Isi TA
Isi TA
PE N DAH U LUAN
TEORI AKUNTANSI | 1
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu berkaitan dengan teori akuntansi
perekayasaan laporan keuangan. Adapun rumusan masalah ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian proses perekayasaaan ?
2. Bagaimana konsep informasi akuntansi ?
3. Bagaimana menyusun rerangka konseptual ?
4. Mengapa menggunakan prinsip akuntansi berterima umum ?
5. Apakah autoritas rerangka konseptual ?
6. Bagaimana penyusunan struktur akuntansi ?
1.3 Tujuan
Secara khusus makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansii
secara umum sama dengan adanya rumusan masalah yang telah dipaparkan, dengan membaca
makalah ini kita dapat :
1. Mengetahui proses perekayasaaan.
2. Mengetahui konsep informasi akuntansi.
3. Mengetahui rerangka konseptual.
4. Mengetahui prinsip akuntansi berterima umum.
5. Mengetahui autoritas rerangka konseptual.
6. Mengetahui struktur akuntansi.
TEORI AKUNTANSI | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Perekayasaaan
Pelaporan keuangan adalah stuktur dan proses akuntasi yang menggambarkan bagaimana
informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial
Negara. Pengertian ini lebih luas daripada apa yang dideskripsi oleh Financial Accounting
Standards Board (FASB) dalam Statements of Financial Accounting Concepts. FASB
mengartikan pelaporan keungan sebagai sistem dan sarana penyampaian (means of
communication) informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dari segi
keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui statemen keuangan.
Stuktur akuntansi melukiskan unsur-unsur yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh
penentuan atau penyediaan informasi keuangan dan saling berhubungan antara unsur-unsur
tersebut. Pengertian proses akuntansi dalam pelaporan keuangan adalah mekanisme tentang
bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan berkerja dan saling berinteraksi sehingga
dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk laporan atau statemen
keuangan termasuk mekanisme untuk menentukan kewajaran statemen keuangan.
Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk membangun
suatu struktur dan mekanisme pelaporan kuangan dalam suatu Negara untuk menunjang
tercapainya tujuan Negara.
TEORI AKUNTANSI | 3
Gambar 3.1
Proses Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Rerangka Konseptual:
Dijabarkan dalam standar akuntansi dan acuan lainnya sehingga membentuk prinsip akuntansi berterima um
Informasi akuntansi
TEORI AKUNTANSI | 4
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan perekayasaan (kotak ketiga dari atas melibatkan
pertimbangan dan pemeliharaan berbagai gagasan tentang ideology filsofi, paradigma, dan
konsep dasar untuk menjamin agar tujuan pelaporan tercapai. Proses perekayasaan ini pada
dasarmya adalah proses untuk menjawab pertanyaan mendasar yaitu bagaimana suatau
kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk statmen keuangan sehingga orang
yang dituju dapat membayangkan perusahaan secara financial tanpa harus menyaksikan
secara fasis operasi perusahaan (misalnya mengunjungi kantor/pabrik).
TEORI AKUNTANSI | 5
mempunyai peran penting dalam hal ini mengigat rerangka konseptul mempunyai fungsi
semacam undang-undang dasar (konstitusi).
TEORI AKUNTANSI | 7
2.3.1 Model
Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka konseptual yang
dikembangkan oleh FASB yang memuat empat komponen konsep penting yaitu :
(a) Tujuan pelaporan keuangan
(b) Kriteria kualitas informasi
(c) Elemen-elemen statemen keuangan
(d) Pengukuran dan pengakuan
Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. FASB
menuangkan empat komponen tersebut dalam beberapa dokumen resmi berupa pernyataan
(Statement of Financial Accounting Concept/SFAC) Yaitu :
Komponen (a) dituangkan secara resmi dalam bentuk SFAC No. 1 dan No. 4.
Dimasukannya tujuan untuk organisasi nonbisnis dalam rerangka konseptual memberi isyarat
bahwa FASB bermaksud merancang rerangka konseptual yang luas mencakupi operasi kedua
jenis organisasi tersebut. Komponen (b) dituangkan dalam SFAC No. 2. Komponen
(c) dituangkan dalam SFAC No. 3 yang telah diganti dengan SFAC No. 6. Penggantian ini
dilakukan mengingat SFAC No. 3 belum mencakup elemen-elemen statemen keuangan untuk
organisasi-organisasi non bisnis tetapi hanya mencakup elemen-elemen untuk entitas bisnis.
