Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PE N DAH U LUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi merupakan aktivitas manusia dan akan mempertimbangkan hal seperti perilaku
dan orang-orang. Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam
memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori
didefinisikan sebagai konsep, definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis
tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar variabel yang bertujuan untuk
menjelaskan serta memprediksikan fenomena tersebut.
Telah disinggung sebelumnya bahwa pengertian teori didasarkan pada gagasan bahwa
akuntansi merupakan disiplin atau bidang pengetahuan teknologi. Dengan demikian, teori
akuntansi sebagai penalaran logis. Oleh karena itu, teori akuntansi itu adalah Seperangkat
penetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa secara nasional berupa informasi
keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara
penyampaian informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan ekonomik.
Agar manfaat akuntansi dapat dirasakan, pengetahuan perekayasaan tersebut harus
diaplikasikan dalam suatu wilayah (Negara). Wujud aplikasi ini adalah terciptanya suatu
mekanisme pelaporan keuangan (financial reporting) nasional yang dengannya unit-unit
organisasi bisnis, nonbisnis, dan kepemerintahann dalam suatu Negara menyediakan data dan
menyampaikan informasi keuangan kepada para pengambil keputusan yang dianggap paling
dominan dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan Negara (khususnya tujuan ekonomik dan
sosial).
Salah satu tujuan ekonomik Negara adalah alokasi sumber daya ekonomik (alam,
manusia, dan keuangan) secara efektif dan efisien untuk mencapai tingkat kemakmuran
masyarakat yang optimal. Kebijakan dan regulasi pemerintah (dalam berbagai bentuk
Undang-Undang, ketetapan, dan peraturan) yang secara langsung mempengaruhi para pelaku
dan system ekonomi Negara merupakan wahana dalam alokasi sumber daya ekonomik.
Akuntansi dapat menjadi wahana dan mempunyai peran yang nyat dalam alokasi tersebut
kalau informasi yang dihasilkan sengaja dirancang aga dapat mempengaruhi perilaku para
pengambil keputusan ekonomik dominan untuk menuju ke keefektifan dan efisiensi alokasi
sumber daya Negara.
Dalam pelaporan keuangan, pengendalian secara automatis dicapai dengan ditetapkannya
suatu pedoman pelaporan keuangan yaitu prinsip akuntansi berterima umum/
PABU (generally accepted accounting principles/GAAP) termasuk di dalamnya standar
akuntansi (accounting standards). PABU akhirnya menentukan bentuk, isi, dan
susunan laporan atau statemen keuangan sebagai suatu medium utama atau ciri sentral (a
central feature) pelaporan keuangan.

TEORI AKUNTANSI | 1
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu berkaitan dengan teori akuntansi
perekayasaan laporan keuangan. Adapun rumusan masalah ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian proses perekayasaaan ?
2. Bagaimana konsep informasi akuntansi ?
3. Bagaimana menyusun rerangka konseptual ?
4. Mengapa menggunakan prinsip akuntansi berterima umum ?
5. Apakah autoritas rerangka konseptual ?
6. Bagaimana penyusunan struktur akuntansi ?

1.3 Tujuan
Secara khusus makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansii
secara umum sama dengan adanya rumusan masalah yang telah dipaparkan, dengan membaca
makalah ini kita dapat :
1. Mengetahui proses perekayasaaan.
2. Mengetahui konsep informasi akuntansi.
3. Mengetahui rerangka konseptual.
4. Mengetahui prinsip akuntansi berterima umum.
5. Mengetahui autoritas rerangka konseptual.
6. Mengetahui struktur akuntansi.

TEORI AKUNTANSI | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Perekayasaaan
Pelaporan keuangan adalah stuktur dan proses akuntasi yang menggambarkan bagaimana
informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial
Negara. Pengertian ini lebih luas daripada apa yang dideskripsi oleh Financial Accounting
Standards Board (FASB) dalam Statements of Financial Accounting Concepts. FASB
mengartikan pelaporan keungan sebagai sistem dan sarana penyampaian (means of
communication) informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dari segi
keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui statemen keuangan.
Stuktur akuntansi melukiskan unsur-unsur yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh
penentuan atau penyediaan informasi keuangan dan saling berhubungan antara unsur-unsur
tersebut. Pengertian proses akuntansi dalam pelaporan keuangan adalah mekanisme tentang
bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan berkerja dan saling berinteraksi sehingga
dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk laporan atau statemen
keuangan termasuk mekanisme untuk menentukan kewajaran statemen keuangan.

Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk membangun
suatu struktur dan mekanisme pelaporan kuangan dalam suatu Negara untuk menunjang
tercapainya tujuan Negara.

TEORI AKUNTANSI | 3
Gambar 3.1
Proses Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Tujuan ekonomik dan sosial negara

Tujuan pelaporan keuangan:


Menyediakan informasi keuangan untuk dasar pengambilan keputusan ekonomik dan sosia

Konsep-konsep dasar apa yang relevan ?


Siapa subjek pelaporan (entitas pelapor) ?
Siapa yang dituju oleh informasi ?
Informasi apa yang dilaporkan ?
Symbol atau elemen apa yang digunakan untuk melaporkan ?
Dasar pengukuran apa untuk mengkuantifikasi ?
Apa saja kriteria pengakuan hasil pengukuran ?
Medium apa yang digunakan untuk melaporkan ?
Bagaimana informasidisajikan dalam medium ?

Rerangka Konseptual:
Dijabarkan dalam standar akuntansi dan acuan lainnya sehingga membentuk prinsip akuntansi berterima um

Media pelaporan (bentuk, isi, dan jenis)

Informasi akuntansi

Dalam perekayasaan tersebut, tujuan negara dijabarkan dalam tujuan pelaporan


keuangan. Harapannya adalah pencapaian tujuan akuntansi dengan sendiri akan membantu
tercapainnya tujuan Negara. Proses tersebut merupakan manifestasi dari pendifinisian
akutansi sebagai teknologi.

TEORI AKUNTANSI | 4
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan perekayasaan (kotak ketiga dari atas melibatkan
pertimbangan dan pemeliharaan berbagai gagasan tentang ideology filsofi, paradigma, dan
konsep dasar untuk menjamin agar tujuan pelaporan tercapai. Proses perekayasaan ini pada
dasarmya adalah proses untuk menjawab pertanyaan mendasar yaitu bagaimana suatau
kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk statmen keuangan sehingga orang
yang dituju dapat membayangkan perusahaan secara financial tanpa harus menyaksikan
secara fasis operasi perusahaan (misalnya mengunjungi kantor/pabrik).

2.1.1 Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif


Sebagai penalaran dedukatif-normatif, hendriksen (1982) menguraikan sepek-aspek yang
harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan untuk menghasilkan rerangka teoretis
akutansi (theoretical framework foraccouting) yaitu :
(1) Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit-unit usaha (entitas
pelapor ) dan lingkugannya
(2) Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan postulat
(3) Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan
kemampuan pemakai untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis informasi
yang disajikan.
(4) Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan.
(5) Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untu mengkomunikasi informasi
tentang perusahaan dan lingkugannya.
(6) Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit usaha
beserta lingkungannya.
(7) Pengembangan dan penyusunan pernyataan umum (general proposisition) yang
dituangkan dalam bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam
menyususn standar akutansui.
(8) Perancang bagunan struktur dan system informasi akutansi (produser, metoda, dan
teknik) untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan
informasi desuai dengan standar atau prinsip akutansi berterima umum
2.1.2 Siapa Merekayasa
Proses perekayasaan bukan suatau upaya perseorangan (one-man show) tetapi merupakan
upaya tim yang melibatakan berbagai disipli intelektual dan kekuatan polotik mengingat
perekayasaan tersebut merupakan suatu proses yang serius yang hasilnya berdampak luas dan
panjang. Oleh karena itu, badan legislative pemerintah (dalam hal ini DPR atau bahkan MPR)

TEORI AKUNTANSI | 5
mempunyai peran penting dalam hal ini mengigat rerangka konseptul mempunyai fungsi
semacam undang-undang dasar (konstitusi).

2.1.3 Aspek Semantik dalam Perekayasaan


Proses semantik ini tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek-objek fisik
kegiaan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek (disebut elemen-elemen) statemen
keuangan. Elemen-elemen itu sendiri belum bermakna dan menjadi informasi sebelum diukur
dengan cara tertentu agar besar-kecilnya (magnitude) elemen dapat dirasakan manfaat atau
pengaruhnya. Agar dapat diolah dan disajikan dalam bentuk informasi keuangan, objek-objek
fisis harus dikuantifikasi ke dalam satuan yang homogenus sehingga satuan tersebut dapat
menggambarkan besarnya (size) dan hubungan (relationship) antarobjek. Dari segi akuntansi,
aliran fisis perusahaan akhirnya direpresentasi dalam bentuk satuan uang hasil pengukuran
elemen yang menjadi bahan olah dan data dasar akuntansi. Jumlah rupiah sebagai hasil
pengukuran ini disebut dengan kos (cost).

2.1.4 Proses Seksama


Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses perekayasaan harus dilakukan
melalui tahap-tahap dan prosedur yang saksama dan teliti. Hal ini diperlukan mengingat
dokumen yang dihasilkan akan mempunyai status sebagai pernyataan resmi atau statemen
(statements) yang mempunyai tingkat keautoritafifan tinggi. Prosedur ini berlaku dalam
penyusunan baik rerangka konseptual maupun standar akuntansi yang berstatus statemen.
Berikut ini adalah proses-proses saksama (due process) yang dilaksanakan FASB dalam
menyusun pernyataan resmi.
a. Mengevaluasi masalah (preliminary evaluation). Dalam tahap ini FASB
mengidentifikasi masalah akuntansi dan pelaporan.
b. Mengadakan riset dan analisis. Tugas ini biasanya dilakukan oleh staf teknis FASB dan
satuan tugas (task force) yang terdiri atas ahli di luar FASB yang ditunjuk atau dikomisi
oleh FASB. Hasil analisis diterbitkan dalam bentuk laporan Riset (Research Reports).
c. Menyusun dan mendistribusi Memorandum Diskusi (Discussion Memorandum)
kepada setiap pihak yang berkepentingan. Memorandum ini berisi analisis terinci semua
aspek masalah yang telah disidangkan pada tingkat awal (early deliberation).
d. Mengadakan dengar pendapat umum (public hearing) untuk membahas masalah yang
diungkapkan dalam Memorandum Diskusi.
e. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas Memorandum Diskusi
(baik dari dengar pendapat maupun dari tanggapan tertulis).
TEORI AKUNTANSI | 6
f. Menerbitkan draf awal standar yang diusulkan yang dikenal dengan nama Exposure
Draft (ED) untuk mendapatkan tanggapan tertulis dalam waktu 30 hari setelah
penerbitan.
g. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED.
h. Memutuskan apakah jadi menerbitkan suatu statemen atua tidak. Statemen dapat
diterbitkan kalau majoritas anggota menyetujui.
i. Menerbitkan statemen yang bersangkutan.

Simbol-simbol (elemen-elemen) yang termuat dalam seperangkat statemen keuangan


sebenarnya tidak mempunyai makna kalau tiap elemen diinterpretasi sebagai objek yang
berdiri sendiri. Artinya, satu elemen dan jumlah rupiahnya belum memberi informasi kalau
tidak dihubungkan dengan elemen lainnya. Semua elemen harus diinterpretasi sebagai satu
kesatuan.
2.2 Konsep Informasi Akuntansi
Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Simbol-simbol (elemen-elemen) yang
termuat dalam seperangkat statemen keuangan sebenarnya tidak mempunyai makna kalau tiap
elemen di interpretasi sebagai objek yang berdiri sendiri. Artinya, statemen keuangan berisii
rangkaian elemen-elemen baru dapat ditangkap maknanya kalau bentuk, isi dan susunannya
diartikan secara kontekstual dengan pedoman yang disepakati. Informasi semantik ini harus
ditangkap secara kontekstual melalui tiga komponen sebagai satu kesatuan, yaitu elemen
(objects), ukuran dalam unit moneter ( size ), dan hubungan ( relationship ) antar elemen.

2.3 Rerangka Konseptual


Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perekayasaan akan menjadi
konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang di Amerika disebut
rerangka konseptual (conceptual framework). Bila operasi akuntansi dianalogi dengan
kegiatan kenegaraan, rerangka konseptual dapat dianalogi dengan konstitusi sedangkan
prosesnya dapat dianalogi dengan proses pemikiran dalam pembuatan konstitusi Negara.
Karena factor lingkungan dan kebutuhan unik tiap Negara harus dipertimbangkan, rerangka
konseptual yang dikembangkan dalam Negara yang satu dapat berbeda dengan rerangka
konseptual Negara yang lain. Dengan kata lain, rerangka konseptual akan unik untuk tiap
Negara.

TEORI AKUNTANSI | 7
2.3.1 Model
Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka konseptual yang
dikembangkan oleh FASB yang memuat empat komponen konsep penting yaitu :
(a) Tujuan pelaporan keuangan
(b) Kriteria kualitas informasi
(c) Elemen-elemen statemen keuangan
(d) Pengukuran dan pengakuan

Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. FASB
menuangkan empat komponen tersebut dalam beberapa dokumen resmi berupa pernyataan
(Statement of Financial Accounting Concept/SFAC) Yaitu :

SFAC No. 1 : Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises


SFAC No. 2 : Qualitative Characteristics of Accounting Information
SFAC No. 3 : Elements of Financial Statement of Business Enterprises
SFAC No.4 : Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations
SFAC No.5 : Recognition and Measurement in Financial Statements of Business
Enterprises
SFAC No. 6 : Elements of Financial Statements
SFAC No. 7 : Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement.

Komponen (a) dituangkan secara resmi dalam bentuk SFAC No. 1 dan No. 4.
Dimasukannya tujuan untuk organisasi nonbisnis dalam rerangka konseptual memberi isyarat
bahwa FASB bermaksud merancang rerangka konseptual yang luas mencakupi operasi kedua
jenis organisasi tersebut. Komponen (b) dituangkan dalam SFAC No. 2. Komponen
(c) dituangkan dalam SFAC No. 3 yang telah diganti dengan SFAC No. 6. Penggantian ini
dilakukan mengingat SFAC No. 3 belum mencakup elemen-elemen statemen keuangan untuk
organisasi-organisasi non bisnis tetapi hanya mencakup elemen-elemen untuk entitas bisnis.
Oleh karena itu, nama konsep untuk SFAC No. 6 diperluas menjadi Elements of Finansial
Statements bukan lagi Elements of Financial Statement of Bisnis Enterprises. Komponen (d)
dicakupi dalam SFAC No. 5 5 dan No. 7.
Telah disinggung sebelumnya bahwa statemen keuangan merupakan suatu medium
utama atau cirri sentral pelaporan keuangan (a central feature of financial reporting).
Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan. Pelaporan keuangan (versi FASB)
tidak hanya menghasilkan informasi yang dapat diruangkan dalam statemen keuangan tetapi
TEORI AKUNTANSI | 8
informasi lain yang mengandung kebermanfaatan dalam keputusan (decision usefulness).
Menurut FASB beberapa informasi penting lain lebih baik (efektif) disediakan melalui
statemen keuangan dan beberapa informasi penting lain lebih baik bahkan hanya dapat
disediakan melalui media selain statemen keuangan.
2.3.1.1 Rerangka Konseptual Versi IASC
Rerangka konseptual versi International Accounting Standards Committee(IASC)
disebut Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements dan
diterjemahkan oleh IAI sebagai Rerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan, mempunyai komponen konsep yang mirip dengan komponen konsep versi FASB
yaitu :
The Objective of Financial Statements
Underlying Assumptions
Qualitative Characteristics of Financial Statement
The Elemens of Financial Statements
Recognition of The Elements of Financial Statement
Measurement of The Elements of Financial Statement
Concepts of Capital Maintenance and The Determination of Profit.

Untuk komponen tujuan, IASC menyebutnya sebagai tujuan statemen keuangan bukan
tujuan pelaporan keuangan sebagaimana FASB menyebutnya meskipun IASC menegaskan
bahwa statemen keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Karena
lingkungan penerapan standar IASC adalah internasional, karakteristik lingkungan Negara
menjadi tidak relevan. Hal ini barangkali menyebabkan IASC tidak lagi menggunakan istilah
pelaporan keuangan dalam rerangka konseptualnya karena makna tujuan pelaporan keuangan
sebagaimana didefinisi FASB sebenarnya mengandung konteks lingkungan FASB.
Karena memperhatikan faktor lingkungan dalam penyusunannya, rerangka konseptual
versi FASB lebih menggambarkan suatu hasil proses perekayasaan yang merupakan
konsekuensi dari pengertian akuntansi sebagai teknologi. Oleh karena itu, rerangka
konseptual versi FASB sebenarnya lebih cocok untuk dijadikan suatu model perekayasaan
dalam pengembangan rerangka konseptual untuk suaut Negara. Lebih dari itu, rerangka
konseptual FASB banyak memuat penalaran dan argument untuk memilih konsep-konsep
yang relevan.
Asumsi pelandas (underlying assumptions) dan konsep pemertahanan kapital
(conscepts of capital maintenqance) tidak disajikan dalam FASB sebagai komponen yang
digunakan FASB didalam penjelasan, argument, dan penalaran yang menyertai tiap komponen
TEORI AKUNTANSI | 9
konsep. Misalnya konsep pemertahanan capital digunakan sebagai konsep dasar dalam SFAC
No. 5 dan SAFC No. 6. Asas akrual (accrual basis) dijadikan penjelasan dan penalaran dalam
SFAC No. 6.

