Anda di halaman 1dari 8

Pelarut yang biasa dipakai adalah eter, suatu pelarut yang inert, mudah melarutkan senyawa

organik, titik didih rendah dan mudah dipisahkan kembali dengan cara evaporasi atau distilasi
sederhana.
Sifat-Sifat Eter

Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter
berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol,
titik didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi karena antar molekul eter tidak
membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung bersifat nono polar, sehingga
kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu eter bersifat mudah terbakar.
Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal
pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan alkohol. Eter
tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk membedakan
alkohol dengan eter.

A. Sifat-sifat fisika
1. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
2. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
3. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk
campuran yang eksplosif dengan udara.
4. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod
Sifat-sifat kimia
1. Eter sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O
tidak dapat meniadakan satu sama lainnya.
2. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun amida.
3. Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi.
4. Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang rendah, walaupun ia lebih reaktif
daripada alkana
5. Mudah terbakar
Pada umumnya bersifat racun
Bersifat anastetik (membius)
Eter adalah senyawa yang tak berwarna dengan bau enak yang khas. Tiitik didihnya
rendah dibandingkan dengan etanol, dengan jumlah atom karbon sama, dan dinyatakan
mempunyai titik didih sama dengan hidrokarbon. Eter dengan bobot molekul rendah
seperti dietil eter benar-benar larut dalam air. Kelarutan dietil eter dalam air adalah 7
gram per 100 ml air, makin tinggi jumlah atom karbon suatu eter, kelarutannnya dalam
air makin rendah(Hart, 2003 : 271). Hart. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Sand, Kine Marita Knudsen, et al. "Interaction with both domain I and III of albumin is required for
optimal pH-dependent binding to the neonatal Fc receptor (FcRn)." Journal of Biological
Chemistry 289.50 (2014): 34583-34594.

Adiyanto, I.O.2009.Pengaruh Lama Perendaman Gigi Dengan Jus Buah Pir (Pyrus
communis) Terhadap Perubahan Warna Gigi Pada Proses Pemutihan Gigi Secara In
Vitro.Semarang:Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/14222/1/intan_oktaviana_adiyanto.pdf

[BSN] Badan Standardisasi Nasional Indonesia, 1999. SNI 01-2970-1999 : Susu bubuk.
Jakarta :Badan Standardisasi Nasional.

Machmud, wildan. 2006. Penentuan LC 50 48 Jam Detergen dan


Pengaruhnya Terhadap Mortalitas Larva Ikan Mas (Cyprus Corpio) Ras
Punten dengan tipe Ploidi Yang Berbeda. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Program Sarjana Biologi

Anwar, Chairil, 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai