Anda di halaman 1dari 17

Tugas Akhir Rancang Bangun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) merupakan lomba mobil hemat
energi tingkat nasional yang diselenggarkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. KMHE adalah kontes mobil hemat energi yang
diselenggarakan setiap tahun yang dimulai pada tahun 2012, kontes ini
diharapkan bisa menjadi pemicu mahasiswa untuk terus berkarya
menciptakan produk unggulan berupa mobil yang handal, kompetitif, dan
hemat energi, oleh karena itu selain menghemat bahan bakar, segala aspek
harus diperhitungkan dengan baik agar kendaraan dapat menghasilkan
performa yang maksimal, untuk menghasilkan performa yang maksimal dari
sebuah kendaraan ini dapat dilakukan dengan cara membuat chasis yang
ringan, kuat, modifikasi enginedan sistem kopling atau penerus daya(clutch
system) yang efektif.
Sistem penerus daya merupakan salah satu sistem yang terdapat pada
sebuah mesin kendaraan yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung
daya yang dihasilkan oleh torak atau piston ke sistem transmisi ataupun
final drive. Sistem penerus daya terletak diantara engine penghasil tenaga
dan sistem transmisi. ada dua jenis sistem kopling yang digunakan pada
kendaraan bermotor, yaitu kopling manual dan kopling otomatis. Kopling
manual adalah kopling yang pemutus dan penghubung putarannya
dilakukan secara manual sementara. Kopling otomatis merupakan kopling
yang menggunakan sistem kerja penerus putaran secara otomatis yang
memanfaatkan putaran tinggi pada mesin. Pada mobil hemat energi urban
diesel.sevta tim 1 menggunakan sistem kopling ganda namun pada mobil
hemat energy urban diesel pemakaian kopling ini masi kurang maksimal.

1
Tugas Akhir Rancang Bangun

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka
rumusan masalah tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana desain sistem penerus daya kopling sentrifugal?
2. Bagaimana cara merakit sistem kopling agar bekerja dengan baik?
3. Bagaimana merencanakan sistem kopling yang efisien dan memiliki
kehilangan tenaga yang minimum?

1.3 Tujuan
Berdasarkanrumusanmasalahdiatasmakatujuandaritugas akhir ini
adalah:
1. Mendapatkan rancangan desain sistem kopling sentrifugal.
2. Mengetahui cara merakit sistem kopling yang bekerja dengan baik.
3. Mengetahui perencanaan sistem kopling yang efisien dan memiliki
tenaga minimum.

1.4 Batasan Masalah


Agar pembahasan tugas akhir ini terfokus dan terarah, maka batasan
masalah tugas akhir ini adalah:
1. Getaran yang timbul akibat mesin bekerja diabaikan.
2. Tidak membahas mendetail tentang konsumsi bahan bakar.
3. Tidak membahas perhitungan rangka rangka pada sistem.
4. Beban pada engine dianggap konstan.

1.5 Manfaat
Adapun manfaatyangdapat diperoleh dari tugas akhir ini adalah:
1. Bagi tim sevta
a. Membantu meningkatkan efisiensi mobil urban diesel.
b. Membantu meringankan beban mobil urban diesel.
2. Bagi mahasiswa
a. Sebagaisuatupenerapanteoridanpraktikumkerjayangdiperolehsaatdi
bangku perkuliahan.

2
Tugas Akhir Rancang Bangun

b. Mengembangkan ideperencanaan dan perakitan sistem kopling


sentrifugal.
c. Sebagai model belajar aktif tentang cara inovasi teknologi bidang
teknikmesin.
3. Bagi duniapendidikan
a. Menambahprasarana dalam kegiatan praktikum.

3
Tugas Akhir Rancang Bangun

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kopling Otomatis/Sentrifugal, (Darojat Dede Dan Mulyana Tatang, 2015)


Kopling otomatis sentrifugal merupakan jenis kopling dimana
penghubungan dan pemutusan tenaga berlangsung secara otomatis. Biasanya
kopling ini di tempatkan pada bagian poros engkolnya. Pemakaian kopling
ini secara umum banyak dipakai pada sepeda motor jenis bebek.Bagian
dalam kopling otomatis sentrifugal dapat dijelaskan pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Komponen Kopling Otomatis/Sentrifugal, (Darojat Dede Dan


Mulyana Tatang, 2015)

