Anda di halaman 1dari 13

Adiwiyata adalah upaya membangun program atau wadah yang baik dan ideal untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar
manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup untuk Cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Adiwiyata [1] merupakan nama program pendidikan lingkungan hidup.
Program Adiwiyata terbukti mencipatakan sekolah yang nyaman, aman dan harmonis,
khususnya untuk kebutuhan belajar peserta didik. Secara otodidak peserta didik perlahan
menjadi generasi yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan
mewujudkan sumberdaya disekitar sekolah terdidik melek terhadap perkembangan ekonomi,
sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan
Berikut di antara manfaat yang diuraikan jika memprogramkan Adiwiyata ;
Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar
kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah. Meningkatkan efesiensi
penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi
dari berbagai sumber daya dan energi.
Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih
nyaman dan kondusif.
Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.
Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meIalui
kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi
lingkungan di sekolah.
Prinsip Dasar Program Adiwiyata[sunting sumber]
Jika Program Adiwiyata ingin berjalan maksimal dan dirasakan manfaatnya, maka harus
berpondasi pada tiga hal di bawah ini yang juga menjadi prinsip Adiwiyata [13] sesuai
peraturan Kementerian Lingkungan Hidup yaitu ;
Edukatif ; Prinsip ini mendidik programer Adiwiyata untuk mengedepankan nilai-nilai
pendidikan dan pembangunan karakter peserta didik agar mencintai lingkungan hidup,
baik lingkungan dalam sekolah, di rumah dan di masyarakat luas
Partisipatif ; Komunitas sekolah harus terlibat dalam manajemen sekolah yang
meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
tanggungjawab dan peran.Partisipatif ini juga merupakan sebuah sikap yang harus
dituntujukkan kepada lingkungan sekitar sekolah dari komite sampai pemerintahan
setempat, harus dilibatkan, agar pelestarian lingkungan hidup dari sekolah bisa
berdampak ke lingkungan sekitar
Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus
secara komprehensif/berkesinambungan
Komponen Adiwiyata[sunting sumber]
Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen program
yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen
tersebut adalah;
a. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
b. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
c. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

Pengertian Singkat Adiwiyata.,


Sekolah adiwiyata adalah Sekolah yan peduli lingkungan yang sehat, bersih serta
lingkungan yang indah. Dengan adanya program adiwiyata diharapkan seluruh
masyarakat di sekitar sekolah agar dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau
adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan tubuh kita.ADIWIYATA berasal dari 2
kata sansekerta yaitu ADI dan WIYATA. Adi sendiri mempunyai arti yaitubesar,
agung, baik, ideal atau sempurna. Sedangkan Wiyata mempunyai arti tempat dimana
seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika.ADIWIYATA artinya
tempat yang besar, agung, baik dan indah yang dimana tempat itu digunakan oleh
seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, dan etika.
Tujuan Adiwiyata
Tujuan Umum
Membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi
dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang

Tujuan Khusus
Mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola sekolah yang baik untuk untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan.
. Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata
1. Partisipatif
Komunitas sekolah terlibat dalam manjemen yang meliputi keseluruhan proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran.
2. Berkelanjutan
Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara
komprehensif.
Komponen Adiwiyata
Untuk mencapai tujuan Adiwiyata ada empat komponen program yang merupakan
satu kesatuan yang utuh.
1. Kebijakan Berwawasan
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipasif
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Keuntungan Program Adiwiyata
1. Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar
kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah
2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi
3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi bejar mengajar yang
lebih nyaman dan kondusif
4. Menjadikan tempat pembelajaran nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang baik dan bemar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar
5. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui
kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi
lingkungan sekolah
Konsep 5 R dalam Lingkungan
Cara Menerapkan
Konsep 5 R sendiri berasal dari 5 kata dalam bahasa Inggris yaituReduce
(Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), Recycle (Mendaur Ulang), Replace
(Menggunakan kembali) dan Replant (Menanam Kembali).
Berikut ini dijelaskan tentang konsep 5 R:
1. Recycle
Recycle atau mendaul ulang adalah kegiatan mengolah kembali atau mendaur
ulang. Pada perinsipnya, kegitan ini memanfaatkan barang bekas dengan cara
mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut. Contohnya adalah
memanfaatkan dan mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos.
2. Reuse
Reuse atau penggunaan kembali adalah kegiatan menggunakan kembali material
atau bahan yang masih layak pakai. Sebagai contoh, kantong plastik atau kantng kertas
yang umumnya didapa dari hasil kita berbelanja, sebaiknya tidak dibuang tetapi
dikumpulkan untuk digunakan kembali saat dibutuhkan. Contoh lain ialah
menggunakan baterai isi ulang.
3. Reduce
Reduce atau Pengurangan adalah kegiatan mengurangi pemakaian atau pola
perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah serta tidak melakukan pola
konsumsi yang berlebihan. Contoh menggunakan alat-alat makan atau dapur yang
tahan lama dan berkualitas sehingga memperpanjang masa pakai produk atau mengisi
ulang atau refill produk yang dipakai seperti aqua galon, tinta printer serta bahan
rumah tangga seperti deterjen, sabun, minyak goreng dan lainnya. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi potensi bertumpuknay sampah wadah produk di rumah Anda.
4. Replace
Replace atau Penggantian adalah kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu
barang atau memakai barang alernatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan dan
dapat digunakan kembali. Upaya ini dinilai dapat mengubah kebiasaan seseorang yang
mempercepat produksi sampah. Contohnya mengubah menggunakan kontong plastik
atau kertas belanjaan dengan membawa tas belanja sendiri yang terbuat dari kain.
5. Replant
Replant atau penamanan kembali adalah kegiatan melakukan penanaman kembali.
Contohna melakukan kegiatan kreatif seperti membuat pupuk kompos dan berkebun
di pekarangan rumah. Dengan menanam beberapa pohon, lingkungan akanmenjadi
indah dan asri, membantu pengauran suhu pada tingkat lingkungan mikro (atau
sekitar rumah anda sendiri), dan mengurnagi kontribusi atas pemanasan global.
Dengan menerapkan konsep 5 R yang telah dibahas, kita dapat ikut serta dalam
melestarikan dan memelihara lingkungan agar tidak rusak atau tercemar.

Teknik Pembuatan Kompos


Berikut ini cara pembuatan pupuk yang ramah lingkungan yaitu pupuk kompos
yang berasal dari sampah tanam-tanaman.dan sampah rumah tangga Karena sampah
tanam-tanaman dan sampah rumah tangga kalau di biarkan akan menimbulkan
penyakit, maka sampah tersebut akan di jadikan Pupuk Kompos yang tadinya sampah
sekarangf jadi pupuk.
Caranya :
1. Kumpulkan sampah 500 kg yang organik dan nonorganik sampah
2. Sampah sampah ini di potong kecil-kecil baik secara manual maupun memakai
mesin pemcacah sampah ,
3. Sampah yang terpotong kecil dicampur dedak 1 kg hingga rata ,
4. Setelah itu masukkan 20 mm EM 4 yang merupakan bakteri Fermentasi dan di
campur dengan 20 mm Molase dan air tanah, air tanah mutlak diperlukan karena
mempertahan kan mikroba yang diperlukan untuk kesuburan tanaman, campuran
bahan kimia tersebut dipercikkan kedalam sampah yang bercampur dedak,
kelembaban sampah harus dijaga hingga mencapai 40 % kandungan air.
5. Setelah selesai sampah di masukkan kedalam tong/karung selama 5 hari dengan
kondisi suhu sampah 500 C setelah dua hari kemudian sudah terjadi Fermentasi dan
pupuk kompos telah siap di gunakan . Sampah harus terlindung dari hujan dan
sengatan matahari jika di taruh dalam ketinggian maksimal 40 cm maka sampah akan
berubah jadi pupuk Kompos
6. Kompos siap untuk dipakai

PENGERTIAN DAN TUJUAN ADIWIYATA


Diposkan oleh yudha sotong on Rabu, 11 Maret 2015 di 00.03
PENGERTIAN DAN TUJUAN ADIWIYATA
Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam
rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan keasadaran warga sekolah dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut
terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghidarkan dampak
lingkungan yang negatif.
Dalam implementasinya Kementrian Negara Lingkungan Hidup berkerjasama dengan para
stakeholders, menggulirkan Program Adiwayata ini dengan harapan dapat mengajak warga
sekolah dapat melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut
berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hiudup di sekolah dan sekitarnya.

