
p1=3 bar dan temperatur T1=390 K. Udara keluar turbin pada tekanan p2=1
bar. Kerja yang dibangkitkan diukur sebesar 74 kJ/kg aliran udara melalui
turbin. Turbin beroperasi secara adiabatic dan perubahan energi
potensial dan kinetik antara inlet dan keluar dapat diabaikan. Gunakan
model gas ideal untuk udara, tentukan efisiensi turbin.
Penyelesaian :
Asumsi :
1. Kontrol volume ditunjukkan mengikuti sketsa adalah steady state
2. Ekspansi adalah adiabatic dan perubahan energi kinetik dan
potensial antara inlet dan keluar dapat diabaikan
3. Udara adalah model sebagai gas ideal
Analisis :
Kerja yang dibangkitkan pada ekspansi isentropis dari keadaan inlet yang
W!
diberikan pada tekanan keluar adalah CV = h1 h 2 s
m !
s
Dari table A-13 pada 390 K, h1 = 390,88 kJ/kg. Untuk menentukan h2s
gunakan :
p
p r (T2 s ) = 2 p r (T1 )
p1
dimana p2= 1 bar, p1 = 3 bar dan pr1 = 3,481 dari table A-13 pada 390 K,
1
p r (T2 s ) = (3,481) = 1,1603
3
interpolasi pada table A-13 memberikan h2s = 285,27 kJ/kg, maka :
W!
CV = 390,88 285,27 = 105,6 kJ/kg
m !
s
sehingga efisiensi isentropisnya adalah :
t =
(W!CV /m!)=
74
= 0,7(70%)
(W!CV )
! s 105,6
/m
Contoh 8
Uap masuk nozzle yang beroperasi pada steady state pada p1 =
140 lbf/in2 dan T1 = 600 F dengan kecepatan 100 ft/s. Tekanan dan
temperatur pada saat keluar adalah p2 = 40 lbf/in2 dan T2 = 350 F. tidak
ada heat transfer antara nozzle dan lingkungannya dan perubahan
energi potensial antara inlet dan keluar dapat diabaikan. Tentukan
efisiensi nozzle.
Penyelesaian :
Diketahui : uap berekspansi melalui nozzle pada steady state dari
keadaan inlet yang khusus sampai keadaan luar yang khsusus.
Kecepatan pada inlet diketahui.
Tentukan : efisiensi nozzle
Skema dan data yang diberikan :
Asumsi :
1. Kontrol volume ditunjukkan mengikuti sketsa yang beroperasi
secara adiabatic pada steady state
! = 0 dan perubahan energi potensial
2. Untuk control volume Wcv
V22 V2
satu-exit direduksi memberikan : = h1 h 2 + 1
2 2
Persamaan ini menggunakan ekspansi actual dan isentropis
Dari table A-4E pada T1=600 F dan p2 = 140 lbf/in2, h1 = 1326,4 Btu/lb, s1 =
1,7191 Btu/lb.R. Juga dengan T2 = 350 F dan p2 = 40 lbf/in2, h2 = 1211,8
Btu/lb. Dengan demikian, energi kinetik dipilih pada keluar adalah :
V22
= (1326,4 1211,8 )
Btu
+
(100ft / s )2 = 114,8
Btu
2 lb s 778ft.lbf
2
lb
(2) 32,2lb.ft
1lbf 1Btu
V22
= (1326,4 1202,3)
Btu
+
(100ft / s )2 = 124,3
Btu
2 lb lb
(2) 32,2lb.ft
s 2 778ft.lbf
1lbf 1Btu
Contoh 9
Suatu kompresor udara beroperasi pada steady state menerima udara
pada p1=0,95 bar dan T1=22 C. rasio tekanan pada keluar terhadap
tekanan pada saat masuk adalah 6. tidak ada heat transfer antara
compressor dan lingkungannya dan energi kinetik dan potensial antara
saat masuk dan saat keluar diabaikan. Jika efisiensi kompresor adalah 82
%. Tentukan temperatur udara pada saat keluar kompresor. Gunakan
model gas ideal untuk udara.
Penyelesaian :
Diketahui : udara dikompresi dari keadaan masuk melalui rasio tekanan
yang dipilih. Efisiensi isentropis kompresor diketahui.
Tentukan : temperatur udara saat keluar.
Skema dan data yang diberikan
Asumsi :
1. Kontrol volume ditunjukkan mengikuti sketsa yang beroperasi
secara adiabatic pada steady state
2. Perubahan energi kinetik dan potensial antara saat masuk dan
keluar dapat diabaikan
3. Udara adalah model sebagai gas ideal
Analisis :
Temperatur pada saat masuk dapat ditentukan dari entalphi spesifik
pada saat keluar. Entalphi spesifik saat keluar h2 dapat ditentukan
Maka h 2 = h1 +
(h 2s h1 )
c
Table A-13 memberikan h1 = 295,17 kJ/kg pada T1 = 295 K. Untuk
menentukan h2s gunakan persamaan isentropis untuk gas ideal yaitu :
p
p r (T2 s ) = 2 p r (T1 ) = 6(1,3068) = 7,841
p1
dimana pr1 diperoleh dari table A-13 pada 295 K. entalphi spesifik pada
keadaan 2s kemudian ditemukan dengan interpolasi pada table A-13 ;
h2s=493 kJ/kg maka entalphi spesifik saat keluar adalah :
h 2 = 295,17 +
(493 295,17 ) = 536,4 kJ
0,82 kg
interpolasikan pada table A-13 mengahsilkan T2 = 532 K
ANALISIS AVAILABILITY
Bab ini mengantarkan metode bagaimana menggunakan prinsip
konservasi massa dan energi bersama-sama dengan hukum
kedua termodinamika untuk merancang desain dan analisa
system termal. Metode disini dipilih analisa availability.
2.1 Availability
Dasar untuk konsep availability disajikan dalam introduksi hukum
kedua termodinamika bagaimana kesempatan kerja yang dilakukan bila
dua system pada keadaan berbeda berkomunikasi, pada prinsipnya
kerja dapat dibangkitkan seperti system yang diijinkan menjadi setmbang.
Ketika salah satu dari dua system sesuai dengan system yang ideal
disebut lingkungan dan yang lain dari beberapa system yang tertutup
dari yang interest. Definisi availability adalah kerja teoritis yang maksimum
yang diperoleh akibat mereka berinteraksi terhadap kesetimbangan.
2.2 Environment
System apa saja, apakah suatu komponen pada system lebih besar seperti
suatu turbin pada power plant atau system lebih besar (power plat) dari dirinya,
beroperasi dalam lingkungan dari beberapa macam. Hal ini penting untuk
membedakan environment dan sekeliling system. Seperti yang digunakan dalam
buku ini, term surrounding berhubungan terhadap sesuatu yang tidak termasuk
dalam system. Term environment digunakan untuk beberapa bagian dari
surrounding, sifat intensive dari setiap phase dimana adalah uniform dan tidak
berubah secara signifikan sebagai hasil dari proses apa saja dibawah
pertimbangan. Environment bebas dari irreversibilitas. Semua irreversibilitas
signifikan ditempatkan dalam system dan immediate surroundingnya.
Irreversibilitas internal bertempat didalam system. Irreversibilitas eksternal
bertempat pada immediate surrounding. Environment dan immediate surrounding
Dunia fisika sangat sulit dan utnuk memasukan setiap detail pada
analisis tidak praktis. Dengan demikian pada penjabaran environment
dibuat sederhana. Validitasi dan utility dari analisis memnggunakan
model adalah proses yang dibatasi oleh idealisasi yang dibuat pada
formulasi model. Pada buku ini environment dianggap sebagai system
compressible sederhana yang lebih besar dalam luas dan uniform dalam
temperatur (To) dan tekanan (po). Dalam menjaga ide bahwa
environment dilakukan dengan dunia fisik actual, harga untukm po dan To
menggunakan seluruhnya analisis keterangan-keterangan secara normal
yang diambil sebagai kondisi environment tipikal seperti 1 atm dan 25 C.
meskipun sifat intensivenya tidak berubah, environment dapat
mengalami perubahan dalam sifat extensivenya sebagai hasil dari
interaksi dengan system yang lain. Perubahan dalam sifat extensive :
energi dalam (Uo), entropy (So) dan volume (Vo) dari environment
dihubungkan melalui persamaan Tds. Dari To dan po konstan, persamaan
menjadi : U e = To S e p o Ve (1)
Dimana :
- E = U+KE+PE = energi
- V = volume
- S = entropy
Persamaan 2 dapat diturunkan dengan menggunakan
kesetimbangan energi dan entropy untuk system kombinasi yang
Dimana :
- Wc = kerja yang dibangkitkan oleh kombinasi system
- Ec = perubahan energi dari kombinasi system = jumlah perubahan
anergi dari system tertutup dan lingkungan.