2.3.2 Aspek Kependidikan


Karena FASB mencanangkan agar rerangka konseptual mengandung aspek
kependidikan kepada pemakai (educational aspect), FASB memasukkan deskripsi argument
dan penalaran yang cukup rinci dalam tiap uraian konsep. Aspek kependidikan atau
pembelajaran ini telah disinggung sebelumnya dalam manfaat rerangka konseptual.
Penalaran dan argument yang melekat dalam tiap penjelasan konsep-konsep dalam
rerangka konseptual versi FASB membentuk seperangkat pengetahuan (knowledge) yang
dapat dipandang sebagai suatu teori deduktif, normative untuk memahami lebih baik (to
understand better) mengapa konsep tertentu dipilih bukan yang lain dan apa
implikasinya. Validitas teori ini dapat dievaluasi /diverifikasi atas dasar penalaran logis yang
melandasi tiap argument. Oleh karena itu, sebagai suatu pengetahuan untuk pembelajaran atau
sebagai teknologi berpikir untuk pengembangan rerangka konseptual baru disuatu Negara,
rerangka konseptual FASB lebih unggul dibanding rerangka konseptual versi IASC. Dengan
kata lain bila transfer teknologi (dalam pengertian penalaran logis) untuk pembelajaran teori
akuntansi harus dipilih, rerangka konseptual versi FASB merupakan sumber yang tepat.
Di bidang akademik, rerangka konseptual merupakan materi yang sangat berharga
dalam pengajaran teori akuntansi yang mempunyai dampak dalam perbaikan atau pemajuan
praktik. Dengan memahami proses perekayaan dan rerangka konseptual, mahasiswa akan
selalau dapat menjelaskan mengapa standar akuntansi yang sekarang berjalan dipilih dan
bukan yang lain. Lebih dari itu pada saat belajar atau setelah lulus mahasiswa akan mampu
untuk mengevaluasi keefektifan praktik akuntansi dalam pencapaian tujuan pelaporan
keuangan.
Pemahaman akuntansi melalui model seperti yang dijelaskan diatas akan membuat
mahasiswa selalu mempunyai perseptikf yang luas dan jangka panjang. Perspektif yang luas
ini diperlukan agar mereka yang akhirnya bergerak dalam profesi akuntansi akan selalu dapat
memahami perkembangna baru dalam akuntansi dan akan berkurang resistence to changenya.
Pandangan yang luas ini akan membentuk sikap proaktif dalam mengantisipasi perubahan
atau gagasan baru dan bukan sikap reaktif dan defensive terhadap perubahan atau gagasan
baru. Sikap semacam ini sangat diperlukan dalam pengembangan akuntansi disuatu Negara
tertentu.

TEORI AKUNTANSI | 10
Sebagai alat akuntansi dan rerangka konseptualnya bukan merupakan sesuatu yang steril
terhadap perubahan. Rerangka konseptual sebagai hasil perekayasaan harus selalau dievaluasi
keefektifannya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, perubahan dan modifikasi
selalu harus dilakukan bila perubahan tersebut memang menempatkan akuntansi menjadi
lebih efektif sebagai alat. Perubahan dapat terjadi pada rerangka konseptual atau standar
akuntansi yang telah diterbitkan. Kebutuhan untuk evaluasi ini akan banyak memicu
penelitian (baik akademik maupun professional) dibidang akuntansi untuk menguji apakah
tujuan pelaporan keuangan benar-benar telah tercapai dengan adanya stndar akuntansi
tertentu. Dengan mengacu pada rerangka konseptual, penelitian dalam bidang akuntansi dapat
diarahkan untuk menemukan prinsip, metode dan prosedur baru dalam memecahkan
masalah-masalah akuntansi yang timbul. Penelitian semacam ini akan banyak membuahkan
gagasan-gagasan baru yang pada gilirannya akan menunjang pengembangan praktik dan
profesi akuntansi di suatu wilayah (Negara) tertentu. Aspek kependidikan dan pembelajaran
atau pembelajaran (learning) seperti inilah yang menjadi focus penulisan buku ini.

2.4 Prinsip Akuntansi Berterima Umum


Rerangka konseptual yang berfungsi semacam konstitusi hanya memuat konsep-konsep
umum yang secara keseluruhan dapat dianggap sebagai Konstitusi Akuntansi
disuatu Negara. Sebagaimana dilukiskan dalam gambar dibawah ini konstitusi tersebut harus
dijabarkan dalam bentuk ketentuan atau pedoman operasional, teknik atau praktis agar
mempunyai pengaruh langsung terhadap praktik dan perilaku. Pedoman dapat ditentukan
secara resmi oleh badan yang berwenang dalam bentuk standar akuntansi (accounting
standards) atau dapat juga pedoman-pedoman yang baik dan telah banyak dipraktikan (sound
accounting practices) dapat digunakan sebagai acuan bila hal tersebut tidak bertentangan
dengan rerangka konseptual atau didukung berlakunya secara autoritatif (mempunyai
authoritative support). Kedua pedoman tersebut secara keseluruhan membentuk rerangka
pedoman operasional yang disebut generally accepted accounting principles /GAAP (Prinsip
akuntansi berterima /PABU).
Sebagai pedoman operasional PABU akhirnya akan menjadi criteria untuk menentukan
apakah statemen keuangan sebagai media pelaporan keuangan telah menyajikan informasi
keuangan dengan baik, benar dan jujur yang secara teknis disebut menyajikan secara wajar
(present fairly). Standar akuntansi hanya merupakan salah satu kriteria (meskipun utama)
untuk menentukan kewajaran. Itulah sebabnya laporan auditor standar tidak menggunakan
frasa standar akuntansi untuk menegaskan adanya kewajaran tetapi frasa prinsip akuntnasi

TEORI AKUNTANSI | 11
berterima umum Auditing Standards Board (ASB) misalnya memberi contoh ungkapan
paragraph pendapat dalam laporan audit standar sebagai berikut :
In our opinion. The financial statemtens refered to above present fairly, in all material
respects, the financial position of X Company as of (at) December 31, 19xx , and the results of
its operations and its cash flows for the year then ended, in conformity with generally
accepted accounting principles.
(Menurut pendapat kami, statement keuangan yang disebut diatas menyajikan secara wajar,
dalam segala hal yang material, posisi keuangan perusahaan X pada 31 Desember 19xx, dan
hasil operasinya dan aliran kasnya untuk tahun yang terakhir pada tanggal tersebut, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Mengapa criteria kewajaran penyajian statemen keuangan adalah PABU bukan Standar
AKuntansi Keuangan (untuk laporan auditor di Indonesia) atau Financial Accounting Standar
(untuk laporan auditor di Amerika. Berikut ini beberapa alasan yang dapat menjelaskan hal
ini.
Pertama, tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi dapat atau telah dituangkan dalam
bentuk standar akuntansi. Kewajaranb penyajian juga harus dievaluasi secara luas atas dasar
ketentuan-ketentuan lain yang mengikat. Termasuk dalam ketentuan lain adalah peraturan
perundang-undnagan dan ketentuan-ketentuan oleh badan selain penyusun/penetap standar
(misalnya BAPEPAM).
Kedua, bila standar akuntasi secara eksplisit dijadikan criteria dan dinyatkaan dalam
laporan auditor, dikhawatirkan terjadi bahwa kewajabaran hanyak bersifat formal (teknis)
bukan bersifat substantive. Artinya standar akunsi akan memenuhi standar minimal dan ada
kemungkinan evaluator atau auditor hanya memenuhi standar minimal tersebuty untuk
menentukan kewajaran. Dapat terjadi hal-hal penting yang tidak diatur dalam standar
akuntansi tidak dipertimbangkan secara seksama atau bahkan diabaikan.
Ketiga, untuk mencapai kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus
merupakan suatu rerangka pedoman (a framework of guidelines) yang cukup komprehensif
meliputi aspek teknis dan konseptual (subtantif atau ideal). Pedoman semacam itu mirip
dengan apa yang terjadi dalam penentuan criteria perbuatan etis (ethical conduct). Apakah
suatu perbuatan dikatan etis secara professional harus dinilai atas dasar rerangka pedoman
yang di Amerika dikenal sebagai kode etik /perbuatan professional (code of professional
conduct) yang komprehensif. Rerangka pedoman ini terdiri atas standar ideal (principles),
kaidah atau aturan perbuatan (rules of conduct), penjelasan resmi (interpretations) dan
petunjuk teknik (ethical rulings) yang keseluruhannya membentuk hierarki. Kaidah perbuatan
TEORI AKUNTANSI | 12
merupakan standar minimal yang harus dipernuhi agar secara professional suatu perbuatan
akuntan dapat dikatakan etis atau tidak (substandard). Kaidah ini dapat dipaksakan
penegakannya oleh profesi dan pelanggaran terhadapnya dikenai sanksi etis.
Seperti kaidah atau aturan perbuatan dalam rerangka pedoman etika, standar akuntansi
keuangan hanya merupakan bagian dari criteria luas yang disebut dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
2.4.1 Tiga Pengertian Penting
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya terdapat tigas istilkah atau
konsep penting yang sangat berbeda maknanya yaitu prinsip akuntansi (accounting
principles), standar akuntansi (accounting standard), dan prinsip akuntansi berterima umum
(generally accepted accounting principles).
Prinsip akuntansi adalah segala ideology, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kadiah,
prosedur, metode dan teknik akunansi yang tersesdia baik secara teoritis maupun praktis yang
ebrfungsi sebagai pengetahuan (knowledge). Tersedianya secara teoritis artinya prinsip
tersebut masih dalam bentuk gagasan akademik yang belum dipraktikkan tetapi mempunyai
manfaat dan potensi yang besar untuk diterapkan. Misalnya metode penentuan nilai asset atas
dasar aliran kas diskunan (discounted cash flow), nilai sekarang (current value), atau daya beli
konstan (constan purchasing power) merupakan prinsip akuntansi yang tersedia secara
teoritis. Tersedia secara praktis artinya prinsip tersebut telah dipraktikkan dan
diangap prakteik yangn baik dan bermanfaat. Praktikk ini dapat terjadi didalam negeri atau di
Negara lain. Misalnya, metode penentuan depresiasi yang dipilih kaca mata negara lain
(misalnya Indonesia). Demikian juga cara menilai asset di Jerman termasuk salah satu prinsip
akuntansi bagi Indonesia. Standar akuntansi yang diterapkan disuatu Negara pun (atau standar
akuntansi internasinal) dapat menjadi sumber rinsip akuntansi bagi Negara lain.
Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode teknik dan lainnya yang sengaja
dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang berwenang)
untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan/Negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen
resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan Negara tersebut. Standar akuntansi
ditetapkan untuk menjadi pedoman utama dalam memperlakuan (pendefinisian, pengukuran,
pengakuan, penilaian dan penyajian suatu objek, elemen, atau pos pelaporan.
PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terjadi atas standar akuntansi dan sumber-
sumber ain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis) teoritis dan praktis Accounting
Principes Board (APB).
Petunjuk luas (broad guidelines) dan petunjuk teknis (detailed practices and procedures)
secara keseluruhan membentuk the standar of GAAP. Makna standar dalam definisi APB
TEORI AKUNTANSI | 13
tersebut sebenarnya adalah apa yang dalam pembahasan ini disebut rerangka pedoman. Rubin
(1984) menyebutnya sebagai The House of GAAP. Selanjutnya APB menggambarkan
rerangaka pedoman tersebut sebagai suatu hirarki yang terdiri atas beberapa prinsip menurut
tingkat keabstrakan atau keteknisananya yaitu pervasive, principle, broad operating pinciciple
dan detailed principles.
Dapat disimpulkan bahwa PABU tidak sama dengan standar akuntansi dan keduanya juga
harus dibedakan dengan pengertian prinsip akuntansi. Ketiga pengertian tersebut saling
berkaitan dan membentuk pengertian PABU sebagai suatu rerangka pedoman.
2.4.2 Berlaku atau Berterima
Dalam pembahasan sampai titik ini, istilah berterima digunakan sebagai pada kata
accepted dalam istilah generally accepted accounting principles. Sementara itu IAI (dalam
buku Standar Profesinal Akuntan Publik /SPAP) menggunakan istilah berlaku dan bahkan
GAAP diterjemahkan dalam laporan auditor menjadi prinsip akuntansi yangn berlaku umum
di Indonesia. GAAP bukan skadar frasa tetapi sudah menjadi istilah teknis akuntansi (a
technical accounting rerm). Oleh kaena itu pengindonesiaannya juga harus didasarkan pada
makna teknis yang melekat pada istilah tersebut.
Beberapa penyimpangan makna terjadi dalam istilah yang berlaku umum di
Indonesia. Pertama, penggunaan kata yang menjadikan istilah tersebut sebagai ungkapan
atau frasa umum dan bukan lagi istilah teknis yang generic. Misalnya pengertian Isteri saya
yang cantik sangat berbeda dengan pengertian isteri cantik saya. Penggunaan kata yyang
mempunyai konotasi bahwa ada pasangan yang tidak padahal maksud generally accepted
yang generic tidak harus mempunyai komplemen atau pasangan generally unaccepted atau not
generally accepted.
Kedua, penambahan kata di untuk menunjukkan bahwa GAAP tersebut adalah
bersifat atau untuk Indonesia juga tidak tepat secara makna. Sebagai istilah teknis yang
generic, penulisan generally accepted accounting principles tidak pernah memakai huruf besar
kecualisebagai singkatan (yaitu GAAP). GAAP memang lahir di Amerika sehingga kalau
istilah tersebut berdiri sendiri tanpa pengawas, istilah tersebut sering diasosiasi dengan GAAP
Amerika (US-GAAP). Kata Amerika (US) disini secara bahasa adalah kata sifat yang
mewatasi GAAP sehingga GAAP yang dimaksud berkarakteristik, bersifat atau berkaitan
dengan Amerika. Makna yang sama berlaku untuk Japan GAAP, Canadian GAAP, atau
Indonesia GAAP sehingga kalau istilah-istilah ini diindonesiakan, istilah yang semestinya
adalah PABU di Kanada dan pABu di Indonesia. Yang jelas US Dollar atau Australian
Dollar yang harus diartikan Dollar Amerika atau Dollar Australia tidak sama maknanya
dengan dollar Amereika atau dollar Australia.
TEORI AKUNTANSI | 14
Barangkali penambahan di terpaksa dilakukan dalam SPAP kaena terlanjur terjadi
kesalahan penggunaan kata yang sehingga akan terjadi kejanggalan kalau digunakan istilah
Prinsip Akuntansi yang berlaku umum Indonesia untuk Indonesia GAAP. Akhirnya
digunakanlah istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang kalau
maknanya di inggriskan akan menjadi accounting principles (that are) generally accepted in
Indonesia yang menjadikan GAAP bukan lagi sebagai satu kesatuan istilah teknis dan generic.
Ketiga, makna berlakunya juga berbentuk dengan berterima. Berlaku mengandung
makna efektif atau secara yuridis ditetapkan padahal makna generally acceted adalah
mewatas bahwa rerangka pedoman meliputi pula konvensi, kebiasaan, praktik yang dianggap
atau disepakati sebagai prnsip yang baik dan bermanfaat (misalnya praktik industri/industry
practices). Rerangka pedoman tidak hanya berisi ketentuan-ketentuan yang diturunkan secara
resmi oleh badan penyusun standar.
Oleh karena itu, makna berlaku jelas tidak tepat kalau digunakan sebagai padan kata
accepted dalam konteks GAAP. Berterima berarti dalam keadaan diterima dan dipakai.
Berbeda dengan diterima yang bermakna proses atau kejadian pada saat tertentu, kata
berterima mempunyai makna sebagai keadaan menerima atau menyetujui. Bila orang
menyatakan berterima kasih berarti bahwa orang itu menyatakan dia dalam keadaan
menerima kasih itu (berupa pemberian bantuan atau lainnya sebagai tanda kasih atau
kepedulian). Sebagi contoh lain, seandainya undang-undang pemakaiannya helm dicabut dan
ternyata banyak orang tetap memakai helm maka dapat dikatakan pemakaian helm tersebut
telah berterima bukannya diterima apalagi berlaku.
Jadi pemaknaan yang paling tepat untuk GAAP adalah prinsip akuntansi berterima
umum (PABU) GAAP merupakan jargon penting dan strategic sehingga penerjemahannya
harus benar-benar tepat. Bila harus diberi pewatas lingkup penerapan (misalnya Indonesia)
istilah yang tepat adalah prinsip akuntansi berterima umum Indonesia (PABU)

2.4.3 Isi PABU Sebagai Rerangka Pedoman


Telah dibahas sebelumnya bahwa criteria kewajaran penyajian informasi dalam bentuk
statemen keuangan adalah suatu rerangka pedoman (the framework of GAAP)dan bukan
semata-mata standar akuntasi. Rerangka pedoman ini berisi komponen-komponen yang
tersusun secara hirarkis baik atas dasar tingkat konseptualitas maupun autoritas. Rerangka
pedoman ini mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebutuhan praktis dan
profesi.

2.4.3.1 PABU Versi APB


TEORI AKUNTANSI | 15
APB sebenarnya telah meletakkan dasar-dasar penting penyusunan dokumen yang
sekarang dikenal dalam rerangka konseptual. apB menyebutnya sebagai Basic Concepts and
Accounting Principles Underlyng Financial Statements of Business Enterprise. Dokumen ini
(APB Statement No. 4) dapat dipandang sebagai embrio rerangka konseptual PABU yang
didefinisi APB merupakan bagian dari dokumen tersebut.
Sebagai Embrio APB Statement No. 4 memuat komponen-komponen rerangka
konseptual yang ditunjkkan gambar dalam tiga kotak pertama diatas GAAP. Bandingkan
gambar tersebut dengan rerangka konseptual versi FASB dalam gambar. Komponen konsep
penting dalam gambar 3.6 adalah tujuan akuntansi keuangan dan elemen dasar statemen
keuangan. Kedua komponen ini pada dasarnya berisi hal yang sama dengan komponen dalam
rerangka konseptual FASB. Komponen karakteristik kualitatif informasi dalam rerangka
konseptual disebut sebagai tujuan kualitatif (qualitative objective). Komponen pengukuran
dan pengakuan dalam rerangka konseptual FASB dimuat dalam prinsip mendasar (pervasif)
dan operasi umum dalam APB Statement No. 4. Sementara itu, ciri dasar yang dikemukakan
dalam APB Statement No. 4 tersebar dalam bebrabagi komponen konsep versi FASB sebagai
basis penalaran, penjelasan dan argumen.
Ditinjau dari proses perekayasaan yang dilukiskan dalam gambar GAAP versi APB
dalam gambar sebenarnya merupakan sasaran atau jembatan untuk menjabakan atau
mengoperasionalkan konsep-konsep diatasnya agar secara langsung mempengaruhi bentuk, isi
dan jenis statement keuangan. Dengan kara lain GAAP versi APB merupakan pedoman
operasional dalam praktis akuntansi.
Prinsip mendasar berisi prinsip tentang pengukuran dan pengakuan suatu elemen
statemen keuangan atau objek pelaporan lainnya. Misalnya didalam kategori ini dideskripsi
secara umum kapan suatu objek harus diukur, bagaimana menentukan unit pengukur, kapan
hasil pengukuran harus dicatat, apa kriteria pengakuan pendapatan atau biaya dan bagaimana
pendapatan diasosiasi dengan biaya dalam rangka menentukan laba serta dalam kondisi
bagaimana penerapan prinsip dapat dikecualikan.
Prinsip operasi umum merupakan penjabaran lebih lanjut penerapan prinsip mendasar
untuk elemen atau pos-pos statemen keuangan. Dengan kata lain kategori ini mendeskripsi
tentang perlakuan akuntansi untuk tiap elemen atau pos pelaporanm keuangan. Perlakuan
akuntansi meliputi pengertian elemen/pos keuangan beserta engungkapan (disclosures) yang
diperlukan. Ketentuan tentang perlakuan akuntansi biasanya dituangkan dalam bentuk standar
akuntansi.
Prinsip terinci berisi pedoman teknis untuk menjalankan prinsip mendasar dan prinsi
operasi umum. Pedoman ata petunjuk teknis ini berisi teknis dan prosedur untuk mencatat,
TEORI AKUNTANSI | 16
mengklasifikasi, meringkas dan menjanjikan transaksi atau kejadian finansial secara spesifik
untuk suatu perusahaan. Kategori ini meliputi persyaratan-persyaratan penyajian
statement keuangan yang harus diserahkan ke badan pengawas (misalnya SEC), buku
pedoman akuntansi industri (misalnya manual akuntasi pabrik gula), buletin teknis yang
dikeluarkan profesi, prinsip-prinsip atau teknis-teknis akuntasi yang dibahas dalam buku
teknis akuntansi dan prinsip-prinsip dari sumber yang tidak secara khusus ditentukan
dalam standar akuntasi. Karena landasan konseptual melandasi penurunan atau penjabaran
GAAP, seluruh komponen dalam gambar 3.6 sebenarnya membentuk GAAP dalam arti luas.
Bagian atas dapat disebut landasan konseptual dan GAAP disebut landasan operasional atau
praktik.

2.4.3.2 PABU Versi Rubin


Dari apa yang dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa PABU bukan merupakan satu
buku atau dokumen tetapi lebih merupakan rerangka pedoman yang terdiri atas berbagai
sumber dengan berbagai tingkat keautoritatifan yang membentuk suatu hirarki. Steven Rubin
menganalogi hirarki tersebut dengan suatu bentuk bangunan rumah (disebut The house of
GAAP) seperti dilukiskan di gambar berikut.
Gambar tersebut sebenarnya merupakan cara menyajikan secara visual pengertian
PABU sebagai rerangka pedoman (a framework of gAAP) yang dideskripsi oleh AICPA
dalam SAS no. 43 yang sekarang sudah diganti dengan SAS no. 69. Hirarki dilukiskan
sebagai lantai rumah bertingkat dengan fondasi berupa landasan konseptual. Tiap lantai
menggambarkan tingkat keautoritatifan dengan lantai paling bawah (first floor) berisi sumber
yang paling autoritatif. Makin keatas, suatu sumber makin berkurang tingkat
keautoritatifannya.

2.4.3.3 PABU Versi SAS No. 69


Rerangka pedoman PABU versi Rubin hanya ditujukan untuk entitas nonkepemerintahan
sebagaimana tertuang dalam SAS No.43 Telah disebutkan sebelumnya bahwa entitas bisnis
(khususnya swasta) dan entitas nonbisnis atau nonlaba (nonprofit atau non-for-profit)
keduanya duacu sebagai entitas nonkepemerintahan (nongovernmental) sebagai pasangan
entitas kepemerintahan (governmental entities). Karena tujuan, karakteristik, dan jurisdiksi
operasi entitas kepemerintahan yang berbeda, diperlukannya pelaporan keuangan yang
berbeda pula. Untuk itu, dibentuklah Governmental Accounting Standards Board (GASB)
yang bertanggungjawab untuk menentukan PABU (terutama standar akuntansi) untuk entitas

TEORI AKUNTANSI | 17
kepemerintahan. Dengan kata lain, entitas nonkepemerintahan berada di bawah jurisdiksi
(lingkup/kekuasaan hukum) FASB dan entitas kepemerintahan dibawah jurisdiksi GASB.
Dengan adanya dua badan penyusun standar tersebut, lingkup GAAP sebagai rerangka
pedoman perlu direvisi dan diperluas SAS No.43 belum memisahkan sumber-sumber prinsip
yang berlaku bagi entitas nonkepemerintahan dan kepemerintahan. Pengumuman resmi
(pronouncement) dari FASB dapat mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi atau mengubah
GAAP entitas kepemerintahan kecuali kalau GASB menegasinya (mengeluarkan apa yang
sering disebut negative standards). Hal ini sangat merepotkan GASB dan membingungkan
para praktisi yang berkecimpung dalam entitas kepemerintahan.
Untuk mengatasi hal diatas, Financial Accounting Foundation (FAF), yaitu badan yang
membawakan FASB dan GASB, meminta untuk mengubah hierarki GAAP sehingga FASB
dan GASB masing-masing mempunyai tanggungjawab utama dalam penyusunan standar
untuk entitas yang berada dibawah jurisdiksinya. Dengan pemisahan tanggung jawab ini,
suatu entitas yang berada dibawah jurisdiksi GASB tidak harus mengubah prinsip
pelaporannya sebagai akibat dari standar yang dikeluarkan oleh badan yang lain (FASB),
demikian pula sebaliknya. Tuntutan ini melahirkan SAS No.69 (pengganti SAS No.43) yang
mendeskripsi GAAP sebagai dua hierarki parallel, satu untuk entitas nonkepemerintahan dan
yang lain untuk entitas kepemerintahan Rerangka kerja PABU versi SAS No.69 disajikan
dalam gambar.
Dalam gambar tersebut, kategori (a) sampai dengan (d) disebut sebagai prinsip akuntasi
tetapan (established accounting principles) sedangkan kategori (e) disebut dengan literatur
akuntansi lainnya (other accounting literature). Hierarki tersebut menunjukkan bahwa standar
akuntansi hanya merupakan bagian atau komponen dari GAAP.
Dengan rerangka pedoman tersebut, makna GAAP menjadi lebih luas cakupannya.
Dengan demikian, laporan auditor independen akan tetap menggunakan frasa generally
accepted accounting principles dalam paragraph opininya tanpa pewatas atau penjelasan
apapun untuk membedakan laporan auditor untuk entitas kepemerintahan dan non
kepemerintahan.

2.4.3.4 PABU Versi SPAP


Standar professional akuntan public (SPAP) disusun dari dua sumber yaituAmerican
Institute Of Certified Public Accountants (AICPA), Codification of Statements on Auditing
Standards (SAS) dan International Federation of Accountants (IFA), International Standards
on Auditing. Rerangka pedoman PABU Indonesia secara structural diadopsi sumber pertama
yaitu AU $411 yang berasal dari SAS No.69 tetapi hanya diambil untuk entitas
TEORI AKUNTANSI | 18
nonkepemerintahan (bisnis dan nonbisnis) Rerangka pedoman tersebut disajikan dalam
Gambar dihalaman berikut. Rerangka ini mungkin tidak berlaku lagi atau berubah kalau
profesi di Indonesia mengadopsi secara penuh standar akuntansi internasional.
Jadi, adopsi diatas sebenarnya belum lengkap karena belum memasukkan sumber-sumber
pedoman untuk organisasi kepemerintahan. IAI sebenarnya sudah dilengkapi dengan
kompartemen akuntansi sektor public yang berkepentingan dengan penentuan rerangka
konseptual dan standar akuntansi untuk entitas sector public (state and local governments).
Dengan rerangka pedoman diatas, makna PABU hanya dibatasi untuk entitas
nonkepemerintahan sehingga ukuran kewajaran penyajian statemen keuangan untuk entitas
kepemerintahan belum jelas. Artinya, belum jelas apakah frasa menyajikan secara wajar .
Sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum Indonesia masih dapat dipakai.
Pedoman Tingkat I telah dilayani oleh IAI dalam bentuk pengumuman resmi
(pronouncements) berupa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikodifikasi dalam Standar Akuntansi Keuangan.
Isi dan bentuk penerbitan untuk pedoman pada Tingkat 2 dan 3 dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Buletin Teknis. Karena standar hanya memuat ketentuan-ketentuan pokok, hal-hal yang
bersifat teknis pencatatan biasanya diserahkan kepada praktisi untuk menentukan sendiri
berdasarkan pertimbangan profesionalnya. Buletin ini dapat berisi petunjuk teknis yang
diberikan oleh penyusunan standar atau badan autoratif lainnya (yang beranggotakan ahli
akuntansi) untuk tujuan menjawab pertanyaan dari praktisi atau untuk tujuan memberi contoh
pelaksanaan teknis yang dianggap bermanfaat. Penerbitan IAI berupa buletin teknis sampai
saat ini belum ada tetapi tampaknya hal ini sudah diantisipasi dalam rerangka PABU diatas.
Peraturan Pemerintah. Banyak peraturanpemerintah yang mempengaruhi atau bahkan
hadus dijalankan dalam kaitannya dengan penyusunan laporan keuangan dan penyampaian
informasi suatu industry tertentu. Misalnya peraturan pemerintah mengenai BUMN, asuransi,
dan perbankan; Keppres tentang Pelaksanaan APBN; dan Undang-Undang Perbendaharaan
Negara untuk pengauditan unit pemerintah. Karena harus dipenuhi dalam pelaporan
keuangan, sumber-sumber tersebut jelas merupakan bagian dari rerangka pedoman. Hal ini
relevan hanya bila rerangka PABU diats mencakupi entitas kepemerintahan. Bila SAS No.69
diadopsi secara penuh, sumber ini akan dimasukkan dalam kelompok state and local
governments. Pedoman / Praktik Akuntansi Industri. Karena kebutuhan atau karena
kepraktisan, dalam industry tertentu berkembang praktik akuntansi yang banyak digunakan
dalam industry tersebut. Untuk kepentingan industry, badan yang berwenang dalam suatu
industry tidak jarang mengeluarkan pedoman akuntansi tertentu yang khusus berlaku dalam
TEORI AKUNTANSI | 19
industry tersebut. Karena pedoman tersebut berlaku umum dalam industry dan sudah dikenal
secara luas maka sumber ini jelas merupakan bagian dari Rerangka kerja PABU. Misalnya
saja pedoman akuntansi (accounting manuals) untuk industry pabrik gula, pedoman akuntansi
untuk industry perbankan, dan pedoman akuntansi untuk suatu unit pemerintah (daerah).
Simpulan Riset Akuntansi. Temaun para ahli mengenai perlakuan akuntansi yang
dianggap baik dan infomatif dapat dijadikan basis untuk mengungkapkan informasi keuangan
dan dapat dijadikan basis untuk menentukan kelayakan perlakuan akuntansi tertentu yang
mungkin kejadiannya sangat khusus. Sumber ini juga menjadi bagian dari Rerangka kerja
PABUI. Tentu saja auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk
menentukan kelayakan perlakuan yang disarankan dalam sumber ini terhadap kondisi yang
dihadapinya. Praktik Riset Akuntansi Yang Sehat. Praktik, konvensi, dan kebiasaan
akuntansi/pelaporan yang dianggap baik dan sehat dapat juga dijadikan acuan untuk
menentukan kelayakan perlakuan akuntansi tertentu.
Sumber lain. Dalam hal ini kejadian yang sangat khusus atua yang masih baru dalam
dunia akuntansi (misalnya masalah off balance sheet financing) yang perlakuannya tidak
dapat dicari dalam berbagai sumber sebelumnya, akuntan dapat mendasarkan diri pada
prinsip-prinsip akuntansi (termasuk metode dan teknik) yang dibahas dalam buku teks atau
yang disarankan para ahli dalam artikel ilmiah atau akademik. Tentu saja kelayakan perlakuan
harus dinilai atas dasar rerangkan konseptual dan dipertimbangkan secara professional.

2.4.4 Pedoman Tentang Apa?


Sebagai rerangka pedoman, PABU menetapkan untuk memperlakukan suatu objek yang
harus dilaporkan yang menyangkut hal-hal berikut ini

2.4.4.1 Definisi
PABU memberi batasan atau definisi (definition) berbagai elemen, pos, atau objek
statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi
kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh pemakai. Definisi akan
sangat kritis untuk elemen atau pos statemen keuangan. Batasan tersebut diperlukan karena
laporan keuangan banyak menggunakan istilah atau nama-nama yang digunakan sehari-hari
yang sudah terlanjur mempunyai arti umum. Hal ini sering menimbulkan salah arti di pihak
pemakai karena pemakai cenderung mengartikan istilah dengan pengertian umum yang
acapkali berbeda dengan arti yang dimaksudkan dalam laporan keuangan.
Dengan pendefinisian elemen, pos, atau istilah dengan cermat, diharapkan pemakai
laporan mengartikan symbol-simbol tersebut sesuai dengan pengertian yang didefinisi dalam
TEORI AKUNTANSI | 20
standar akuntansi. Sebagai contoh, PABU mendefinisi asset sebagai manfaat masa datang
yang cukup pasti, dikuasai suatu entitas, dan timbul akibat transaksi yang telah terjadi
Demikian juga, pos kas didefinisi sebagai uang tunai atau alat-alat lain yang disamakan
dengan uang tunai Pengertian ini berbeda dengan pengertian umum kas yang disamakan
dengan uang tunai. Dengan definisi tersebut dapat ditentukan apakah suatu objek dapat
diklasifikasi sebagai elemen asset atau pos kas.

2.4.4.2 Pengukkuran/penilaian
Pengukuran (measurement) adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada
suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. Jumlah rupiah ini akan dicatat
untuk dijadikan data dasar dalam penyusunan statement keuangan. Pengukuran lebih
berhubungan dengan masalah penentuan jumlah rupiah (kos) yang dicatat pertama kali pada
saat sutau transaksi terjadi. Berkaitan dengan hal ini misalnya adalah bahwa kos asset tetap
adalah semua pengeluaran dalam rangka memperoleh aset tetap tersebut sampai siap
digunakan.
Pengukuran sering pulang disebut penilaian (valuation). Akan tetapi, penilaian lebih
ditujukan untuuk penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada sutau elemen atau pos
pada saat dilaporkan dalam statemen keuangan. Penilaian berkaitan dengan masalah apakah
misalnya sediaan dilaporkan sebesar kos atau harga pasar. Teori akuntansi menawarkan
beberapa pendekatan penilaian antara lain : kos historis, kos pengganti, kos likuidasi, harga
masukan, harga keluaran, dan daya beli konstan yang akan dibahas di bab lain buku ini.

2.4.4.3 Pengakuan
Pengakuan (recognition) ialah pencatatan suatu jumlah rupiah (kos) ke dalam system
akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam
laporan keuangan. Jadi, pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi
dicatat (dijurnal) atau tidak. PABU memberi pedoman tentang pengakuan ini dengan
menetapkan beberapa criteria pengakuan agar suatu jumlah rupiah (kos) suatu objek transaksi
dapat diakui serta saat pengakuanya. Misalnya, PABU (dalam rerangka konseptual) memberi
pedoman tentang criteria yang harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan atau biaya.

2.4.4.4 Penyajian dan Pengungkapan


Penyajian (presentation) menetapkan tentang cara-cara melaporkan elemen atau pos
dalam seperangkat statement keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup informative.
Pengungkapan (disclosure) berkaitan dengan cara pembeberan atau penjelasan hal-hal
TEORI AKUNTANSI | 21
informative yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat
dinyatakan melalui statement keuangan utama. Standar akuntansi biasanya memuat ketentuan
tentang apakah suatu informasi atau objek harus digabung dengan pos statemen yang lain,
apakah suatu pos perlu dirinci, atau apakah suatu informasi cukup disajikan dalam bentuk
catatan kaki (foot-note). Termasuk dalam pengertian pengungkapan ini ialah masalah
penentuam masuk-tidaknya informasi yang bersifat kualitatif ke dalam seperangkat statemen
keuangan. Standar akuntansi mengatur cara-cara mengungkapkan iniformasi tersebut. Salah
satu contoh penyajian yang diatur PABU misalnya saja bahwa utang disajikan di statemen
keuangan dengan cara mengurutkan atas dasar jangka waktu pelunasan, yaitu yang paling
pendek diletakkan paling atas.
Dengan hal-hal pokok yang diatur dalam rerangka PABU seperti diuraikan diatas,
diharapkan bahwa statemen keuangan ditafsirkan dengan benar dan tidak menyesatkan
pemakaiannya. Sebaliknya agar memperoleh pesan yang benar dari statemen keuangan,
pemakai harus menggunakan tata bahasa yang baik dan benar sesuai dengan rerangka
pedoman PABU. Dengan deikian komunikasi yang efektif akan terjadi dan tujuan pelaporan
keuangan akan tercapai.

2.5 Autoritas Rerangka Konseptual


Rerangka pedoman PABU versi Rubin dan SAS No.69 menempatkan rerangka
konseptual pada tingkat yang paling tidak autoritatif yaitu di Tingkat 4 kanan dalam Rubin
dan dihierarki (ed) dalam SAS No.69. Secara teoritis, rerangkan konseptual mestinya menjadi
landasan rerangka PADU tersebut.
Hal seperti ini terjadi lantaran sejarah pengembangan standar professional di Amerika.
Sebelum dibentuk badan penyusun standar, AICPA banyak mengeluarkan penerbitan yang
dianggap dapat dijadikan sumber prinsip akuntansi. Karena dirasakan perlunya standar,
dibentuklah Accounting Principles Board (APB) yang ada dibawah AICPA untuk
merumuskan standar akuntansi. Penerbitan APB sering diangap bias dan menguntungkan
auditor dan kliennya karena tidak ada wakil dari pemakai laporan yang duduk dalam
keanggotaan APB. Kemudian badan tersebut diganti denganFinancial Accounting Standards
Board (FASB) yang tidak berada di bawah AICPA sehingga kedudukannya lebih netral.
Sebelum ada standar atau pengumuman resmi yang mengganti penerbitan badan sebelumnya
standar atau pengumuman resmi yang mengganti penerbitan badan sebelumnya maka
penerbitan-penerbitan pedoman oleh badan-badan sebelumnya tetap berlaku sehingga terdapat
beberapa macam standar yang sama-sama berlaku. Hal ini banyak menimbulkan inkonsistensi

TEORI AKUNTANSI | 22
dan konflik antarstandar karena ketiadaan landasan konseptual versi FASB dikembangkan
dalam rangka mengatasi masalah tersebut.
Karena Rerangka konseptual dirancang untuk perbaikan masa depan, penyusunannya
tidak memperhatikan standar akuntansi yang telah diberlakukan. Jadi, dapat diantisipasi
bahwa akan banyak standar akuntansi yang tidak sesuai lagi dengan diberlakukannya rerangka
konseptual. Oleh karena itu, kedudukan atau autoritas rerangka konseptual ditetapkan dengan
sangat hati-hati oleh FASB dalam tiap pengantar pernyataan konsep sebagai berikut :
Statement of Financial Accounting Concepts do not establish standards prescribing
accounting procedures or disclosure practices for particular items or events, which are issued
by the Board as Statements of Financial Accounting Standards. Rather, Statements in this
series describe concepts and relations that will underlie future financial accounting standards
and practices and in due course serve as a basis for evaluating existing standards and
practices.

Makna tidak menetapkan/menciptakan standar (do not establish standards) dalam kata
pengantar FASB diatas adalah bahwa SFAC tidak dengan sendirinya membatalkan standar
yang sudah ada yang bertentangan dengan standar yang secara implicit melekat dalam atau
yang diturunkan dari SEAC, Standar akuntansi yang berjalan hanya dapat diganti dengan
standar baru yang disusun melalui prosedur seksama. Dengan kata lain, standar yang
diturunkan dari SFAC harus dirumuskan dalam bentuk Statement of Financial Accounting
Standards (SFAS) untuk dapat mengganti standar yang sekarang berlaku. Secara spesifik,
FASB menyatakan dalam pengantar SFAC No.2 bahwa SFAC tidak dengan sendirinya :
(a) Require a change in existing generally accepted accounting principles,
(b) Amend, modify, or interpret Statements of Financial Accounting Standards,
Interpretations of the FASB, Opinion of the Accounting Principles Board, or Bulletin of
the Committee on Accounting procedures that are in effect, or
(c) Justify either changing existing generally accepted accounting and reporting practices
or interpreting the pronouncements listed in item (b) based on personal interpretation
of the objectives and concepts in the Statements of Financial Accounting Concepts.

Dengan pernyataan diatas, FASB sebenarnya menetapkan agar para akuntan dan auditor
tidak begitu saja meniadakan standar yang bertentangan dengan rerangka konseptual dengan
memanfaatkan ketentuan 203 dari kaidah perbuatan (Rules od Conduct) dalam kode etika
professional (Code of Professional Ethics) AIC-PA. Ketentuan 203 menggarikan bahwa,
dalam suatu situasi yang sangat luar biasa (unusual circumstances), akuntan publik tetap
TEORI AKUNTANSI | 23
dapat menyatakan bahwa suatu statemen keuangan disajikan secara wajar sesuai GAAP
meskipun statement keuangan mengandung penyimpangan (atau menggunakan prinsip
akuntansi selain) dari ketentuan yang dikeluarkan badan yang berwenang mengeluarkan
standar asalkan anggota dapat menjelaskan dan menunjukkan secara meyakinkan bahwa
mengikuti standar yang ada justru akan menghasilkan penyajian yang menyesatkan.
Itulah sebabnya keautoritatifan SFAC tidak setinggi SFAS dalam perlakuan akuntansi
terhadap kejadian atau pos (events or items). Walaupun demikian, dalam jangka panjang
konsistensi standard an SFAC akan tercapai karena memang SFAC disusun untuk melandasi
standard an praktik masa datang (underlie future financial accounting standards and
practices).
Karena riwayat yang kurang lebih sama, IASC juga mengemukakan nada yang sama
dalam menetapkan keautoritatifan rerangka konseptualnya disbanding standar akuntansi.
Secara teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fundasi rerangka pedoman
PABU dan harus direkayasa dahulu sebelum standar. Oleh karena itu, standa yang diturunkan
atas dasar rerangka konseptual mestinya konsisten baik dengan rerangka konseptual maupun
antarstandar. Penurunan standar tentunya harus dilakukan oleh badan yang berwenang secara
saksama.
Konflik hanya terjadi kalau standar sudah terlanjur berkembang tanpa rerangka
konseptual. Dalam keadaan ini, konflik harus segera diselesaikan agar segera tercapai suatu
situasi yang didalamnya tidak ada lagi konflik. Dalam situasi seperti itu, kedudukan rerangka
konseptual dapat dikuatkan menjadi fundasi atau landasan konseptual yang paling autororatif.
Walaupun demikian, penurunannya menjadi standar harus tetap dilakukan oleh badan yang
berwenang. Dalam keadaan tidak ada petunjuk spesifik dalam bentuk standar, akuntan publik
dapat menginterpretasi secara professional rerangkan konseptual untuk mendapatkan
dasar/basis yang layak untuk memperlakukan suatu kejadian atau pos. Penalaran seperti ini
telah terefleksi dalam rerangka pedoman versi SPAP.