Oleh karena itu, nama konsep untuk SFAC No. 6 diperluas menjadi Elements of Finansial
Statements bukan lagi Elements of Financial Statement of Bisnis Enterprises. Komponen (d)
dicakupi dalam SFAC No. 5 5 dan No. 7.
Telah disinggung sebelumnya bahwa statemen keuangan merupakan suatu medium
utama atau cirri sentral pelaporan keuangan (a central feature of financial reporting).
Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan. Pelaporan keuangan (versi FASB)
tidak hanya menghasilkan informasi yang dapat diruangkan dalam statemen keuangan tetapi
TEORI AKUNTANSI | 8
informasi lain yang mengandung kebermanfaatan dalam keputusan (decision usefulness).
Menurut FASB beberapa informasi penting lain lebih baik (efektif) disediakan melalui
statemen keuangan dan beberapa informasi penting lain lebih baik bahkan hanya dapat
disediakan melalui media selain statemen keuangan.
2.3.1.1 Rerangka Konseptual Versi IASC
Rerangka konseptual versi International Accounting Standards Committee(IASC)
disebut Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements dan
diterjemahkan oleh IAI sebagai Rerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan, mempunyai komponen konsep yang mirip dengan komponen konsep versi FASB
yaitu :
The Objective of Financial Statements
Underlying Assumptions
Qualitative Characteristics of Financial Statement
The Elemens of Financial Statements
Recognition of The Elements of Financial Statement
Measurement of The Elements of Financial Statement
Concepts of Capital Maintenance and The Determination of Profit.
Untuk komponen tujuan, IASC menyebutnya sebagai tujuan statemen keuangan bukan
tujuan pelaporan keuangan sebagaimana FASB menyebutnya meskipun IASC menegaskan
bahwa statemen keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Karena
lingkungan penerapan standar IASC adalah internasional, karakteristik lingkungan Negara
menjadi tidak relevan. Hal ini barangkali menyebabkan IASC tidak lagi menggunakan istilah
pelaporan keuangan dalam rerangka konseptualnya karena makna tujuan pelaporan keuangan
sebagaimana didefinisi FASB sebenarnya mengandung konteks lingkungan FASB.
Karena memperhatikan faktor lingkungan dalam penyusunannya, rerangka konseptual
versi FASB lebih menggambarkan suatu hasil proses perekayasaan yang merupakan
konsekuensi dari pengertian akuntansi sebagai teknologi. Oleh karena itu, rerangka
konseptual versi FASB sebenarnya lebih cocok untuk dijadikan suatu model perekayasaan
dalam pengembangan rerangka konseptual untuk suaut Negara. Lebih dari itu, rerangka
konseptual FASB banyak memuat penalaran dan argument untuk memilih konsep-konsep
yang relevan.
Asumsi pelandas (underlying assumptions) dan konsep pemertahanan kapital
(conscepts of capital maintenqance) tidak disajikan dalam FASB sebagai komponen yang
digunakan FASB didalam penjelasan, argument, dan penalaran yang menyertai tiap komponen
TEORI AKUNTANSI | 9
konsep. Misalnya konsep pemertahanan capital digunakan sebagai konsep dasar dalam SFAC
No. 5 dan SAFC No. 6. Asas akrual (accrual basis) dijadikan penjelasan dan penalaran dalam
SFAC No. 6.
