Anda di halaman 1dari 10

Nama Yukari Latifatul Aulia

NIM 165100601111005
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas H
Kelompok H3

4. HASIL PERCOBAAN DAN PENGAMATAN

1. Uji Molisch

a. Tuliskan data hasil uji Molisch

Senyawa Hasil Uji (+/-) Keterangan


Glukosa + Sangat Pekat
Sukrosa + Pekat
Pati + Kurang Pekat

b. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Molisch dari beberapa sampel dalam percobaan
ini !

1. Pembahasan Uji Molisch


Prinsip uji molisch adalah reaksi dehidrasi karbohidrad oleh asam sulfat yang
membentuk cincin furfural ketika bereaksi dengan -naftol (yang ada dalam reagen
molisch) yang akan membentuk kompleks warna ungu pada permukaan larutan.

Mekanisme reaksi uji molisch yaitu :

Karbohidrad Hidroksimetilfurfural (Cincin Furfural) - naftol Kompleks warna


H2SO4
ungu

2. Analisa Prosedur
Mekanisme kerja dari uji molisch yang pertama adalah menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Alat yang digunakan antara lain tabung reaksi yang
berfungsi sebagai tempat larutan sampel dan tempat untuk mereaksikan dalam
percobaan uji molisch, rak tabung reaksi yang berfungsi untuk meletakkaan tabung
reaksi, lalu pipet ukur 1 ml yang berfungsi untuk mengambil larutan sampel dan
larutan H2SO4. Lalu bulb yang berfungsi untuk menghisap / mengambil larutan sampel
dan H2SO4 dengan bantuan pipet ukur. Kemudian alat yang terakhir adalah pipet
tetes yang berfungsi untuk mengambil reagen molisch yang akan digunakan dalam
percobaan. Selanjutnya bahan yang digunakan adalah larutan sampel yang
diantaranya ada 1 ml glukosa 5%, 1 ml sukrosa 5%, 1 ml pati 1% yang berfungsi
sebagai larutan sampel yang akan diamati, lalu ada 1 ml H 2SO4 pekat yang berfungsi
untuk membentuk cincin furfural dan juga sebagai cndensing agent, kemudian ada
reagen molisch yang berfungsi untuk membentuk kompleks warna ungu pada
sampel, reagen molisch juga berfungsi untuk menahan H2SO4 agar tidak cepat
bereaksi dengan sampel yang digunakan.
Nama Yukari Latifatul Aulia
NIM 165100601111005
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas H
Kelompok H3

Setelah menyiapkan seluruh alat dan bahan yanga akan digunakan kemudian
melakukan langkah pertama untuk melakukan uji molisch yaitu mengambil larutan
sampel glukosa, sukrosa, dan pati sebanyak 1 ml menggunakan pipet ukur 1ml
dengan bantuan bulb lalu dimasukkan di dalam tabung reaksi perlakuan yang harus
dilakukan adalah mengeluarkan larutan sampel dengan melewati dinding tabung
reaksinya, yang kedua tambahkan reagen molisch sebanyak 2 tetes dengan bantuan
pipet tetes pada masing masing larutan sampel dalam tabung reaksi, lalu
dihomogenkan. Kemudian tambahkan larutan H2SO4 sebanyak 1 ml dengan
menggunakan pipet ukur 1ml. Dalam melakukan penambahan larutan 1 ml H 2SO4
dilakukan di dalam lemari asam. Lalu diamati perubahan yang terjadi dan catat hasil
pada data hasil pratikum yang ada. Uji yang posisitf ditandai dengan terbentuknnya
cincin furfural atau terbentuknya koples warna ungu. Setelah melakukan pengamatan
dan mencatat hasilnya limbah hasil pengujian dibuang pada limbah asam karena
adanya H2SO4 yang bersifat asam, setelah itu alat dicuci sampai bersih hingga steril
dan dapat digunakan lagi untuk percobaan selanjutnya.

3. Analisa Hasil
Berdasarkan percobaan uji molish telah didapatkan data bahwa semua larutan
sampel yang digunakan yaitu glukosa, sukrosa, dan pati menghasilkan uji yang
positif / hasil yang positif yaitu membentuk kompleks warna ungu dan membentuk
cincin furfural. Hal ini membuktikan semua sampel terdapat kandungan karbohidrat
dalam masing masing sampel. Dan berdasarkan literatur percobaan yang telah
dilakukan berhasil karena setiap sampel yang mengandung karbohidrad yang jika
diuji dengan reagen molisch dan H2SO4 akan menghasilkan warna ungu (Madan,
2013).

