Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia dalam
kehidupan saat ini. Bila semula energi listrik hanya dipergunakan untuk keperluan
penerangan dan rumah tangga, kini energi listrik merupakan landasan kehidupan modern,
serta menjadi syarat bagi suatu masyarakat untuk memiliki taraf kehidupan yang tinggi dan
syarat bagi perkembangan industri yang maju. Oleh karena itu, energi listrik yang tersedia
dalam jumlah banyak dan dengan kontiunita pelayanan yang baik merupakan salah satu
kunci keberhasilan dan perkembangan yang pesat pada kehidupan modern sekarang ini.
Dalam memenuhi kebutuhan energi listrik yang besar terutama pada industri, maka
terdapat beberapa jenis pembangkit tenaga listrik, yaitu pusat listrik tenaga air (PLTA),
pusat listrik tenaga uap (PLTU), pusat listrik tenaga gas (PLTG), pusat listrik tenaga panas
bumi (PLTPB), pusat listrik tenaga diesel (PLTD).
Dalam hal pemakaian energi listrik maka pemakaian PLTD sangat menunjang akan
kebutuhan energi listrik karena PLTD merupakan sistem pembangkit yang tidak
terpengaruh terhadap keadaan geografis dan cuaca sehingga dapat bekerja optimal.
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) merupakan salah satu jenis pembangkit milik
PLN yang merupakan pembangkit utama di daerah Kerinci, Jambi dikarenakan masih
minimnya jenis pembangkit baru seperti PLTU atau jenis pembangkit lainnya yang ramah
lingkungan dan biaya operasi bahan bakar yang murah. Pusat Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) Kerinci ini terletak di Koto Lolo.
Untuk kelangsungan proses penyedian dan penyaluran tenaga listrik maka
pemeliharaan PLTD sangat diperlukan untuk menunjang keandalan kerja mesin
pembangkit agar tetap optimal, efisien dan daya mampu unit yang optimum. Berdasarkan
uraian diatas maka pada Kerja Praktek ini penulis tertarik untuk mengangkat suatu judul
Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Pada PLTD Koto Lolo yang ditulis
dalam laporan kerja praktek ini.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diambil suatu
perumusan masalah yang akan dibahas pada Laporan Kerja Praktek ini yaitu :

1. Bagaimana pemeliharaan mesin pembangkit pada PLTD Koto Lolo?


2. Bagaimana pemeliharaan generator pembangkit pada PLTD Koto Lolo ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara pemeliharaan mesin pembangkit pada PLTD Koto
Lolo.
2. Untuk mengetahui cara pemeliharaan generator pembangkit pada PLTD Koto
Lolo.
1.3.2

Manfaat
Adapun manfaat dari kerja praktek ini adalah.
1. Untuk melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan
membandingkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan praktek
yang sebenarnya.
2. Menambah pengetahuan dengan melaksanakan studi langsung yang sesuai
dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
3. Dapat digunakan sebagai referensi untuk mengetahui pengoperasian dan
pemeiharaan mesin PLTD.

1.4 Batasan dan Lingkup Permasalahan


1.4.1 Batasan Masalah
Agar penulisan laporan ini lebih terarah, maka penulis menetapkan batasan masalah
dalam laporan ini adalah :
a. Pemeliharaan mesin diesel pada PLTD Koto Lolo dilakukan dengan 2 cara, yaitu
pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana.
b. Pemeliharaan generator pada PLTD Koto Lolo.
1.4.2

Lingkup Permasalahan
Adapun lingkup permasalahan dari kerja ini ialah pemeliharaan mesin dan

generator pada PLTD Koto Lolo.


1.5 Metode yang digunakan
Dalam menyampaikan data yang sangat menunjang dalam pembuatan laporan
ini, maka penulis menggunakan cara berikut ini antara lain, yaitu:
1. Observasi lapangan

Penulis meninjau langsung ke lapangan dengan ikut dalam aktivitas pada


tempat kerja praktek.
2. Wawancara
Wawancara ini adalah tanya jawab antara penulis dengan para teknisi dan
pembimbing lapangan.
3. Studi Literatur
Penulis mengambil data berkaitan dengan topik laporan dan buku-buku yang
tersedia di perpustakaan atau buku-buku pegangan di tempat kerja praktek.

BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


2.1.1 Sejarah PT.PLN (Persero)

Ketanagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa


perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listik untuk keperluan sendiri.
Perngusahaan tenaga listrik kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda
NV. NIGM memperluas usahanya dibidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di
bidang gas.
Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 agustus 1945,
perusahaan listrik yang dikuasai Jepang direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan
September 1945, lalu diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27
Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Soekarno. Waktu itu
kapasitas pembangkit tenaga listik hanyalah sebesar 157,5 MW.
Tanggal 1 Januari 1961, dibentuk BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan
Listrik Negara) yang bergerak dibidang listik, gas dan kokas. Tanggal 1 januari 1965,
BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk dua perusahaan Negara yaitu Perushaan Lisrik Negara
(PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola
gas. Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara
sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui peraturan
pemerintah No 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.
Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sector swasta untuk bergerak
dalam bisnis penyediaan tenaga listrik sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni
1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum (Persero) menjadi PT. PLN (Persero).
2.1.2 Sejarah PLTD Koto Lolo
Sejarah singkat penyediaan tenaga listik di daerah Sungai Penuh Jambi diawali
pada tahun 1932. Pada saat itu penjajahan Belanda yang menduduki daerah tersebut
mendirikan pertama kali perusahaan tenaga listrik swasta di desa Koto Pandan Sungai
Penuh. Perusahaan tenaga listrik tersebut didirikan oleh tuan Breker, seorang yang
berkebangsaan Jerman.
Pada tahun 1942, pada masa penjajahan Jepang menduduki Indonesia perusahaan
listrik tersebut di ambil alih oleh Jepang. Pengoperasian pembangkit listrik tersebut
dipimpin oleh Bortius. Kemudian pada tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan melawan
sekutu dan Indonesia telah merdeka, setelah itu pengoperasian perusahaan tenaga listrik
tersebut diambil alih oleh pemerintah Indonesia.

Tahun 1948 pada masa agresi militer Belanda II perusahaan tenaga listrik ini
kembali diambil alih oleh pemerintah Belanda. Pada akhirnya Pemerintah Indonesia
kembali mengambil alih pengoperesian perusahaan tenaga listrik tersebut, tepatnya pada
tahun 1950 dengan nama perusahaan listrik dan gas, yang merupakan cabang dari
Bukittinggi dari tahun 1950 sampai tahun 1960.
Pada tahun 1960 sampai sekarang namanya berubah menjadi Perusahaan Listrik
Negara (PLN) dan PLN Ranting sungai penuh berada di bawah PT. PLN (Persero) Wilayah
II Cabang Padang. Selanjutnya PLN Wilayah III Cabang Padang Rayon Sungai Penuh
mempunyai pusat pembangkit tenaga listrik umum yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) Koto Lolo.
Dalam Operasinya PLN Rayon Sungai Penuh dibantu oleh pos jaga yang tersebar
diseluruh tingkat kecamatan. Saat ini pada PLN Rayon Sungai Penuh terdapat 8 pos jaga.
Operasi pembangkit dilakukan oleh unit pembangkit PLTD Koto Lolo yang berada di jalan
Muradi. Didalam sebuah power house yang terdapat 11 unit mesin diesel milik PLN dan
teradapat 14 unit mesin diesel Sewa yang beroperasi dan generator serta peralatan bantu
lainnya. Untuk pelayanan pelanggan dan managerial dipusatkan di kantor PLN Rayon
Sungai Penuh Jambi tetapi sejak tanggal 26 Agustus 2010, di resmikanlah PLTD Koto
Lolo untuk berdiri sendiri menjadi PT.PLN (Persero) Wilayah Sumbar Cabang Padang
Unit Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Koto Lolo.
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat Area Padang
Unit PLTD Koto Lolo dapat lihat pada bagan dibawah ini :

Gambar 2.1 Struktur organisasi PLTD Koto Lolo


Struktur organisasi PT.PLN (Persero) Wilayah Sumbar Area Padang Unit
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Koto Lolo merupakan susunan yang didalamnya
terdapat bagian-bagian yang saling mendukung satu sama lainnya untuk mencapai tujuan
dari perusahaan.
Adapun tanggung jawab dan tugas pokok pemegang jabatan pada sub unit
pelaksanaan PLTD Koto Lolo, yaitu :
a. Manager PLTD
Manager PLTD mengelola dan melaksanakan kegiatas pengoperasian dan
pemeliharaan mesin pembangkit di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata
kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor cabang untuk menghasilkan
pelayanan, mutu dan keandalan pasokan listrik.
Tugas pokoknya :
1. Menyusun rencana kerja pembangkitan sebagai pedoman kerja dalam
melaksanakan tugas.
2. Mengarahkan pengoperasian system pembangkitan berdasarkan pola
operasi untuk mengoptimalkan pengusahaan.
3. Memantau pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan pembangkit untuk
keandalan operasi.
4. Menganalisa dan

mengevaluasi

laporan

gangguan

pada

instalasi

pembangkit.
5. Menyusun laporan pemakaian bahan bakar dan pelumas.
6. Menyusun rencana operasi mesin pembangkit secara bulanan dan
mingguan untuk dapat diketahui beberapa kekuatan tenaga listrik yang
dapat dibangkitkan dalam kurun waktu tertentu.
7. Menyusun data pendukung RKAP operasi/ investasi sebagai bahan usulan
ke cabang.
b. Sub Operasi
Tugas pokoknya :
1. Melaksanakan pengoperasian satuan mesin pembangkit diesel.
2. Melaksanakan pengoperasian pennyaluran tenaga listrik.
3. Menjaga mutu dan kehandalan tenaga listrik yang disalurkan.
4. Mengambil langkah preventif terhadap gangguan satuan pembangkit
diesel.
5. Membuat laporan sesuai dengan kegiatannya.
6. Melaksanakan keselamatan ketenagalistrikan (K2).