TEORI AKUNTANSI | 10
Sebagai alat akuntansi dan rerangka konseptualnya bukan merupakan sesuatu yang steril
terhadap perubahan. Rerangka konseptual sebagai hasil perekayasaan harus selalau dievaluasi
keefektifannya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, perubahan dan modifikasi
selalu harus dilakukan bila perubahan tersebut memang menempatkan akuntansi menjadi
lebih efektif sebagai alat. Perubahan dapat terjadi pada rerangka konseptual atau standar
akuntansi yang telah diterbitkan. Kebutuhan untuk evaluasi ini akan banyak memicu
penelitian (baik akademik maupun professional) dibidang akuntansi untuk menguji apakah
tujuan pelaporan keuangan benar-benar telah tercapai dengan adanya stndar akuntansi
tertentu. Dengan mengacu pada rerangka konseptual, penelitian dalam bidang akuntansi dapat
diarahkan untuk menemukan prinsip, metode dan prosedur baru dalam memecahkan
masalah-masalah akuntansi yang timbul. Penelitian semacam ini akan banyak membuahkan
gagasan-gagasan baru yang pada gilirannya akan menunjang pengembangan praktik dan
profesi akuntansi di suatu wilayah (Negara) tertentu. Aspek kependidikan dan pembelajaran
atau pembelajaran (learning) seperti inilah yang menjadi focus penulisan buku ini.
TEORI AKUNTANSI | 11
berterima umum Auditing Standards Board (ASB) misalnya memberi contoh ungkapan
paragraph pendapat dalam laporan audit standar sebagai berikut :
In our opinion. The financial statemtens refered to above present fairly, in all material
respects, the financial position of X Company as of (at) December 31, 19xx , and the results of
its operations and its cash flows for the year then ended, in conformity with generally
accepted accounting principles.
(Menurut pendapat kami, statement keuangan yang disebut diatas menyajikan secara wajar,
dalam segala hal yang material, posisi keuangan perusahaan X pada 31 Desember 19xx, dan
hasil operasinya dan aliran kasnya untuk tahun yang terakhir pada tanggal tersebut, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Mengapa criteria kewajaran penyajian statemen keuangan adalah PABU bukan Standar
AKuntansi Keuangan (untuk laporan auditor di Indonesia) atau Financial Accounting Standar
(untuk laporan auditor di Amerika. Berikut ini beberapa alasan yang dapat menjelaskan hal
ini.
Pertama, tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi dapat atau telah dituangkan dalam
bentuk standar akuntansi. Kewajaranb penyajian juga harus dievaluasi secara luas atas dasar
ketentuan-ketentuan lain yang mengikat. Termasuk dalam ketentuan lain adalah peraturan
perundang-undnagan dan ketentuan-ketentuan oleh badan selain penyusun/penetap standar
(misalnya BAPEPAM).
Kedua, bila standar akuntasi secara eksplisit dijadikan criteria dan dinyatkaan dalam
laporan auditor, dikhawatirkan terjadi bahwa kewajabaran hanyak bersifat formal (teknis)
bukan bersifat substantive. Artinya standar akunsi akan memenuhi standar minimal dan ada
kemungkinan evaluator atau auditor hanya memenuhi standar minimal tersebuty untuk
menentukan kewajaran. Dapat terjadi hal-hal penting yang tidak diatur dalam standar
akuntansi tidak dipertimbangkan secara seksama atau bahkan diabaikan.
Ketiga, untuk mencapai kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus
merupakan suatu rerangka pedoman (a framework of guidelines) yang cukup komprehensif
meliputi aspek teknis dan konseptual (subtantif atau ideal). Pedoman semacam itu mirip
dengan apa yang terjadi dalam penentuan criteria perbuatan etis (ethical conduct). Apakah
suatu perbuatan dikatan etis secara professional harus dinilai atas dasar rerangka pedoman
yang di Amerika dikenal sebagai kode etik /perbuatan professional (code of professional
conduct) yang komprehensif. Rerangka pedoman ini terdiri atas standar ideal (principles),
kaidah atau aturan perbuatan (rules of conduct), penjelasan resmi (interpretations) dan
petunjuk teknik (ethical rulings) yang keseluruhannya membentuk hierarki. Kaidah perbuatan
TEORI AKUNTANSI | 12
merupakan standar minimal yang harus dipernuhi agar secara professional suatu perbuatan
akuntan dapat dikatakan etis atau tidak (substandard). Kaidah ini dapat dipaksakan
penegakannya oleh profesi dan pelanggaran terhadapnya dikenai sanksi etis.