2. Uji Yodium

a. Tuliskan data hasil uji Yodium!

Senyawa Hasil Uji (+/-) Keterangan


Dekstrin + Coklat tua
Maltosa - Merah bata
Glukosa - Merah bata
Pati ++ Biru tua

b. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Yodium dari beberapa sampel dalam percobaan
ini !
Nama Yukari Latifatul Aulia
NIM 165100601111005
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas H
Kelompok H3

1. Pembahasan Uji Yodium


Prinsip dari uji yodium adalah larutan yodium akan beraksi dengan pati dengan cara
larutan yodium dalam bentuk tri iodide yang akan masuk ke struktur helical pada pati
yang akan membentuk warna biru pekat. Fungsi dari uji yodium adalah untuk
mengidentifikasi kandungan di dlam pari dan dekstrin. Yodium hanya membentuk
kompleks warna dengan polisakarida yang berperan adalah kandungan amilosa.

Mekanisme reaksi dari uji yodium yaitu :

Pati + Yodium I3 Warna kompleks biru kehitaman

2. Analisa Prosedur
Mekanisme kerja yang harus dilakukan untuk uji yodium adalah meyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan. Alat yang dibutuhkan dalam uji yodium adalah
cawan petri yang berfungsi untuk tempat uji yoidum, kemudian pipet tetes yang
berfungsi untuk mengambil larutan sampel dan larutan yodium, kemudian tisu yang
telah digarisi dengan membentuk diagram agar dpat mempermudah pengamatan.
Lalu bahan yang dibutuhkan ada pati 1%, sukrosa 5%, Dekstrin 5%, glukosa 5%
yang berfungsi untuk larutan sampel pada uji yodium ini, dan ada larutan yodium
sendiri yang berfungsi untuk memebentuk warna biru pekat pada larutan sampel.
Setelah menyiapkan seluruh alat dan bahan yang pertama dilakukan adalah
meletakkan cawan petri diatas tissue yang telah ditandai yang berfungsi untuk
mempermudah membedakan larutan sampel yang akan diuji. Lalu mengambil
masing-masing larutan sampel sebanyak satu tetes dengan menggunakan pipet
tetes pada cawan petri sesuai tanda batas yang ada pada tissue. Kemudian
tambahkan satu tetes larutan yodium dengan menggunakan pipet tetes pada masing
masing larutan sampel pada cawan petri. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi
pada masing masing sampel. Dan dicatat pada lembar data hasil pratikum. Hasil uji
yodium dikatakan positif apabila dapat membentuk warna bir pekat/biru kehitaman
pada sampel karena sampel tersebut mengansng polisakarida. Dan setelah
semuanya telah dicatat peralatan dicuci hingga bersih.
3. Analisa Hasil
Berdasarakan hasil yang telah dilakukan pada uji yodium dihasilkan data pada
sampel glukosa setelah ditetesi larutan yodium menunjukkan perubahan warna
menjadi merah bata, pada sampel sukrosa setelah ditetesi larutan yodium
menunjukkan perubahan warna menjadi merah bata, lalu sampel dekstrin
menunjukkan perubahan warna menjadi coklat tua, dan yang terakhir sampel pati
menunjukkan perubahan menjadi warna biru tua. Dapat dilihat dari 4 sampel yang
telah diuji 2 sampel menghasilkan hasil yang positif yaitu pada sampel pati dan
dekstrin karena ikatannya lebih kompleks, lalu 2 sampel yang hasilnya negative yaitu
sampel glukosa dan sampel sukrosa. Karena disebabkan pada monosakarisa dan
disakarida tidak memiliki struktr helical.
Nama Yukari Latifatul Aulia
NIM 165100601111005
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas H
Kelompok H3

Bedasarkan literatur yang telah didapatkan yaitu uji yodium bertujuan untuk
mengetahui kandungan polisakarida yang dpat menghasilkan warna biru pekat,
semakin pekat perubahan warna sampel yang diuji, semakin besar kandungan
polisakarida yang terkandung didalamnya (Muchtadi, 2009). Dapat disimpulkan
percobaan yang dilakukan berhasil karena pati hasil yang positif yaitu berwarna biru
pekat.

3. Uji Barfoed

a. Tuliskan data hasil uji Barfoed!

Senyawa Hasil Uji Keterangan


Glukosa ++ Terbentuk endapan merah
Fruktosa ++ Terbentuk endapan merah
Maltosa + Terbentuk sedikit endapan
Sukrosa - Tidak terbentuk endapan

b. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji barfoed dari beberapa sampel dalam percobaan
ini !

