Anda di halaman 1dari 40

Bahan Ajar

EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

PENGANTAR AKUNTANSI 1

LIA NURLIA, S.E, S.Pd

MADRASAH ALIYAH AL-MUSTHOFA


Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

DAFTAR ISI
Halaman

BAB I SEJARAH, PENGERTIAN, PEMAKAI, DAN MACAM 1


AKUNTANSI 1
1.1 SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI..
.. 1
1.1.1 Perkembangan Akuntansi dan Sistem
Pembukuan Berpasangan 1
1.1.2 Perkembangan Akuntansi dari Sistem
Kontinental ke Anglo- 1
Saxon 2
1.2 PENGERTIAN, KEGUNAAN, PEMAKAI, DAN BIDANG 2
AKUNTANSI.... 2
.. 3
1.2.1 Pengertian 4
Akuntansi..
1.2.2 Kegunaan
Akuntansi...
1.2.3 Pemakai Informasi
Akuntansi
1.2.4 Bidang Akuntansi.
1.2.5 Profesi
Akuntansi..
BAB II AKUN DAN KODE 5
AKUN 5
2.1 ARTI DAN PENGGOLONGAN AKUN. 5
2.1.1 Pengertian 5
Akun 8
2.1.2 Penggolongan akun 8
2.2 KODE 8
AKUN.. . 8
2.2.1 Kode 8
Numeral 9
a. Kode Nomor 1
Berurutan. 0
b. Kode Kelompok. 1
c. Kode Blok. 0
2.2.2 Kode Desimal
2.2.3 Kode Mnemonik
2.2.4 Kode Kombinasi Huruf dan Angka.
BAB III PERSAMAAN 1
AKUNTANSI. 1
3.1 KESEIMBANGAN ANTARA HARTA DAN 1
MODAL 1
3.2 PENGARUH TRANSAKSI KEUANGAN TERHADAP
PERSAMAAN 1
AKUNTANSI...... 2
3.3 PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN DALAM
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

PERSAMAAN 1
AKUNTANSI. 2
.
BAB IV TAHAP 1
PENCATATAN.. 3
4.1 SUMBER 1
PENCATATAN.. 4
4.2 ANALISIS BUKTI PENCATATAN. 1
6
4.2.1 Pengaruh Transaksi Keuangan Terhadap Harta,
Utang, dan Modal 1
4.2.2 Posisi Normal Akun Harta, Utang, Modal, 6
Pendapatan, dan Beban..
4.3 JURNAL UMUM 1
4.3.1 Pengertian Jurnal. 6
4.3.2 Bentuk Jurnal. 1
4.4 BUKU 7
BESAR. 1
7
1
7
1
8
BAB V NERACA SALDO, JURNAL PENYESUAIAN, DAN 2
WORKSHEET .. 1
5.1 NERACA 2
SALDO.. 1
5.1.1 Pengertian Neraca Saldo.. 2
5.1.2 Cara Menyusun neraca Saldo. 1
5.2 JURNAL 2
PENYESUAIAN. 1
5.2.1 Pengertian Jurnal 2
Penyesuaian 1
5.2.2 Hal-Hal Yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian. 2
5.3 WORKSHEET 2
. 2
5.3.1 Pengertian Kertas 4
Kerja.. 2
5.3.2 Fungsi Kertas 4
Kerja 2
5.3.3 Bentuk Kertas 4
Kerja.. 2
5.3.4 Cara Menyusun Kertas 5
kerja. 2
5.4 PENGERTIAN JURNAL 5
PENUTUP.. 2
5.4.1 Pengertian Jurnal Penutup 6
5.4.2 Fungsi Jurnal 2
Penutup. 6
5.4.3 Hal-Hal Yang Memerlukan Jurnal 2
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Penutup.. 7
5.5 NERACA SALDO SETELAH 2
PENUTUPAN.... 7
2
7
BAB VI LAPORAN 2
KEUANGAN.. 8
5.1 PENGERTIAN LAPORAN 2
KEUANGAN 8
5.2 KEGUNAAN LAPORAN 2
KEUANGAN.. 8
5.3 LAPORAN LABA 2
RUGI 9
5.3.1 Pengertian Laporan Laba Rugi. 2
5.3.2 Bentuk Laporan Laba Rugi. 9
5.4 LAPORAN PERUBAHAN 2
EKUITAS..... 9
5.5 LAPORAN ARUS 3
KAS. 1
5.6 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 3
3
3
4
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

BAB I
SEJARAH, PENGERTIAN, PEMAKAI, DAN MACAM AKUNTANSI

Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah, pengertian, kegunaan,
pemakai, dan bidang akuntansi

A. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI.


1. Perkembangan Akuntansi dan Sistem Pembukuan Berpasangan
Sejak perekonomian makin berkembang, kejadian kejadian yang
berhubungan dengan keuangan telah dicatat menggunakan batu, kulit kayu dan
sebagainya. Catatan tertua mengenai kejadian ekonomi tersebut telah ditemukan
pada masa 3600 SM di Babilonia. Catatan yang sama juga ditemukan di Mesir
dan Yunani Kuno.
Setelah angka- angka desimal Arab dikenal, pencatatan yang lebih lengkap
dikembangkan di Italia, yang pada akhirnya ditemukan sistem pembukuan
berpasangan (double entry system) yang dikembangkan oleh pedagang pedagang
Venesia.
Pada tahun 1494, Lucas Paciolo, seorang pemuka agama dan ahli
Matematika menulis sebuah buku yang berjudul Summa de Arithmetica,
Geometrica, Proportioni Et Proportionalita, dimana dalam buku yang berisi ilmu
pasti tersebut terdapat pelajaran pembukuan dalam bagian yang berjudul
Tractatus De Computis Et Scriptorio.
Buku tersebut selanjutnya berkembang di Eropa Barat, selanjutnya
perkembangan sistem pembukuan mengikuti asal negaranya, misalnya sistem
Belanda (sistem Kontinental) serta sistem Inggris dan Amerika Serikat (system
AngloSaxon).

2. Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo-Saxon


Pada abad pertengahan Venesia merupakan pusat perdagangan dunia. Saat
terjadi revolusi industri, maka pusat perdagangan berpindah ke Inggris. Sistem
pembukuan berpasangan yang dikenal dengan akuntansi pada abad ke-19
kemudian berkembang di Amerika dengan istilah accounting.
Akuntansi tidak sama dengan pembukuan, walaupun akuntansi berasal
dari pembukuan berpasangan yang dikembangkan. Akuntansi lebih luas ruang
lingkupnya, dimana pembukuan termasuk didalamnya.
Sebelum tahun 1960, di Indonesia dikenal pembukuan cara Belanda (sistem
Kontinental). Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (sistem Anglo-Saxon)
dikenalkan di Indonesia, yang terus digunakan sampai sekarang.

B. PENGERTIAN, KEGUNAAN, PEMAKAI, DAN BIDANG AKUNTANSI


1. Pengertian Akuntansi
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Ditinjau dari segi bahasa, istilah accounting berasal dari kata to account
yang berarti menghitung atau mempertanggungjawabkan. Istilah account
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi akun atau perkiraan.
Ditinjau dari segi rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai
suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat, menggolongkan dan menyimpulkan
transaksi-transaksi, atau kejadia-kejadian yang bersifat keuangan, dalam nilai
mata uang, serta menganalisis hasil dari teknik tersebut. Dengan kata lain
akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran segala
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan
hasilnya.
Dalam pengertian yang luas, definisi akuntansi adalah proses identifikasi,
pengukuran, dan komunikasi dari informasi ekonomi untuk dapat menghasilkan
pertimbangan dan keputusan bagi pemakai informasi tersebut.

2. Kegunaan Akuntansi
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pokok dari akuntansi adalah
menyediakan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi
pimpinan perusahaan, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi-
informasi tersebut, baik dari dalam perusahaan (intern) maupun dari luar
perusahaan (ekstern).
Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan melaporkan
data ekonomis kepada bermaca-macam pihak yang membutuhkan. Pemilik dan
calon pemilik dapat mengetahui bagaimana posisi keuangan dan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Pihak Bank atau pemberi kredit dapat
menilai kemampuan perusahaan dalam beroperasi yang pada gilirannya
mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi sebelum memberi pinjaman.
Badan pemerintah berkepentingan terhadap kegiatan perusahaan dalam kaitannya
dengan penyusunan peraturan pemerintah, misalnya peraturan perpajakan. Bahkan
karyawan berkepentingan terhadap jalannya operasi perusahaan untuk
mempertimbangkan stabilitas usaha perusahaan dan keuntungan yang mungkin
dapat dinikmati oleh karyawan tersebut.

3. Pemakai Informasi akuntansi


Pemakai Internal. Yang termasuk pemakai informasi internal adalah
manajer, pimpinan perusahaan. Manajer (pimpinan) perusahaan, mulai dari level
terendah sampai level tertinggi, memerlukan informasi akuntansi yang berkaitan
dengan tanggung jawab masing-masing. Dengan adanya informasi akuntansi yang
cepat dan akurat, dapat diambil keputusan yang tepat pula.
Pemakai Eksternal. Yang termasuk pemakai informasi eksternal adalah
pemegang saham, calon penanam saham (investor), kreditur atau calon kreditur,
para pekerja/karyawan/serikat karyawan, pemerintah, dan kelompok-kelompok
masyarakat tertentu. Pemegang saham perlu mengetahui perkembangan dan
kondisi perusahaan melalui laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut
merupakan pertanggungjawaban keuangan formal oleh pimpinan/pengelola
perusahaan atas kepercayaan yang diberikan dalam mengelola perusahaan
tersebut. Kreditur atau calon kreditur memerlukan informasi akuntansi dalam
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

bentuk laporan keuangan untuk dijadikan pertimbangan dalam memberikan


kredit. Selain itu juga laporan keuangan dibutuhkan untuk memantau kondisi dan
perkembangan keuangan perusahaan agar kepentingan para kreditur senantiasa
terlindungi. Para pekerja/karyawan memerlukan informasi akuntansi karena
berkepentingan atas kelangsungan hidup perusahaan dan jaminan sosial yang
mereka harapkan. Pemerintah berkepentingan terhadap informasi akuntansi dalam
kaitannya dengan pemantauan atas pelaksanaan suatu peraturan, data melalui
sensus, data statistic, dan sebagainya.

4. Bidang Akuntansi
Bidang-bidang spesialis dalam akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Akuntansi keuangan (Financial Accounting), yang merupakan aplikasi
akuntansi secara keseluruhan untuk suatu unit ekonomi. Fungsi pokoknya
adalah memelihara catatan atas transaksi-transaksi usaha dan menyiapkan
laporan-laporan berkala atas usaha tersebut serta teknik dan prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam melaksanakan tugas ini.
b. Akuntansi Manajemen (Management Accounting), yang menyiapkan
data historis maupun taksiran (estimated) dalam membantu pekerjaan
manajemen sehari-hari dan merencanakan operasi perusahaan.
c. Akuntansi Biaya ( Cost Accounting), berhubungan dengan penentuan
serta pengawasan biaya dalam suatu perusahaan, terutama untuk
perusahaan industri (manufactured). Dalam perusahaan industri umumnya
diperlukan perhitungan biaya produksi, distribusi biaya-biaya, penyusunan
laporan biaya, penentuan biaya berdasarkan departemen, fungsi, aktivitas
produksi, dan lain-lain. Tugas akuntan di bidang ini antara lain
menganalisis data mengenai biaya, baik yang aktual maupun yang
direncanakan, untuk tujuan pengawasan serta perencanaan di masa yang
akan datang.
d. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing), meliputi pemeriksaan independen
atas pekerjaan-pekerjaan akuntansi secara menyeluruh. Bidang ini meliputi
pemberian pendapat atas kelayakan dari laporan keuangan yang disusun.
e. Akuntansi Perpajakan (Taxation), meliputi persiapan untuk pelaporan,
pembayaran pajak ataupun pemgembalian pajak, serta pemenuhan
prosedur-prosedur perpajakan. Akuntan yang bergerak di bidang ini harus
memahami semua peraturan perpajakan yang berlaku di negara yang
bersangkutan.
f. Akuntansi Pemerintahan ( Governmental Accounting), merupakan
bidang khusus dalam mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang
dilakukan pemerintah serta lembaga-lembaga pemerintahan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghasilkan informasi akuntansi dalam administrasi
negara dan mengawasi keuangan pemerintah sesuai mata anggaran
masing-masing.
g. Akuntansi Anggaran (Budgeting), menyajikan rencana keuangan untuk
suatu periode melalui perkiraan dan menyiapkan perbandingan antara
operasi yang sebenarnya dan rencana operasi yang akan datang. Bidang ini
seringkali sudah tercakup dalam akuntansi manajemen.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