Kata ADIWIYATA berasal dari 2 kata Sansekerta ADI dan WIYATA . ADI
mempunyai makna besar, agung, baik, ideal atau sempurna.
WIYATA mepunyai makna tempat dimana seseorang menedapatkan ilmu pengetahuan,
norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabungkan, secara
kelseluruhan ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna ; Tempat yang baik dan ideal
dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat
menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita
cita pengembangan berkelanjutan.
Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk
menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari
warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya upaya penyelamatan
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan utama Program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli
dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.
Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata
Dalam mewujudkan Program Adiwiyata telah ditetapkan beberapa indikator
A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
D. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah

Tujuan program Adiwiyata


menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran &
penyadaran warga sekolah (guru, murid & pekerja lainnya), sehingga di kemudian hari warga
sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan
& pembangunan berkelanjutan.

Prinsip-prinsip Dasar
Partisipatif
Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yg meliputi keseluruhan proses
perencanaan, pelaksanaan & evaluasi sesuai tanggungjawab & peran.
Berkelanjutan
Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana & terus menerus secara komprehensif.

Indikator Sekolah Adiwiyata


1. Pengembangan kebijakan sekolah
2. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan Pengembangan kegiatan berbasis
partisipatif
3. Pengembangan dan atau Pengelolaan sarana pendukung sekolah

Kebijakan Sekolah
Pengembangan Kebijakan Lingkungan
1. Filosofi visi, misi sekolah yang peduli dan berbudaya, lingkungan
2. Kebijakan dalam pengembangan materi pembelajaran Lingkungan Hidup
3. Kebijakan tentang peningkatan kapasitas SDM
4. Kebijakan penghematan sumber daya alam
5. Kebijakan untuk pengalokasian dana bagi kegiatan lingkungan hidup
6. Kebijakan lain yang mendorong terwujudnya sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan

KURIKULUM / MATERI PLH


Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
1. Pengembangan model pembelajaran LH
2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di
masyarakat sekitar (isu lokal)
3. Pengembangan metode pembelajaran
4. Pengembangan kegiatan kurikuler bertema LH

ADIWIYATA adalah program terhadap sekolah yang mewujudkan sekolah


berwawasan dan peduli lingkungan
Apa Itu ADIWIYATA ?
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna: Tempat yang baik dan ideal dimana dapat
diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar
manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan
berkelanjutan.

TUJUAN PROGRAM ADIWIYATA


Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan
penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut
bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan.

Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Disamping
pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan,
kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta
penerapan prinsip dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam
manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sesuai tanggung jawab dan peran; serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus
dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperensif.

INDIKATOR DAN KRITERIA PROGRAM ADIWIYATA

A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan


Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan
beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan
lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program
Adiwiyata yaitu partisipatif dan b e r k e l a n j u t a n .

Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain:


1. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
2. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
3. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan
non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
4. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
5. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan s e k o l a h yang bersih dan
sehat.
6. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait
dengan
masalah lingkungan hidup.

B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan


Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum
secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode
belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang
lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu local).

Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain:


1. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di
masyarakat sekitar.
3. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
4. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa
tentang lingkungan hidup.

C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif


Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu
dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga
diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang
memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.

Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:


1. Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis
patisipatif di sekolah.
2. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
3. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan
hidup di sekolah.

D. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah


Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana
dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup, antara lain meliputi:

1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan
hidup.
2. Peningkatan kualitas penge-lolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah.
3. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK).
4. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat.
5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.

PENGHARGAAN ADIWIYATA
Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba.
Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu
melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama
kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3
tahun).

Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas 2 (dua) kategori, yaitu:
1. Sekolah Adiwiyata adalah, sekolah yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan
Pendidikan Lingkungan Hidup.
2. Calon Sekolah Adiwiyata adalah. Sekolah yang dinilai telah berhasil dalam Pengembangan
Pendidikan Lingkungan Hidup.

Pada tahun 2007 kuesioner yang diterima oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dari
seluruh Indonesia sebanyak 146 sekolah yang berasal dari 17 propinsi. Setelah melalui
tahaptahap seleksi penilaian, maka ditetapkanlah 30 sekolah sebagai calon model sekolah
Adiwiyata tahun 2007. Sedangkan 10 sekolah yang telah terseleksi sebelumnya di tahun 2006
(meliputi ruang lingkup Pulau Jawa) ditetapkan sebagai sekolah penerima penghargaan
Adiwiyata sesuai dengan kategori pencapaiannya.

TATA CARA PENGUSULAN CALON PENERIMA PENGHARGAAN ADIWIYATA


Setiap Sekolah dapat diajukan oleh Pemerintah Daerah sebagai calon Sekolah Adiwiyata
sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Pengajuan calon sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan mengisi kuesioner dan
menyertai lampiran yang diperlukan sesuai dengan formulir yang telah disediakan oleh
Kantor Negara Lingkungan Hidup.