1. Pembahasan Uji Barfoed


Prinsip dari uji barfoed adalah monosakarida dan disakarida pereduksi dicampur
dengan reagen barfoed (campuran kupri asetat + asam asetat = Cu2O) yang
menghasilkan warna merah bata dalam keadaan asam. Monosakarida bereaksi lebih
cepat dibandingka disakarida.
Mekanisme reaksi dari uji barfoed yaitu :

Sampel + 2Cu2+ + 2H2O Sampel tereduksi + Cu2O + 4H+

2. Analisa Prosedur
Mekanisme kerja yang harus dilakukan untuk uji barfoed pertama adalah
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat yang digunakan antara lain
tabung reaksi yang berfungsi sebagai tempat larutan sampel dan tempat untuk
mereaksikan dalam percobaan uji barfoed, rak tabung reaksi yang berfungsi untuk
meletakkaan tabung reaksi, lalu pipet ukur 1 ml yang berfungsi untuk mengambil
reagen barfoed. Lalu bulb yang berfungsi untuk menghisap / mengambil larutan
reagen barfoed dengan bantuan pipet ukur. Pipet tetes yang berfungsi untuk
mengambil masing masing larutan sampel yang akan digunakan dalam percobaan.
Lalu ada gelas beaker 250 ml yang berfungsi untuk wadah air yang akan
dipanaskan, kemudian yang terakhir ada penangas air yang digunakan untun
memanaskan air dalam gelas beaker. Selanjutnya bahan yang digunakan adalah
Nama Yukari Latifatul Aulia
NIM 165100601111005
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas H
Kelompok H3

larutan sampel yang diantaranya ada 5 tetes glukosa 5%, 5 tetes sukrosa 5%, 5 tetes
maltosa 5%, 5 tetes fruktosa 5% yang berfungsi sebagai larutan sampel yang akan
diamati, lalu ada 1 ml reagen barfoed yang berfungsi membentuk endpan merah
batapada larutan sampel.
Setelah menyiapkan seluruh alat dan bahan yang pertama dilakukan adalah
mengambil 5 tetes masing-masing larutan sampel dengan menggunakan pipet tetes
pada tabung reaksi. Lalu menambahkan 1 ml reagen barfoed pada masing-masing
larutan sampel menggunakan pipet ukur dengan bantuan bulb. Kemudian
menyiapkan air pada gelas beaker 250 ml tidak terlalu penuh dan dipanaskan pada
penangas air. Sekitar 5 menit menunggu air mendidih lalu meletakkan tabung reaksi
pada gelas beaker yang dipanaskan dengan air yang mendidih Dan diamati
perubahan warna yang terjadi pada masing masing sampel. Setelah terlihat
perubahan warna merah bata pada masing-masing sampel kemudian dicatat pada
lembar data hasil pratikum. Dan mengangkat tabung reaksi dengan penjepit tabung
reaksi agar tidak panas. Hasil posotif pada uji berfoed ketika terbentuk endapan
merah bata. Setelah semuanya tercatat limbah dibuang pada tempat limbah asam
dan dicuci hingga bersih sehingga dapat digunakan kembali.

3. Analisa Hasil
Berdasarakan hasil yang telah dilakukan pada uji barfoed yang digunakan untuk
mengetahui kandungan gula pereduksi pada monosakarida dan disakarida pada
kondisi asam. Sampel yang menghasilkan endapan warna merah bata adalah
glukosa dan fruktosa. Sampel maltose juga menghasilkan endpan merah bata tetapi
dalam jumlah sedikit karena pada maltose yang merupakan gabungan dua glukosa
atau disakarida yang akan terhidrolisis lebih lama dari monosakarida. Karena itu
maltose hanya menghasilkan endpan merah bata yang sedikit. Dan pada sampel
sukrosa hasilnya negative karena sukrosa tidak memiliki gugus pereduksi karena
sukrosa berasal dari fruktosa dan glukosa yang berikatan sehingga tidak terdpat
gugus pereduksi lagi.
Bedasarkan hasil yang telah didapatkan hasil percobaan berhasil pada sampel
glukosa fruktosa dan maltose karena diperkuat dengan literature yaitu suatu
monosakarida dibedakan dengan disakarida yang dpat diamati dari terbentuknya
endapan merah bata pada senyawa glukosa, fruktosa, galaktosa, dan arabinose.
Monosakarida lebih optimal daripada disakarida untuk menghasilkan endapan merah
bata (Muarry, 2009).