h. Sistem Akuntansi (Accounting System), merupakan bidang yang


berkaitan dengan penerapan/aplikasi dari suatu sistem (sistem pencatatan
serta pelaporan dan analisis data keuangan perusahaan). Sistem ini
dimaksudkan untuk menghasilkan cara pengamanan atas harta perusahaan.
i. Akuntansi Sosial (Social Accounting), merupakan bidang yang bertujuan
melakukan pengukuran atas keuntungan dan kerugian masyarakat atas
adanya suatu usaha/perusahaan di lingkungan masyarakat tersebut.

5. Profesi Akuntan
Akuntan merupakan suatu profesi yang setara dengan profesi dokter,
pengacara, atau insinyur. Masyarakat memberikan penghargaan khusus pada
profesi-profesi tersebut karena kewenangan teknisnya itu tidak lazim dimiliki oleh
orang biasa. Profesi akuntan dapat digolongkan menjadi:
a. Akuntan Publik, yaitu akuntan yang berprofesi sebagai pemeriksa bebas
(independen) terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil pemeriksaan
mereka dinyatakan dalam laporan akuntan yang berisi pendapat mereka
tentang kewajaran atau kelayakan laporan keuangan yang diperiksanya.
Akuntan Publik terikat pada kode etik profesi dan melakukan pemeriksaan
sesuai norma-norma pemeriksaan akuntan.
b. Akuntan Manajemen, yaitu akuntan yang bekerja sebagai akuntan
internal suatu perusahaan. Mereka menduduki salah satu jabatan dalam
perusahaan dan bertanggung jawab atas fungsi akuntansi keuangan
maupun akuntansi manajemen.
c. Akuntan Pemerintah, yaitu akuntan yang bekerja pada badan-badan
pemerintah. Tugas mereka bervariasi, mulai dari mengawasi keuangan dan
kekayaan negara sampai mengelola kekayaan dan keuangan negara.
d. Akuntan Pendidik, yaitu akuntan-akuntan yang menjadi tenaga pengajar
(dosen). Akuntan-akuntan ini bekerja untuk pendidikan dan
pengembangan akuntansi.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

BAB II
AKUN DAN KODE AKUN

Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian akun,
penggolongan dan kode akun.

A. ARTI DAN PENGGOLONGAN AKUN


1. Pengertian Akun
Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan untuk mencatat dan
menggolongkan tiap-tiap transaksi yang mengakibatkan perubahan-perubahan
pada harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang,
modal, pendapatan dan beban disediakan sebuah akun tersendiri. Dengan
demikian banyaknya akun yang diperlukan oleh setiap perusahaan berlainan
dengan perusahaan lain, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Penggolongan Akun
Akun pada umumnya dapat digolongkan menurut sifatnya (karakteristik),
yaitu meliputi harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Tiap-tiap golongan
dapat dikelompokan lagi kedalam sub golongan. Kemudian sub golongan dapat
dipecah lagi menjadi beberapa jenis. Sehingga setiap jenis benar-benar hanya
tersedia sebuah akun.
a. Harta (Assets), adalah semua hak milik (kekayaan) perusahaan, baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan
uang. Pada umumnya harta dapat dibagi menjadi 5 golongan:
1) Harta Lancar (Current Assets), yaitu uang tunai dan harta
lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam
jangka waktu 1 tahun atau kurang, melalui operasi normal
perusahaan. Yang termasuk golongan ini antara lain :
- Kas (Cash), yaitu semua uang tunai dan surat berharga
yang berfungsi sebagai uang tunai.
- Efek (Surat Berharga), yaitu surat berharga berupa
saham atau obligasi yang dapat diperjualbelikan melalui
bursa.
- Piutang (Account Receivable), yaitu tagihan kepada
pihak lain tanpa perjanjian tertulis yang pelunasannya
terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
- Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu tagihan kepada
pihak lain dengan perjanjian tertulis yang pelunasannya
terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
- Perlengkapan (supplies), barang habis pakai yang
digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam jangka
waktu dibawah satu tahun.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

- Beban Dibayar Di muka, yaitu beban yang telah


dikeluarkan tetapi belum menerima manfaatnya atau
belum menjadi kewajiban. Contoh: sewa dibayar di muka,
bunga dibayar di muka.
- Pendapatan yang Akan Diterima, yaitu pendapatan atas
pekerjaan yang telah diselesaikan, tetapi belum menerima
pembayarannya.
- Persediaan, yaitu barang siap untuk dijual.
2) Investasi Jangka Panjang(Long Term Investment),yaitu
investasi yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan atau
memperoleh penghasilan tetap. Termasuk didalamnya antara
lain: penanaman modal dalam saham dan penanaman modal
dalam obligasi.
3) Harta Tetap (Fixed Assets), adalah harta berwujud yang
dipergunakan dalam operasi perusahaan yang mempunyai umur
ekonomis lebih dari satu tahun atau yang bukan merupakan
barang dagangan yang akan dijual. Yang termasuk dalam
golongan ini antara lain: kendaraan, peralatan kantor, mesin-
mesin, gedung dan tanah. Harta tetap dalam penggunaannya
secara bertahap akan menyusut atau berkurang nilai
kegunaannya kecuali tanah.
4) Harta Tak Berwujud, yaitu harta yang berupa hak-hak
istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan. Harta
ini antara lain:
- Hak Patent, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah melalui Direktorat Patent kepada seseorang
atau badan untuk penemuan baru. Contoh penemuan
produk formula.
- Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah kepada seseorang atau badan untuk
memperbanyak dan menjual hasil karya seni atau karya
intelektual. Contoh menulis buku, mencipta lagu.
- Hak Merk, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah kepada seseorang atau badan untuk
menggunakan cap, nama, logo, lambang, atau merk
usaha.
- Franchise, adalah hak tunggal atau istimewa yang
diperoleh suatu perusahaan dari pemerintah, orang, atau
perusahaan lain. Contoh: Franchise dari Kentucky Fried
Chicken.
- Goodwill, adalah suatu nilai lebih yang dimiliki oleh
suatu perusahaan karena adanya keistimewaan tertentu,
misalnya karena letak strategis, merk terkenal, personalia
yang profesional, pelayanan yang memuaskan, dll.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