Calon sekolah Adiwiyata dan sekolah Adiwiyata akan diteliti lebih lanjut oleh Dewan
Pertimbangan Adiwiyata.

Penerima penghargaan calon dan sekolah Adiwiyata ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup.

MEKANISME PENILAIAN PROGRAM ADIWIYATA


Pada dasarnya peluang mengikuti program Adiwiyata terbuka bagi seluruh sekolah di tanah
air Indonesia. Mengingat keterbatasan yang ada dan kepentingan dari semua pihak terkait,
maka dalam proses seleksi dan peni laian, Kementerian Negara Lingkungan Hidup dibantu
oleh berbagai pihak, antara lain: Pemerintah Daerah setempat (dalam hal ini dikoordinir oleh
BPLHD/Bapedalda Propinsi), bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi dan pihak swasta lainnya.

Tim Penilai Adiwiyata pun terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yaitu: Kementerian
Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, LSM yang bergerak di bidang
lingkungan, Jaringan Pendidikan Lingkungan, Perguruan Tinggi, Swasta dll. Sedangkan
Dewan Pengesahan Adiwiyata terdiri dari Pakar Lingkungan, Pakar Pendidikan Lingkungan,
wakil dari Perguruan Tinggi dlsbnya.
bersumber: http://adiwiyatamandiri.blogspot.com/

Kriteria sekolah Adiwiyata


Indikator Dan Kriteria Program Adiwiyata

A. Pengembangan kebijkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

1. Visi, misi sekolah yang berwawasan Lingkungan Hidup

2. Kebijakan sekolah dalam pengembangan materi pembelajaran Lingkungan Hidup

3. Kebijakan sekolah kegiatan rutin yang bertema Lingkungan Hidup. Ini bisa diambil dari

hari hari Lingkungan Hidup

4. Kebijakan sekolah tentang kegiatan rutin yang bertemakan Sumber Daya Manusia di

bidang Lingkungan Hidup

5. Kebijakan sekolah tentang sosialiasi penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup kepada

warga sekolah

6. Kebijakan sekolah tentang penghematan Sumber Daya Alam

7. Kebijakan sekolah tentang terciptanya sekolah yang bersih dan sehat

8. Kebijakan sekolah mengalokasikan anggaran untuk Lingkungan Hidup

B. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan

1. Upaya pengembangan model pembelajaran Lingkungan Hidup

2. Upaya penambahan materi Lingkungan Hidup berdasarkan isu lokal

3. Pengembangan materi pembelajaran Lingkungan Hidup

4. Pemanfaatan sumber belajar lain tentang Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup sekolah (Taman, Kebun, Apotik Hidup)

5. Kegiatan kurikulum sekolah berupa karya / Adiwiyata yang bertema Lingkungan Hidup

6. Pengembangan materi Lingkungan Hidup dengan isu umum / global

C. Pengembangan kegiatan berbasis partisipatif

1. Kegiatan ekstrakurikuler / kokurikuler yang mendukung Lingkungan Hidup (pramuka,

dokter kecil, majalah dinding, karya ilmiah)

2. Kegiatan aksi lingkungan yang dilaksanakan oleh sekolah dan masyarakat

3. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan yang dilaksanakan oleh pihak luar (masyarakat

sekitar sekolah, gerakan gerakan)


4. Melaksankan kemitraan dengan pihak luar (BLH, DKP, DKK, Dishubkominfo, dengan

sekolah lain)

D. Pengembangan dalam pengelolaan sarana pendukung sekolah

1. Pemanfaatan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah

2. Pengelolaan sarana pendukung dan tata tertib sekolah dan ramah lingkungan

3. Upaya pengeloaan fasilitas sanitasi dalam menunjang kebersihan / kesehatan sekolah

4. Upaya penghematan SDA

5. Upaya penghematan pelayanan kantin / makanan sehat

Program Kampung Iklim KLHK Mendukung -Ketersediaan Air


Categories: Siaran Pers, Siaran Press

Jakarta, Maret 2015 Hari Air Sedunia (World Day for Water) diperingati setiap 22 Maret yang dicanangkan pada Sidang
Umum PBB di Rio de Janeiro, Brasil tahun 1992. Hari Air Sedunia merupakan peringatan yang berupaya menarik perhatian
publik akan pentingnya air bersih dan pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2012
tentang Program Kampung Iklim (ProKlim) memberikan penghargaan terhadap masyarakat pada lokasi setingkat RW/
Dusun/Dukuh atau setingkat Kelurahan/Desa yang secara berkesinambungan telah melakukan aksi lokal terkait dengan upaya
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Keberadaan kelompok masyarakat dan tokoh lokal penggerak upaya adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim, serta tersedianya instrumen pendukung merupakan faktor penting dalam penilaian usulan Program
Kampung Iklim (ProKlim).