Seperti kaidah atau aturan perbuatan dalam rerangka pedoman etika, standar akuntansi
keuangan hanya merupakan bagian dari criteria luas yang disebut dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
2.4.1 Tiga Pengertian Penting
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya terdapat tigas istilkah atau
konsep penting yang sangat berbeda maknanya yaitu prinsip akuntansi (accounting
principles), standar akuntansi (accounting standard), dan prinsip akuntansi berterima umum
(generally accepted accounting principles).
Prinsip akuntansi adalah segala ideology, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kadiah,
prosedur, metode dan teknik akunansi yang tersesdia baik secara teoritis maupun praktis yang
ebrfungsi sebagai pengetahuan (knowledge). Tersedianya secara teoritis artinya prinsip
tersebut masih dalam bentuk gagasan akademik yang belum dipraktikkan tetapi mempunyai
manfaat dan potensi yang besar untuk diterapkan. Misalnya metode penentuan nilai asset atas
dasar aliran kas diskunan (discounted cash flow), nilai sekarang (current value), atau daya beli
konstan (constan purchasing power) merupakan prinsip akuntansi yang tersedia secara
teoritis. Tersedia secara praktis artinya prinsip tersebut telah dipraktikkan dan
diangap prakteik yangn baik dan bermanfaat. Praktikk ini dapat terjadi didalam negeri atau di
Negara lain. Misalnya, metode penentuan depresiasi yang dipilih kaca mata negara lain
(misalnya Indonesia). Demikian juga cara menilai asset di Jerman termasuk salah satu prinsip
akuntansi bagi Indonesia. Standar akuntansi yang diterapkan disuatu Negara pun (atau standar
akuntansi internasinal) dapat menjadi sumber rinsip akuntansi bagi Negara lain.
Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode teknik dan lainnya yang sengaja
dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang berwenang)
untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan/Negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen
resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan Negara tersebut. Standar akuntansi
ditetapkan untuk menjadi pedoman utama dalam memperlakuan (pendefinisian, pengukuran,
pengakuan, penilaian dan penyajian suatu objek, elemen, atau pos pelaporan.
PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terjadi atas standar akuntansi dan sumber-
sumber ain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis) teoritis dan praktis Accounting
Principes Board (APB).
Petunjuk luas (broad guidelines) dan petunjuk teknis (detailed practices and procedures)
secara keseluruhan membentuk the standar of GAAP. Makna standar dalam definisi APB
TEORI AKUNTANSI | 13
tersebut sebenarnya adalah apa yang dalam pembahasan ini disebut rerangka pedoman. Rubin
(1984) menyebutnya sebagai The House of GAAP. Selanjutnya APB menggambarkan
rerangaka pedoman tersebut sebagai suatu hirarki yang terdiri atas beberapa prinsip menurut
tingkat keabstrakan atau keteknisananya yaitu pervasive, principle, broad operating pinciciple
dan detailed principles.
Dapat disimpulkan bahwa PABU tidak sama dengan standar akuntansi dan keduanya juga
harus dibedakan dengan pengertian prinsip akuntansi. Ketiga pengertian tersebut saling
berkaitan dan membentuk pengertian PABU sebagai suatu rerangka pedoman.
2.4.2 Berlaku atau Berterima
Dalam pembahasan sampai titik ini, istilah berterima digunakan sebagai pada kata
accepted dalam istilah generally accepted accounting principles. Sementara itu IAI (dalam
buku Standar Profesinal Akuntan Publik /SPAP) menggunakan istilah berlaku dan bahkan
GAAP diterjemahkan dalam laporan auditor menjadi prinsip akuntansi yangn berlaku umum
di Indonesia. GAAP bukan skadar frasa tetapi sudah menjadi istilah teknis akuntansi (a
technical accounting rerm). Oleh kaena itu pengindonesiaannya juga harus didasarkan pada
makna teknis yang melekat pada istilah tersebut.
Beberapa penyimpangan makna terjadi dalam istilah yang berlaku umum di
Indonesia. Pertama, penggunaan kata yang menjadikan istilah tersebut sebagai ungkapan
atau frasa umum dan bukan lagi istilah teknis yang generic. Misalnya pengertian Isteri saya
yang cantik sangat berbeda dengan pengertian isteri cantik saya. Penggunaan kata yyang
mempunyai konotasi bahwa ada pasangan yang tidak padahal maksud generally accepted
yang generic tidak harus mempunyai komplemen atau pasangan generally unaccepted atau not
generally accepted.