5) Harta Lain-lain, yaitu harta yang tidak dapat dikelompokan


pada kriteria diatas. Misalnya mesin yang tak terpakai, tanah
yang tidak dijadikan tempat usaha.

b. Utang/Kewajiban (Liabilities), yaitu suatu kewajiban yang harus


dibayar kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Utang dibagi
menjadi 2 golongan: utang lancar dan utang jangka panjang.
1) Utang Lancar (Current/Short term liabilities), yaitu
suatu kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu
kurang dari satu tahun. Yang termasuk golongan ini adalah:
- Utang Usaha (Account Payable), yaitu utang jangka
pendek yang tidak disertai perjanjian tertulis. Contoh
utang yang timbul akibat pembelian secara kredit.
- Wesel Bayar (Notes Payable), yaitu utang jangka pendek
dengan disertai perjanjian tertulis.
- Beban yang masih harus dibayar, misalnya utang gaji.
- Pendapatan diterima di muka, misalnya Sewa diterima
di muka
2) Utang Jangka Panjang (Long Term liabilities), yaitu
kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu yang
relatif lama atau lebih dari satu tahun. Jika sebagian atau
seluruh utang tersebut telah jatuh tempo, maka bagian yang
telah jatuh tempo tersebut menjadi utang jangka pendek.
Yang termasuk dalam golongan ini antara lain:
- Pinjaman Obligasi. Obligasi adalah surat bukti utang
perusahaan kepada pemegang obligasi disertai
pembayaran bunga sesuai tingkat bunga yang disepakati.
- Utang Hipotik, yaitu utang jangka panjang dengan
jaminan harta tetap.

c. Modal, yaitu kekayaan pemilik perusahaan atau hak milik atas harta
perusahaan.

d. Pendapatan, yaitu penambahan dalam modal perusahaan yang


berasal dari kegiatan usaha. Pendapatan dapat dibedakan:
a. Pendapatan Operasional, yaitu pendapatan yang diperoleh dari
usaha pokok/utamanya.
b. Pendapatan Non Operasional, yaitu pendapatan yang diperoleh
diluar dari usaha pokok/utamanya. Misalnya dari pendapatan
bunga, pendapatan komisi, laba penjualan aktiva, dll.

e. Beban, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh


hasil. Beban dapat dibedakan menjadi:
a. Operasional/Beban Usaha, yaitu beban yang dikeluarkan untuk
dapat mendapat hasil dari usaha pokoknya. Misalnya Beban gaji,
beban listrik, telepon, dll.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

b. Beban diluar usaha/Non Operasional, yaitu beban yang


dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha
pokok/utamanya. Misalnya beban bunga, rugi penjualan aktiva.

2. KODE AKUN
Untuk mempermudah pencatatan, akun umumnya disusun sedemikian
rupa dan diberi kode, agar lebih mudah mencarinya dan mendapatkannya kembali
pada kelompoknya masing-masing. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemberian kode akun, yaitu :
a. Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat.
b. Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten.
c. Jika ada penambahan akun baru, usahakan jangan sampai mengubah kode
yang sudah ada .
Berikut beberapa macam kode akun :
1. Kode Numeral, adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan
nomor (0-9).
a. Kode Nomor berurutan, pada cara ini akun dibei nomor secara
berurutan. Nomor yang diinginkan dapat mulai dari 1 atau 100
atau sesuai yang diinginkan. Cantoh :
Nomor Nama Akun
Kode

100 Kas
101 Bank
102 Piutang Usaha
103 Wesel Tagih
121 Tanah
122 Gedung
201 Utang Usaha
202 Wesel Bayar

b. Kode Kelompok, dengan cara in akun yang ada dikelompokkan


menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok dibagi menjadi
golongan dan seterusnya diberi nomor kode tersendiri. Kode akun
bisa terdiri atas 2,3, atau 4 angka yang masing-masing mempunya
arti tersendiri, misal : suatu akun kas diberi kode 111 (1 pertama :
kelompok akun Harta; 1 kedua menunjukkan golongan akun
Harta Lancar; 1 ketiga menunjukkan jenis akun kas)
Nomor Arti
Kode

Angka Kelompok Akun


pertama Golongan Akun
Angka Subgolongan
kedua Akun
Angka Jenis Akun
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

ketiga
Angka
keempat

c. Kode Blok, dalam cara ini, akun yang ada dikelompokkan


menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi
beberapa golongan, dan tiap golongan menjadi beberapa jenis.
Masing-masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu blok
nomor kode yang berbeda. Contoh :

Kelompo Kode
k

Harta 100 199


Utang 200 299
Modal 300 399
Pendapat 400 499
an 500 - 599
Beban

Golonga Kode
n

Harata 100 149


Lancar 150 199
Harta 200 249
Tetap 500 299
Utang
Lancar
Utang
Jgk. Pnjg

Jenis Kode

Kas 100
Piutang 101
Peralatan 150
Kendaraa 151
n 201
Utang
usaha
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

2. Kode Desimal, pada cara ini akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau
rubrik, tiap rubrik menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis
akun. Setiap rubrik, golongan dan jenis akun diberi nomor kode mulai 0
sampai 9.
a. Akun dibagi menjadi beberapa rubrik, misalnya :
Rubrik 0 : Akun Harta Lancar
Rubrik 1 : Akun Harta Tetap
Rubrik 2 : Akun Utang Lancar
Rubrik 3 : Akun Utang Jangka Panjang
Rubrik 4 : Akun Modal
Rubrik 5 : Akun Pendapatan
Rubrik 6 : Rubrik Beban

b. Rubrik dibagi menjadi beberapa golongan, misalnya :