Kopling sentrifugal mulai bekerja apabila putaran mesin mulai


meningkat dan mulai berputar sekitar 2.500-2.700 rpm tergantung dari
spesifikasi kopling tersebut. Pada saat putaran mesin mencapai angka
tersebut, kanvas kopling atau clutchweightakan mengembang atau
menghasilkan gaya sentrifugal yang akan mengakibatkan clutch
weightmenempel dengan rumah kopling primer atau primary clutch
outersehingga primary clutch outerikut berputar. Poros primary clutch
outerakan berhubungan langsung dengan poros transmisi yang akan
diteruskan ke roda belakang. Akan tetapi, pada saat putaran mesin
diturunkan (kurang dari 2.500 rpm), clutch weightakan terlepas dan tidak

4
Tugas Akhir Rancang Bangun

menempel lagi pada primary clutch outer akibat gaya pengembalian pegas
kopling. Dengan demikian, hubungan putaran poros engkol ke transmisi
menjadi terputus. Pada saat putaran tersebut putus, putaran poros engkol
tidak diteruskan ke roda belakang, sepertihalnya sepeda motor tipe matic
yang apabila putarannya rendah (idle), roda belakang tidak ikut berputar.
Cara kerja kopling sentrifugal dapat dijelaskan pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Cara Kerja Kopling Sentrifugal, ((Darojat Dede Dan Mulyana
Tatang, 2015)

2.4 Gaya Gesek, (sularso, 2002)


Gaya gesek adalah gaya yang terjadi antara pelat dan kampas kopling.
Seperti yang ditunjukan pada gambar 2.6. perhitungan gaya gesek
ditunjukkan oleh prsamaan 2.1

Gambar 2.6 Lambang-Lambang Rumus, (Sularso, 2002)

(2.1)

5
Tugas Akhir Rancang Bangun

Dimana F = gaya pengereman


P= tekanan spring (kg.mm2)
= kostanta (3.14)
D1 = diameter dalam(mm)
D2 = diameter luar(mm)
D1adalah diameter dalam, dan D 2adalah diameter luar bidang gesek. Karena
bagian bidang gesek yang terlalu dekat pada sumbu poros hanya mempunyai
pengaruh yang kecil saja pada pemindahan momen. Maka besarnya
perbandingan D1/D2jarang lebih rendah dari 0,5.Besarnya tekanan pada
permukaan bidang gesek adalah tidak terbagi rata pada seluruh permukaan
tersebut, makin jauh dari sumbu poros, tekanannyasemakin kecil. Besarnya tekanan
rata-rata pada bagian gesek adalah P (kg/mm 2). Jika koefisien gesekan adalah ,
dan seluruh gaya gesekan dianggap bekerja pada keliling rata-rata bidang gesek,
maka momen gesekan dapat ditunjukkan pada persamaan 2.2

(2.2)

Dimana : T = momen gesek


= harga koefisien jenis bahan
Harga dan harga tekanan yang diizinkan Pa(kg/mm2) diberikan dalam
Tabel 2-1. harga-harga koefisien gesek dalam tabel tersebut ditentukan dengan
memperhitungkan keadaan bidang gesek yang sudah agak menurun gesekannya
karena telah terpakai beberapa waktu, serta didasarkan atas harga tekanan yang
diizinkan yang dianggap baik,

Tabel 2.1 harga dan Pa

6
Tugas Akhir Rancang Bangun

Sumber: sularso,2002

2.5 Gaya Sentrifugal,(Foster Bob, )


Gaya sentrifugal adalah gaya yang arahnya keluar dari pusat
lingkaran. Gaya sentrifugal dapat dinyatak dalam persamaan 2.3.

kok9 (2.3)
Keterangan : F = gaya sentrifugal N
m = massa(kg)
v = kecepatan(m/s)
r = jari-jari (mm)

2.6 Umur Pelat Gesek , (sularso, 2002)


Umur plat gesek kopling kering adalah lebih rendah dari pada
kurang lebih sepersepuluh umur kopling basah. Karena laju keausan
plat gesek sangat tergantung pada macam bahan geseknya, tekanan
kontak, kecepatan keliling, temperatur, dll, maka agak sukar untuk
menentukan umur secara teliti. Sekalipun demikian, taksiran kasar dapat
diperoleh dari rumus berikut ini.