Energi dari system tertutup mula-mula ditunjukkan oleh E, dimana
meliputi energi kinetik, energi potensial dan energi dalam dari system.
Sebagai tambahan diatas, energi kinetik dan potensial dievaluasi relatif
terhadap lingkungan sehingga energi dari system tertutup ketika pada
dead state akan sama energi internalnya (Uo). Dengan demikian, Ec
dapat dirumuskan sebagai : E c = (U o E ) + U e
Didapat bahwa : U e = To S e p o Ve
sehingga : c = (S o S ) + S e (5)
maka : Wc = (E U o ) + p o (V Vo ) To S e To c
harga Toc tergantung dari proses seperti closed system melalui dead
state. Harga kerja teoritis maksimum dari combined system diperoleh
dengan menset Toc = nol maka :
Wc ,mak = (E U o ) + p o (V Vo ) To S e
V2
a = u + + gz u o + p o (v v o ) To (s s o )
2
V2
a = (u u o ) + po (v vo ) To (s s o ) + + gz (8)
2
sedangkan perubahan availability antara dua keadaan dari
closed system dapat ditentukan sebagai perbedaan :
A 2 A 1 = (E 2 E 2 ) + p o (V2 V1 ) To (S 2 S1 ) (9)
Contoh 1.
Dua kilogram air mengalami proses dari keadaan awal dimana air
adalah saturated vapor pada 120 C, kecepatan 30 m/s dan ketinggian 6
m sampai ke keadaan akhir dimana air adalah saturated liquid pada 10
C, kecepatan 25 m/s dan ketinggian 3 m. tentukan dalam kJ/kg : ambil
To=25 C dan po = 1 atm, g = 9,8 m/s2
a. Availability pada keadaan awal
b. Availability pada keadaan akhir
c. Perubahan availability
Penyelesaian :
Diketahui : dua kg air mengalami proses antara dua keadaan yang dipilih
Tentukan : availability pada keadaan awal dan akhir dan perubahan
dalam availability
Skema dan data yang diberikan :
Asumsi :
1. Air adalah suatu closed system pada keadaan awal dan akhir
setimbang
2. Kecepatan dan ktinggian diukur relatif terhadap environment
3. To = 25 C, po=1 atm dan g = 9,8 m/s2
Analisis
Availability pada keadaan awal dan akhir dapat ditentukan dengan
mengggunakan :
V2
A = m (u u o ) + p o (v v o ) To (s s o ) + + gz
2
Untuk mengevaluasi availability memerlukan harga volume spesifik, energi
internal spesifik dan entropy spesifik dari air pada dead state. Pada dead
state dimana To= 25 C dan po=1 atm, air adalah liquid. Dengan demikian
persamaan pada bab sebelumnya dan harga dari table A-2, vo=1,0029
cm3/g, uo=104,88 kJ/kg, so=0,3674 kJ/kg.K
kJ
(2529,3 104,88 ) +
kg
3
3
1,013x10 3 N (891,9 1,0029) cm 10 g kg 1kJ
m 2 g 10 6 cm 3 m 3 10 3 Nm
A = 2kg = 1000,1kJ
(298K )(7,126 0,3674 ) kJ
kg.K
(30m / s )2 1kJ
+
2
(
+ 9,81m / s 2 (6m) ) 1N
1kg.m / s 2 10 3 Nm
Contoh 2.