Rubrik 2 : Akun Utang Lancar
Golongan 20 : Utang Usaha
Golongan 21 : Utang Wesel

c. Golongan dibagi menjadi beberapa jenis, misalnya :


Golongan 20 : Utang Usaha
Jenis 201 : Utang Gaji
Jenis 202 : Utang Sewa

3. Kode Mnemonik, pada cara ini pemberian kode dilakukan dengan


menggunakan huruf. Contoh :
Jenis Kode

Harta H
Harta HL
Lancar HT
Harta U
Tetap UL
Utang M
Utang
Lancar
Modal

4. Kode Kombinasi Huruf dan Angka, Cara ini dilakukan dengan


mengkombinasikan huruf dan angka untuk membentuk kode yang diinginkan.
Contoh :
Jenis Kode

Harta H
Harta HL
Lancar HL 01
Kas HL 02
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Piutang HT
Harta U
Tetap UL
Utang UL 01
Utang M
Lancar
Utang
Dagang
Modal

BAB III
PERSAMAAN AKUNTANSI

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Mahasiswa dapat menjelaskan persamaan akuntansi dan mencatat transaksi keuangan ke
dalam persamaan akuntansi.

A. KESEIMBANGAN ANTARA HARTA DAN MODAL


Harta meruapakan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan merupakan
sumber pembelajaran untuk melakukan kegiatan usaha. Sumber pembelajaran
menunjukkan siapa atau dari mana yang membelanjai harta tersebut. Oleh karena
itu, harta harus sama atau seimbang dengan suber pembelanjaan. Sumber
pembelanjaan yang berasal dari pemilik disebut modal.
Keseimbangan atau kesamaan biasanya dinyatakan dalam suatub
persamaan yang disebut persamaan akuntansi (accounting equation). Hubungan
kedua hal di atas dapat dinyatakan sebagai keseimbangan antara harta dan modal.
Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan akuntansi adalah sebagai berikut :
HARTA = MODAL HARTA = MODAL

Harta perusahaan yang digunakan sebagai sember pembelanjaan da;am


kegiatan perusahaan dapat diperoleh dari 2 sumber, yaitu pemilik dan kreditur.
Sumber pembelanjaan dari pemilik disebut modal, sedangkan yang berasal dari
kreditur akan menimbulkan suatu kewajiban untuk dikembalikan, yang disebut
dengan utang. Apabila harta perusahaan diperoleh dari 2 sumber, maka persamaan
akuntansinya :

HARTA = UTANG + MODAL


Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Dalam akuntansi penulisan utang ditulis sebelum modal, hal ini


dimaksudkan dalam hal hak atas kekayaan, kreditur harus didahulukan dari
pemilik modal. Sedangkan hal pemilik ditangguhkan setelah kewajiban kepada
pihak lain dilunasi.
Dalam operasi usaha dimungkinkan adanya pendaptan dan beban.
Pendapatan merupakan kenaikan dari harta yang diperoleh dari hasil penjualan
barang atau jasa. Sedangkan beban merupakan penurunan harta, karena
merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan.
Pendapatan mempunyai sifat menambah modal, sedangkan beban
mempunyai sifat mengurangi modal. Dengan demikian pendapatan dan beban
akan mempengaruhi keadaan modal. Sehingga dalam persamaan akuntansi dicatat
dalam komponen modal. Namun untuk mengembangkan persamaan akuntansi
pencatatan pendapatan dan beban dapat dipisahkan dari modal. Bentuk persamaan
akuntansinya adalah sebagai berikut :

HARTA = UTANG + MODAL + PENDAPATAN - BEBAN

B. PENGARUH TRANSAKSI KEUANGAN TERHADAP


PERSAMAAN AKUNTANSI
Pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi dapat mengakibatkan
penambahan atau pengurangan dalam beberapa komponen. Perubahan dalam
komponen dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perubahan harta diikuti dengan perubahan harta lain dalam jumlah yang
sama.
2. Perubahan harta diikuti dengan perubahan utang atau sebaliknya dalam
jumlah yang sama.
3. Perubahan harta diikuti dengan perubahan modal dalam jumlah yang
sama.
4. perubahan harta diikuti dengan perubahan utang dan modal dalam jumlah
yang sama.

C. PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN DALAM


PERSAMAAN AKUNTANSI
Transaksi keuangan dapat mengakibatkan perubahan dalam komponen
persamaan akuntansi. Perubahan tersebut paling tidak akan menyangkut 2
komponen. Semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat dicatat dalam
persamaan akuntansi.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

BAB IV
TAHAP PENCATATAN

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Mahasiswa dapat mengerjakan tahap-tahap pencatatan siklus akuntansi perusahaan jasa.

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan usahanya menjual jasa.


Dari jasa yang diberikan kepada pihak luar ini perusahaan memperoleh
pendapatan. Contoh perusahaan jasa : perusahaan angkutan, salonkecantikan,
perbengkelan, bioskop, kantor akuntan, dan lain-lain.

Transaksi Identifikasi
Pengukuran

Pencatatan

Penggolongan Proses dan Pelaporan

pengikhtisaran
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Lap. keuangan

Kegiatan ini akan selalu berulang, sehingga merupakan suatu siklus.


Tahap-tahap kegiatan mulai transaksi sapai penyusunan Lapoaran Keuangan
periode akuntansi berikutnya disebut sklus akuntansi (accounting cycle). Secara
rinci siklus akuntansi mencakup kegiatan : tahap pencatatan dan penggolongan
serta tahap pengikhtisaran.