2.6 Struktur Akuntansi


Bila proses perekayasaan telah selesai serta diaplikasi, rerangka pedoman PABU telah
ditentukan, dan secara operasional pelaporan keuangan telah berlangsung maka pengertian
akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat dilukiskan dalam suatu diagram yang dapat
disebut sebagai struktur akuntansi sebagaimana terlihat dalam Gambar di halaman berikut.
Untuk praktik akuntansi dalam suatu negara, struktur tersebut menggambarkan pihak-
pihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh perekayasaan informasi
keuangan dan saling hubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut. Walaupun tidak
TEORI AKUNTANSI | 24
semuanya tampak dalam gambar, pihak yang terlibat meliputi individual dan institusi
misalnya penyusunan standar, profesi, pemerintah, badan Pembina pasar modal, perusahaan
sebagai entitas, analis, manajer, akuntan publik, dan pemakai laporan. Sarana-sarana yang
membentuk struktur akuntansi meliputi misalnya peraturan pemerintah, standar akuntansi,
laporan keuangan, dan konvensi laporan. Struktur tersebut dapat dipandang menggambarkan
pengertian pelaporan keuangansebagai mekanisme tentang bagaimana pihak-pihak dan
sarana-sarana pelaporan bekerja dan saling berinteraksi sehingga dihasilkan informasi
keuanggan yang diwujudkan dalam bentu statement keuangan termasuk fungsi auditor untuk
menentukan kewajaran statement keuangan.
Untuk menjelaskan pengertian akuntansi, struktur tersebut menggambarkan luas lingkup
(scope) akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan sekaligus mengaitkannya dengan
pengertian akuntansi sebagai praktik dan profesi. Proses dan kegiatan yang dilukiskan diatas
PABU merupakan proses dan kegiatan perekayasaan yang melibatkan pengetahuan teori
akuntansi sebagai penalaran logis. Tensu saja proses ini tidak berhenti bila rerangka
konseptual telah tersusun. Rerangkan konseptual harus terbuka untuk dievaluasi dan
diperbaiki (amended) sesuai dengan perkembangan ekonomi dan bisnis. Kegiatan di bawah
PABU meluskikan praktik akuntansi termasuk fungsi auditor dalam system pelaporan
keuangan dengan standar pengauditan berterima umum (StaPBU) sebagai rerangka pedoman
pelaksanaan audit.
Jadi, proses dan kegiatan di bawah PABU merupakan praktik pelaksanaan hasil
perekayasaan di tingkat perusahaan. Proses ini lebih berkepentingan dengan bagaimana
entitas pelapor (reporting entities) yang berada dalam suatu wilayah negara menyediakan dan
menyampaikan informasi keuangan dengan cara tertentu sesuai PABU. Oleh karena itu,
bagian ini sebenarnya menggambarkan definisi akuntansi secara sempit sebagai suatu proses
dengan cara tertentu cara tertentu tersebut tidak lain adalah PABU sebagai suatu rerangka
pedoman.
Selain menggambarkan pengertian akuntansi dalam arti luas dan sempit, struktur diatas
juga mempunyai beberapa manfaat untuk menunjukkan bidang-bidang studi yang membentuk
seperangkat pengetahuan akuntansi, bidang-bidang pekerjaan (profesi) yang ditawarkan
akuntansi, dan fungsi auditor (akuntan publik) dalam praktik akuntansi.

2.6.1 Bidang Studi


Struktur diatas dapat menjadi bisnis untuk mengenali mata kuliah apa saja yang harus
ditawarkan dalam program studi akuntansi serta kompetensi apa yang harus dicapai oleh tiap
mata kuliah. Jadi, struktur diatas dapat dijadikan rerangka untuk menyusun kurikulum inti
TEORI AKUNTANSI | 25
(core) program studi akuntansi. Sebagai misal, kompetensi dan materi yang memampukan
peserta didik untuk merekayasa dapat diracik dalam bentuk mata kuliah Teori Akuntansi atau
Perekayasaaan Pelaporan Keuangan. Kompetensi dan materi untuk memberi kemampuan
peserta didik satuan mata kuliah. Akuntansi Pengantar, Menengah dan Lanjutan. Mengapa
mata kuliah Akuntansi Manajemen, Sistem Informasi Akuntansi/Manajemen, Pengauditan,
dan Analisis Statemen Keuangan ditawarkan dalam kurikulum dapat dijelaskan dengan
diagram diatas. Bila kesatuan usaha diarahkan untuk entitas kepemerintahan, struktur diatas
dapat dijadikan basis untuk mendeskripsi lingkup akuntansi kepemerintahan (governmental
accounting).
2.6.2 Bidang Profesi
Bila dipandang dari profesi atau pekerjaan yang ditawarkan oleh akuntansi, struktur
diatas juga dapat menggambarkan kesempatan karier bagi mereka yang menguasai
seperangkat pengetahuan akuntansi. Orang dapat terjun ke bidang pemerintahan untuk
menjadi perekayasa akuntansi dengan menjadi anggota legislative (DPR), penyusun standar,
badan pemeriksa keuangan, badan pengawas keuangan pemerintah, atau Pembina pasar
modal. Orang juga dapat masuk ke sector swasta untuk menjadi akuntan perusahaan,
kontroler, akuntan kos, atau anggota komite anggaran. Struktur diatas juga menunjukkan
bahwa orang dapat terjun ke layanan publik dengan menjadi akuntan publik, konsultas
manajemen, dan penyusun system informasi akuntansi dan manajemen.

2.6.3 Fungsi Auditor Independen


Hal penting yang dapat digambarkan oleh struktur akuntansi adalah fungsi auditor
independen (akuntan publik) dalam pelaporan keuangan. Karena pihak pemakai biasanya
terpisah dengan pihak manajemen baik secara administrative maupun secara operasional,
keterpisahan kedua pihak ini menempatkan pemakai statement sebagai pihak luar yang tidak
dapat secara langsung ikut dalam proses penyediaan data dan penyusunan statemen keuangan.
Dengan demikian, statement keuangan dianggap sebagai satu-satunya media komunikasi
sehingga kesesuaiaan dengan PABU menjadil hal yang sangat penting. Peran auditor
independen sangat diperlukan untuk mengaudit apakah statemen keuangan benar-benar telah
disajikan sesuai dengan PABU. Hasil pengauditan dituangkan oleh auditor dalam bentuk
laporan auditor. Keyakinan pemakai terhadap statemen keuangan akan menjamin bahwa
tujuan pelaporan keuangan tercapai dan pada gilirannya tujuan nasional juga tercapai.
Dalam melaksanakan audit, auditor independen harus memenuhi criteria dan standar
kualitas pengauditan yang disebut standar pengauditan berterima umum(StaPBU)
atau generally accepted auditing standards (GAAS). Sebagaimana makna PABU, StaPBU
TEORI AKUNTANSI | 26
merupakan suatu rerangka pedoman yang terdiri atas landasan konseptual operasional. Jadi,
jelaslah perbedaan makna dan fungsi antara PABU dan StaPBU dalam struktur diatas dan
keduanya tercantum dalam laporan auditor standar. Dalam laporan auditor bentuk baku
(standar), IAI telah mereduksi makna standar pengauditan berterima umum dengan
digunakannya frasa standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Frasa
tersebut dapat diartikan pedoman-pedoman resmi dalam bentuk pernyataan yang di Amerika
disebut Statement on Auditing Standards (SAS) padahalah yang dimaksud GAAS lebih dari
sekedar pernyataan standar pengauditan StaPBU (GAAS) meliputi pula landasan konseptual
yang didalamnya memuat konsep tentang independensi sikap mental (independence of mental
attitude). Sikap mental ini dideskripsi secara rinci dalam etika profesi. Dengan reduksi
tersebut, dapat terjadi bahwa akuntan publik hanya akan memenuhi standar sebatas yang
diatur secara operasional tetapi tidak berusaha untuk mencapai kualitas dan etika tinggi yang
dituju oleh landasan konseptual.

TEORI AKUNTANSI | 27
BAB III
PE N UTU P

3.1 Simpulan
Dalam pelaporan keuangan, pengendalian secara automatis dicapai dengan ditetapkannya
suatu pedoman pelaporan keuangan yaitu prinsip akuntansi berterima umum/
PABU (generally accepted accounting principles/GAAP) termasuk di dalamnya standar
akuntansi (accounting standards). PABU akhirnya menentukan bentuk, isi, dan susunan
laporan atau statemen keuangan sebagai suatu medium utama atau ciri sentral (a central
feature) pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan adalah stuktur dan proses akuntasi yang
menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai
tujuan ekonomik dan social Negara.
Stuktur akuntansi melukiskan unsur-unsur yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh
penentuan atau penyediaan informasi keuangan dan saling berhubungan antara unsur-unsur
tersebut. Pengertian proses akuntansi dalam pelaporan keuangan adalah mekanisma tentang
bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan berkerja dan saling berinteraksi sehingga
dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk laporan atau statemen
keuangan termasuk mekanisma untuk menentukan kewajaran statemen
keuangan. Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk
membangun suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu Negara untuk
menunjang tercapainya tujuan Negara.
Hendriksen (1982) menguraikan aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses
perekayasaan untuk menghasilkan kerangka teoritis akuntansi yaitu:
1) Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit-unit usaha (entitas
pelapor) dan lingkkungannya.
2) Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan
postulat.
3) Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan
kemampuan pemakai untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisa informasi
yang disajikan.
4) Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan.
5) Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi informasi
tentang perusahaan dan lingkungannya.
6) Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit usaha
beserta lingkungannya.
7) 15) Pengembangan dan penyusunan pernyataan umum yang dituangkan dalam
bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam menyusun standar
akuntansi.

TEORI AKUNTANSI | 28
8) Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi (prosedur,
metode, dan teknik) untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan
menyajikan informasi sesuai dengan standar atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU).

TEORI AKUNTANSI | 29
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono, Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta, 2010.

TEORI AKUNTANSI | 30

Anda mungkin juga menyukai