c. Sup Pemeliharaan Pembangkit


Tugas pokoknya :
1. Melaksanakan pemeliharaan mesin dan alat bantu pada satuan mesin
pembangkit diesel di PLTD.
2. Mengastasi gangguan mesin pada saluran pembangkit diesel.
3. Melaksanakan pengendalian biaya pemeliharaan mesin dan alat bantu.
4. Membuat laporan sesusai bidang tugasnya.
d. AO Keuangan & ADM
Tugas pokoknya :
1. Melaksanakan administrasi PLTD.
2. Melaksanakan kegiataan rumah tangga PLTD.
3. Melaksanakan pengedalian material pembangkit.
4. Membuat Laporan sesusai bidang tugasnya.
e. K3 dan Lingkungan
Tugas pokoknya :
1. Melaksanakan kegiatan pengelolaan & keselamatan kerja.
2. Mengidentifikasi sumber bahaya & menginventarisir peralatan K3
dilingkungan pusat listrik.
f. AO Keamanan dan K2
Tugas pokoknya :
1. Menjaga dan memastikan keamanan di lingkungan kerjanya.
2. Mengawasi pemakaian APD di lingkungan kerja.
3. Melaksanakan pengendalian AMDAL di lingkungan kerjanya.
2.3 Aktifitas Perusahaan
PLTD Koto Lolo merupakan pusat listrik di daerah kerinci yang dimiliki oleh PLN.
PLTD ini beraktifitas untuk menjual listrik ke masyarakat sekitar di antaranya daerah
Sungai Penuh, Kayu Aro, Semurup dan Rawang. PLTD ini beraktifitas selama 24 jam
untuk membangkitkan listrik. Pengecekan mesin pada PLTD ini dilakukan selama satu jam
sekali seperti pengecekan suhu mesin, suhu air radiator, tekanan air radiator, tekanan oli
dan pengecekan minyak. PLTD melakukan penambahan daya setiap harinya ketika terjadi
beban lebih dengan cara penambahan pengoperasian mesin. Pada pukul 18.00- 22.00 WIB
PLTD melakukan pemadaman bergilir setiap harinya dikarenakan daya yang dihasilkan
tidak mencukupi.

BAB III
PEMELIHARAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL PADA PLTD
KOTO LOLO

3.1 Studi Literatur


Dalam beberapa tulisan telah banyak disinggung mengenai pengoperasian dan
pemeliharaan mesin pembangkit pada PLTD, hal ini dapat dilihat dari berbagai literatur
sebagai berikut:
Muh. Taqdir Nur (2012) telah melakukan kajian tentang Manajemen Perawatan
Pembangkit. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pemeliharaan terbagi atas dua jenis
yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance. Overhoul atau turun mesin atau
disebut juga perawatan total atau perawatan besar adalah menyangkut perencanaan waktu,
jadwal pekerjaan dari penggantian atau pembaruan atau juga rekondisi dari tiap-tiap bagian
dari mesin.
Hendrik (2011) telah melakukan kajian tentang Analisis Perawatan (Maintenance)
Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (Pltd) Pada PT. PLN (Persero) Cabang Rengat
Wilayah Riau Di Desa Kota Lama Kabupaten Inhu. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
dari hasil uji F variabel Tenaga Kerja Bagian Perawatan dan pengawasan secara bersamasama berpengaruh dan signifikan terhadap Perawatan pada PT. PLN (PERSERO) Cabang
Rengat Wilayah Riau di Desa Kota Lama. Dan dari hasil Uji t menunjuk bahwa variabel
Pengawasan paling dominan berpengaruh terhadap Perawatan kemudian Tenaga Kerja
Bagian Perawatan pada PT. PLN (PERSERO) Cabang Rengat Wilayah Riau di Desa Kota
Lama. Berdasarkan perhitungan nilai koefesien determinasi (R2) sebesar 0.586. Hal ini
menunjukkan bahwa secara simultan Tenaga Kerja Bagian Perawatan dan Pengawasan

sebesar 58,60% terhadap perawatan pada PT. PLN (PERSERO) Cabang Rengat Wilayah
Riau di Desa Kota.
Syahruddin (2012) telah melakukan kajian tentang Analisis Sistem Perawatan
Mesin Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)Sebagai Dasar
Kebijakan Perawatan yang Optimal di PLTD X. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
erdasarkan hasil perhitungan terjadi peningkatkan keandalan pada komponen-komponen
kritis. Peningkatan terbesar pada exhaust valve rocker armyaitu: 66,00% dan terkecil pada
exhaust valve seat yaitu: 7.63%. Selain itu terjadi penurunan total biaya perawatan pada
komponen-komponen kritis. Penurunan terbesar pada gasket yaitu: 45.85% dan terkecil
pada exhaust valve rocker arm yaitu: 10,29%. Dalam halini interval perawatan untuk
seluruh komponen kritis dapat dijadikan dasar kebijakan perawatan yang optimal.
Frederik Demmatacco (2013) telah melakukan kajian tentang Optimalisasi Sistem
Perawatan Dan Perbaikan Terencana Mesin Produksi Berdasarkan Analisis Keandalan
Pada Pltd Hatiwe Kecil Kota Ambon. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Berdasarkan
perhitungan didapatkan komponen yang bersifat kritis adalah Cylinder Head, Inlet valve,
Gasket, Exhaust Valve Housing, Exhaust Valve. Interval waktu perawatan komponen
ditentukan berdasarkan metode RCM.
Sulaeman (2013) telah melakukan kajian tentang Perbaikan Penurunan Daya
Mampu Dan Pemeliharaan Mesin Diesel Kapasitas 1000 Kw Di PLTD Koto Lolo. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa mesin pembangkit yang digunakan di PLTD Koto Lolo
adalah Yanmar 12 NHL-ETP dengan kapasitas terpasang 1000KW. Pada saat dioperasikan
mesin tidak mampu mencapai daya maksimum. Penurunan daya mampu (derating)
disebabkan kondisi mesin tidak cocok dengan kondisi lingkungan dan beban kerja. Sistem
pemeliharaan prediktif yang dilakukan di PLTD tidak sesuai dengan Satuan Pembangkit
Diesel (SPD). Sistem pemeliharaan yang sebaiknya dilakukan adalah Pemeliharaan
Preventif.
3.2 Teori Dasar
3.2.1 Sistem Pembangkit
Tenaga listrik merupakan kebutuhan bagi kehidupan modern, dan tersediannya
dalam jumlah dan mutu yang cukup menjadi syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki
taraf yang baik dan perkembangan industri yang baik pula.

10

Dalam penyedian dan penyaluran listrik di daerah Kerinci, maka PT PLN (Persero)
wilayah III Cabang Padang Ranting Sungai Penuh menggunakan beberapa mesin
pembangkit. Sistem pembangkit yang digunakan umumnya adalah menggunakan mesin
diesel sebagai penggerak mula atau yang lebih dikenal dengan nama PLTD (Pusat Listrik
Tenag Listrik). Pusat pembangkit yang utama PLN Sungai Penuh adalah PLTD Koto Lolo
yang mempunyai 11 unit diesel dengan kapasitas daya mampu 6,45 MW dan dalam
operasionalnya dibantu mesin sewa PT. Bima Golthens P. dengan daya mampu 2,4 MW
dan mesin sewa PT. Sinarindo dengan daya mampu 8,5 MW.