Kedua, penambahan kata di untuk menunjukkan bahwa GAAP tersebut adalah
bersifat atau untuk Indonesia juga tidak tepat secara makna. Sebagai istilah teknis yang
generic, penulisan generally accepted accounting principles tidak pernah memakai huruf besar
kecualisebagai singkatan (yaitu GAAP). GAAP memang lahir di Amerika sehingga kalau
istilah tersebut berdiri sendiri tanpa pengawas, istilah tersebut sering diasosiasi dengan GAAP
Amerika (US-GAAP). Kata Amerika (US) disini secara bahasa adalah kata sifat yang
mewatasi GAAP sehingga GAAP yang dimaksud berkarakteristik, bersifat atau berkaitan
dengan Amerika. Makna yang sama berlaku untuk Japan GAAP, Canadian GAAP, atau
Indonesia GAAP sehingga kalau istilah-istilah ini diindonesiakan, istilah yang semestinya
adalah PABU di Kanada dan pABu di Indonesia. Yang jelas US Dollar atau Australian
Dollar yang harus diartikan Dollar Amerika atau Dollar Australia tidak sama maknanya
dengan dollar Amereika atau dollar Australia.
TEORI AKUNTANSI | 14
Barangkali penambahan di terpaksa dilakukan dalam SPAP kaena terlanjur terjadi
kesalahan penggunaan kata yang sehingga akan terjadi kejanggalan kalau digunakan istilah
Prinsip Akuntansi yang berlaku umum Indonesia untuk Indonesia GAAP. Akhirnya
digunakanlah istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang kalau
maknanya di inggriskan akan menjadi accounting principles (that are) generally accepted in
Indonesia yang menjadikan GAAP bukan lagi sebagai satu kesatuan istilah teknis dan generic.
Ketiga, makna berlakunya juga berbentuk dengan berterima. Berlaku mengandung
makna efektif atau secara yuridis ditetapkan padahal makna generally acceted adalah
mewatas bahwa rerangka pedoman meliputi pula konvensi, kebiasaan, praktik yang dianggap
atau disepakati sebagai prnsip yang baik dan bermanfaat (misalnya praktik industri/industry
practices). Rerangka pedoman tidak hanya berisi ketentuan-ketentuan yang diturunkan secara
resmi oleh badan penyusun standar.
Oleh karena itu, makna berlaku jelas tidak tepat kalau digunakan sebagai padan kata
accepted dalam konteks GAAP. Berterima berarti dalam keadaan diterima dan dipakai.
Berbeda dengan diterima yang bermakna proses atau kejadian pada saat tertentu, kata
berterima mempunyai makna sebagai keadaan menerima atau menyetujui. Bila orang
menyatakan berterima kasih berarti bahwa orang itu menyatakan dia dalam keadaan
menerima kasih itu (berupa pemberian bantuan atau lainnya sebagai tanda kasih atau
kepedulian). Sebagi contoh lain, seandainya undang-undang pemakaiannya helm dicabut dan
ternyata banyak orang tetap memakai helm maka dapat dikatakan pemakaian helm tersebut
telah berterima bukannya diterima apalagi berlaku.
Jadi pemaknaan yang paling tepat untuk GAAP adalah prinsip akuntansi berterima
umum (PABU) GAAP merupakan jargon penting dan strategic sehingga penerjemahannya
harus benar-benar tepat. Bila harus diberi pewatas lingkup penerapan (misalnya Indonesia)
istilah yang tepat adalah prinsip akuntansi berterima umum Indonesia (PABU)
TEORI AKUNTANSI | 17
kepemerintahan. Dengan kata lain, entitas nonkepemerintahan berada di bawah jurisdiksi
(lingkup/kekuasaan hukum) FASB dan entitas kepemerintahan dibawah jurisdiksi GASB.
