Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar


1. Sejarah RSUD Daya Makassar
a. Sejarah Rumah Sakit Umum Daya dimulai dari berdirinya Puskesmas Daya pada
tahun 1975
b. Pada tahun 1978 - 2002 Puskesmas Perawatan Daya berubah menjadi Puskesmas
Plus Daya.
c. Pada Tahun 2002 dengan adanya Surat izin rumah sakit dari Dirjen Yanmedik
Nomor: HK.01.021.2.4474 Tanggal 28 Oktober 2002. SK Walikota Makassar
Nomor :50 pada Tanggal 6 November 2002 dan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 967/Menkes/SK/X/2008, maka statusnya berubah menjadi
rumah sakit tipe C dengan nama Rumah Sakit Umum Daya.
d. SK Walikota No. 5 Tahun 2007 Tentang Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
RSUD Kota Makassar.
e. Peraturan Walikota Makassar Nomor: 54 tahun 2009 tentang Uraian tugas jabatan
struktural RSUD kota Makassar

2. Letak Geografis RSUD Daya Makassar


Secara geografis lokasi Rumah Sakit Umum Kota Makassar berada pada bagian
Utara Timur Kota Makassar yang merupakan kawasan pengembangan rencana induk
kota pada kecamatan Biringkanaya dengan luas wilayah 80,06 km2 dengan jumlah
penduduk 168.848 jiwa dibandingkan luas wilayah Kota Makassar 175,77 km2
dengan jumlah penduduk 1,6 juta dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Maros
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tamalanrea
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa
4. Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar.

3. VISI, MISI, TUJUAN, dan FALSAFAH


a. VISI

Visi Rumah Sakit Umum Kota Makassar yang merupakan suatu keyakinan
bagaimana Rumah Sakit Umum Kota Makassar dimasa depan dalam pandangan
pelanggan, karyawan, pemilik dan stockholder lainnya disusun sebagai berikut:
"Menjadi Rumah Sakit Sehat Sebagai Percontohan di Indonesia
b. MISI
Misi Rumah Sakit Umum Kota Makassar telah dirancang untuk memberikan
tuntunan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan organisasi dan
merupakan suatu sarana komunikasi bagi karyawan, manager dan stockholder
lainnya. Misi Rumah Sakit Umum Kota Makassar adalah :
1. Mewujudkan Rumah sakit Umum Daerah Daya Kota Makassar menjadi
BadanLayanan Umum Daerah (BLUD)
2. Menjadi salah satu rumah sakit pusat rujukan di provinsi Sulawesi Selatan
3. Meningkatkan kualitas SDM sehingga dapat memberikan value dan tampil
secara profesional
4. Menciptakan Rumah sakit pendidikan dan menjadi salah satu rumah sakit
jejaring di provinsi Sulawesi Selatan
5. Menuju Green Hospital.

c. TUJUAN
Tujuan yang diharapkan sebagai hasil perencanaan Strategis ini adalah
sebagaberikut:
1. Terbentuknya system pelayanan yang memenuhi pedoman standar.
2. Terlaksananya pengembangan program dan kerjasama lintas sektoral dan
lintas program
3. Terlaksananya pengembangan tenaga/ SDM dalam peningkatan kinerja.
4. Terlaksananya peningkatan cakupan pelayanan terhadap masyarakat.
d. FALSAFAH
Bahwa kesehatan jasmani dan rohani merupakan hak setiap orang, oleh karena
itu rumah sakit berusaha memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada
masyarakat, baik bersifat penyembuhan, pemulihan, dan pencegahan.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Data Perkembangan Program dan Pencengahan HIV dan AIDS di Rumah Sakit
Umum Daya Makassar Tahun 2014
Gambaran epidemiologi HIV dan AIDS berdasarkan data perkembangan
program dan pencegahan yang didapatkan di bagian pencatatan dan pelaporan
surveilans HIV dan AIDS di Rumah Sakit Umum Daya Makassar Tahun 2014.
Tabel 1.
Kunjungan pasien HIV
Di Poli VCT RSU Daya Makassar Tahun 2014

No BULAN Jumlah Persent pasien Persent


. ase positif ase
HIV
1 Januari 50 10.22 1 2
2 Februari 55 11.25 0 0
3 Maret 50 10.22 1 2
4 April 69 14.11 0
5 Mei 41 8.38 2 4.88
6 Juni 26 5.32 0 0
7 Juli 40 8.18 0 0
8 Agustus 73 14.93 5 6.85
9 September 14 2.86 1 7.14
10 Oktober 43 8.79 1 2.33
11 November 13 2.66 0 0
12 Desember 15 3.07 1 6.67
TOTAL 489 100 12 2.45
Sumber : Data RSU Daya Makassar, 2014

Tabel 1. menunjukkkan bahwa jumlah kunjungan tertinggi di poli VCT RSU


Daya tahun 2014 yaitu pada bulan Agustus sebanyak 73 orang (14,93%) dan
kunjungan paling rendah pada bulan November yaitu 13 orang (2,66%). Pada tahun
2014 di RSU Daya belum tersedia layanan TIPK sehingga penjaringan bagi orang
yang terinfeksi semakin kecil. Layanan tes ini baru dilaksanakan di tahun 2015. Dari
489 orang yang diperiksa pada tahun 2014 yang positif HIV sebesar 12 orang
(2,45%).

Grafik 1.
Kunjungan pasien HIV dan Pasien positif
Di Poli VCT RSU Daya Makassar Tahun 2014

69 73
50 55
50
41
JUMLAH KUNJUNGAN 40 pasien43
positif HIV
26
1 14
1 2 5 13 15
1 1
0 1
0
0 0
0

Sumber : Data RSU Daya Makassar, 2014

2. Gambaran Epidemiologi Kejadian HIV dan AIDS di RS Umum Daya Makassar


Tahun 2014

a. Jenis Kelamin
Gambaran epidemiologi pasien yang di Tes HIV di Poli VCT RS Umum Daya
Tahun 2014 dapat dilihat pada :

Tabel 2.

Distribusi Kasus HIV Berdasarkan Jenis Kelamin

Di RSU Daya Makassar Tahun 2014

No. Jenis Kelamin Jumlah Proporsi


Sumber : Data RSU Daya,
1 Laki-laki 6 50.00 2014

2 Perempuan 6 50.00

TOTAL 12 100
Tabel 2. menunjukkan bahwa jumlah kasus HIV di RSU Daya Makassar
berdasarkan jenis kelamin perempuan yaitu 6 orang (50%) dan 6 orang (50%)
berjenis kelamin laki-laki.

Grafik 2. Distribusi Kasus HIV


Berdasarkan Jenis Kelamin
Di RSU Daya Makassar Tahun 2014

Laki-laki
Perempuan

50% 50%

b. Umur

Tabel 3.

Distribusi Kasus HIV Berdasarkan Umur

Di RSU Daya Makassar Tahun 2014

No. Umur Jumlah Proporsi


1 <4 0 0
2 .5-14 0 0 Kasus

3 15-19 0 0 HIV

4 20-24 0 0

5 25-49 12 100
6 >50 0 0
TOTAL 12 100
berdasarkan kelompok umur semuanya berada pada umur 25-49 tahun yaitu 12
orang (100%). Hal ini mungkin disebabkan karena hampir sebagian besar yang
berkunjung di poli VCT berada pada kelompok umur tersebut.
c. Kelompok Risiko
Tabel 4.
Distribusi Kasus HIV berdasarkan Kelompok Risiko
Di RSU Daya Makassar Tahun 2014

No. Kelompok Risiko Jumlah Proporsi


1 WPS 3 25
2 PPS 0 0
3 Waria 0 0
4 LSL 0 0
5 IDU 2 16.67
6 WBP 0 0
7 Pasangan Risti 0 0
8 Pelanggan PS 1 8.33
2
9 Lain 6 50
TOTAL 12 100

Sumber : Data RSU Daya, 2014

Distribusi kasus HIV menurut kelompok risiko pada tabel 3 menunjukkan


bahwa kelompok risiko yang lain-lain terbanyak yaitu 6 orang (50%) setelah WPS
sebanyak 3 orang (25%).