Suatu silinder dari internal combustion engine berisi 2450 cm3
produk gas pembakaran pada tekanan 7 bar dan temperatur 867 C
sebelum katup exhaust terbuka. Tentukan availability spesifik dari gas
dalam kJ/kg. Abaikan pengaruh gerakan dan grafitasi dan model gas
pembakaran sebagai udara sebagai gas ideal. Ambil To = 27 C dan po 1
atm
Penyelesaian
Diketahui : produk gas pembakaran pada keadaan khusus diisikan dalam
silinder dari ICE
Tentukan : availability spesifik
Asumsi :
1. Produk gas pembakarn adalah closed system
2. Produk pembakaran dimodel sebagai gas ideal
3. pengaruh gerakan dan grafitasi dapat diabaikan
4. To = 27 C dan po 1 atm
Penyelesaian : availability spesifik :
a = (u u o ) + p o (v v o ) To (s s o )
term energi internal dan entropy dievaluasi dengan menggunakan table
A-13 :
(u u o ) = 880,35 214,07 = 666,28 kJ kg
(s s o ) = s o (T ) s o (To ) R ln p
M po
8,314 7
To (s s o ) = 300K 3,11883 1,70203 ln = 258,62 kJ kg
28,97 1,013
term p o (v v o ) dievaluasi dengan menggunakan persamaan gas ideal
( ) ( )
dari keadaan : v = R / M T p dan v o = R / M To p o sehingga :
R po T
p o (v v o ) = To
M p
8,314 1,013(1140 ) kJ
p o (v v o ) = 300 = 38,75
28,97 7 kg
sehingga availability spesifiknya adalah a = 368,91 kJ/kg
2 Q
S 2 S1 =
1
+
T b
dimana W dan Q berturut-turut adalah kerja dan heat transfer antara
system dan lingkungan.
Langkah pertama dalam menurunkan kesetimbangan availability,
dimana kesetimbangan energi :
(E 2 E1 ) To (S 2 S1 ) = 1 Q To 1 Q
2 2
W To
T b
(A 2 A 1 ) p o (V2 V1 ) = 1 1 To Q W To
2
Tb
(A 2 A 1 ) = 1 1 To Q [W p o (V2 V1 )] To
2
(10)
Tb
Contoh 3
Air yang mula-mula saturated liquid pada 100 C diisikan pada
rangkaian silinder-piston. Air mengalami proses sampai pada keadaan
saturated vapor yang mana piston dapat bergerak secara bebas dalam
silinder. Untuk tiap-tiap dari dua proses jelaskan di bawah, tentukan pada
unit massa perubahan availability, transfer availability diikuti kerja,
availability transfer diikuti panas dan irreversibility (kJ/kg). Ambil To = 20C,
po=1,014 bar
a. Perubahan keadaan dibawa oleh pemanasan air seperti air
mengalami proses internal reversible pada T dan p konstan.
b. Perubahan keadaan yang dibawa secara adiabatic oleh aksi
pengadukan dari paddle wheel
Penyelesaian
Diketahui : saturated liquid pada 100 C mengalami proses sampai
keadaan saturated vapor
Tentukan : perubahan availability, availability transfer diikuti kerja dan
panas serta irreversibility untuk setiap dari dua proses yang dipilih
Asumsi :
1. Untuk bagian a dan b lihat asumsi yang terdapat pada contoh
soal pada bab sebelumnya (entropy)
2. To = 20 C, po = 1,014 bar
Analisis
a. Perubahan availability spesifik :
a = u g u f + p o (v g v f ) To (s g s f )
a = 2087,56 +
( )(
kJ 1,014 x10 5 N m 2 1,672 m 3 kg )
(293,15K ) 6,048
kJ
kg 3
(
10 N.m kJ ) kg.K
a = 484KJ / kg
meskipun kerja mempunyai harga tidak nol, tidak ada kerja yang
mengikuti availability transfer karena p=po. Penggunaan harga heat
transfer dihitung pada contoh soal pada bab tentang entropy,
transfer dari availability diikuti heat transfer pada proses tekanan
konstan adalah :
I W
= a p o (v g v f ) = 484 ( 2257 ) = 1773kJ / kg
m m
Komentar :
1. Contoh ini menunjukkan bahwa perubahan availability selama
proses ditentukan oleh keadaan akhir tetapi harga transfer
availability dan irreversibility tergantung pada sifat proses.
2. Harga irreversibility dari bagian b dapat juga ditentukan dengan
I
menggunakan = To , dimana produk entropy per unit
m m
[avaibility .transfer
accompanyi ng.work ] = W m (p v ) e o e (13)
W !
= m e (p o v o )
lim
t 0 (15)
t
me
dan suku kedua : lim
t 0 (p o v e ) = m! e (p o v e ) (16)
t
pada limit ini, asumsi volume spesifik uniform seluruhnya region e
berhubungan terhadap asumsi volume spesifik uniform melalui exit (satu
dimensi). Substitusi persamaan 16, 15 ke 14 memberikan :
[time.rate.of .avaibility .transfer
accompanyi ng.work ] = m! (p ve e e po v e ) (17)
Dari transfer availability diikuti aliran massa dan aliran kerja terjadi
pada lokasi dimana massa masuk atau keluar control volume, maka :
[time .rate .of .avaibility .transfer
accompanyi ng.work ] = m! [a + (pv p v )] o o
Gambar 1 Prinsip Kerja dan heat transfer dari Sistem Tenaga Uap
sederhana
V12 V22
! W
0=Q cv
! +m
t
! h
1 h 2 + + g(z1 z 2 )
2
!
W
atau : t
= h1 h 2 (1)
m
!
!
W t
dimana m
! menunjukkan laju aliran massa fluida kerja dan adalah laju
m
!
kerja yang dibangkitkan per unit massa uap melaui turbin.
Pada kondensor disini heat transfer dari uap ke air pendingin mengalir
dalam aliran separasi. Uap kondensasi dan temperatur air pendingin
meningkat. Pada steady state, kesetimbangan massa dan energi untuk
control volume :
!
Q out
= h2 h3 (2)
m!
!
Q out
Dimana adalah laju anergi yang ditransfer oleh panas dari fluida
m!
kerja ke air pendingin per unit massa fluida kerja melalui kondensor.
Cairan kondensat meninggalkan kondensor pada 3 dipompa dari
tekanan kondensor ke tekanan boiler maka kesetimbangan massa dan
energi :
!
W p
= h 4 h3 (3)
m!
!
W p
Dimana adalah laju daya input per unit massa melewati pompa.
m!
Fluida kerja suatu siklus seperti liquid meninggalkan pompa pada 4
disebut boiler feedwater dipanaskan sampai saturasi dan diuapkan di
dalam boiler. Dari keadaan 4 sampai 1, kesetimbangan laju massa dan
energi :
!
Q in
= h1 h 4 (4)
m!
!
Q in
Dimana adalah laju heat transfer dari sumber energi ke fluida kerja
m!
per unit massa melalui boiler.
Efisiensi thermal mengukur tingkat dimana energi input pada fluida
kerja melalui boiler dikonversi ke total kerja output. Efisiensi thermal dari
siklus daya gambar 1 adalah :
=
! m
Wt
! W ! m
p
! (h h 2 ) (h 4 h 3 )
= 1 (5)
! m
Q in
! (h1 h 4 )
Parameter yang lain digunakan untuk menjabarkan performan power
plant adalah back work ratio (bwr) didefinisikan sebagai rasio kerja input
pompa terhadap kerja yang dibangkitkan oleh turbin. Bwr untuk siklus
daya :
=
Wp m
! (h h 3 )
= 4 (6)
!
W t m
! (h1 h 2 )
W!
vdp = v 3 (p 4 p 3 )
4
p =
m!
3
(7)
intrev
Contoh 1.
Uap adalah fluida kerja pada siklus Rankine Ideal. Uap jenuh masuk
turbin pada 8 MPa dan cair jenuh keluar kondensor pada tekanan 0,008
MPa. Kerja keluaran total silus adalah 100 MW. Tentukan untuk siklus :
a. Efisiensi termal
b. Rasio kerja balik
c. Laju aliran massa uap (kg/h)
d. Laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler
(MW)
e. Laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor (MW)
Penyelesaian :
Diketahui : Siklus Rankine Ideal beroperasi dengan uap sebagai fluida
kerja. Tekanan boiler dan kondensor dispesifikasi dan total daya keluaran
diberikan.
Tentukan : Efisiensi termal, rasio kerja balik, laju aliran massa uap (kg/h),
laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler (MW) dan
laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor (MW)
Asumsi :
1. Setiap komponen dari siklus dianalisa sebagai control volume
pada keadaan steady.
2. Semua proses dari fluida kerja adalah reversible internal
3. Turbin dan pompa beroperasi secara adiabatic
4. Energi kinetik dan potensial diabaikan
5. Uap Jenuh masuk turbin. Kondenat keluar kondensor sebagai cair
jenuh
Skema dan data yang diberikan :
s 2 s f 5,7432 0,5926
x2 = = = 0,6745 kJ/kg.K
sg sf 7,6361
10 6 N m 2 kJ
(
h 4 = 173,88kJ / kg + 1,0084 x10 m / kg (8 0,008)MPa
3 3
) 3
1MPa 10 Nm
h 4 = 173,88 + 8,06 = 181,94 kJ/kg
a. Efisiensi thermal
=
! W
Wt
!
t (h h 2 ) (h 4 h 3 ) = (2758 1794,8) (181,94 173,88)
= 1
!
Q in
(h1 h 4 ) 2758 181,94
= 0,371 = 37,1%
b. Rasio Kerja Balik
!
W h h 3 181,94 173,88
p
bwr = = 4 = = 8,37 x10 3 = 0,84%
!
Wt h1 h 2 2758 1794,8
c. Laju aliran massa uap dapat diperoleh dari persamaan untuk daya
total
! =
m
!
W cycle
=
( )
100MW 10 3 kW MW (3600s h)
= 3,77 x10 5 kg / h
(h1 h 2 ) (h 4 h3 ) 963,2 8,06
d. Laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler (MW)
! =m
Q ! (h h ) =
( )
3,77 x10 5 kg / h (2758 181,94 )kJ / kg
= 269,77MW
in 1 4
(3600s / h)(1000kW / MW )
e. Laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor (MW)
!
Q = m
! (h h ) =
( )
3,77 x10 5 kg / h (1794,8 173,88)kJ / kg
= 169,75MW
out 2 3
(3600s / h)(1000kW / MW )
t =
(W! m! ) = h h
t 1 2
(8)
(W! m! ) h h
t s 1 2S
Contoh 2
Seperti pada contoh soal no 1, tetapi termasuk dalam analisis
bahwa setiap turbin dan pompa mempunyai efisiensi isentropis 85 %.
Tentukan untuk modifikasi siklus :
a. Efisiensi termal
b. Laju aliran massa uap (kg/h) untuk daya keluar 100 MW
c. Laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler
(MW)
d. Laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor (MW)
Penyelesaian :
Diketahui : suatu Siklus Tenaga Uap beroperasi dengan uap sebagai fluida
kerja. Kedua turbin dan pompa mempunyai efisiensi 85 %.
Tentukan : Efisiensi termal, laju aliran massa uap (kg/h) untuk daya keluar
100 MW, laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler
(MW) dan laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor
(MW).
Asumsi :
1. Setiap komponen dari siklus dianalisa sebagai control volume
pada keadaan steady.
2. Fluida kerjaa melewati boiler dan kondensor pada tekanan
konstan. Uap Jenuh masuk turbin. Kondenat keluar kondensor
sebagai cair jenuh
3. Turbin dan pompa beroperasi secara adiabatic dengan efisiensi 85
%
4. Energi kinetik dan potensial diabaikan
Skema dan data yang diberikan :
Analisa :
Keadaan 1 sama seperti pada contoh 1 sehingga h1 = 2758 kJ/kg dan
s1=5,7432 kJ/kg.K. Entalphi spesifik pada keluar turbin, keadaan 2 dapat
(W! m! ) h h
t s 1 2S
dimana h2s adalah entalphi spesifik pada keadaan 2s pada diagram T-s.
Dari penyelesaian untuk contoh 1, h2s = 1794,8 kJ/kg. Penyelesaian untuk
h2 dengan memmasukkan harga :
h 2 = h1 t (h1 h 2 s ) = 2758 0,85(2758 1794,8 ) = 1939,3 kJ/kg
Keadaan 3 adalah sama seperti contoh 1 sehingga h3 = 173,88 kJ/kg
p =
(W! m
p
!)
, suku (W
s ! m)
! dapat dievaluasi menggunakan persamaan
(W m)
!
p
! p s
! m
7. kemudian penyelesaian untuk Wp
! menghasilkan :( )
W! v 3 (p 4 p 3 )
p =
m! p
pembilang dari persamaan ini ditentukan pada penyelesaian untuk
W! 8,06
contoh 1, maka: =
p
= 9,48 kJ/kg
m! 0,85
sehingga entalphi spesifik untuk pompa keluar :
h 4 = 173,88 + 9,48 = 183,36 kJ/kg
a. Efisiensi termis :
=
! W
Wt
!
t (h h 2 ) (h 4 h 3 ) = (2758 1939.3) (9.48) = 0,314 = 31,4%
= 1
!
Q in (h1 h 4 ) 2758 183,36
! =
m
!
W cycle
=
(
100MW 10 3 kW MW (3600s h) )
= 4,449x10 5 kg / h
(h1 h 2 ) (h 4 h 3 ) 818,7 9,48
c. Laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang melalui boiler (MW)
! =m
Q
5
( )
! (h1 h 4 ) = 4,45x10 kg / h (2758 183,36 )kJ / kg = 318,2MW
in
(3600s / h)(1000kW / MW )
f. Laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui kondensor (MW)
!
Q = m
! (h h ) =
( )
4,45x10 5 kg / h (1939,3 173,88)kJ / kg
= 218,2MW
out 2 3
(3600s / h)(1000kW / MW )
dan 7 yang masuk dan keluar penukar panas terbuka diasumsikan sama.
Tahap 7 diasumsikan berubah menjadi cair jenuh pada tekanan tersebut.
Tahap 8 juga dicapai jika sebuah pompa ideal dari h 7 h 8 = v 7 (p 7 p 8 ) .
dimana :
- Q23 : heat transfer dari titik 2 ke 3
- u3, u2 : masing-masing energi dalam pada titik 2 dan 3
Utuk panas spesifik konstan, persamaan ini
menjadi Q 23 = m cv (T3 T2 ) . Kerja ekspansi 3 ke 4 dari siklus Otto juga
dimana :
- Q41 : heat transfer dari titik 4 ke 1
- u1, u4 : masing-masing energi dalam pada titik 1 dan 4
Panas spesifik menjadi Q 41 = m cv (T1 T4 ) . Rasio kompresi r,
dimana :
- Q23 : Heat transfer pada tekanan konstan dari titik 2 3
- h2, h3 : Entalpi pada titik 2 dan 3
Kerja dari 2 ke 3 merupakan tekanan konstan W23 = p 2 (V3 V2 ) , untuk
V1
piston selama kompresi : r = . Kenyataanya perbandingan volume
V2
spesifik sama dengan perbandingan volume (volume ratio)
Mean effective pressure, MEP (tekanan efektif rata-rata) didefiniskan
sebagai siklus kerja dibagi dengan perubahan maksimum pada volume
Wcycle
dan dinyatakan sebagai MEP = . MEP juga merupakan ukuran
V1 V2
dari kerja tidak berguna (tidak efektif) dari siklus tersebut. Efisiensi thermal
Wcycle
() diberikan sebagai = . Untuk panas spesifik konstan, persamaan
Q 23
dapat disederhanakan menjadi :
Wcycle c v (T4 T1 )
= = 1 . (9)
Q 23 c p (T3 T2 )
Parameter lain yang dipakai dalam siklus diesel adalah cutoff ratio
V3
yang dinyatakan dalam rumus rc =
V2
V1
langkah langkah piston selama kompresi r = . Mean effective pressure
V2
(MEP) didefenisikan sebagai kerja siklus dibagi dengan perubahan
Wcycle
maksimum pada volume yang dinyatakan sebagai MEP = ,
V1 V2
Wcycle
akhirnya efisiensi termal dapat diberikan sebagai = , untuk panas
Q 23
spesifik konstan persamaan menjadi :
c v (T5 T1 )
=1 (13)
c v (T3 T2 ) + c p (T4 T3 )
comp = m(h 2 h1 ) ,
!
Dari hukum pertama kontrol volume compressor W !
pemasukan panas, ! =m
Q 23
! (h 3 h 2 ) . Untuk trubin reversibel dan
turbin = m(h 3 h 4 ) ,
adiabatic !
W ! dan untuk pengeluaran panas
! =m
Q 41
! (h1 h 4 ). Efisiensi termal yang dihasilkan adalah
!
W Q! +Q !
cycle
= = 23 41
(15)
Q! Q!
23 23