Dengan adanya dua badan penyusun standar tersebut, lingkup GAAP sebagai rerangka
pedoman perlu direvisi dan diperluas SAS No.43 belum memisahkan sumber-sumber prinsip
yang berlaku bagi entitas nonkepemerintahan dan kepemerintahan. Pengumuman resmi
(pronouncement) dari FASB dapat mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi atau mengubah
GAAP entitas kepemerintahan kecuali kalau GASB menegasinya (mengeluarkan apa yang
sering disebut negative standards). Hal ini sangat merepotkan GASB dan membingungkan
para praktisi yang berkecimpung dalam entitas kepemerintahan.
Untuk mengatasi hal diatas, Financial Accounting Foundation (FAF), yaitu badan yang
membawakan FASB dan GASB, meminta untuk mengubah hierarki GAAP sehingga FASB
dan GASB masing-masing mempunyai tanggungjawab utama dalam penyusunan standar
untuk entitas yang berada dibawah jurisdiksinya. Dengan pemisahan tanggung jawab ini,
suatu entitas yang berada dibawah jurisdiksi GASB tidak harus mengubah prinsip
pelaporannya sebagai akibat dari standar yang dikeluarkan oleh badan yang lain (FASB),
demikian pula sebaliknya. Tuntutan ini melahirkan SAS No.69 (pengganti SAS No.43) yang
mendeskripsi GAAP sebagai dua hierarki parallel, satu untuk entitas nonkepemerintahan dan
yang lain untuk entitas kepemerintahan Rerangka kerja PABU versi SAS No.69 disajikan
dalam gambar.
Dalam gambar tersebut, kategori (a) sampai dengan (d) disebut sebagai prinsip akuntasi
tetapan (established accounting principles) sedangkan kategori (e) disebut dengan literatur
akuntansi lainnya (other accounting literature). Hierarki tersebut menunjukkan bahwa standar
akuntansi hanya merupakan bagian atau komponen dari GAAP.
Dengan rerangka pedoman tersebut, makna GAAP menjadi lebih luas cakupannya.
Dengan demikian, laporan auditor independen akan tetap menggunakan frasa generally
accepted accounting principles dalam paragraph opininya tanpa pewatas atau penjelasan
apapun untuk membedakan laporan auditor untuk entitas kepemerintahan dan non
kepemerintahan.
2.4.4.1 Definisi
PABU memberi batasan atau definisi (definition) berbagai elemen, pos, atau objek
statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi
kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh pemakai. Definisi akan
sangat kritis untuk elemen atau pos statemen keuangan. Batasan tersebut diperlukan karena
laporan keuangan banyak menggunakan istilah atau nama-nama yang digunakan sehari-hari
yang sudah terlanjur mempunyai arti umum. Hal ini sering menimbulkan salah arti di pihak
pemakai karena pemakai cenderung mengartikan istilah dengan pengertian umum yang
acapkali berbeda dengan arti yang dimaksudkan dalam laporan keuangan.
Dengan pendefinisian elemen, pos, atau istilah dengan cermat, diharapkan pemakai
laporan mengartikan symbol-simbol tersebut sesuai dengan pengertian yang didefinisi dalam
TEORI AKUNTANSI | 20
standar akuntansi. Sebagai contoh, PABU mendefinisi asset sebagai manfaat masa datang
yang cukup pasti, dikuasai suatu entitas, dan timbul akibat transaksi yang telah terjadi
Demikian juga, pos kas didefinisi sebagai uang tunai atau alat-alat lain yang disamakan
dengan uang tunai Pengertian ini berbeda dengan pengertian umum kas yang disamakan
dengan uang tunai. Dengan definisi tersebut dapat ditentukan apakah suatu objek dapat
diklasifikasi sebagai elemen asset atau pos kas.
2.4.4.2 Pengukkuran/penilaian
Pengukuran (measurement) adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada
suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. Jumlah rupiah ini akan dicatat
untuk dijadikan data dasar dalam penyusunan statement keuangan. Pengukuran lebih
berhubungan dengan masalah penentuan jumlah rupiah (kos) yang dicatat pertama kali pada
saat sutau transaksi terjadi. Berkaitan dengan hal ini misalnya adalah bahwa kos asset tetap
adalah semua pengeluaran dalam rangka memperoleh aset tetap tersebut sampai siap
digunakan.
Pengukuran sering pulang disebut penilaian (valuation). Akan tetapi, penilaian lebih
ditujukan untuuk penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada sutau elemen atau pos
pada saat dilaporkan dalam statemen keuangan. Penilaian berkaitan dengan masalah apakah
misalnya sediaan dilaporkan sebesar kos atau harga pasar. Teori akuntansi menawarkan
beberapa pendekatan penilaian antara lain : kos historis, kos pengganti, kos likuidasi, harga
masukan, harga keluaran, dan daya beli konstan yang akan dibahas di bab lain buku ini.
2.4.4.3 Pengakuan
Pengakuan (recognition) ialah pencatatan suatu jumlah rupiah (kos) ke dalam system
akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam
laporan keuangan. Jadi, pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi
dicatat (dijurnal) atau tidak. PABU memberi pedoman tentang pengakuan ini dengan
menetapkan beberapa criteria pengakuan agar suatu jumlah rupiah (kos) suatu objek transaksi
dapat diakui serta saat pengakuanya. Misalnya, PABU (dalam rerangka konseptual) memberi
pedoman tentang criteria yang harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan atau biaya.
TEORI AKUNTANSI | 22
dan konflik antarstandar karena ketiadaan landasan konseptual versi FASB dikembangkan
dalam rangka mengatasi masalah tersebut.
Karena Rerangka konseptual dirancang untuk perbaikan masa depan, penyusunannya
tidak memperhatikan standar akuntansi yang telah diberlakukan. Jadi, dapat diantisipasi
bahwa akan banyak standar akuntansi yang tidak sesuai lagi dengan diberlakukannya rerangka
konseptual. Oleh karena itu, kedudukan atau autoritas rerangka konseptual ditetapkan dengan
sangat hati-hati oleh FASB dalam tiap pengantar pernyataan konsep sebagai berikut :
Statement of Financial Accounting Concepts do not establish standards prescribing
accounting procedures or disclosure practices for particular items or events, which are issued
by the Board as Statements of Financial Accounting Standards. Rather, Statements in this
series describe concepts and relations that will underlie future financial accounting standards
and practices and in due course serve as a basis for evaluating existing standards and
practices.
Makna tidak menetapkan/menciptakan standar (do not establish standards) dalam kata
pengantar FASB diatas adalah bahwa SFAC tidak dengan sendirinya membatalkan standar
yang sudah ada yang bertentangan dengan standar yang secara implicit melekat dalam atau
yang diturunkan dari SEAC, Standar akuntansi yang berjalan hanya dapat diganti dengan
standar baru yang disusun melalui prosedur seksama. Dengan kata lain, standar yang
diturunkan dari SFAC harus dirumuskan dalam bentuk Statement of Financial Accounting
Standards (SFAS) untuk dapat mengganti standar yang sekarang berlaku. Secara spesifik,
FASB menyatakan dalam pengantar SFAC No.2 bahwa SFAC tidak dengan sendirinya :
(a) Require a change in existing generally accepted accounting principles,
(b) Amend, modify, or interpret Statements of Financial Accounting Standards,
Interpretations of the FASB, Opinion of the Accounting Principles Board, or Bulletin of
the Committee on Accounting procedures that are in effect, or
(c) Justify either changing existing generally accepted accounting and reporting practices
or interpreting the pronouncements listed in item (b) based on personal interpretation
of the objectives and concepts in the Statements of Financial Accounting Concepts.
Dengan pernyataan diatas, FASB sebenarnya menetapkan agar para akuntan dan auditor
tidak begitu saja meniadakan standar yang bertentangan dengan rerangka konseptual dengan
memanfaatkan ketentuan 203 dari kaidah perbuatan (Rules od Conduct) dalam kode etika
professional (Code of Professional Ethics) AIC-PA. Ketentuan 203 menggarikan bahwa,
dalam suatu situasi yang sangat luar biasa (unusual circumstances), akuntan publik tetap
TEORI AKUNTANSI | 23
dapat menyatakan bahwa suatu statemen keuangan disajikan secara wajar sesuai GAAP
meskipun statement keuangan mengandung penyimpangan (atau menggunakan prinsip
akuntansi selain) dari ketentuan yang dikeluarkan badan yang berwenang mengeluarkan
standar asalkan anggota dapat menjelaskan dan menunjukkan secara meyakinkan bahwa
mengikuti standar yang ada justru akan menghasilkan penyajian yang menyesatkan.
