SKIZOFRENIA
Pendamping :
dr. Agus Sukisno
dr. Binti Ratna Khomsiyatin
Heteroanamnesis
Adik pasien mengatakan bahwa keluhan pasien sudah dialami sejak 2 tahun yang lalu, namun
dirasakan bertambah berat dalam 2 bulan terakhir. Saat pasien merasa mendengar bisikan
tersebut, biasanya pasien marah-marah sendiri dan membanting barang-barang yang ada di
rumah, namun akhir-akhir ini sudah tidak lagi. Sebelumnya pasien sudah berobat dan dirawat
di RSJ Lawang sejak 1 tahun lalu. Adik pasien mengatakan bahwa sebelum pasien mengalami
keluhan ini, pasien bekerja di banjarmasin sebagai penjaga toko dan sempat terkena masalah
dengan majikannya namun tidak tahu tentang apa lalu pasien pulang kembali ke jawa.
Aktivitas sehari-hari sudah cukup mandiri yaitu dapat membantu berjualan di toko,
membersihkan rumah, makan dan merawat diri, walaupun terkadang makan masih harus
disiapkan terlebih dahulu dan mandi harus disuruh.
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah penah berobat dan dirawat di RSJ Lawang, Risperidone 2mg, Clozapine 25mg
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Pasien sudah mengalami keluhan ini sejak 2 tahun yang lalu
4. Riwayat Keluarga:
Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
5. Riwayat Pekerjaan:
Swasta
6. Riwayat Sosial
a. Pendidikan : SMA
b. Status : Belum Menikah
c. Faktor premorbid : Pasien sosok yang ceria
d. Faktor pencetus : Masalah dengan majikan di tempat kerja sebelumnya
e. Faktor organik : Disangkal
f. Faktor keturunan : Disangkal
g. Faktor psikososial : Hubungan dengan keluarganya baik
7. Lain-lain:
OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK (11 Agustus 2016) 10.00
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 456
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Laju Respirasi : 20 x/menit
Suhu Aksila : 36,7 C
Kepala-leher: a/i/c/d: -/-/-/-
Thorax : Cor : S1S2 tunggal
Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen: Flat, bising usus normal, timpani
Ekstremitas: Akral hangat dan tidak ada oedema pada keempat ekstremitas
STATUS PSIKIATRI
Kesan umum: pasien tampak rapi dan berpakaian sesuai usia
Kontak: verbal (+)/mata (+)/lancar/irrelevan
Kesadaran: kualitatif: berubah
kuantitatif: GCS 4-5-6
Afek, emosi : adekuat, cemas
Proses/Berpikir: Bentuk: nonrealistis
Arus: koheren
Isi: waham paranoid
Persepsi : halusinasi auditorik (+)
Intelegensia: dalam batas normal
Kemauan: dalam batas normal
Psikomotor: dalam batas normal
Daftar Pustaka
1. Maslim, Rudi. 2003. Diagnosa Gangguan Jiwa, PPDGJ III. Jakarta: Direktorat Kesehatan
Rebuplik Indonesia
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis skizofrenia paranoid
2. Manajemen skizofrenia paranoid
3. Edukasi mengenai skizofrenia paranoid
1. Subyektif
Pasien mengeluh mendengar adanya bisikan-bisikan dari seorang wanita yang mengancamnya
yang muncul kembali sejak 2 bulan terakhir. Saat pasien merasa mendengar bisikan tersebut,
biasanya pasien marah-marah sendiri dan membanting barang-barang yang ada di rumah.
Pasien sempat terkena masalah dengan majikannya saat bekerja di banjarmasin sebagai
penjaga toko. Sebelumnya pasien pernah dirawat di RSJ Lawang dengan keluhan yang sama.
Dari data pasien tersebut maka perlu dipikirkan kemungkinan diagnosis skizofrenia, paranoid,
psikotik yang dipicu oleh obat.
2. Obyektif
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan status psikiatri yang dilakukan pada pasien sangat
mendukung untuk diagnosis skizofrenia paranoid. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan
berdasarkan:
Gejala klinis: mendengar adanya bisikan-bisikan dari seorang wanita yang
mengancamnya, pasien marah-marah sendiri dan membanting barang-barang yang ada
di rumah
Status psikiatrik:
Kontak: verbal (+)/mata (+)/lancar/irrelevan
Kesadaran: kualitatif: berubah
kuantitatif: GCS 4-5-6
Afek, emosi : adekuat, cemas
Proses/Berpikir: Bentuk: nonrealistis
Arus: koheren
Isi: waham paranoid
Persepsi : halusinasi auditorik (+)
3. Assesment
Diagnosis Multiaksial
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan
Aksis II: -
Aksis III: -
Aksis IV: Masalah pekerjaan
Aksis V: GAF Scale 70-61
4. Plan
Diagnosis: -
Terapi :
- Risperidone 2x2mg
- Clozapine 2x25mg
Monitoring
Gejala, kepatuhan pengobatan
Edukasi :
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang sakit yang dialami pasien supaya keluarga
pasien dapat memahami dan menerima keadaan pasien, serta memantau pasien dalam
berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya.
Meminta keluarga pasien supaya berperan serta dalam pengawasan kepatuhan minum
obat dan kontrol secara teratur. Jika pengobatan dilakukan secara dini, tepat, adekuat, dan
disertai keteraturan pasien untuk minum obat, maka prognosis penyakit yang diderita
pasien semakin baik.
Meminta supaya keluarga pasien senantiasa memberi dukungan moral kepada pasien dan
membimbing pasien dalam melakukan aktivitas sehar-hari.