Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO I

HERPES ZOOSTER

Disusun sebagai syarat kelengkapan program dokter internsip


Oleh :

Satrio Tri Hadmoko, dr.

Pendamping :
dr. Agus Sukisno
dr. Binti Ratna Khomsiyatin

RSUD Kabupaten Kediri


Provinsi Jawa Timur
2017
Nama Peserta: dr. Satrio Tri Hadmoko
Nama Wahana: RSUD Kabupaten Kediri
Topik: Medik
Tanggal (kasus): 20 Agustus 2016
Nama Pasien: Tn. S No. RM:
Pendamping :
Tanggal Presentasi: - dr. Binti Ratna Khomsiyatin
dr. Agus Sukisno
Tempat Presentasi: -
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Pria, 65 tahun, gelembung yang berisi cairan dan terasa nyeri pada wajah sebelah
kiri 1 hari, riwayat terkena cacar air saat anak-anak, herpes zooster
Tujuan: mengetahui diagnosis dan tatalaksana herpes zooster
Bahan bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi & E-mail Pos
diskusi

Data pasien: Nama: Tn. S Nomor Registrasi:


Nama klinik: RSU Kabupaten Kediri Telp: Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Anamnesis
Pasien pria usia 65 tahun datang dengan keluhan terdapat gelembung-gelembung yang
berkelompok, berisi air dengan dasar kemerahan disertai rasa nyeri dan gatal pada wajah
sebelah kiri sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya pasien juga mengalami demam, kepala terasa
pusing serta badan terasa pegal-pegal.
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah mengobati keluhan ini dengan memberikan salep yang dibeli di apotek namun
keluhan menetap.
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Pasien pernah mengalami cacar air pada saat usia anak-anak, pasien penderita hipertensi dan
pernah mengalami serangan stroke 1 tahun yang lalu
4. Riwayat Keluarga:
Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
5. Riwayat Pekerjaan:
Pensiunan PNS
6. Lain-lain:
OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK (20 Agustus 2016) 06.30
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 456
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Laju Respirasi : 20 x/menit
Suhu Aksila : 36,7 C

Kepala/Leher
Anemis (-) / Ikterus (-) / Sianosis (-) / Dyspnea ()
Pernafasan cuping hidung (), JVP tidak meningkat, Pembesaran KGB pre aurikuler

Thorax
Paru
Inspeksi Simetris +/+, Deformitas (-)
Retraksi sela iga: (-)
Palpasi Fremitus raba (+/+), Krepitasi (-)
Perkusi Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Vesikuler +/+, Wheezing -/- , Ronkhi -/-

Jantung
Inspeksi Iktus cordis: tidak tampak
Palpasi Iktus cordis: tidak teraba
Thrill: tidak teraba
Perkusi Batas kanan: ICS III-IV Parasternal line dextra
Batas kiri: ICS V, 1 cm lateral MCL sinistra
Auskultasi S1, S2: tunggal
Suara Tambahan: ekstrasistol (-), murmur (-) gallop (-)

Abdomen
Inspeksi Flat, jejas (-)
Massa (-)
Auskultasi Bising usus + normal
Palpasi Supel, stable pelvis, defans muscular (-)
Hepar: tidak teraba
Lien: tidak teraba
Ginjal: tidak teraba
Perkusi Suara timpani
Shiftting Dulness: (-)
Undulasi : (-)
Extremitas
Atas-Bawah - Akral: hangat kering merah
- CRT < 2 detik
Status Lokalis Facialis dan Colli:
Ditemukan vesikel berisi cairan jernih, berkelompok dengan dasar eritematosa yang disertai rasa
nyeri dan gatal. Terletak unilateral di wajah sisi kiri dan tidak melewati garis tengah tubuh .
Didapatkan limfadenopati pre aurikular.

Daftar Pustaka
1. Tanto, Chris et al. 2016. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius.
2. S.L., Menaldi et al. 2014. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ke-7. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI.
Hasil Pembelajaran
1. Etiopatofisiologi herpes zooster
2. Diagnosis herpes zooster
3. Manajemen herpes zooster
4. Edukasi mengenai herpes zooster

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO KASUS

1. Subyektif

Pasien mengeluh terdapat gelembung-gelembung berisi air yang terasa nyeri dan gatal pada
wajah sebelah kiri sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya pasien juga mengalami demam, kepala
terasa pusing serta badan terasa pegal-pegal. Pasien pernah mengalami cacar air pada saat
kecil. Dari keluhan pasien tersebut makan perlu dipikirkan penyebab yang mendasari antara
lain infeksi herpes zooster dan herpes simplex.

2. Obyektif

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien sangat mendukung
untuk diagnosis herpes zooster. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
Gejala klinis: gelembung-gelembung berisi air yang terasa nyeri dan gatal pada wajah
sebelah kiri sejak 1 hari yang lalu disertai demam, nyeri kepala serta badan terasa
pegal-pegal.
Pemeriksaan fisik: Ditemukan vesikel berisi cairan jernih, berkelompok dengan dasar
eritematosa. Terletak unilateral di wajah sisi kiri dan tidak melewati garis tengah tubuh
. Didapatkan limfadenopati pre aurikular.
3. Assesment
Gelembung-gelembung berisi air pada wajah sebelah kiri pasien disebabkan oleh infesi virus
varisela zooster (VZ) pada kulit yang dapat merupakan reaktivasi setelah infeksi primer, sesuai
dengan riwayat cacar air yang pernah dialami pasien pada saat kecil. VZV ditularkan melalui
kontak langsung atau inhalasi. Predileksi awal infeksi adalah mukosa saluran nafa atau
konjungtiva. Virus ini akan mengalami fase laten karena dikontrol oleh imunitas seluler,
namun saat terjadi penurunan limfosit T (keadaan imunodefisiensi) dapat terjadi reaktivasi.
Virus ini mengalami dua fase replikasi yaitu pada ganglia kemudian pada hepar dan limpa.
Penyakit ini diawali dengan gejala prodromal berupa demam, pusing, malaise, nyeri oto dan
tulang, dan gatal. Lesi khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritemtosa disertai rasa
nyeri, unilateral dan dermatomal (tidak melewati garis tengah tubuh). Masa aktif penyakit ini
dapat berlangsung hingga 1 minggu. Terdapat pula pembesaran kelenjar getah bening. Selain
dari pemeriksaan fisik, dapat dilakuka pemeriksaan penunjang Tzank smear yang diketemukan
sel datia berinti banyak. Manajemen dari herpes zooster adalah pemberian obat antiviral yang
efektif dalam 72 jam setelah gejala muncul, pilihan obat: Asiklovir 5x800mg selama 7 hari
atau Valasiklovir 3x1000mg selama 1 hari, pemberian analgesik untuk mengatasi keluhan
nyeri dan kortikosteroid jika terjadi Ramsay Hunt Syndrome untuk mencegah paralisis.
Komplikasi yang secara dapat muncul antara lain neuralgia post herpetik yaitu nyeri pada
bekas penyembuhan lesi sebulan setelah penyakit sembuh, cenderung terjadi pada usia di atas
40 tahun

4. Plan
Diagnosis: -

Terapi :
- Asiklovir 5 x 800mg (selama 7 hari)
- Ibuprofen 3 x 400mg
- Lotion Calamine
Monitoring
Keluhan, efloresensi

Edukasi :
- Menjelaskan pada pasien dan keluarga bahwa penyakit yang diderita adalah infeksi virus
pada kulit dan dapat menular melalui kontak langsung maupun udara. Selama fase akut
pasien diusahakan untuk kontak dengan orang tua, orang dengan imunokompromais,
wanita hamil, dan orang yang berlum terinfeksi cacar air
- Menjelaskan pada pasien dan keluarga pengobatan dimulai dalam 72 jam dari onset
gejala, tidak hanya untuk mempercepat penyembuhan penyakit tetapi mencegah neuralgia
post herpetik yang pengobatanya lebih lama dan berat.
- Menjelaskan pada pasien dan keluarga untuk menghindari menggaruk lesi sehingga tidak
terjadi infeksi bakteri sekunder

Anda mungkin juga menyukai