Gambar 3.1 Single Line Diagram PLTD Koto Lolo


Pada pusat listrik tenaga diesel (PLTD) di koto lolo ini dapat menghasilakan daya
sebesar 11,495 MW. Kemudian daya yang dihasilkan dari PLTD koto lolo tersebut di
simpan pada trafo step up, yang dimana trafo step up berfungsi menaikan tegangan dari 6,3
kV menjadi 20 kV. Kemudian tegangan tersebut masuk kesaluran distribusi. Lalu tegangan
yang di saluran distribusi tersebut dimasukan ke trafo step down, yang dimana fungsi trafo
step down tersebut berfungsi menurunkan tegangan dari 20 kV menjadi 380 V dan 220 V.
Setelah tegangan diturunkan menjadi 380 V dan 220 V lalu tegangan dialirkan ke
konsumen.
3.2.1.1 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
PLTD adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai
penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai
fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.
Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang
dipergunakan untuk memutar rotor generator. Unit PLTD adalah kesatuan peralatanperalatan utama dan alat-alat bantu serta perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan
kerja, membentuk sistem untuk mengubah energi yang terkandung didalam bahan bakar
minyak menjadi tenaga mekanis dengan menggunakan mesin diesel sebagai penggerak
utamanya dan seterusnya tenaga mekanis tersebut diubah oleh generator menjadi tenaga

11

listrik. PLTD biasa digunakan sebagai pusat listrik untuk mengatasi adanya beban puncak
yang sewaktu-waktu bisa muncul.
Dalam penyedian dan penyaluran listrik di daerah Koto Lolo Kerinci, PT. PLN
(Persero) menggunakan beberapa mesin pembangkit. Sistem pembangkit yang digunakan
seluruhnya adalah menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula atau lebih dikenal
dengan nama PLTD (Pusat Listrik Tenaga Diesel).
a. Keuntungan pembangkit listrik tenaga diesel:
1. Susunan desain dan konstruksi dari pondasi pembangkt diesel sederhana
dan murah.
2. Proses start dan pemasukan beban cepat tanpa adanya cadangan rugi-rugi
dan memeliki efisiensi tinggi.
3. Pembangkit dapat dibangun dekat dengan beban.
b. Kerugian pembangkit listrik tenaga diesel:
1. Kapasitas pembangkit kecil.
2. Biaya operasi, pemeliharaan dan perbaikannya relatif tinggi.
3. Jangka waktu daya guna pembangkit relatif singkat.
4. Kapasitas beban lebih (Over Load Capacity) kecil.
Untuk dapat menyalurkan energi listrik yang optimal ke konsumen maka
keseluruhan diesel yang ada di PLTD Koto Lolo diparalelkan supaya:
a. Dapat menjaga kekontiniuan penyaluran daya ke beban jika salah satu
generator mengalami gangguan.
b. Mempermudah pengantisipasian bila terjadi gangguan pada sistem jaringan
atau mesin.
c. Mempermudah pengaturan atau pengotrolan mesin jika terjadi kenaikkan
ataupenurunan beban.
3.2.1.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam
tangki penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian
disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank). Jika bahan bakar adalah
bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke Pengabut
(nozzel), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya hingga manjadi kabut, sedangkan jika
bahan bakar adalah bahan bakar gas (BBG) maka dari daily tank dipompakan ke
convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk diatur tekanannya.
Kemudian menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara
start melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger. Di

12

dalam turbocharger tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih dahulu. Udara yang
dialirkan pada umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai 600C.
Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang bakar
(combustion chamber). Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau nozzel (untuk
BBM) kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber). Di dalam
mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni
yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (35 - 50 atm), sehingga
temperatur di dalam silinder naik. Pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder
yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan
menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan bahan bakar.
Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada
poros engkol diubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar
dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan
batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik
torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft), sebaliknya gerak
rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator. Oleh
generator energi mekanis ini diubah menjadi energi listrik sehingga terjadi gaya gerak
listrik (GGL). Gaya gerak listrik (GGL) terbentuk berdasarkan hukum faraday.
Hukum faraday menyatakan bahwa jika suatu penghantar berada dalam suatu
medan magnet yang berubah-ubah dan penghantar tersebut memotong garis-garis magnet
yang dihasilkan maka pada penghantar tersebut akan diinduksikan gaya gerak listrik.
Tegangan yang dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan trafo step up agar
energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Prinsip kerja trafo berdasarkan hukum
ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan medan
magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo
dialiri arus bolak-balik maka timbul garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan
terjadi induksi.
Kumparan sekunder satu inti dengan kumparan primer akan menerima garis gaya
magnet dari primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di sisi sekunder juga timbul
induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat beda tegangan menggunakan
saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di sisi beban tegangan listrik
diturunkan kembali menggunakan trafo step down (jumlah lilitan sisi primer lebih banyak
dari jumlah lilitan sisi sekunder).

13

Dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian disalurkan
melalui sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu induk ini disalurkan
serta dibagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran distribusi. Ada pula pelanggan yang
mendapat pelayanan langsung dari saluran transmisi biasanya pelanggan ini membutuhkan
tegangan yang besar dan daya yang besar pula, seperti telah diterangkan sebelumnya
bahwa prinsip dasar pembangkitan tenaga listrik terdapat pada pengubahan energi mekanik
ke dalam energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), prinsip kerjanya berbeda dengan
pembangkit listrik lainnya. Sebenarnya energi penggerak PLTD ini adalah bahan bakar
minyak karena bahan bakar merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mesin diesel
tersebut, maka disebut juga pembangkit tenaga diesel. Diesel ini merupakan satu unit
lengkap yang langsung menggerakkan generator dan menghasilkan energi lsitrik.

3.2.2 Komponen Utama PLTD


Untuk dapat mengoperasikan mesin diesel perlu adanya peralatan bantu yang
berfungsi sebagai penunjang dalam beroperasinya mesin diesel, dimana peralatan bantu
tersebut menggunakan motor-motor. Peralatan tersebut adalah:
1. Mesin Diesel
Mesin Diesel adalah suatu alat yang berfungsi untuk pemutar generator.

Gambar 3.2 Mesin Diesel


(Sumber: PLTD Koto Lolo)
2. Generator
Generator adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan energi listrik.
Gambar 3.3 Generator

14

(Sumber: PLTD Koto Lolo)


3. Tangki bahan bakar
Tangki bahan bakar adalah suatu alat yang berfungsi untuk menampung bahan
bakar solar yang digunakan untuk bahan bakar diesel.

Gambar 3.4 Tangki Bahan bakar


(Sumber: PLTD Koto Lolo)
4. Kompresor (air compressor) dan motor start.
Kompresor adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan
tinggi yang kemudian digunakan untuk menghidupkan mesin diesel.

Gambar 3.5 Kompresor


(Sumber : PLTD Koto Lolo)
5. Pompa pelumas mula (pre-lubrication pump)

15

Pompa pelumas mula adalah suatu alat yang berfungsi untuk memompa oli ke
dalam mesin diesel pada saat mesin tersebut akan dihidupkan

Gambar 3.6 Pompa Pelumas


(Sumber: PLTD Koto Lolo)
6. Pompa air pendingin dalam (raw cooling water pump)
Pompa air pendingin dalam adalah suatu alat yang berfungsi untuk memompa air
radiator.

Gambar 3.7 Pompa Air Pendingin Dalam


(Sumber: Internet)
7. Kipas menara pendingin alam

16

Kipas menara pendingin alam adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendinginkan
air radiator.

Gambar 3.8 Kipas Menara Pendingin Alam


(Sumber: PLTD Koto Lolo)
8. Pompa penyalur bahan bakar (fuel transfer pump)
Pompa penyalur bahan bakar adalah suatu alat yang berfungsi untuk menjaga
pasokan bahan bakar di dalam injection pump.

Gambar 3.9 Pompa Penyalur Bahan Bakar


(Sumber: PLTD Koto Lolo)

17

Mesin pembangkit di PT. PLN (Persero) yang terletak di Koto Lolo Kerinci
mempunyai peranan yang vital untuk kelangsungan kegiatan diberbagai segi di daerah
Kerinci. Oleh karena itu pembangkit listrik ini sama sekali tidak boleh
3.2.3

Mesin Diesel
Mesin diesel merupakan salah satu dari komponen utama PLTD. Mesin diesel

diciptakan pertama kali oleh Rudolf Diesel pada tahun 1898, dua puluh tahun setelah
penemuan motor gas empat langkah oleh Nikolaus Otto. Karakteristik utama dari mesin
diesel yang membedakannya dari motor bakar lainnya adalah metode penyalaan bahan
bakar. Pada mesin diesel bahan bakar diinjeksikan dalam bentuk kabut halus yang
bersinggungan dengan udara bertekanan tinggi. Selama kompresi udara dalam silinder
maka suhu udara meningkat, ketika bahan bakar diinjeksikan dalam bentuk kabut halus
yang bersinggungan dengan udara panas menimbulkan percikan api yang menyebabkan
titik nyala bahan bakar tercapai. Prinsip kerja tersebut biasa disebut juga mesin penyalaan
kompresi (compression ignition engine).
Penggerak utama yang digunakan pada PLTD Koto Lolo adalah mesin diesel,
dilengkapi dengan turbo charger yang menambah kerja mesin dengan cara memanfaatkan
tekanan gas buang untuk memutar turbin pada perangkat turbo yang berfungsi untuk
memanfaatkan campuran bahan bakar sehingga untuk kerja mesin meningkat, terutama
sekali pada saat beban yang berat dimana diperlukan tenaga yang kuat untuk memutar
generator.