4. Uji Benedict

a. Tuliskan data hasil uji Benedict!


Senyawa Hasil Uji Keterangan
Nama Yukari Latifatul Aulia
NIM 165100601111005
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas H
Kelompok H3

Sebelum pemanasan Setelah pemanasan


Glukosa Biru Merah bata +
Fruktosa Biru Merah bata +
Maltosa Biru Merah bata +
Sukrosa Biru Biru -

b. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji benedict dari beberapa sampel dalam
percobaan ini !

1. Pembahasan Uji Benedict


Prinsip dari uji benedict adalah larutan CuSO4 dalam suasana basa akan
direaksikan dengan gula pereduksi sehingga Cu tereduksi menjadi CuO. Sehingga
CuO pereduksi akan menghasilkan Cu2O yang berwarna merah bata.
Mekanisme reaksi dari uji barfoed yaitu :

Sampel + 2Cu2+ + 5OH+ Sampel tereduksi + 3H2O + Cu2O

2. Analisa Prosedur
Mekanisme kerja yang harus dilakukan untuk uji benedict pertama adalah
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat yang digunakan antara lain
tabung reaksi yang berfungsi sebagai tempat larutan sampel dan tempat untuk
mereaksikan dalam percobaan uji benedict, rak tabung reaksi yang berfungsi untuk
meletakkaan tabung reaksi, lalu pipet ukur 1 ml yang berfungsi untuk mengambil
reagen benedict. Lalu bulb yang berfungsi untuk menghisap / mengambil larutan
reagen benendict dengan bantuan pipet ukur. Pipet tetes yang berfungsi untuk
mengambil masing masing larutan sampel yang akan digunakan dalam percobaan.
Lalu ada bunsen yang berfungsi untuk sumber api dalam memanaskan tabung reaksi
yang berisi larutan percobaan. Selanjutnya bahan yang digunakan adalah larutan
sampel yang diantaranya ada 2 tetes glukosa 5%, 2 tetes sukrosa 5%, 2 tetes
maltosa 5%, 2 tetes fruktosa 5% yang berfungsi sebagai larutan sampel yang akan
diamati, lalu ada 1 ml reagen benedict yang berfungsi membentuk endapan merah
batapada larutan sampel.
Setelah menyiapkan seluruh alat dan bahan yang pertama dilakukan adalah
mengambil 2 tetes masing-masing larutan sampel dengan menggunakan pipet tetes
pada tabung reaksi, tabung reaksi ditandai agar mudah membedakan sampel
larutan. Lalu menambahkan 1 ml reagen benedict pada masing-masing larutan
sampel menggunakan pipet ukur dengan bantuan bulb. Kemudian panaskan tabung
reaksi pada Bunsen hingga terjaid perubahan warna. Dan diamati perubahan warna
yang terjadi pada masing masing sampel. Setelah terlihat perubahan warna merah
bata dan endapan pada masing-masing sampel kemudian dicatat pada lembar data
Nama Yukari Latifatul Aulia
NIM 165100601111005
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas H
Kelompok H3

hasil pratikum. Dan mengangkat tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi agar
tidak panas. Dipanaskan pada Bunsen bertujuan agar bias bereaksi lebih cepat
dibandingakan dengan penangas air. Hasil positif pada uji benedict ketika terbentuk
endapan merah bata. Setelah semuanya tercatat limbah dibuang pada tempat limbah
basa dan dicuci hingga bersih sehingga dapat digunakan kembali.
3. Analisa Hasil
Berdasarakan hasil yang telah dilakukan pada uji benedict yang digunakan untuk
mengetahui kandungan gula pereduksi pada monosakarida dan disakarida pada
kondisi basa. Sampel yang menghasilkan endapan warna merah bata adalah
glukosa, fruktosa dan maltosa. Dan pada sampel sukrosa hasilnya negative karena
sukrosa tidak memiliki gugus pereduksi karena sukrosa berasal dari fruktosa dan
glukosa yang berikatan sehingga tidak terdpat gugus pereduksi lagi.Sifat basa yang
dimiliki oleh reagen benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat.

Bedasarkan hasil yang telah didapatkan hasil percobaan berhasil pada sampel
glukosa fruktosa dan maltose karena diperkuat dengan literature yaitu pereaksi
bennedict dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi
monosakarida dari pada disakarida (biru) dan menghasilkan Cu 2O (kupro oksida)
berwarna merah bata, namun pada sukrosa tidak terjadi perubahan karena gugus
OH pereduksinya sudah berikatan sehingga kekuatan pereduksinya hilang (Madan,
2013).