Tahap Pencatatan dan Penggolongan


a. Membuat/menerima bukti pencatatan
b. Mencatat dalam buku jurnal
c. Memindahkan data dari jurnal ke buku besar

Tahap Pengikhtisaran
a. Menyusun Neraca Saldo
b. Membuat Jurnal Penyesuaian
c. Membuat Kertas Kerja/Neraca Lajur
d. Menyusun Laporan Keuangan
e. Membuat Jurnal Penutup
f. Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan

A. SUMBER PENCATATAN
1. Jenis-Jenis Sumber Pencatatan
Kegiatan akuntansi bermula dengan terjadinya trnasaksi, baik transaksi
intern maupun ekstern. Transaksi ini perlu diidentifikasikan dan diukur terlebih
dahulu, maksudnya jika mempengaruhi komposisi harta, utang dan modal
perusahaan maka perlu diadakan pencatatan dengan satuan nilai tertentu.
Secara umum transaksi yang sering terjadi pada perusahaan jasa
sekaligus merupakan sumber kegiatan akuntansi, meliputi transaksi :
a. Pengeluaran/pembayaran uang
b. Penerimaan/pemasukan uang
c. Penjualan/penyerahan jasa
d. Pembelian/penerimaan barang/jasa
e. Lain-lain (biasanya intern perusahaan).

2. Bukti Pencatatan
Setiap transaksi yang memerlukan pencatatan harus dibuatkan atau
dimintakan bukti transaksi/pencatatan. Kegunaan utama dari bukti
transaksi/pencatatan adalah untuk menyediakan bukti tertulis tentang transaksi
yang dilaksanakan, sekaligus menghindari kemungkinan terjadinya persengketaan
di masa yang akan datang. Untuk itu, bukti yang kuat apabila di dalamnya
terdapat pengakuan dari pihak luar atau intern yang berwenang berupa tanda
tangan yang bersangkutan.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Bukti transaksi/pencatatan dilihat dari asalnya dibedakan menjadi 2, yaitu :


a. Bukti intern, yaitu pencatatan kejadian dalam intern perusahaan itu
sendiri, biasanya berupa memo dari pimpinan atau orang yang ditunjuk.
Misalnya bukti pencatatan untuk penyusutan aktiva tetap, penghapusan
piutang, pengalokasian beban, dan lainnya.
b. Bukti ekstern, yaitu bukti pencatatan transaksi yang terjadi dengan pihak
luar perusahaan, misalnya faktur, kuitansi, nota debit, dan nota kredit.
Faktur, adalah perhitungan penjualan kredit yang dibuat oleh pihak penjual
disampaikan pada pihak pembeli. Faktur ini biasanya dibuat rangkap, yang asli
diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian barang secara kredit,
sedangkan copy-nya dipegang pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan
kredit.
Kuitansi, adalah bukti pembayaran uang yang dibuat oleh pihak penerima uang.
Nota, adalah penjualan/pembelian barang secara tunai. Nota biasanya dibuat
rangkap, dimana yang aslli diberikan pada pembeli, copy-nya dijadikan bukti
pencatatan bagi penjualan.

Nota Debit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu
perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah didebet dengan jumlah
tertentu. Bagi langganan yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada akun
pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi kredit.

"Salon Kokom" Palembang, 19 Nopember 2007


Jl. Bidar 101 Kampus
Palembang Kepada
Yth. Toko Linda
Jl. Jendral Sudirman 88Palembang
No. 345
NOTA DEBIT
Kami telah mendebit rekening Saudara untuk hal-hal sbb :
Dikirim kembali 5 buah Hand & Body Lotion Alyssa Ashley karena rusak
pembungkusnya seharga Rp. 300.000,00

Hormat kami
Erwina

Nota Kredit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu
"Salon Kokom" perusahaan kepada langganannya,Palembang, 14Oktober
bahwa akunnya telah 2007
dikredit dengan jumlah
Jl. Bidar 101 Kampus tertentu. Bagi langganannya yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada
Palembang Kepada
akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi debit.
Yth. Usaha Ananda
Jl. Jend. Rajawaali 369 Palembang
No. 123
NOTA KREDIT
Kami telah mengkredit rekening Saudara untuk hal-hal sbb :
Diterima kembali 1 buah Sanggul pengantin yang tidak sesuai pesanan
anda seharga Rp. 45.000,00.

Hormat kami
Erwina
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Memo (Bukti Memorial), adalah bukti pencatatan yang dikeluarkan oleh pimpinan
perusahaan atau orang yang diberi wewenang untuk kejadian-kejadian yang
berlangsung di dalam intern perusahaan itu sendiri.

"Salon Kokom" Palembang, 14Oktober 2007


Jl. Bidar 101 Kampus
Palembang Kepada : Bagian Akuntansi

No. 456
NOTA MEMORIAL
Penyesuaian untuk penyusutan peralatan salon bulan Oktober sebesar Rp.
500.000,00

Hormat kami
Erwina

B. ANALISIS BUKTI PENCATATAN


1. Pengaruh Transaksi Terhadap Harta, Utang, dan Modal
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap terjadi transaksi akan
berpengaruh terhadap komposisi harta, utang, dan modal. Namun perubahan
tersebut tetap dalam keadaan seimbang. Pencatatan yang demikian pada dasarnya
merupakan penerapan sistem pembukuan berpasangan. Artinya setiap transaksi
akan dicatat pada 2 aspek yang berbeda, yakni sisi kiri (debet) dan sisi kanan
(kredit) pada dua atau lebih akun (account) yang terpengaruh.
Dengan demikian sebelum suatu pencatatn dilakukan atas suatu transaksi
berdasarkan dokumen sumber, maka bukti pencatatan perlu dianalisis terlebih
dahulu. Analisis ini dimaksudkan untuk menetapkan :
a. Akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi tersebut (harta, utang,
moda, pendapatan, dan beban).
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

b. Pengaruh transaksi tersebut bertambah atau berkurang terhadap akun


yang bersangkutan.
c. Akibat penambahan atau pengurang itu akun-akun yang bersangkutan
darus didebit atau dikredit.
d. Berapa jumlah pengaruh tersebut.