Gambar 3.10 Mesin Diesel


(Sumber: PLTD Koto Lolo)
Bagian-bagian pada mesin diesel yang sering mengalami gesekan:

18

1. Piston
Piston pada mesin merupakan salah satu komponen dari mesin pembakaran dalam
yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada
ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft), melalui batang piston
(connection rod). Piston terdiri dari beberapa bagian: ring piston (ring oli dan ring
kompresi), pin piston, batang piston, piston skirt dan piston chrome.
2. Silinder Linier
Silinder linier adalah lapisan metal pada dinding silinder yang berinteraksi
langsung dengan ring piston. Jadi selain ring piston, silinder linier juga ikut aus dan harus
diganti bila piston mengalami pergantian.
3. Camshaft
Camshaft adalah salah satu komponen dari mesin diesel yang berfungsi untuk
mengontrol buka tutupnya valve inlet, valve exhaust dan pompa bahan bakar. Camshaft
biasanya mengalami gesekan dengan bearing camshaft sehingga terjadi keausan.
4. Poros Engkol (Crankshaft)
Poros engkol (cranksaft) adalah salah satu komponen mesin diesel yang berfungsi
untuk mengubah gerakan naik turun piston menjadi gerakan berputar dan mengantarkan
energi putaran tersebut ke generator.
3.2.4

Generator
Generator merupakan suatu peralatan listrik yang dapat mengkonversikan energi

mekanik (gerak) menjadi energi listrik. Apabila kumparan medan dialiri arus maka akan
timbul fluks utama pada generator, karena rotor diputar, maka akan menyebabkan
terjadinya pergerakan relatif antara fluks dengan kumparan jangkar stator.

19

Gambar 3.11 Generator


(Sumber: PLTD Koto Lolo)
Dalam hal ini fluks tersebut akan memotong batang-batang konduktor dari
kumparan jangkar, sehingga akan mengakibatkan terinduksinya tegangan pada kumparan
jangkar.
Generator listrik bekerja berdasarkan hukum induksi Faraday, dimana jika ada
perubahan fluks magnet yang mengenai suatu konduktor, maka pada konduktor tersebut
terjadi emf terinduksi.
e=-N

.........................................................................................................................(1.1)

dimana:
e = ggl yang dibangkitkan (volt)
= fluks magnetic
N = jumlah lilitan
Tanda minus disini hanya menunjukan arah saja jika ada arus terinduksi yang
timbul. Kemudian jika konduktor tersebut membentuk suatu rangkaian tertutup akan
mengalir arus terinduksi pada rangkaian tersebut yang berarti mendapatkan energi listrik.
Generator AC dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
a. Generator sinkron

20

Istilah sinkron digunakan pada generator jenis ini karena rotor berputar dengan
kecepatan sudut yang sama dengan kecepatan sudut perputaran pole-pole stator yang
berupa electromagnet AC. Konstruksi mesin sinkron terbagi atas dua bagian yaitu bagian
yang bergerak (rotor) dan bagian yang diam (stator).
Pada rotor terdapat kumparan medan sedangkan pada stator terdapat kumparan
jangkar. Arus searah untuk menghasilkan fluks pada kumparan medan dialirkan ke rotor
melalui cincin. Kumparan jangkar yang terdiri atas sebuah kumparan dengan N lilitan.
Penampang berupa dua sisi kumparan a dan a yang berada pada celah sempit yang
terdapat di kedua ujung garis tengah yang saling berhadapan dari lingkaran dalam stator.
Konduktor yang menyusun sisi-sisi kumparan tersebut terletak sejajar sumbu mesin dan
dihubungkan secara seri oleh ujung-ujungnya. Rotor diputar pada suatu kecepatan tetap
oleh sebuah penggerak mula yang dihubungkan pada sumbunya. Lintasan fluks berupa
garis putus-putus.
Kecepatan sinkron untuk mesin arus bolak-balik dan hubungannya dengan banyak
kutup dinyatakan dengan:
n=

..........................................................................................................................(1.2)

dimana:
n = kecepatan putaran generator (rpm)
f = frekuensi kerja (Hz)
P = jumlah kutub
Jika pada medan magnet diputar pada suatu kumparan, maka akan terjadi
perubahan fluks pada medan magnet tersebut, karena fluks yang berubah-ubah maka pada
kumparan akan timbul arus listrik sebesar:
e = Blv.............................................................................................................................(1.3)
Dimana:
e = ggl yang dibangkitkan (volt)
B = kerapatan fluks (Wb)
I = panjang kumparan (m)
V = kecepatan (m/detik)

b. Generator Asinkron

21

Istilah asinkron digunakan pada generator jenis ini karena rotor beputar dengan
kecepatan sudut yang tidak sama dengan kecepatan sudut perputaran pole-pole stator yang
berupa elektromagnet AC. Konstruksi mesin asinkron terbagi atas dua bagian yaitu bagian
yang bergerak (rotor) dan bagian yang diam (stator).
Bagian stator dari mesin ini sama seperti pada mesin sinkron, namun bagian rotor
berupa selinder besi yang pada pinggirnya terdapat pada slot-slot yang diisi oleh batangbatang tembaga yang dihubungkan oleh cincin-cincin pada kedua sisi ratanya mirip sebuah
sangkar. Jadi rotor pada keadaan awalnya tidak berupa dipol magnet. Ketika pole-pole
electromagnet AC pada stator berputar, batang-batang konduktor rotor mempunyai
kecepatan relatif terhadap medan magnet sehingga akan timbul emf terinduksi.
Ketika masing-masing batang konduktor tadi dihubungkan oleh cincin, maka
mengalirlah arus terinduksi. Dengan demikian rotor sekarang dipol magnet dan ikut
berputar karena dipol magnet cenderung menempatkan diri sejajar dengan medan magnet
luar. Dalam hal ini mesin dikatakan berfungsi sebagai rotor.
Namun pada peristiwa ini rotor berputar dengan kecepatan sudut yang lebih kecil dari pada
kecepatan pole-pole stator. Jika ada momen gaya mekanik dari luar yang bekerja pada rotor
sehingga kecepatan sudut rotor lebih besar dari pada kecepatan putar pole-pole stator,
maka akan timbul emf terenduksi dan arus terinduksi dengan arah yang berlawanan dengan
sebelumnya pada rotor, karena adanya arus terinduksi tersebut maka timbul momen gaya
elektromagnet yang melawan momen gaya mekanik dan tercapailah kesetimbangan
dinamis dimana rotor berputar dengan kecepatan sudut tertentu yang lebih besar dari pada
kecepatan putaran pole-pole stator. Momen gaya mekanik bekerja pada rotor yang
berputar, momen gaya mekanik melakukan usaha yang dikonversikan menjadi energi
listrik.
Jenis-jenis generator yang digunakan pada PLTD Koto Lolo adalah sebagai berikut:
a. Toyodenki
Berikut ini adalah spesifikasi dari generator toyodenki:
1. Merk Generator : Toyodenki
2. Model type
: 6B8715S
3. Phase
: 3 fhasa
4. Output
: 1285 kVA
5. Volt
: 6.3 kV
6. Amp
: 68.7 A
7. Cos
: 0.8
8. Frekuensi
: 50 Hz
9. Rpm
: 750
10. Eksitasi
:109.2 Volt, 13 Ampere
11. Berat
: 5 ton

22

12. Tahun

: 1982

b. Pindad
Berikut ini adalah spesifikasi dari generator pindad :
1. Merk Generator : pindad
2. Model type
: IF C1633 BHC63-Z
3. Kelas
:F
4. Phase
: 3 fhasa
5. Output
: 1520 kVA
6. Volt
: 6.3 kV
7. Amp
: 139 A
8. Cos
: 0.8
9. Frekuensi
: 50 Hz
10. Rpm
: 750
11. Eksitasi
:73 Volt, 14 Ampere
12. Berat
: 9,5 ton
3.2.5

Transformator
Transformator sering disebut juga dengan trafo. Trafo adalah alat listrik yang dapat

memindahkan dan mengubah energi listrik kerangkaian listrik yang lain, melalui
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip elektromagnetik. Transformator pada unit
pembangkit berfungsi untuk menyamakan tegangan output generator dan tegangan bus bar,
dan untuk instrument ukur serta instrumen proteksi. Trafo terdiri dari dua gulungan kawat
yang terpisah satu sama lain, dan dibelitkan pada inti yang sama.

Gambar 3.12 Transformator


(Sumber: PLTD Koto Lolo)

23

Daya listrik dipindahkan dari kumparan primer ke kumparan sekunder dengan


perantara garis gaya magnet (fluk magnit) yang dibangkitkan oleh aliran listrik yang
kumparan sekunder, fluk magnet yang dibangkitkan oleh kumparan primer harus berubahubah (berosilasi). Untuk memenuhi hal ini, aliran listrik yang mengalir melalui kumparan
primer haruslah aliran listrik bolak-balik (AC).
Saat kumparan primer dihubungkan dengan sumber listrik bolak-balik, pada
kumparan primer timbul gaya gerak magnet bersama yang bolak-balik juga. Dengan
adanya gaya gerak magnet ini, disekitar kumparan primer timbul fluk magnet bersama
yang juga bolak-balik. Adanya fluk magnet pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul
gaya gerak listrik induksi sekunder. Kombinasi antara gaya gerak magnet induksi sekunder
dan primer disebut induksi bersama atau mutual induksi.
3.2.6 Kinerja Mesin Pembangkit
3.2.6.1 Jenis-Jenis MesinPembangkit PLTD Koto Lolo
Jenis-jenis mesin pembangkit yang digunakan pada PLTD Koto Lolo adalah
sebagai berikut :
a. Ruston
Berikut ini adalah spesifikasi dari mesin ruston :
1. Engine tipe
: 16 RKC
2. Rating to ISO
: 3046/1 (BS 5314/1)
3. Dry weight
: 22752 kg
b. Yanmar
Berikut ini adalah spesifikasi dari mesin yanmar:
1. Engine tipe
: 16 NHL-ETP
2. No seri
: 0416-HJG
3. Dry weight
: 17782 kg
3.2.6.2 Sistem PLTD
Pada sistem pengoperasian Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ada beberapa
sistem yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Sistem udara dan gas buang


Sistem starter
Sistem pelumasan
Sistem air pendingin
Sistem bahan bakar

a.) Sistem Udara dan Gas Buang


Dalam sistem udara dan gas buang terdapat komponen yaitu :

24

1.

Kompressor Udara
Kompressor udara berfungsi sebagai pengisi udara start awal mesin.

2.

Turbocharger
Turbocharger sebagai pemompa udara ke dalam silinder untuk menambah
tekanan udara untuk menghasilkan daya mesin yang lebih besar, sehingga
dapat meningkatkan efisiensi mesin.

Udara sangat diperlukan dalam proses pembakaran, dimana udara tersebut diambil
langsung dari udara atmosfer. Sistem udara masuk berfungsi menyediakan udara bersih
yang cukup untuk proses pembakaran beban bakar didalam silinder. Pada PLTD unit
pembangkit I SWD sistem udara masuknya menggunakan sistem turbocharger yang terdiri:

Turbin
Blower
Intercooler

Sistem turbocharger memanfaatkan gas buang yang keluar dari silinder untuk
memutar turbin yang dikopel langsung dengan poros blower/kompresor. Selanjutnya
kompresor tersebut menghisap udara masuk ke silinder. Udara yang dihisap pada
temperatur sekitar 300C dengan tekanan 1 atm (1,033Kg/cm2) dan akan keluar dari
kompresor sekitar 1200C dengan tekanan 1,5 Kg/cm2
Dengan temperatur udara yang tinggi ini (1200C) maka udara tersebut perlu
didinginkan karena temperatur udara yang diinginkan dalama proses pembakaran
500C.Udara tersebut didinginkan dengan menggunakan intercooler sebelum masuk ke
silinder.
Sistem intercooler pada PLTD Koto Lolo menggunakan air yang sudah melalui
chemical water treatment. Kemudian masuk kedalam intercooler dan disirkulasikan dengan
pompa, lalu masuk kedalam radiator untuk didinginkan kembali. Temperatur air
pendinginyang masuk ke intercooler 700C dan yang keluar 800C.Kemudian udara dari
intercooller masuk ke intake manifold untuk diturunkan tekanannya dan kandungan air
didalam udara dipisahkan dengan cara diembunkan. Udara tersebut masuk ke ruang bakar
untuk selanjutnya dikompresi.
Pada akhir langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan ke dalam silinder sehingga
terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dan udara. PLTD SWD hanya menggunakan
1 turbocharger perunit. Putaran turbocharger tersebut adalah 14.000 rpm.

25

b.) Sistem Starter


Sistem PLTD ini menggunakan sistem udara tekan yang berfungsi untuk start
awal,sistem ini menggunakan sebuah botol angin / tangki udara dimana udara diambil dari
udara sekitar melalui sebuah kompresor.Udara dikompresi masuk kedalam tangki
angin.Pada tangki angin tersebut dilengkapi valve dan manometer yang berfungsi untuk
mengukur tekanan udara didalam tangki.Pada saat akan start awal valve dari tangki angin
dibuka sehingga udara yang bertekanan tersebut masuk pada sebuah starting valve yang
akan terhubung secara otomatis pada saat valve tangki angin dibuka,lalu masuk keruang
bakar.Sebelum masuk ke starting valve,udara melewati sebuah reduce dan filter.
Setelah mesin beroperasi secara normal, maka kran tangki angin segera ditutup
karena suplay udara berikutnya menggunakan udara yang masuk dari intake manifold
(diambil dari sistem turbocharger).
Kalau mesin diesel distart maka poros engkolnya harus diputar oleh alat dari luar
sedemikian rupa sehingga udara didalam silinder ditekan pada TMA sampai suatu tekanan
yang apabila bahan bakar diinjeksikan akan menyala dan menghasilkan langkah daya.
Terdapat dua persyaratan penting yang harus dipenuhi untuk menstart :

Kecepatan cukup, kecepatan menstart tergantung pada jenis dan ukuran mesin,
keadaannya dan suhu udara keliling apabila kecepatan menstart tidak
mencukupi maka akan menurunkan tekanan kompresi dan suhu pada akhir
langkah dibawah yang diperlukan untuk menyalakan bahan bakar yang

diinjeksikan.
Perbandingan kompresi tepat, kalau perbandingan kompressi tidak cukup tinggi
maka suhu akhir dari pengisian udara tekan juga akan terlalu rendah untuk
penyalaan.

Pada mesin diesel yang digunakan pada PLTD Koto Lolo jenis SWD menggunakan
metode penstater udara dalam menjalankan awal mesin, menggunakan penstater udara
untuk mesin besar agar udara tekan mudah untuk diproduksi, mudah untuk disimpan.
Penstater udara sangat sesuai untuk mesin diesel besar yang memerlukan
penggunaan energi besar dalam waktu singkat. Penekanan udara kedalam tangki dan
penggunaan udara dari tangki dapat memberikan energi yang diperlukan sejumlah yang
dikehendaki. Tekanan udara penstater pada suatu mesin diesel biasanya 150 sampai 300

26

psi, mesin injeksi udara mempunyai kompresor udara tekanan tinggi dan untuk
memperkecil ukuran tangki udara, digunakan tekanan udara dari 500 sampai 700 psi.
Volume tangki udara yang diperlukan untuk menstart mesin dapat diambil sebesar
15 sampai 20 kali lipat perpindahan torak total untuk mesin kecil. Udara tekan yang
digunakan untuk menstart dapat dikembalikan dalam jangka waktu yang relatif lama
setelah mesin distart, oleh sebab itu kompresor udara bisa kecil dan tidak memerlukan
banyak daya. Kompresor dapat digerakkan langsung dari mesin atau dari sumber daya
terpisah, misalnya motor bakar kecil yang distart dengan tangan atau motor listrik.
c.) Sistem Bahan Bakar
Didalam sistem bahan bakar terdapat komponen-komponen tambahan seperti :
1.

Injektor
Injektor berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar ke ruang bakar agar terjadi

pengabutan sempurna sehingga dapat berlangsung pembakaran yang sempurna


dalam waktu singkat.
2.

Pengatur Bahan Bakar


Pengatur bahan bakar berfungsi untuk mengatur jumlah pemakaian bahan

bakar, agar kecepatan putaran mesin tetap konstan dalam keadaan beban yang
berubah-ubah. Kenyataannya beban tidak melampaui beban maksimum yang dapat
dibawa oleh mesin.
3.

Fuel Booster Pump


Fuel booster pump berfungsi untuk mendistribusikan bahan bakar dari tangki

bahan bakar ke injection pump di setiap silinder.


Bahan bakar yang digunakan pada sistem PLTD Unit Pembangkit I SWD adalah
bahan bakar MFO dan HSD. Namun, untuk menjamin faktor kehandalan peralatan dan
pemeliharaan, maka untuk sementara SWD menggunakan HSD sebagai bahan bakar.
Sistem penyalur bahan bakar HSD dan MFO menggunakan sistem penyalur yang sama
sebelum masuk kedalam engine. Perbedaannya yaitu pada sistem MFO bahan bakar dari
tangki bulanan, terlebih dahulu melewati setting tank sebelum masuk ketangki harian
(service tank).
d.) Sistem pelumasan

27

Agar mesin diesel dapat beroperasi dengan baik, aman, ekonomis dan optimal
maka harus ditunjang dengan sistem pelumasan yang baik. Pelumasan ini berfungsi
sebagai pelicin, pendingin, perapat, pembersih, pencengah korosi dan peredam kejut
Adapun syarat pelumasan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tertutup
Bertekanan
Dapat disirkulasikan
Dapat menjangkau keseluruhan bagian
Dapat dibersihkan
Dapat didinginkan
Sistem pelumasan pada mesin diesel merupakan hal yang sangat penting karena

pada sistem ini, terdapat bagian-bagian yang bergerak translasi ataupun rotasi yang
menyebabkan terjadinya gesekan.
Sistem pelumasan PLTD Unit pembangkit I SWD diesel didinginkan kedalam
udara. Pada saat mesin dijalankan maka lub oil sump tank menuju ke mesin dengan
melewati dengan melewati lub oil cooler, pelumasan bergerak kebagian bawah silinder
(karter), kemudian ke lub oil pump tank untuk disirkulasikan kembali, setelah mesin
beroperasi sekitar 90% maka tugas lub oil priming pump diganti dengan gear lub oil pump.
Untuk menjaga kualitas lub oil, maka lub oil tersebut disaring pada glacier centrifugal lub
oil filter juga dihisap dan pompa oleh purifier melewati heater (sistem heater dan elektrik
heater) lalu masuk ke purifier, clean oil yang dihasilkan masuk kembali kedalam lub oil
pump tank. Temperatur lub oil 50-630C, sedangkan temperatur keluar 70-900C dengan
tekanan 5-8 bar.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemilihan minyak pelumas, antara
lain :
1. Viscositas (kekentalan), sebagai tahanan fluida untuk mengalir, makin tinggi
viskositas makin sulit untuk mengalir (makin kental).
2. Pour poin (titik tuang), merupakan temperatur terendah dimana pelumas mesin
dapat mengalir.
3. Flash poin (titik nyala), merupakan temperatur minimum pelumasan yang dapat
menguap pada tekanan atmosfer sehingga dapat menyala bila diletakkan di api.
4. Fire poin (titik bakar), temperatur minimum dimana uap pelumasan cukup
banyak dan dapat terbakar. Biasanya fire poin pelumasan diatas 300C flash poin.
5. Demulsibility, sifat kemudahan untuk terpisah dari air.
Bagian-bagian terpenting untuk dilumasi antara lain :