5. PERTANYAAN

1. Bagaimana membedakan monosakarida dan disakarida dengan menggunakan Barfoed


test?
Cara membedakan monosakarida dengan disakarida. Pada percobaan karbohidrad
direduksi dlam suasana asam. Disakarida juga memebrikan hasil positif bila dididihkan
dengan waktu yang cukup lama untuk terhidrolisis menjadi monosakarida. Hasil positif
Nama Yukari Latifatul Aulia
NIM 165100601111005
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas H
Kelompok H3

ketika terjadi endapan berwarna merah bata. Untuk hasil yang didapatkan monosakarida
akan mneghasilkan endapan banyak sedangkan disakarida hanya sedikit (Murray, 2009).

2. Bagaimana mengidentifikasi gula pereduksi sampel pada uji Benedict?


Ketika sampel menghasilkan endapan berwarna merah bata setelah dipanaskan maka
sampel termasuk gula pereduksi tetapi jika tidak menghasilkan endapan merah bata
maka tidak termasuk gula pereduksi (Sirajuddin, 2011)

6. KESIMPULAN

Adanya karbohidrad dapat diidentifikasi dengan menggunakan berbagai uji diantaranya yang
telah dilakukan adalah uji molisch, uji yodium, uji barfoed dan uji benedict. Uji yang telah
dilakukan prinsipnya menguji kandungan sampel untuk mengidentifikasi adanya kandngan
karbohidrad dalam larutan sampel yang diuji. Tujuan dari pratikum ini adalah mengetahui prinsip
dasar uji kualitatif karbohidrad dan mengetahui perbedaan prinsip masing-masing metode. Pada
percobaan Uji molisch dengan prinsip reaksi dehidrasi karbohidrad oleh asam sulfat yang
membentuk cincin furfural ketika bereaksi dengan -naftol (yang ada dalam reagen molisch)
yang akan membentuk kompleks warna ungu pada permukaan larutan. Menghasilkan
Nama Yukari Latifatul Aulia
NIM 165100601111005
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas H
Kelompok H3

percobaan dengan hasil yang positif pada lautan sampel yang digunakan telah didapatkan data
bahwa semua larutan sampel yang digunakan yaitu glukosa, sukrosa, dan pati menghasilkan uji
yang positif / hasil yang positif yaitu membentuk kompleks warna ungu dan membentuk cincin
furfural.

Dan dalam uji yodium yaitu dengan prinsip larutan yodium akan beraksi dengan pati dengan
cara larutan yodium dalam bentuk tri iodide yang akan masuk ke struktur helical pada pati yang
akan membentuk warna biru pekat. Dan berdasarkan percobaan yang dilakukan data pada
sampel glukosa menunjukkan perubahan warna menjadi merah bata, pada sampel sukrosa
setelah menunjukkan perubahan warna menjadi merah bata, lalu sampel dekstrin menunjukkan
perubahan warna menjadi coklat tua, dan yang terakhir sampel pati menunjukkan perubahan
menjadi warna biru tua. Dapat dilihat dari 4 sampel yang telah diuji 2 sampel menghasilkan hasil
yang positif yaitu pada sampel pati dan dekstrin karena ikatannya lebih kompleks, lalu 2 sampel
yang hasilnya negative yaitu sampel glukosa dan sampel sukrosa.

Pada uji barfoed dengan prinsip monosakarida dan disakarida pereduksi dicampur dengan
reagen barfoed yang menghasilkan warna merah bata dalam keadaan asam. Sampel yang
menghasilkan endapan warna merah bata adalah glukosa dan fruktosa. Sampel maltose juga
menghasilkan endapan merah bata tetapi dalam jumlah sedikit Dan pada sampel sukrosa
hasilnya negative karena sukrosa tidak memiliki gugus pereduksi karena sukrosa berasal dari
fruktosa dan glukosa yang berikatan sehingga tidak terdpat gugus pereduksi lagi.

Pada uji benedict dengan prinsip larutan CuSO4 dalam suasana basa akan direaksikan
dengan gula pereduksi sehingga Cu tereduksi menjadi CuO. Sehingga CuO pereduksi akan
menghasilkan Cu2O yang berwarna merah bata. Sampel yang menghasilkan endapan warna
merah bata adalah glukosa, fruktosa dan maltosa. Dan pada sampel sukrosa hasilnya negative
karena sukrosa tidak memiliki gugus pereduksi.
Nama Yukari Latifatul Aulia
NIM 165100601111005
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas H
Kelompok H3

Anda mungkin juga menyukai