2. Posisi Normal Akun Harta, Utang, Modal, Pendapatan, dan Beban


pengaruh suatu transaksi terhadap dua atau lebih akun dilakukan dengan
menambah atau mengurangi atau dengan kata lain mendebit atau mengkredit
sejumlah nilai tertentu pada akun tersebut. Setiap akun mempunyai posisi
normal/seharusnya. Posisi normal akun dasar pemikirannya adalah posisi sebuah
neraca.
HARTA = UTANG + MODAL
Dengan demikian akun-akun harta mempunyai posisi normal sebelah kiri (debet),
jika harta bertambah, harta akan di-debet, sebaliknya jika harta berkurang, harta
akan dikredit. Secara lebih jelas posisi normal akun seperti tabel berikut :

Kelompok Akun Normal Bertambah Berkurang


Harta Debet Debet Kredit
Utang Kredit Kredit Debet
Modal Kredit Kredit Debet
Pendapatan Kredit Kredit Debet
Beban Debet Debet Kredit

C. JURNAL UMUM
1. Pengertian Jurnal
Setiap terjadi transaksi, pencatatan langsung ke akun yang terpengaruh
pada dasarnya praktis. Namun pencatatan yang demikian mengandung kelemahan
yaitu antara lain bila terjadi kesalahan dalam pencatatan susah untuk menelusuri
dan menemukannya kembali. Selain itu tidak terlihat/tampak catatan kronologis
mengenai terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, sebelum suatu transaksi
dicatat ke akun, sebaiknya dilakukan pencatatan terlebih dahulu ke dalam suatu
jurnal.
Kata jurnal berasal dari Bahasa Perancis jour yang berarti hari.
Dengan demikian pengertian jurnal atau catatan harian adalah formulir khusus
yang dipakai untuk mencatat setiap transaksi, berdasarkan dokumen/bukti
transaksi, secara kronologis sesuai akun-akun yang terpengaruh dalam jumlah
tertentu dengan cara didebet atau dikredit.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan jurnal mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Fungsi historis, artinya pencatatan setiap bukti transaksi dilakukan secara
kronologis berdasarkan tanggal terjadinya.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

b. Fungsi Pencatatan, artinya semua transaksi dicatat dalam buku jurnal


tanpa ada yang tertinggal.
c. Fungsi instruktif, artinya catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk
mendebet atau mengkredit akun-akun tertentu dalam jumlah dan nilai yang
tertentu pula.
d. Fungsi analisis, artinya pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis
dalam bentuk pendebetan atau pengkreditan akun-akun dalam jumlah atau
nilai tertentu.
e. Fungsi Informatif, artinya catatan dalam jurnal memberikan penjelasan
mengenai transaksi yang terjadi.

2. Bentuk Jurnal
Secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jurnal umum dan jurnal
khusus. Pada bab ini yang akan dijelaskan adalah Jurnal Umum. Adapun bentuk
jurnal umum adalah sebagai berikut.

JURNAL UMUM
Halaman :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

D. BUKU BESAR
1. Pengertian Buku Besar
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Akun adalah daftar atau tempat yang
digunakan untuk mencatat dan menggolongkan tiap-tiap transaksi yang
mengakibatkan perubahan-perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan, dan
biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan, dan beban disediakan
sebuah akun tersendiri. Kumpulan akun-akun yang saling berhubungan dan
merupakan satu kesatuan ini disebut Buku Besar.
Buku Besar dapat digolongkan menjadi dua kelompok akun, yaitu Akun
Riil (akun tetap) yang meliputi akun-akun Harta, Utang, dan Modal; dan Akun
Nominal (akun sementara) yang terdiri atas akun-akun Pendapatan dan Beban.
Posisi normal akun-akun beserta pengaruhnya (bertambah atau berkurang) dapat
dilihat seperti pada tabel berikut.

Kelompok Akun Normal Bertambah Berkurang


Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Harta Debet Debet Kredit


Akun Riil Utang Kredit Kredit Debet
Modal Kredit Kredit Debet
Akun Pendapatan Kredit Kredit Debet
Nominal Beban Debet Debet Kredit

2. Bentuk Buku Besar


Tiap perusahaan dapat memiliki dan menggunakan akun yang bentuk dan
kolomnya bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan. Namun secara umum bentuk
akun Buku Besar dapat dikelompokkan sebagai berikut :

s
a. Bentuk T
Akun Buku Besar bentuk T ini terdiri atas dua bagian yang persis sama
sebelah menyebelah. Bagian sebelah kiri disebut sisi Debet dan bagian
sebelah kanan disebut sisi Kredit. Adapun setiap akun memiliki :
a. Judul Akun (Nama dan Nomor Kode Akun)
b. Bagian/kolom penambahan
c. Bagian/kolom pengurangan

Kas No : 111

Bentu T ini dapat dikembangkan menjadi bentuk 2 kolom seperti


berikut.

Tanggal Uraian Ref Debet Tanggal Uraian Ref Kredit

b. Bentuk Bersaldo
Bentuk ini disebut Bentuk Bersaldo karena pada bentuk ini disediakan
kolom khusus untuk mencatat sisa atau saldo dari akun tersebut setiap
terjadi perubahan akibat terjadinya suatu transaksi. Bentuk bersaldo ini
terdiri dari :
Akun Bersaldo 3 kolom dan 4 kolom.

Akun Bersaldo 3 kolom :

KAS No : 111
Tgl Uraian Ref Debet Kredit Saldo
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Akun Bersaldo 4 kolom :

KAS No : 111
Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit

3. Pemindahbukuan (posting) Jurnal ke Buku Besar


Setelah transaksi dicatat dalam Jurnal, tahap berikutnya adalah
pemindahbukuan (posting) dari Jurnal tersebut ke Buku Besar. Prosedur posting
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pindahkan tanggal jurnal ke tanggal akun yang bersangkutan.
b. Pindahkan jumlah jurnal ke akun yang bersangkutan. Jumlah D Jurnal
pindahkan ke sisi D akun dan jumlah K Jurnal pindahkan ke sisi K
akun yang bersangkutan. Untuk akun Bentuk Bersaldo, langsung
dihitung sisa/saldonya dan isikan saldo tersebut pada kolom yang
sesuai.
c. Cantumkan nomor halaman buku jurnal ke kolom Ref (referensi) akun
Buku Besar.
d. Cantumkan nomor kode akun Buku Besar ke kolom Ref (referensi)
Jurnal.

