BANYUMAS
(CIREGOL, KEC. TONJONG, KAB. BREBES) PADA KM. PKL 115+550 s/d KM. PKL 115+650
Yosef Aryanto / L2A309010 ; Maria Handayani S / L2A309030
PENYEBAB KELONGSORAN
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila
gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada
gaya penahan. Gaya penahan umumnya
dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan
tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh
besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis
tanah batuan
MACAM-MACAM KELONGSORAN
Ada 6 jenis tanah longsor, antara lain :
1. Longsoran Translasi
Gambar Situasi Kelongsoran Jalan 2. Longsoran Rotasi
3. Pergerakan Blok
LANDASAN TEORI 4. Runtuhan Batu
PARAMETER TANAH 5. Rayapan Tanah
Dalam mendesain bangunan geoteknik, 6. Aliran Bahan Rombakan
diperlukan data-data tanah yang mempresentasikan
keadaan lapangan. Pengujian laboratorium dan PENANGGULANGAN KELONGSORAN
pengambilan sampel tanah tidak dilakukan pada Banyak cara yang dilakukan dalam
seluruh lokasi namun ditempatkan di lokasi-lokasi penanggulangan longsor agar kejadian tersebut
kritis yang memungkinkan dan dianggap mewakili dapat teratasi dengan baik dan tidak mengakibatkan
kondisi sebenarnya. kerugian yang sangat besar. Adapun cara yang
Klasifikasi tanah yang ada mempunyai dilakukan dalam penanggul longsor yaitu :
beberapa versi, hal ini disebabkan karena tanah 1. Stabilisasi Tanah
memiliki sifat-sifat yang bervariasi. Adapun 2. Pemadatan
beberapa metode klasifikasi tanah yang ada antara 3. Penambatan
lain : 4. Drainase
1. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Tekstur
2. Klasifikasi Tanah Sistem klasifikasi AASHTO CARA ANALISA KEMANTAPAN LERENG
3. Klasifikasi Tanah Sistem klasifikasi Unified Secara garis besar analisis kemantapan
lereng terbagi menjadi empat kelompok, yaitu:
TEORI KELONGSORAN Pengamatan visual
Longsoran adalah setiap massa tanah yang Menggunakan komputasi.
terletak di bawah permukaan tanah yang miring Menggunakan grafik.
atau di bawah sisi miring dan suatu galian terbuka Menggunakan software komputer, antara lain
memiliki kecenderungan bergerak ke arah bawah PLAXIS, XSTABL, RHEOSTAUB, dan lain-
dan ke arah luar karena pengaruh gravitasi dan lain.
rembesan (seepage). Jenis gerakan yang terjadi ada Dalam menganalisa stabilitas lereng harus
dua, yaitu gerakan berbentuk rotasi dan translasi. ditentukan terlebih dahulu faktor keamanan (FK)
Longsoran rotasi adalah longsoran yang dari lereng tersebut. Secara umum faktor keamanan
mempunyai bentuk bidang longsor : setengah didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya
lingkaran, log spiral, hiperbola, atau bentuk penahan dan gaya penggerak longsoran
lengkung tidal teratur lainnya. Longsoran translasi
umumnya ditentukan oleh bidang lemah seperti
sesar, kekar perlapisan dan adanya perbedaan kuat
1. Metode Irisan (Method of Slices)
Analisa stabilitas dengan menggunakan
metode irisan, dapat dijelaskan dengan
menggunakan gambar 2.8 Dengan AC
merupakan lengkung lingkaran sebagai
permukaan bidang longsor percobaan. Tanah
yang berada di atas bidang longsor
percobaan dibagi dalam beberapa irisan
tegak. Lebar tiap-tiap irisan tidak harus
sama. Perhatikan satu satuan tebal tegak Gambar Gaya gaya yang bekerja pada irisan
lurus irisan melintang talud, gaya-gaya yang bidang longsor
bekerja pada irisan tertentu (irisan no n) 2. Metode Fellenius
ditunjukkan dalam gambar. Wn adalah berat Besarnya gaya P ditentukan dengan
irisan. Gaya-gaya Nr dan Tr adalah komponen menguraikan gaya-gaya lain dalam arah garis
tegak dan sejajar dari reaksi R. Pn dan Pn+1 kerja P.
P = (W + Xn Xn+1) cos - (En En+1)sin
adalah gaya normal yang bekerja pada sisi-
P= W cos (Xn Xn+1) cos - (En En+1)sin
sisi irisan. Demikian juga, gaya geser yang
Harga : (Xn Xn+1) cos - (En En+1)sin 0
bekerja pada sisi irisan adalah Tn dan Tn+1.
Sehingga : P = W cos
Untuk memudahkan, tegangan air pori
Dalam analisis tegangan efektif harga faktor
dianggap sama dengan nol. Gaya Pn, Pn+1, Tn,
keamanan adalah sebagai berikut :
dan Tn+1 adalah sulit ditentukan. Tetapi, kita
dapat mmbuat asumsi perkiraan bahwa
resultan Pn dan Tn adalah sama besar dengan
resultan Pn+1 dan Tn+1, dan juga garis-garis Dengan memasukkan harga P dari
kerjanya segaris. persamaan diatas, maka diperoleh harga :
Untuk pengamatan keseimbangan
atau
Catatan :
, dengan bn = lebar potongan
nomor n.
PERENCANAAN STRUKTUR
Gambar Lokasi pusat busur longsoran kritis 1 Dinding Penahan Tanah
pada tanah kohesif Dinding penahan tanah mempunyai fungsi
untuk menahan longsornya tanah. Untuk
Tabel Sudut sudut petunjuk menurut Fellenius mengatasi tekanan tanah aktif dari tanah. Untuk
mengatasi tekanan aktif dari tanah, maka
dinding penahan harus dibuat cukup berat,
sehingga dapat stabil.
Dinding penahan tanah dikatakan stabil jika: Qult = Daya Dukung Tiang
a. Dinding penahan tanah tidak terguling. Maksimum (ultimate) pada bored pile
b. Dinding penahan tanah tidak tergeser. Qb = Tahanan ujung ultimit (kN)
Qs = Tahanan gesek ultimit (kN)
c. Konstruksi dinding penahan tidak pecah. Ab = Luas Penampang tiang (m)
d. Tekanan pada tanah tidak melampaui = faktor koreksi, dengan = 0,8
Tegangan Ijin. untuk d < 1 = 0,75 untuk d
e. Aman terhadap bahaya Sliding. Nc = faktor kapasitas dukung
menurut Skempton = 9
2 Bored Pile cb = kohesi tanah di bawah ujung
Pondasi Tiang terdiri dari berbagai macam tiang
konstruksi, sering digunakan sebagai salah satu 2) Metode Mayerhorf
metode dinding penahan tanah sementara atau Formula yang digunakan adalah :
permanen yang efisien. Bored Pile dengan Qpl = Ap.qp = Ap.q.Nq
diameter yang kecil maupun dapat digunakan (Sumber: Meyerhorf, 1976)
sebagai dinding penahan tanah yang ekonomis. Dimana:
Sedangkan pemakaian tiang pancang untuk Qp = daya dukung ujung tiang (t/m)
konstruksi yang sama, lebih mahal bila Qp = q'Nq* = daya dukung per satuan
dibandingkan dengan Bored Pile, akan tetapi luas.
kontrol terhadap kekuatan strukturnya lebih AP = luas penampang ujung tiang (m)
baik. Konstruksi ini sangat cocok dan q = tegangan vertikal efektif
memenuhi syarat untuk digunakan pada Nq = faktor daya dukung ujung
basement yang dalam, struktur bawah tanah Harga qp tidak dapat melebihi daya dukung
serta pada konstruksi jalan pada lereng batas ql, karena itu daya dukung ujung
perbukitan. Pondasi bored pile ini dapat tiang perlu ditentukan :
membantu untuk mencegah kelongsoran dan Qp2 = Ap.ql = Ap.5.Nq*.tan
membantu pergerakan tanah pada lereng akibat (Sumber: Meyerhorf ,1976)
adanya tekanan lateral tanah serta penambahan dimana :
beban lalu lintas yang terjadi. Qp2 = daya dukung ujung tiang (t/m)
Beban ultimate yang dapat ditanggung oleh Ap = luas penampang ujung tiang (m)
sebuah bored pile sama dengan jumlah tahanan Nq = faktor daya dukung ujung
dasar dan tahanan cerobong (shaft resistance). = sudut geser dalam
Tahanan dasar merupakan hasil kali luas dasar ql = daya dukung batas
(Ab) dan daya dukung ultimate (qf) pada elevasi Untuk kemudahan, harga Qp1 dan Qp2
dasar lorong. Tahanan cerobong adalah hasil dibandingkan dan diambil harga yang
kali luas keliling cerobong (As) dan nilai rata- lebih kecil sebagai daya dukung ujung
rata tahanan geser ultimate tiap satuan luas (fs) tiang.
yang lazim disebut friksi kulit (skin friction) Harga Nq* ditentukan sebagai fungsi dari
antara bored pile dan tanah. Berat tanah yang sudut geser dalam tanah ()
dipindahkan atau disingkirkan biasanya 3) Tanah Lempung
diasumsikan sama dengan berat bored pile. Formula yang digunakan adalah :
Qp = Ap.qp
Pilihan dari masing-masing tipe tiang = Ap.cu.Nc*
tersebut diatas tergantung dari jenis tanah = 9.cu.Ap
(granular atau kohesif, lunak atau keras), profil (Sumber: Meyerhorf ,1976)
muka air tanah, tinggi tanah maksimum yang Dimana:
ditahan, waktu konstruksi yang tersedia,biaya QP = daya dukung ujung tiang (t/m)
dan umur rencana. AP = luas penampang ujung tiang (m)
a. Analisa Daya Dukung Tanah (Bearing Nc* = faktor daya dukung ujung
Capasity) cu = kohesi (m)
1) Metode Skempton b. Daya Dukung Ijin Tiang Group
Kemampuan tanah untuk mendukung Dalam pelaksanaan jarang ditemukan
beban baik dari beban diatas atau pondasi tiang berdiri sendiri tetapi terdiri
pondasinya agar tidak terjadi kerunuhan dari beberapa kelompok, nilai daya dukung
geser, Daya dukung bored pile tunggal ijin grup ini dikalikan dengan factor
Qult = Qb + Qs effisien.
= ( .Ab.Nc.cb ) + ( 0,45.c.As ) Q = Qult.n.E
(Sumber : Hardiyatmo Hary Chistady,
Dimana Eff = 1 - ( )
1997)
Dimana:
n = jumlah tiang dalam satu baris bergerak ke arah vertkal dan horizontal. Dengan
m = jumlah baris adanya drainase akan terjadi laju konsolidasi
d= jarak sisi tiang (m) tiga dimensi, yaitu arah x, y dan z.
s = jarak antar tiang
= arc tan (d/s) PENGARUH LALU LINTAS
Q= kapasitas daya dukung bored pile Data lalu lintas adalah data pokok untuk
maksimum dalam grup (KN) melakukan perencanaan suatu jalan baik jalan baru
Qult = kapasitas daya dukung bored pile maupun untuk peningkatan jalan lama. Data lalu
maksimum satu tiang tunggal (KN) lintas yang diperlukan adalah data lalu lintas harian
Eff = effisien group tiang rata-rata. Data lalu lintas harian rata-rata diperlukan
Perhitungan kekuatan pondasi untuk merencanakan suatu konstruksi struktur
Pmax < P grup ..(ok) perkerasan jalan.
Yaitu Pmax = + +
c. Kontrol Gaya Horizontal Yang Terjadi METODOLOGI
Pada Tiang CARA ANALISA DATA
Untuk tiang yang relatif pendek yaitu Cara Analisa Penanganan Longsoran Pada Ruas
apabila perbandingan antara panjang tiang Jalan Prupuk Bts. Banyumas, Ciregol, Kec.
dengan diameter tiang (L/d) 20 dan Tonjong, Kab Brebes dilakukan dengan
Mmax< My, maka gaya horisontal pada menggunakan 2 cara, yaitu perhitungan manual
tiang: dengan menggunakan metode Fellenius dan
(Broms (1964) di dalam Hardiyatmo, Hary, perhitungan dengan program PLAXIS. Adapun
C. 2010) cara analisa dalam penulisan tugas akhir ini adalah
Hu = 9.Cu.d (L 3d/2) menghitung daya dukung lapisan subgrade yang
Mmax = Hu (L/2+3d/4) telah ada serta memberi alternatif solusi terhadap
permasalahan tersebut. Dimana kajian geoteknik
berasal dari data penyelidikan di lapangan dan di
Dimana : laboratorium.
Hu= tahanan tiang ultimit terhadap beban PEMECAHAN MASALAH
lateral (kN)
Cu= nilai kohesi (KN/m) START
L= panjang tiang (m)
PEKERJAAN PERSIAPAN
d= diameter tiang (m)
My= momen terhadap tiang sendiri (kNm)
IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI STUDI
Mmax= momen maksimum yang dapat KEBUTUHAN DATA MASALAH PUSTAKA
Hs = F
3 Drainase CARA MANUAL
(METODE FELLENIUS)
CARA PROGRAM
PLAXIS
Dilakukan dengan memanfaatkan (METODE FELLENIUS
Gambar 3.1
Alur ( Flowchart ) Analisa
A
M
A
N
ANALISA DATA
Data pergerakan tanah didapat dari
pengamatan dengan menggunakan inklinometer
yang dipasang di badan jalan sebelah kanan dan
bawah jalan sebelah kiri pada STA 0+275 (Km.
PKL 115+575). Adapun pengamatan dengan Gambar Cara Trial Error STA 0 + 275, R = 35,40 m
inklinometer ini dilakukan selama 23 hari, dimulai
tanggal 12 Januari 2012 sampai dengan tanggal 03
Februari 2012. Tugas akhir ini menggunakan
korelasi empiris dari nilai N-SPT
34
5
0.5 t/m2 Diatas M.A.T 6
7
71.11
67.15
47.53
113.7806
107.4411
76.04512
26.69
6.85
12.16
0.893449796
0.992861803
0.977563189
0.674508517
0.674508517
0.674508517
0.000
0.000
0.000
68.56870761
71.95264572
50.14222792
68.56870761
71.95264572
50.14222792
0.449163069
0.119270449
0.21064238
51.10606146
12.81455062
16.01832506
Fk = 1.391
Pasir Lanauan
melintang lereng relatif sama dan peralihan dalam
Batu Lempung
K
Pasir Lanauan
arah tegak lurus potongan tersebut dianggap tidak Tabel Material Sets
Lapisan Tanah
terjadi. Properties
Lanau
Lanau
Pasir
Pasir Batu Pasir
Pasir Lanau Unit
Pasiran Lanauan Lempung Lanauan
Kerikilan Kerikilan
Penentuan Parameter Tanah Kedalaman - 08 8 14 14 24 24 28 28 32 32 62 m
Perilaku tanah dan batuan dibawah beban Mohr- Mohr- Mohr- Mohr- Mohr- Mohr-
Material model Model -
umumnya bersifat non-linier. Perilaku ini dapat Coloumb Coloumb Coloumb Coloumb Coloumb Coloumb
Soil unit weight
dimodelkan dengan berbagai persamaan, yaitu above phreatic level
gunsat 16 16 17 19 21 19 kN/m3
model Mohr Coulomb, Hardening Soil Model, Soft Soil unit below
gsat 18 18 20 21 22 21 kN/m3
phreatic level
Soil Model, dan Soft Soil Creep Model. Pada Youngs modulus
Eref 10000 10000 10000 40000 40000 40000 kN/m2
analisis ini digunakan model Mohr-Coulomb yang (constant)
Poissons ratio 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 -
memerlukan 5 buah parameter : Cohession
cref 1 5 45 52 67 53 kN/m2
Kohesi ( c ) (constant)
Friction angle 35 34 24 26 28 26 o
Modulus Young ( Eref ) *) Data parameter tanah didapat berdasarkan korelasi nilai SPT dengan
menggunakan tabel dari Handbook of Geotechnical Investigation and
Poisson Ratio ( v ) Design Tables (Burt G. Look)
Berat isi tanah kering ( dry )
Berat isi tanah jenuh air ( sat )
Permeabilitas (k)
Nilai nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam ( ) Tabel Parameter Desain pada Penampang
didapat dari hasil pengujian tanah direct shear ( Melintang Jalan (Setelah mengalami degradasi
geser langsung ), dikarenakan elemen tanah telah kekuatan pada lapisan Batu Lempung karena
mengalami deformasi jauh melewati tegangan pengaruh air)
Tabel Material Sets
puncak sehingga tegangan yang tersisa adalah Lapisan Tanah
gunsat kN/m3
adalah berkisar antara 0,4-0,5. above phreatic level
16 16 17 19 21 19
Tabel Tabel
Parameter Desain
arameter Desain BetonBeton
Parameter Simbol Nilai Satuan
Gambar Incremental Shear Strains Tahap Cuting Gambar Incremental Shear Strains Tahap Cuting +
Perkuatan Gabion
2. Kondisi Penanganan Perkuatan Geotextile
5. Kondisi Penanganan Perkuatan Geotextile + 1
Bored Pile