Itulah sebabnya keautoritatifan SFAC tidak setinggi SFAS dalam perlakuan akuntansi
terhadap kejadian atau pos (events or items). Walaupun demikian, dalam jangka panjang
konsistensi standard an SFAC akan tercapai karena memang SFAC disusun untuk melandasi
standard an praktik masa datang (underlie future financial accounting standards and
practices).
Karena riwayat yang kurang lebih sama, IASC juga mengemukakan nada yang sama
dalam menetapkan keautoritatifan rerangka konseptualnya disbanding standar akuntansi.
Secara teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fundasi rerangka pedoman
PABU dan harus direkayasa dahulu sebelum standar. Oleh karena itu, standa yang diturunkan
atas dasar rerangka konseptual mestinya konsisten baik dengan rerangka konseptual maupun
antarstandar. Penurunan standar tentunya harus dilakukan oleh badan yang berwenang secara
saksama.
Konflik hanya terjadi kalau standar sudah terlanjur berkembang tanpa rerangka
konseptual. Dalam keadaan ini, konflik harus segera diselesaikan agar segera tercapai suatu
situasi yang didalamnya tidak ada lagi konflik. Dalam situasi seperti itu, kedudukan rerangka
konseptual dapat dikuatkan menjadi fundasi atau landasan konseptual yang paling autororatif.
Walaupun demikian, penurunannya menjadi standar harus tetap dilakukan oleh badan yang
berwenang. Dalam keadaan tidak ada petunjuk spesifik dalam bentuk standar, akuntan publik
dapat menginterpretasi secara professional rerangkan konseptual untuk mendapatkan
dasar/basis yang layak untuk memperlakukan suatu kejadian atau pos. Penalaran seperti ini
telah terefleksi dalam rerangka pedoman versi SPAP.
TEORI AKUNTANSI | 27
BAB III
PE N UTU P
3.1 Simpulan
Dalam pelaporan keuangan, pengendalian secara automatis dicapai dengan ditetapkannya
suatu pedoman pelaporan keuangan yaitu prinsip akuntansi berterima umum/
PABU (generally accepted accounting principles/GAAP) termasuk di dalamnya standar
akuntansi (accounting standards). PABU akhirnya menentukan bentuk, isi, dan susunan
laporan atau statemen keuangan sebagai suatu medium utama atau ciri sentral (a central
feature) pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan adalah stuktur dan proses akuntasi yang
menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai
tujuan ekonomik dan social Negara.
Stuktur akuntansi melukiskan unsur-unsur yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh
penentuan atau penyediaan informasi keuangan dan saling berhubungan antara unsur-unsur
tersebut. Pengertian proses akuntansi dalam pelaporan keuangan adalah mekanisma tentang
bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan berkerja dan saling berinteraksi sehingga
dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk laporan atau statemen
keuangan termasuk mekanisma untuk menentukan kewajaran statemen
keuangan. Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk
membangun suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu Negara untuk
menunjang tercapainya tujuan Negara.
Hendriksen (1982) menguraikan aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses
perekayasaan untuk menghasilkan kerangka teoritis akuntansi yaitu:
1) Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit-unit usaha (entitas
pelapor) dan lingkkungannya.
2) Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan
postulat.
3) Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan
kemampuan pemakai untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisa informasi
yang disajikan.
4) Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan.
5) Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi informasi
tentang perusahaan dan lingkungannya.
6) Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit usaha
beserta lingkungannya.
7) 15) Pengembangan dan penyusunan pernyataan umum yang dituangkan dalam
bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam menyusun standar
akuntansi.
TEORI AKUNTANSI | 28
8) Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi (prosedur,
metode, dan teknik) untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan
menyajikan informasi sesuai dengan standar atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU).
TEORI AKUNTANSI | 29
DAFTAR PUSTAKA
TEORI AKUNTANSI | 30