7
Tugas Akhir Rancang Bangun

T. n
P (HP) =
5252

(2.6)
keterangan;
E = kerja penghubungan untuk satu kali penghubungan (kg.m/hb)
w= laju keausan permukaan bidang gesek (cm2/(kg.m)) (Tabel 2-2)
L3= volume keausan yang diizinkan dari plat gesek (cm3)
Tabel 2.2laju keausan pelat gesek (kampas kopling)

(sularso, 2002)
Poros
Tujuan dari perancangan poros adalah untuk menentukan ukuran
diameter poros, berdasarkan parameter rancang bangun poros, dengan
menggunakan rumus kekuatan bahan yang ada.
Poros yang umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi,
dan rantai akan mendapatkan beban puntir dan lentur sehingga pada
permukaan poros akan mengalami tegangan geser (Sularso 2004: 17).
Perhitungan yang digunakan dalam merancang poros utama yang
mengalami beban puntir dan beban lentur antara lain:
a) Menghitung momen yang terjadi pada poros

Keterangan : T = Torsi rencana (kg.mm)


n1 = Putaran poros (rpm)
pd= Diameter gear
b) Mencari tegangan geser yang diizinkan

8
Tugas Akhir Rancang Bangun

Keterangan : a = Tegangan geser yang diizinkan (kg.mm)


b = Kekuatan tarik (kg.mm2)
Sf1,sf2= Faktor keamanan
c) Mencari tegangan yang terjadi pada poros

Keterangan : max = Tegangan geser maksimum


(kg.mm2)
ds = Diameter poros (mm)
Km = Faktor koreksi momen lentur
M = Momen lentur
Kt = Faktor koreksi momen puntir
T = Momen puntir
Faktor koreksi momen lentur mempunyai ketentuan yaitu untuk poros
yang berputar dengan pembebanan momen lentur tetap, besarnya faktor
Km = 1,5. Poros dengan tumbukan ringan Km terletak antara 1,5 dam 2,0,
dan untuk beban dengan tumbukan berat Km terletak antara 2 dan 3
(Sularso 2004: 17).
d) Menentukan diameter poros

Keterangan : Km = Faktor koreksi momen lentur


M = Momen lentur (kg.mm)
Kt = Faktor koreksi momen puntir
T = Momen puntir

9
Tugas Akhir Rancang Bangun

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian


Dalam menyelesaikan tugas perencanaan elemen mesin ini penulis
menggunakan dua tahapan berdasarkan diagram alir pada Gambar 3.1
berikut ini:

Gambar 3.lFlow Chart Alur Perencanaan Elemen Mesin

3.2 RancanganKopling Sentrifugal


Berikut ini merupakan konstruksi rancangansistem penerus daya
menggunakan kopling sentrifugal yang ditunjukkan oleh Gambar 3.2 dan
3.3.

10
Tugas Akhir Rancang Bangun

Gambar 3.2 pemasangan kontruksi kopling sentrifugal pada chasis

Gambar 3.2 konstruksi assembly komponen kopling sentrifugal


Keterangan:
1 : Adaptor.
Adaptor berfungsi sebagai penghubung antara plat pengunci
kampas kopling dan engine.
2 : Baut.
Baut berfungsi untuk pengunci antara poros engine dan adaptor.
3 : Plat pengunci.
Plat pengunci berfungsi untuk mengunci kampas kopling dan
spring.

11
Tugas Akhir Rancang Bangun

4 : Kampas kopling.
Kampas kopling berfungsi untuk menghubungkan antara putaran
engine dan cover plate.
5 : cover plate.
Cover plateberfungsisebagai output putaran. Yang digerakkan oleh
kampas kopling ketika putaran diatas 1500rpm.
6 : Adaptor gear.
Adaptor gearberfungsisebagai penghubung antara cover plate dan
sprocket.
7 : Chain.
Chain berfungsi sebagai penghubung antara sprocket depan dan
sprocket belakang.
8 : Sprocket.
Sprocketberfungsi sebagai penerus putaran ke final drive atau roda
penggerak akhir.
3.3 Penentuan Dimensi Rangka
Dimensi rangka dudukan engine pada chasis dapat ditunjukan pada
gambar 3.2 dan gambar 3.3 berikut ini:

Gambar 3.2 Dimensi Rangka

12
Tugas Akhir Rancang Bangun

Gambar 3.3 Dimensi Lubang Dudukan Mesin


Keterangan : panjang : 70cm
Lebar : 10cm
Tinggi : 2.5cm
Lubang : 2x 1.6 cm

13
Tugas Akhir Rancang Bangun

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Perhitungan Gaya Pada Chasis


Pada desain diatas dapat di analisa bahwa beban yang diterima rangka
termasuk beban aksial perhitungan gaya dijelaskan pada persamaan 3.1
berikut ini
Berdasarkan spesifikasi mesin memiliki berat atau massa sebesar 50 kg
sehingga gaya yang dihasilkan sebagai berikut:
F=mxa
F = 50kg x 9.81m/s2
F = 490,5 kgm/s2 = 490,5 N
Berdasarkan beban diatas maka tegangan yang terjadi pada rangka dapat
diketahui melalui persamaan sebagai berikut:
A= P x L
A= 700mm x 100mm
A= 7000mm2
F
=
A
490,5 N
u =
7000 mm 2
N
u = 0,07 2
mm
Gaya yang dibutuhkan untuk membuat lubang berdiameter 1.6cm dengan
tebal material 2,5mm dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini
diameter lubang 1.6cm = 16mm
A = . D .t
A = 3,14 . 16mm . 2,5mm
A = 125,6 mm2
F
u =
A
N
F= u . A = 0,07 . 2 . 125,6 mm
mm
F=8,792N

14
Tugas Akhir Rancang Bangun

4.2 Perhitungan Gaya Sentrifugal Pada Kopling


Data perhitungan kopling sentrifugal berdasarkan literatur diperoleh
sebagai berikut :
Kopling sentrifugal vario 125 : diameter kampas = 11cm
Berat = 2kg
Putaran kampas = 3500rpm
Untuk mencari gaya sentrifugal terlebih dahulu harus mengetahui kecepatan
dari kopling sentrifuga. Kecepatan dapat dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut :
.d . n1
v=
60 x 1000
3,14.110 . 35 00
v=
60 x 1000
1208900
v=
60000
m
v = 20,14
s
2
v
f =m
r
20,14 2
f =2
5,5
f = 147,5 N
4.3 Perhitungan Gaya Gesek Pada Kopling
pada saat kampas kopling meyentuh rumah kopling maka akan
menimbulkan gaya gesek. Gaya gesek tersebut dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut ini :
2 2
F= . ( D2D1 ) . P
4
3,14
F= . ( 110 229021 ) .20 kg . mm2
4
3,14
F= . ( 4000 ) . 20 kg . mm2
4
F= 62800 N =62.8 KN

15
Tugas Akhir Rancang Bangun

4.4 Perhitungan Putaran Motor


Data putaran
engine n1 : 3500 rpm
jumlah roda gigi 1z1 :13
jumlah roda gigi 2 z2 : 43
n1 z2
perhitungan : =
n2 z1
3 500 43
=
n2 13
3 500
= 3.3
n2
3 500
= n2
3,3
n2 = 1060,6 rpm
4.5 Perhitungan Poros
Untuk menentukan diameter poros maka terlebih dahulu menentukan
momen yang terjadi pada poros. Momen dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut ini:
Momen lentur(M)
5 d
M = 9,74. 10 .
n1
5 140
M = 9,74. 10 .
2000
M = 68,180 kg . mm
Momen puntir (T)
T=mxr
T = 2kg x 5.5mm
T = 11kg.mm
Material yang digunakan untuk pembuatan poros yaitu st 37 yang
memiliki kekuatan tarik sebesar 37 kg.mm2 .untuk mencari tegangan ijin
maka harus memasukkan safety faktor dan kekuatan tarik ( ) yang terjadi
pada poros. safety faktor yang digunakan yaitu
Sf1 =6, sf2= 3. Tegangan ijin dapat dihitung berdasarkan persamaan
berikut ini

16
Tugas Akhir Rancang Bangun

a
a=
sf 1 x sf 2
37
a=
6x3
a =2,05 kg /mm 2

Beban yang bekerja pada poros, umumnya adalah beban berulang.


Berdasarkan macam beban serta sifatnya, maka dipakai satu rumus
dengan memasukkan pengaruh kelelahan karena beban berulang. Faktor
tersebut adalah untuk momen puntir, sedangkan untuk momenlentur
yang tetap dipakai faktor Km. Faktor Km yang diambil adalah 2 dan
faktor Kt diambil 2. Maka dari data perhitungan diatas diketahui
Kt = 2
Km = 2
a = 2,05 kg /mm 2

M = 68.180 kg.mm2
T = 11kg.mm
Sehingga diameter poros:
2
k m . M +

5,1 1/3

a

d s
2
2.68,180 +

5,1 1/3

2,05

ds
d s 12.485 m m

17

Anda mungkin juga menyukai