Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu protos yang berarti "yang paling
utama. Protein adalah senyawa organik kompleks bermolekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. (Harper, 1977)
Susunan struktur protein dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Protein primer
Dapat dikenali dari penyelidikan rangkaian peptida. Struktur ini dihubung-kan
dengan urutan asam amino dalam rantai polipeptida. Misalnya insulin dan
ribonuklease.
2. Protein sekunder
Yaitu pelipatan rantai polipeptida menjadi struktur berpilin yang diikat oleh
ikatan disulfida dan ikatan hidrogen.
3. Protein tersier
Yaitu susunan dan hubungan rantai protein yang membelit menjadi serabut atau
lapisan yang spesifik. Struktur tersier dipertahankan oleh kekuatan antara atom-
atom yang lemah.
4. Protein kwartener
Yaitu gabungan beberapa unit monomer, masing-masing dengan struktur primer,
sekunder, dan tersier. Dapat dikatakan mempunyai struktur kwartener bila
protein terdiri atas 2 atau lebih rantai polipeptida yang digabungkan oleh tenaga
yang bukan ikatan kovalen. (Harper, 1977)
Harper, H. A. 1979. Biokimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Asam Amino
Asam amino merupakan unsur dasar penyusun protein. Satu asam amino terdiri
atas satu gugus amino, satu gugus karboksil, satu atom hidrogen, dan satu
rantai samping yang terikat pada atom karbon. Susunan keempat gugus tersebut
menentukan aktivitas optik asam amino, sehingga ada dua bentuk isomer, yaitu
L-isomer dan D-Isomer. (Triwibowo, 2005)
Asam amino dibagi menjadi 2, yaitu:
Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekular. Jakarta: Erlangga
DNA adalah materi genetik yang terdapat dalam sel. Setiap gen terdiri dari
hingga ribuan basa nukleotida. DNA terdapat dalam kromosom sel, dengan satu
atau lebih kromosom terdiri dari genom. Setiap kromosom mengandung banyak
gen. Selama pembelahan sel, DNA kromosom harus menghasilkan replikasi
dirinya dengan tepat untuk pemisahan dan pembagian ke dalam sel anakannya.
Proses menghasilkan salinan DNA ini disebut replikasi.
Replikasi Semikonservatif
DNA dalam kromosom pada sebagian besra makhluk hidup berupa heliks ganda;
artinya, terdiri dari gua rantai (untai) polideoksinukleotida yang saling melilit
satu sama lain membentuk suatu heliks. Informasi genetik terkandung dalam
sekuens nukleotida di sepanjang salah satu rantai.
Rantai-rantai saling terikat melalui pasangan basa komplementer. Untuk
memperoleh salinan sekuens basa nukleotida yang tepat, pilihan di antara kedua
ranta DNA harus dibuka agar masing-masing rantai dapat bertindak sebagai
cetakan untuk sintesis rantai DNA yang baru. Struktur yang tereplikasi sebagian
tampak seperti huruf Y dan mempunyai cabang replikasi. Replikasi
semikonservatif adalah replikasi di mana satu untai DNA induk dipertahankan
dalam masing-masing molekul anakannya.
Topologi Replikasi DNA
Sebuah kromosom mengandung satu molekul DNA tunggal, yang biasanya
sangat besar. Selanjutnya, dalam sebagian besar prokariot DNA mempunyai
struktur melingkar yang tertutup. Bila DNA ini direplikasi, maka akan terbentuk
dua cabang. Hal ini dikenal dengan replikasi dua arah. Inisiasi terjadi pada tapak
inisiasi atau titik asal tertentu. Elongasi (pemanjangan) adalahgerakan kedua
cabang mengelilingi kromosom sampai kedua cabang tersebut saling bertemu
dan bergabung dalam bagian yang disebut dengan daerah ujung.
Proses Replikasi DNA
DNA polimerase mengkatalisis polimerisasi deoksinukleotida dengan
mnggunakan cetakan yang beruntai tunggal dan terbuka pilinannya. Dalam
reaksi, deoksinukleotida trifosfat yang baru masuk terletak pada empat yang
berlawanan dengan basa komplementernya pada untai cetakan. Ikatan
fosfodiester terbentuk melalui serangan nukleofilik oleh 3 hidroksil drai rantai
yang sedang tumbuh pada fosfor alfa dari trifosfat yang masuk. Pirofosfat
dilepaskan. Kemudian nukleotida berikutnya yang sesuai digabungkan untuk
memperpanjang rantainya, dan seterusnya. Pertumbuhan hanya pada arah 5-3.
Ciri penting lainnya adalah bahwa enzim hanya dapat ditambahkan pada rantai
yang telah ada sebelumnya (primer); enzim ini tidak bisa memulai dari rantai
yang baru. Beberapa DNA polimerase juga mempunyai aktivitas yang dapat
menghidrolisis ikatan fosfodiester.
Ingat kembali bahwa kedua rantai dalam DNA beruntai ganda mempunyai
polaritas yang berlawanan; salah satu mempunyai arah 5-3 dan yang lainnya
mempunyai arah 3-5. Tetapi DNA polimerase hanya dapat memperpanjang
rantai dalam arah 5-3, sehingga pada cabang replikasi, hanya satu dari rantai
baru yang dapat dibuat dengan arah 5-3 dan bergerak searah dengan
pergerakan cabang. Sintesis dari untai lainnya terjadi dengan arah yang
berlawanan dengan pergerakan cabang secara tidak kontinu. Fragmen pendek
yang disebut dengan fragmen okazaki disintesi, kemudian digabungkan secara
berrutan. Untai yang terbentuk secara kontinu disebut dengan untai utama
(leading strand) dan yang lainnya disebut dengan untai lamban (lagging strand).
Fragmen okazaki diinisiasi oleh sejenis RNA polimerase khusus yang disebut
primase, kemudian diperpanjang oleh DNA polimerase sampai fragmen DNA
yang baru disintesis bertemu dengan ujung 5 dari primer RNA pada fragmen
yang berdekatan. Akhirnya primer RNA dilepaskan dan digantikan oleh DNA.
Untai utama disintesis secara kontinu oleh DNA polimerase. Kerja enzim ini
dipermudah oleh pengikatan SSB pada cetakan beruntai tunggal yang tersedia
karena terbukanya pilinan pada dupleks tidak mengalami replikasi. Pilinan yang
terbuka ini ditutup oleh helikase yang tergabung dengan cetakan 5-3. Untai
lamban disintesis sebagai fragmen pendek (secara takkontinu). Dengan
bergeraknya helikase di sepanjang cetakan 5-3 akan meningkatkan kerja
primase untuk membuat potongan RNA yang pendek dengan jarak yang tetap.
Potongan ini diperpanjang oleh DNA polimerase III dengan arah yang berlawanan
dengan pergerakan cabang. Bila DNA polimerase mencapai suatu primer, yang
telah menginisiasi fragmen gabungan, DNA polimerase I akan mengambil
tempatnya dan melalui proses translasi nick, melepaskan RNA dan
menggantinya dengan DNA. Nick yang tersisa ditutup oleh DNA ligase. Akhirnya,
proses keseluruhan dibantu oleh kerja DNA girase dalam menginduksi gulungan
(superkoil) negatif atua menghilangkan gulungan positif dalam DNA yang
terdapat di muka pada cabang.
Khucel, P., Ralston, G.B. 2006. Schaums Easy Outlines Biokimia. Penerbit
Erlangga, Jakarta.