28

1.
2.
3.
4.

main bearing
piston
crank shaft
rocker arm

e.) Sistem Air Pendingin


Pendingin berfungsi untuk menyerap panas supaya temperatur bagian-bagian mesin
tertentu tetap stabil sesuai batasan-batasan yang diizinkan. Sistem air pendingin pada
PLTD Unit Pembangkit I menggunakan air yang disuplai dari PDAM, kemudian masuk ke
chemical water tank (setelah mendapatkan perlakuan scara kimia) sehingga air disalurkan
ke mesin dalam keadaan bersih dan memenuhi syarat untuk digunakan pada sistem
pendingin ini.
Air tersebut menuju ke Priming Cooling Water Expansi Tank untuk di alirkan ke
angine melalui pipa saluran Jacker Water Cooler. Di dalam Jacker Water Cooler ini air
pendingin didinginkan oleh air yang diambil dari secondary cooling water sistem. Air di
dalam secondary cooling water diambil dari sungai, kemudian masuk ke cooling water.
Setelah itu dipompa dengan menggunakan secondary cooling water pump melalui lub oil
cooler lalu masuk ke water cooler dan kembali ke cooling water
Di dalam water cooler, air dari secondary cooling water masuk melalui pipa-pipa
kecil, sehingga antara air pendingin engine dengan air secondari cooling tidak bersentuhan
langsung. Temperatur inlet jaket cooling water 70-800C dan temperatur outler sekitar 85950C dengan tekanan 2,5-4,5 bar karena air yang masuk ke mesin tidak akan sama dengan
jumlah air yang keluar (karena adanya penguapan) dan untuk memberikan air pendinginan
mesin secara continue, maka sistem pendingin dilengkapi primary cooling water expansi
tank.
Didalam sistem air pendingin terdapat komponen-kompenen yaitu:
1. Oil Cooler
Berfungsi untuk menurunkan suhu oli di sirkulasi mesin dalam proses ini
digunakan air sebagai media pendingindengan sistem aliran yang berlawanan.
2. Luber Oil Primiing Pump
Ini berfungsi untuk memisahkan kadar air atau partikel kotoran dari oli dan
bahan bakar.

29

3. Colling Tower
Colling tower berfungsi mendinginkan air sirkulasi pendingin dari oli cooler,
heat exchanger dan air cooler.
4. Water Cooler
Water cooler berfungsi untuk mendinginkan air pendingin mesin dalam proses
pencampuran air mesin dan digunakan air sebagai pendingin.

5. Circulation Water Pump


Circulation water pump berfungsi untuk mensirkulasi air pendingin mesin
dengan proses aliran tertutup.
3.2.6.3 Sistem Pengoperasian PLTD
3.2.6.3.1 Proses Menghidupkan Mesin
Untuk menghidupkan mesin pembangkit, maka langkah-langkah yang harus
diperhatikan diantaranya adalah:
a. Persiapan ( Pre-start )
Persiapan strat yaitu memeriksa mesin, diantaranya:
1. Memeriksa kondisi tangki air bersih ( flacket Water ), tangki air kotor (
2.
3.
4.
5.
6.

injecktor water ), pelumas silinder dan bahan bakar.


Sistem udara start disiapkan dengan tekanan 6-7 atm.
Handle Emergency dalam kondisi stop.
Pengaturan kecepatan dalam kondisi nol.
Tombol synchronizer diminimumkan.
Panel control siap dioperasikan.

b. Menghidupkan mesin
Setelah selesai melakukan persiapan start, lalu dilakukan proses menghidupkan
mesin, langkah-langkahnya adalah:
1. Hand Wheel pengatur bahan bakar dibuka maksimum
2. Switch power supply pada diesel panel control di posisi on.
3. Tombol speed setting pada governor posisi maksimum.
4. Menghidupkan pompa supply bahan bakar.
5. Menghidupkan blower sentral.
6. Menghidupkan mesin dengan tombol start.
7. Lalu putaran mesin diatur pada putaran idle.
8. Setelah mencapai putaran idle, lalu putaran dinaikkan ke putaran minimal,
kemudian putaran dinaikan secara bertahap.

30

3.2.6.3.2 Memparalelkan Mesin Pembangkit


Persiapan yang dilakukan dalam memparalel mesin pembangkit adalah:
1. Mengatur putaran dan frekuensi.
2. Mengatur eksitasi.
3. Mengatur tegangan busbar generator agar sama dengan tegangan jala
(jaringan) dengan memperhatikan penunjukan pada papan kontrol, meter
phase menunjukan jam 12, frekuensi 50 Hz.
4. Mengunci sinkron untuk check di on kan, lalu kunci synkronoscope untuk
parallel dihidupkan.
5. Menghidupkan CB di control panel, dan kunci sinkron di off kan.
3.2.6.3.3 Membebani Mesin
Bila mesin sudah paralel dengan jaringan berarti generator sudah membangkitkan
listrik yang bertegangan tinggi pada busbar. Dalam pembebanan yang akan dilakukan,
harus mengusahakan kondisi operasi yang terbaik pada mesin dan menekan biaya operasi
serendah mungkin pada sistem. Untuk mendapatkan hal diatas dianjurkan pada beban
diantara 80-90%. Dalam menaikkan beban hendaknya jangan terlalu cepat, agar
penambahan panas pada bagian-bagian mesin dapat merata.
Selama mesin berjalan diadakan pemeriksaan atau kontrol selama selang waktu
sekitar satu jam dan dilakukan pencatatan data operasi mesin. Setiap mesin diesel
mempunyai kemampuan yang berbeda, oleh karena itu beban diberikan sesuai dengan daya
mampunya. Mesin tidak boleh diberi beban yang melampaui batas kemampuannya dan
jangan dibebani terlalu rendah, misalnya 25% karena akan mengakibatkan pengotoron ke
dalam mesin terlalu cepat atau keausan terlalu cepat, ini berarti masa operasi menjadi lebih
pendek atau waktu pemeliharaan jatuhnya lebih cepat.
3.2.6.3.4 Pelepasan Beban
Proses pelepasan beban dari suatu unit generator adalah merupakan kebalikan dari
proses pembebanan. Biasanya pelepasan beban dari suatu unit, berarti kita memberikan
beban pada unit yang lain. Sebelum melepas beban kita harus yakin unit lain yang
mengambil alih pembebanan.

31

Ada dua kemungkinan mesin yang akan mengambil alih beban yang akan
dilepaskan:
a. Mesin yang sudah beroperasi paralel sejak semula.
b. Mesin yang baru dioperasikan ( mesin yang standby ).
Bila kejadian seperti poin ( a ) maka tidak akan memakan waktu yang terlalu lama,
tetapi bila terjadi seperti poin ( b ) maka akan diperlukan waktu yang lebih lama, karena
kita harus menghidupkan unit pengganti ini sampai siap untuk dibebani ( seperti start
normal ). Dari kedua sistem di atas yang penting diperhatikan adalah bahwa unit pengganti
harus mampu menampung beban yang dilepaskan.
Langkah-langkah pelepasan beban adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
3.2.6.3.5

Mempersiapkan mesin yang akan mengambil alih beban.


Menurunkan beban secara bertahap.
Mematikan CB.
Menurunkan tegangan secara perlahan.
Mematikan Mesin

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mematikan mesin adalah:


1. Generator sudah tidak berbeban.
2. Melepas paralel dan diatur tegangan serta frekuensi sesuai standart operasinya.
3. Switch excitasi dimatikan dan Switch pompa pelumas dioperasikan secara
manual.
4. Menurunkan putaran pada putaran idle.
5. Menghentikan mesin.
6. Setelah mesin berhenti, minimal setelah 30 menit baru pompa pelumas lube oil
sparator dimatikan.
3.2.6.3.6 Mesin Standby
Tanggung jawab utama bagi personil pembangkit adalah mengoperasikan
pembangkit dalam keadaan aman dan efisien pada setiap saat. Aman yang dimaksud adalah
aman bagi personilnya dan aman bagi peralatan.
Fungsi utama pembangkit adalah untuk membangkitkan tenaga listrik dan
mendistribusikannya dengan gangguan yang seminimal mungkin. Daya total yang
dibangkitkan adalah meliputi daya yang didistribusikan ditambah dengan keperluan umum
central dan ini biasanya disebut dengan kemampuan pembangkit. Generator harus selalu
siap dengan kemampuan penuh. Agar pengaturan tiap beban unit berjalan dengan baik,
mesin diatur dengan governor hidrolik untuk mengatur jumlah bahan bakar yang
diperlukan.

32

Jumlah bahan bakar yang diperlukan ini merupakan fungsi dari beban dan beban ini
selalu berubah. Governor mempunyai sifat yang peka terhadap perubahan frekuensi di
jaringan ini dan menggerakkan rack bahan bakar untuk mengatur bahan bakar yang
dibutuhkan. Bila timbul situasi dimana posisi pengaturan governor sudah menunjukkan
bahan bakar maksimum tetapi daya masih bertambah terus, maka governor akan over load
dan putarannya akan mulai turun, frekuensi pun turun sampai sistem tidak mampu dan CB
lepas karena frekuensi rendah.
Dari situasi diatas mengharuskan untuk menyediakan unit yang selalu standby
untuk mengatasi bila terjadi beban ekstra, mesin dihidupkan kemudian diparalel. Hal ini
akan membantu menampung daya sehingga tidak terjadi gangguan pada mesin.
3.2.7

Pemeliharaan

3.2.7.1 Defenisi
Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan untukmembalikan
kondisi mesin ke kondisi semula atau kondisi awal mesin.
3.2.7.2 Tujuan
Pemeliharaan ini dilakukan mempunyai tujuan-tujuan tertentu, adapuntujuan-tujuan
dari perawatan yang dilakukan antara lain:
a. Mempertahankan kondisi mesin.
b. Meminimalisir kerusakan yang mungkin terjadi.
3.2.7.3 Prosedur Pemeliharaan
Pemeliharaan atau perawatan dapat dikelompokan kedalam beberapakelompok,
adapun pengelompokan dari pemeliharaan dapat dilihatpada bagian berikut:

33

Gambar 3.13 Manajemen Pemeliharaan


3.2.7.4 Pemeliharaan Generator
1. Bersihkan bawah motor dan tiup saluran udaranya, cek kekencangan baut
bagian bawah.
2. Bersihkan kotak terminal dan cek terminal penghubung, bersihkan dengan
pengering selika gel.
3. Cek tahanan isolasi dan kontiunitas lilitan dengan merger 500 V dan catat hasil
pembacaannya sebelum tutup kotak terminal dipasang.
4. Cek sambungan penghubung ketanah.
5. Lumasi bantalan motor dengan pelumas yang sesuai.
6. Bila motor sudah dipasang dengan bantalannya, airkan oli dari bantalan periksa
gerakan bantalan dan catat hasil yang terbaca sebelum dipasang.
7. Bersihkan bantalan dengan dibilas oli dan isi kembali dengan batasnya,
gunakan oli menurut tingkat spesifikasinya.
8. Pada motor yang sudah dilengkapi bantalan, cek celah udara yang terlihat pada
semua bagian dan catat hasilnya.
9. Bersihkan lilitan stator dengan meniupkan udara kering dari kompresor dan
bersihkan lilitan stator dari oli dan kotoran gunakan fluida yang bersih.
10. Hindarkan lilitan stator dari pengaruh pengaruh yang menghanguskan isolasi
dan bulatan bulatan yang merusak.
11. Cek bantalan motor yang di isi dengan oli yang ditentukan, cek motor dalam
keadaan bebas.

34

12. Lakukan tindakan keamanan jalankan motor tanpa kopling untuk mengecek
putarannya dan dengarkan suara bantalannya jika kondisinya sudah baik,
hubungkan kopling motor dengan unit yang digerakan.

3.2.7.5 Pemeliharaan di PLTD Koto Lolo


Pemeliharaan adalah kegiatan dalam bidang teknik, administrasi, dan keuangan
yang dilaksanakan secara terpadu untuk mempertahankan dan atau mengembalikan kondisi
asset (instalasi beserta sarana penunjangnya) sehingga tercapai tujuan pemeliharaan.
Tujuan pemeliharan adalah untuk mencapai:
a.
b.
c.
d.
e.

Keandalan yang tinggi dengan mutu listrik yang baik


Efisiensi dan daya mampu yang optimal
Tingkat keamanan yang tinggi dari peralatan
Pemanfaatan masa manfaat asset yang ekonomis
Biaya pemeliharaan yang optimum
Sasaran pemeliharaan:

c. Jam operasi setiap SPD lebih dari 6.500 / tahun


d. Kapasitas mampu / kontinyu lebih besar dari 80% daya terpasang
e. Efisiensi bahan bakar dan pelumas sesuai spesifikasi
Pada mesin diesel dilakukan beberapa pemeliharaan, yaitu:
A. Pemeliharaan terencana
Pemeliharaan terencana terdiri dari :
1. Pemeliharaan rutin
1.1 Internal kegiatan
a. Pemeliharaan harian
b. Pemeliharaan mingguan, 24 jam kerja
c. Pemeliharaan tengah bulan, 250 jam kerja
d. Pemeliharaan satu bulan, 500 jam kerja
e. Pemeliharaan triwulan, 1500 jam kerja
f. Pemeliharaan semesteran, 3000 jam kerja

(P-0)
(P-1)
(P-2)
(P-3)
(P-4)
(P-5)

1.2 Lingkup pekerjaan


a. Diesel, generator. Switch gear
b. Peralatan bantu instalasi (lub oil separator, FO separator, filter pompa)
c. Sarana penunjang sesuai dengan program pemeliharaan
1.3 Sifat pekerjaan

35

Sifat pekerjaan seperti pembersihan, pengecekan (kondisi kerja), pemeliharaan


(penambahan pelumas, perbaikan kecil, dan pengecatan), pengukuran, kalibrasi,
pengujian dan sebagainya.
2. Pemeliharaan berkala
Adapun pemeliharaan yang dilakukan pada mesin adalah sebagai berikut:
a. Pembersihan dan pelumasan
Pembersihan mempunyai tujuan agar dapat mengetahui komponenkomponen yang mengalami kerusakan, sedangkan pelumasan mempunyai
fungsi agar mengurangi kehausan yang terjadi pada komponen yang saling
bergesek.
b. Inspeksi
Inspeksi ini merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan cara
melihat, mendengar dan merasakan.
c. Penyetingan / penyetelan
Penyetingan / penyetelan ini mempunyai fungsi mengembalikan settingan
mesin ke settingan yang seharusnya.
d. Running test
Running test ini merupakan pengecekan akhir yang dilakukan pada saat
mesin tersebut sedang bekerja.
2.1 Interval kegiatan
a. 6000 jam kerja (Top Overhaul / TO)
b. 12000 jam kerja (Semi Overhaul / SO)
c. 18000 jam kerja (Major Overhaul / MO)

(P-6)
(P-7)
(P-8)

2.2 Lingkup pekerjaan


a. Peralatan bantu
b. Peralatan utama pada instalasi (instalasi dan mesin serta perlengkapan
penyaluran tenaga listrik)
c. Bagian utama sarana penunjang
2.3 Sifat pekerjaan
Sifat pekerjaan seperti pembersihan, pengecekan, pemeliharaan, perbaikan,
penggantian, pengujian kalibrasi dan sebagainya.

36

3. Pemeliharaan atas dasar kondisi


Pelaksanaannya tergantung kondisi aktif, yang diketahui dari pemantauan
secara kontinyu. Kondisi ini dipengaruhi oleh musim, kondisi alam, kondisi
operasi dan sebagainya.
4. Pemeliharaan korektif
Sifat pemeliharaan korektif, dengan ciri-ciri bahwa pemeliharan dilakukan
setelah aktif:
a. Mengalami kerusakan atau tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik
b. Memerlukan perubahan / penyempurnaan karena sistim yang kurang
memadai atau tidak menunjukkan kerja yang baik
c. Memerlukan peningkatan kerja, karena adanya peralatan baru dengan
teknologi yang lebih baik
B. Pemeliharaan Tak Terencana
Pemeliharaan dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak atau tidak
terduga. Pemeliharaan ini terdiri dari perbaikan dan pemeliharaan darurat,
umumnya disebabkan:
1. Mutu barang yang tidak memenuhi syarat
2. Cara pemasangan yang kurang tepat
3. Cara pengoperasian dan pemeliharaan yang kurang baik
Pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan pemeliharaan harus memperhatikan
terhadap kesiapan yang terdiri dari: persiapan, pelaksanaan dan pengawasan
pengujian mesin.
Ada beberapa yang dipastikan pada tahap persiapan, yaitu:
1. Semua keperluan telah tersedia di PLTD, baik perangkat keras maupun
2.
3.

perangkat lunaknya telah tersusun rapi dan lengkap


Koordinasi antara PLTD dengan distribusi berjalan dengan baik
Material pemeliharaan yang akan dipakai telah ditempatkan pada tempat

tersendiri
4. Alat kerja seperti kunci khusus/moment, instrumen ukur telah dikalibrasi
5. Bangku kerja dan ruang penempatan.
Tahap pelaksanaan pekerjaan berupa: pembongkaran, penempatan (bagian
yang dibongkar), pembersihan, pengukuran, penggantian, pemasangan dan
penyetelan bagian mesin (termasuk kontrol dan proteksi) dilakukan sesuai dengan
petunjuk pabrik.
Contoh uraian pekerjaan yang dilaksanaan pada tiap-tiap jenis pekerjaan,
sebagai berikut:

37

a. Pemeliharaan harian (P-0)


1. Melumasi dan menggemuki secara manual
2. Membuang air kondensat dan kotoran dari tangki udara
3. Memeriksa dan menambah minyak atau air yang kurang
4. Membersihkan / melap mesin
b. Pemeliharaan mingguan, 24 jam kerja (P-1)
1. Membuka dan membersihkan separator
2. Membuka dan membersihkan saringan
3. Membersihkan peralatan-peralatan bantu dari debu dan minyak yang
bocor

c. Pemeliharaan tengah bulan, 250 jam kerja (P-2)


1. Mengganti minyak pelumas dan peralatan tertentu sesuai dengan
petunjuk
2. Melumasi bantalan (ball bearing dan rool bearing)
3. Menambah bahan kimia pada air pendingin
d. Pemeliharaan satu bulan, 500 jam kerja (P-3)
1. Memeriksa peralatan atau system apakah bekerja dengan baik
2. Memeriksa kebocoran dan memperbaiki jika perlu
3. Memeriksa temperatur, tekanan dan warna asap
4. Memeriksa sytem pelumasan apakah bekerja dengan baik
e.

Pemeliharaan triwulan, 1500 jam kerja (P-4)


1. Memeriksa fungsi dan bekerjanya alat pengaman
2. Memeriksa apakah berfungsinya black start
3. Memeriksa berfungsinya governor
4. Memeriksa kualitas air pendingin dari water treatment plan
5. Memeriksa viskositas pelumas
6. Memeriksa battery

f. Pemeliharan semesteran, 3000 jam kerja (P-5)


1. Memeriksa dan membersihkan injector
2. Memeriksa sistem timing
3. Memeriksa kelonggaran roda gigi dan bantalan-bantalan
4. Mengganti filter / saringan oli
g. 6000 jam kerja (Top Overhaul / TO / P-6)
1. Membersihkan injector
2. Memeriksa semua kepala selinder dan komponen-komponennya
3. Memeriksa dan pengukuran satu bearing con-rod
4. Pemeriksaan dan pengukuran satu piston
5. Pemeriksaan dan pengukuran satu Cylinder liner
6. Pemeriksaan generator

38

7. Pemeriksaan berfungsinya peralatan listrik


8. Pembersihan pendingin (oil cooler dan intercooler)
9. Pemeriksaan turbo (overhaul bila perlu)
10. Pengetesan kemampuan mesin
h. 12000 jam kerja (Semi Overhaul / SO / P-7)
1. Pemeriksaan dan pengukuran semua piston
2. Membersihkan injector
3. Memeriksa semua kepala selinder dan komponen-komponennya
4. Memeriksa dan pengukuran satu bearing con-rod
5. Pemeriksaan dan pengukuran satu piston
6. Pemeriksaan dan pengukuran satu Cylinder liner
7. Pemeriksaan generator
8. Pemeriksaan berfungsinya peralatan listrik
9. Pembersihan pendingin (oil cooler dan intercooler)
10. Pemeriksaan turbo (overhaul bila perlu)
11. Pengetesan kemampuan mesin
i. 18000 jam kerja (Major Overhaul / MO / P-8)
1. Overhaul cylinder head dan pemeriksaan komponennya
2. Overhaul piston, liner, bearing / metal, T / C dan timing bahan bakar
3. Overhaul cylinder blok dan bersihkan
4. Pemeriksaan seluruh perlengkapan dan peralatan bantu
5. Pemeriksaan generator dan peralatan listrik
6. Pemeriksaan pondasi dan getaran suara
7. Pemeriksaan kemampuan
8. Pemeriksaan turbo charger overhaul jika perlu
3.3 Penjabaran Metode Yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam pemeliharaan mesin pembangkit pada PLTD Koto
Lolo adalah pemeliharaan tercana dan pemeliharaan tak terencana. Dimana pemeliharaan
terencana dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sedangkan pemeliharaan
tak terencana dilakukan pada saat terjadinya kerusakan secara mendadak.

3.4 Hasil dan Pembahasan


3.4.1 Hasil
Tabel 3.1 Data Mesin PLTD
No

Mesin

Normal

1.
2.

RUSTON 1/16 RKC


YANMAR 1/NHL-ETP

Tidak
Normal
(Rusak)
-

39

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

YANMAR 2/NHL-ETP
SWD 6TM 410 RR
YANMAR 2/ M220L-EN
YANMAR 3/ M220L-EN
YANMAR 4/ M220L-EN
YANMAR 5/ M220L-EN
YANMAR 6/ M220L-EN
YANMAR 7/ M220L-EN
YANMAR 8/M220L-EN

3.4.2 Pembahasan
Pada Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Koto Lolo memiliki 11 unit
mesin pembangkit, yang terdiri dari YANMAR, SWD dan RUSTON. Semua mesin
pembangkit tersebut dapat beroperasi dengan normal dan tidak ada mengalami kerusakan
dikarenakan pada PLTD Koto Lolo dilakukan pemeliharaan terhadap mesin pembangkit
dan generator. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi pemeliharaan terencana dan
pemeliharaan tidak terencana dimana pemeliharaan terencana sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan sedangkan pemeliharaan tak terencana dilakukan pada saat terjadinya
kerusakan secara mendadak.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi dari pemeliharaan, maka kesimpulan yang dapat diperoleh
adalah:
1.

Pemeliharaan pada PLTD dilakukan dengan 2 cara yaitu pemeliharaan

terencana dan pemeliharaan tak terencana.


2. Sebelum melakukan pemeliharaan pencegahan sebaiknya dilakukan terlebih
dahulu pemeliharaan rutin dikarenakan mencangkup pemeliharaan yang harus

40

dilakukan setiap hari seperti contoh pemeriksaan bahan bakar, pelumas,


kebersihan area mesin pembangkit dan generator.
3. Pemeliharaan rutin sangat efektif untuk menjaga keandalan peralatan mesin.
4. Di dalam pemeliharaan mesin PLTD terdapat pemeliharaan yang sangat vital
harus dilakukan secara rutin dan berkala.
4.2 Saran
1. Perusahaan dalam hal ini sebaiknya melihat aspek aspek dalam pemeliharaan
rutin sesuai dengan ketentuan yang ada.
2. Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan prosedur kerja yang lebih baik guna
menjaga keselamatan orang yang menggunakan peralatannya.
3. Perusahaan dalam hal ini perlu melakukan pemeliharaan preventif karna sangat
berguna untuk menjaga peralatan agar tetap optimal keja mesinnya, bagi
perusahaan PLN sangat cocok dikarenakan pemeliharaan preventif
mengupayakan pencegahaan terhadap peralatan sebelum mengalami kerusakan
yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan itu sendiri dan masyarakat
sebagai pengguna jasanya.

41

DAFTAR PUSTAKA

Lala.

2015.

Prinsip

Kerja

Pembangkit

Listrik

Tenaga

Diesel.

http://dokumen.tips/documents/prinsip-kerja-pembangkitlistrik-tenaga-diesel.html. (Diakses, 24 Januari 2016).


Nur, Muh Taqdir. 2012. Manajemen Perawatan Pembangkit. Jurnal.
Anonim. 2010. Jurnal Maintenance PLTD. http://maintenancecogindo.blogspot.co.id/.
(Diakses, 24 Januari 2016).
Demmatacco, Frederik. 2013. Optimalisasi Sistem Perawatan Dan Perbaikan Terencana
Mesin Produksi Berdasarkan Analisis Keandalan Pada Pltd Hatiwe Kecil Kota
Ambon. Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.2 Tahun 2013: 141-146 ISSN 0216-468X.
Hendrik. 2011. Analisis Perawatan (Maintenance) Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(Pltd) Pada PT. PLN (Persero) Cabang Rengat Wilayah Riau Di Desa Kota Lama
Kabupaten Inhu. Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Sanjaya, Caesar Wira. 2015. Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.
http://dokumen.tips/documents/pemeliharaan-pembangkit-listrik-tenaga-diesel.html.
(Diakses, 24 Januari 2016).
Sulaeman. 2013.Perbaikan Penurunan Daya Mampu Dan Pemeliharaan Mesin Diesel
Kapasitas 1000 Kw Di PLTD Koto Lolo. Padang: Institut Teknologi Padang.
Syahruddin. 2012. Analisis Sistem Perawatan Mesin Menggunakan Metode Reliability
Centered Maintenance (RCM)Sebagai Dasar Kebijakan Perawatan yang Optimal di
PLTD X. Jurnal Teknologi Terpadu No. 1 Vol. 1 OktobeR ISSN 2338 6649.
Yudhi. 2011. Pemeliharaan PLTD.
http://cemenxblog.blogspot.co.id/2011/12/pemeliharaan-rutin-p0-p5.html. (Diakses,
24 Januari 2016).

Lembaran kegiatan konsultasi

42

Nama
No Bp
Program studi
Judul KP
No

: Rian Fadilla
: 2012310055
: Teknik Elektro S1
: Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Pada PLTD Koto Lolo

Tanggal

Saran / Komentar Pembimbing

Paraf

Padang, Febuari 2016


Pembimbing,

Alfith, S.Pd., M.Pd.


NIDN :1024017501

Anda mungkin juga menyukai