6
6

4
3
3
2
2
1
1

0
WPS IDU Pelanggan PS Lain2
Sumber : Data RSU Daya, 2014

d. Jenis Infeksi Opurtunistik


Tabel 5.
Distribusi Proporsi Jenis Infeksi Opurtunistik ( IO )
Di RSU Daya Makassar Tahun 2014

No Jenis Infeksi Opurtunistik Jumlah Proporsi (%)


1 Kandidiasis 6 42.86
2 Tuberkulosis 6 42.86
3 Toksoplasmosis cerebri 1 7.14
4 Diare 1 7.14
TOTAL 14 100

Dari table 5, dapat dilihat bahwa jenis IO yang paing sering ditemukan pada
penderita HIV yaitu Kandidiasis dan Tuberculosis sebesar (42,86%) dan
Toksoplasmosis cerebri dan diare sebesar (7,14%).

3. Pelaksanaan Sistem Surveilans HIV dan AIDS di Rumah Sakit Umum Daya
Makassar Tahun 2014
Program penanggulangan HIV AIDS dilaksanakan melalui Program Layanan
Komprehensif Berkesinambungan (LKB) HIV dan IMS ini meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara paripurna, mencakup semua bentuk layanan
HIV dan IMS, seperti kegiatan KIE pengetahuan komprehensif, promosi penggunaan
kondom, pengendalian faktor risiko, layanan Konseling dan Tes HIV (KTS dan
KTIP), Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP), Pencegahan Penularan dari
Ibu ke Anak (PPIA), Pengurangan dampak buruk NAPZA (LASS, PTRM, PTRB),
layanan IMS, pencegahan penularan melalui darah donor dan produk darah lainnya,
kegiatan monitoring dan evaluasi serta surveilans epidemiologi di Puskesmas
Rujukan dan NonRujukan termasuk fasilitas kesehatan lainnya dan Rumah Sakit
Rujukan Kabupaten/Kota.
Rumah Sakit Umum Daya Makassar menjadi pusat rujukan LKB di kota
Makassar tersebut dengan pertimbangan bahwa :
e. Memiliki cukup kapasitas untuk memberikan tatalaksana klinis infeksi
oportunistik pada pasien HIV dan terapi ARV
f. Dapat melayani jumlah populasi kunci dan ODHA yang cukup untuk
berhimpun sebagai kelompok pendukung atau penjangkau
g. Berjarak tidak terlalu jauh dari tempat tinggal populasi kunci/ ODHA
1. Pencatatan dan pengumpulan data
Salah satu komponen penting dari monitoring dan evaluasi

adalah pencatatan dan pelaporan, dengan maksud mendapatkan

data untuk diolah, dianalisis, diinterpretasi, disajikan dan

disebarluaskan untuk dimanfaatkan. Data yang dikumpulkan

harus valid (akurat, lengkap dan tepat waktu) sehingga

memudahkan dalam pengolahan dan analisis. Petugas Fasyankes

sangat berperan dalam pencatatan data secara akurat dan

lengkap tersebut.
Pencacatan dan pengumpulan data menjadi bagian integratif dari
pelayanan klinik di RSU Daya Makassar. Setiap pasien yang datang di poli VCT
di catat pada buku registrasi. Kemudian dilakukan konseling Pra Tes dengan
menggunakan formulir pencatatan dan pelaporan standar yaitu
formulir tes dan konseling, formulir 9 (terlampir). Setelah itu pasien
diminta kesediaanya untuk menjalani tes dan meminta persetujuan Informed
Consent, Formulir 2 (terlampir) dimana informed consent artinya pasien telah
diberi informasi secukupnya tentang HIV dan AIDS dan tes HIV, sepenuhnya
memahaminya dan karenanya menyetujui untuk menjalani tes. Bila pasien

telah siap, dan memberikan persetujannya maka pemeriksaan HIV

dapat dilaksanakan dan didokumentasikan dalam catatan medis.

Pasien berhak untuk menolak menjalani tes HIV dan

diminta menandatangani Formulir 3(terlampir). Setelah pasien setuju untuk


dilakukan tes kemudian di rujuk ke Laboratorium untuk tes serologi kemudian
dilakukan konseling pasca tes. Apabila hasil reaktif maka pasien akan di
konseling dan ditawarkan perawatan lanjutan dan rencana kunjungan tindak
lanjut. Karena di RSU Daya tidak tersedia pemeriksaan CD4 maka pasien di rujuk
ke RS Wahidin Sudirohusodo dan dirujuk untuk mendapatkan layanan
pencegahan dan perawatan lebih lanjut seperti kepada dukungan sebaya, LSM dan
layanan khusus untuk kelompok rentan.
Apabila hasil negative maka pasien dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ulang setelah tiga bulan.
Data yang dikumpulkan sesuai dengan jenis layanan yang diberikan, data
dasar yaitu karakteristik klien menjadi mutlak untuk dikumpulkan, selain itu data
perilaku berisiko klien juga wajib dikumpulkan sebagai dasar untuk inervensi
program yang efektif.
Data dasar yang perlu dicatat:

a. Data identitas;

b. Alasan tes HIV dan asal rujukan kalau ada;

c. Tanggal pemberian informasi HIV;

d. Informasi tentang tes HIV sebelumnya bila ada;

e. Penyakit terkait HIV yang muncul: TB, diare, kandidiasis

oral,
dermatitis, LGV, PCP, herpes, toksoplasmosis, wasting

syndrome,

IMS, dan lainnya;

f. Tanggal kesediaan menjalani tes HIV;

g. Tanggal dan tempat tes HIV;

h. Tanggal pembukaan hasil tes HIV, dan reaksi emosional

yang

muncul;

i. Hasil tes HIV, nama reagen ke 1, 2 dan ke 3;


j. Tindak lanjut: rujukan ke PDP, konseling, dan rujukan

lainnya;

k. Penggalian faktor risiko oleh tenaga kesehatan/konselor

(melalui

rujukan);

l. Nama petugas.
Pelaksana pengumpulan data di RSU Daya Makassar dilakukan seorang
SKM dimana petugas ini melakukan pencatatan dan pelaporan semua unit
layanan. Pengumpulan data dilakuan secara pasif dan aktif. Pengumpulan data
secara pasif yaitu menunggu klien mengunjungi layanan, sedangkan
pengumpulan data secara aktif dilakukan melalui kegiatan Mobile VCT setiap
satu bulan sekali.
2. Pengolahan Dan Analisis Data
Pengolahan data HIV di RSU Daya Makassar dilakukan dengan menginput
semua formulir 9 ke dalam Sistem Aplikasi SIHA. Apabila ada yang masuk
dalam perawatan maka akan diinput ke dalam LBPHA. Data yang telah selesai
diinput dikirim ke dinas kesehatan kota dan dinas kesehatan propinsi dalam
bentuk hard copy sebelum tanggal 5 bulan berikutnya dan laporan online dikirim
langsung ke pusat. RSU Daya tidak melakukan analisis terhadap data yang telah
diolah di tahun 2014 baru ditahun 2016 data HIV dan AIDS dianalisis.
Lampiran

FORMULIR 9

Anda mungkin juga menyukai