ProKlim diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat akan perubahan iklim dan dampaknya, sehingga terjadi
perubahan pola hidup masyarakat yang tahan akan risiko berubahnya iklim serta rendah emisi karbon yang disesuaikan
dengan prioritas, kebutuhan, pemahaman dan kapasitas masyarakat di wilayah setempat. Beragam kegiatan masyarakat
penerima penghargaan ProKlim menunjukkan bahwa aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bukan sesuatu hal baru dan
sulit untuk dilakukan. Inovasi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan dapat diarahkan untuk
menjawab tantangan masyarakat dengan adanya isu perubahan iklim.

PROGRAM KAMPUNG IKLIM (ProKlim)


Latar Belakang

Persoalan perubahan iklim sudah menjadi fenomena lingkungan yang nyata dan diakui sebagai salah satu
ancaman terbesar bagi kehidupan manusia. LaporanIntergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) Kelompok Kerja-1 yang diluncurkan pada bulan September 2013 terkait dengan penyusunanAssesment
Report ke-5 (AR5), menyebutkan bahwa kenaikan suhu permukaan bumi di wilayah Asia Tenggara pada abad ini
berkisar antara 0,4-1oC dan diperkirakan akan terus meningkat antara 1,5-2oC pada periode 30 tahun
mendatang.

Perubahan suhu yang terjadi saat ini diyakini sebagai akibat terjadinya akumulasi gas rumah kaca (GRK) di
atmosfer. Berbagai kegiatan manusia dalam pembangunan menyebabkan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK)
di atmosfer semakin bertambah, termasuk penggunaan bahan bakar fosil, proses penguraian sampah dan
limbah, penggunaan pupuk kimia serta pembakaran jerami. Keberadaan GRK di atmosfer menyebabkan radiasi
gelombang panjang sinar matahari terperangkap sehingga suhu bumi menjadi naik dan mengakibatkan
perubahan iklim. Peningkatan GRK di atmosfer diperparah oleh berkurangnya luas hutan atau deforestasi yang
mempunyai kemampuan untuk menyerap CO2.

Kenaikan suhu bumi meningkatkan ancaman terhadap risiko terjadinya bencana terkait iklim
seperti banjir, longsor, kekeringan, gagal panen, keragaman hayati, kenaikan muka air laut
serta kesehatan manusia. Perubahan iklim merupakan sebuah realitas yang telah dirasakan
secara luas di berbagai belahan dunia, sehingga diperlukan aksi nyata untuk meningkatkan
ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim serta upaya pengurangan emisi
GRK sebagai komponen yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan.

Penguatan Aksi Lokal

Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program berlingkup nasional yang dkembangkan
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam
melaksanakan aksi lokal untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan
emisi GRK. Melalui pelaksanaan ProKlim, Pemerintah memberikan penghargaan terhadap masyarakat di lokasi
tertentu yang telah melaksanakan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara berkelanjutan.
Pelaksanaan Proklim mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19/2012 tentang
Program Kampung Iklim.

ProKlim dapat dikembangkan dan dilaksanakan pada wilayah minimal setingkat Dusun/Dukuh/RW dan maksimal
setingkat Desa/Kelurahan atau yang dipersamakan dengan itu.

Upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di lokasi ProKlim dapat berupa:

pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor;


peningkatan ketahanan pangan;
pengendalian penyakit terkait iklim;
penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat
angin, gelombang tinggi.
pengelolaan sampah,limbah padat dan cair;
pengolahan dan pemanfaatan air limbah;
penggunaan energi baru terbarukan, konservasi dan penghematan energi;
budidaya pertanian;
peningkatan tutupan vegetasi; dan
pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

KLH menerima pencalonan lokasi yang diusulkan untuk mendapatkan penghargaan ProKlim dari berbagai pihak
yang mengetahui telah dilaksanakannya aksi lokal adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di suatu lokasi secara
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai