Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan
pembangunan dalam segala bidang kehidupan. Seiring dengan pertumbuhan
penduduk di suatu negara, maka akan banyak sekali masalah yang timbul,
salah satunya adalah urbanisasi. Masyarakat berkembang mengikuti
tahapannya. Perkembangan manusia, ditandai bertambahnya penduduk,
mendorong peningkatan kebutuhan hidup, baik jumlah dan jenisnya.
Peningkatan produksi berbagai jenis barang dan jasa dengan memperbesar
kapasitas produksi maupun memperluas cakupan jenis kegiatan sektoral dalam
suatu wilayah menyebabkan wilayah bertumbuh. Pertumbuhan wilayah terus
berkembang sesuai aktivitas ekonomi yang dilakukan akan menjadi pendorong
terwujudnya suatu kota. Urbanisasi dapat diartikan sebagai pertambahan
penduduk perkotaan (Shryyock dan Siegel, 1976).
Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat di perkotaan menimbulkan
berbagai permasalahan khas perkotaan, akibat dari adanya urbanisasi tersebut
adalah pemukiman kumuh yang secara implisit maupun eksplisit menunjukkan
pandangan yang bias, karena kata kumuh memberikan kesan jorok, cemar dan
kotor (Budiharjo, 2011). Masalah-masalah ini akan terus bertambah seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan semua masalah tersebut tidak
dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat jika masih menggunakan solusi
konvensional yang digunakan saat ini.
Di Indonesia urbanisasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada data sensus tahun 2014,
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 252,2 juta jiwa dan
setiap tahunnya meningkat 1,49%. Berbagai konsep pembangunan maupun
pengelolaan kota terus dikembangkan oleh para akademisi maupun praktisi
sebagai upaya untuk dalam menyelesaikan permasalahan pemukiman kumuh
yang disebabkan oleh urbanisasi dan untuk menjaga performanya. Banyak
konsep yang muncul yang terus dikembangkan agar dapat memperoleh
formulasi yang tepat mengenai konsep pembangunan dan pengelolaan kota
yang dapat memberikan kenyamanan bagi penduduknya.
Seiring dengan kemajuan zaman, kemajuan teknologi pun tak urung juga
menjadi suatu terobosan baru yang digunakan oleh kota untuk memberikan
layanan yang semaksimal mungkin bagi penduduknya. sehingga muncul
konsep Intelligent City, Ubiquitos City, Digital City, Wired City, Information
City, dan Smart City. Konsep-konsep tersebut berkembang dengan
mendasarkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengelola
kota. Dari beberapa literatur, dapat diketahui bahwa konsep Smart City
merupakan ujung dari pengembangan konsep pembangunan dan pengelolaan
kota berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Deakin and Allwinkle,
2007). Dalam definisi Nijkamp ,dkk dalam Chaffers (2010), Smart City
didefinisikan sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan
infrastruktur telekomunikasi modern (Information and Communication
Technology) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan
kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang
bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat. Konsep Smart
City merupakan konsep yang telah melalui penyempurnaan-penyempurnaan
dari konsep yang telah terlebih dahulu berkembang dengan menambal
kekurangan-kekurangan yang ada dan mempertimbangkan aspek-aspek yang
mungkin belum ada pada konsep-konsep berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) yang telah muncul sebelumnya. Konsep ini pada akhirnya
tidak hanya mendasarkan pembangunan dan pengelolaan kota dalam dimensi
teknologi, namun juga mencakup dimensi manusia dan dimensi institusional
(Nam & Pardo, 2012).
Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah dan mewujudkan cita-cita
kota aman dan nyaman untuk penduduknya, diperlukan solusi cerdas dan gegas
agar penyelesaian masalah dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan
pertumbuhan masalah itu sendiri. Solusi cerdas di sini adalah dengan
penerapan dan kolaborasi ekosistem kota yang masuk ke dalam pembangunan
maupun pengelolaannya yang dikembangkan menjadi gabungan dari konsep
eco green and zero emission building untuk memperoleh formulasi yang
tepat yang dapat memberikan minimalis tempat, kenyamanan, berkelanjutan,
ramah lingkungan serta memiliki performa yang baik.
2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan smart city?
2. Bagaimana konsep eco green and zero emission building Dengan
Sumber Energi Berkelanjutan Untuk Mewujudkan Smart City?
3. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dan konsep smart city
2. Mendeskripsikan konsep eco green and zero emission building

Anda mungkin juga menyukai