Contoh :

JURNAL UMUM
Halaman : 01
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 Jan 01 Kas 111 9.000.000


Modal Erwina 311 9.000.000

KAS No : 111
Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

2008 01 Setoran modal 01 9.000.000 9.000.000


Jan (investasi)
awal

MODAL ERWINA No : 311


Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit

2008 01 Setoran modal 01 9.000.000 9.000.000


Jan (investasi)
awal
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

BAB V
NERACA SALDO, JURNAL PENYESUAIAN, DAN
WORKSHEET

Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat membuat Neraca Saldo, mengerjakan jurnal penyesuaian,
menyusun Worksheet, mengerjakan jurnal penutup

A. NERACA SALDO
1. Pengertian Neraca Saldo
Setelah tahapan pencatatan ke dalam Jurnal dan Buku Besar dilakukan,
tahap selanjutnya adalah tahap pengikhtisaran, yaitu menghitung saldo-saldo
setiap akun Buku Besar yang ada dalam suatu perusahaan. Saldo setiap akun
kemudian dikumpulkan dalam suatu daftar yang disebut Neraca Saldo. Adanya
Neraca Saldo berguna untuk menentukan :
a. Ketelitian pencatatan dalam Jurnal dan Buku Besar.
b. Kekeliruan yang mungkin terjadi pada proses pencatatan.
c. Mempermudah penyusunan Laporan Keuangan.

2. Cara Menyusun Neraca Saldo


Neraca Saldo dapat disusun mengikuti langkah-langkah berikut ini :
a. Hitung sisa/saldo dari masing-masing akun Buku Besar.
b. Saldo tiap akun dimasukkan/dipindahkan ke dalam Neraca Saldo,
dengan disusun berdasarkan urutan nomor akun atau sifat-sifat akun.
Adapun bentuk atau format Neraca Saldo adalah sebagai berikut.

NAMA PERUSAHAAN
NERACA SALDO
Untuk Periode 31 Desember 200
No Akun Nama akun Debet Kredit
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

B. JURNAL PENYESUAIAN
1. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo merupakan dasar penyusunan Laporan Keuangan. Namun
angka-angka yang terdapat di dalamnya belum menunjukkan keadaan keuangan
yang sebenarnya dari suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam praktiknya,
perusahaan seringkali mengalami kejadian dimana pendapatan yang diterima
melebihi waktu periode akuntansi untuk penyusunan Laporan Keuangan. Selain
itu beban yang dikorbankan/dikeluarkan kadang tidak bersamaan dengan
prestasi/hasil yang diterima. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan,
yang merupakan pedoman dalam melaksanakan pencatatan sampai pelaporan
transaksi keuangan, pendapatan baru diakui sebagai pendapatan pada saat
realisasinya yaitu pada waktu transaksi terjadi sehingga menimbulkan hak dan
kewajiban. Pembebanan biaya sedapat mungkin dihubungkan dengan pendapatan
yang dilaporkan dalam periode dimana pendapatan tersebut diakui.
Dengan demikian untuk dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya dan tidak melanggar Standar Akuntansi
Keuangan yang dipedomani, diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
pendapatan dan beban melalui Jurnal Penyesuaian. Dengan kata lain Jurnal
Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun-akun Buku Besar ke saldo
yang sesungguhnya, dan memisahkan pendapatan dan beban dalam periode-
periode yang sebenarnya.

2. Hal-hal yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian


Ada 2 kelompok transaksi yang memerlukan jurnal penyesuaian. Kedua
kelompok tersebut adalah :
a. Suatu transaksi yang sudah dicatat, tetapi perlu dikoreksi agar
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
1) Perlengkapan
2) Beban dibayar dimuka
3) Pendapatan diterima dimuka
b. Suatu transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat.
1) Beban yang akan dibayar
2) Pendapatan yang akan diterima
3) Penyusunan aktiva tetap

Untuk lebih jelas berikut diberikan contoh.


1) Perlengkapan
Pada tanggal 03 Januari 2008 perusahaan membeli perlengkapan kantor
secara tunai sebesar Rp. 3.000.000,00 (D). Pada akhir Januari,
perlengkapan kantor yang tersisa menunjukkan nilai Rp. 450.000,00.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

2008 03 Perlengkapan kantor 3.000.000


Jan Kas 3.000.000
(Pencatatan pembelian
perlengkapan kantor)

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Beban perlengkapan 2.550.000


Jan kantor 2.550.000
Perlengkapan kantor
(Pencatatan penyesuaian
akun perlengkapan
kantor)

2) Beban dibayar dimuka


Pada tanggal 31 Januari 2008, akun Asuransi Dibayar Dimuka
menunjukkan sisa/saldo sebesar Rp. 1.200.000,00 (D). Jumlah tersebut
adalah untuk premi asuransi selama 1 tahun terhitung mulai 01 Januari
2008.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Beban asuransi 100.000


Jan Asuransi Dibayar Dimuka 100.000
(Pencatatan penyesuaian akun
Asuransi Dibayar Dimuka)

3) Pendapatan Diterima Dimuka


Tanggal 31 Desember 2007, akun Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
menunjukkan saldo Rp. 24.000.000,00 (K). Jumlah tersebut untuk sewa
yang diterima untuk jangka waktu 2 tahun terhitung mulai 1 Oktober 2007.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Pendapatan sewa Diterima 600.000


Dimuka 600.000
Jan
Pendapatan Sewa
(Pencatatan penyesuaian akun
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Pendapatan sewa Diterima


Dimuka)

4) Beban yang akan dibayar


Pada tanggal 31 Januari 2008, Beban Listrik dan Telepon yang harus
dibayar sebesar Rp. 2.500.000,00. Beban tersebut akan dilakukan
pembayarannya pada tanggal 02 Februari 2008.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Beban Listrik dan Telepon 2.500.000


Jan Utang Listrik dan 2.500.000
Telepon
(Pencatatan penyesuaian
akun beban serta Utang
Listrik dan Telepon)

5) Pendapatan yang akan diterima


Pada akhir januari 2008, Pendapatan Bunga bulan Nopember yang belum
diterima sebesar Rp. 1.250.000,00.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Piutang Bunga 2.500.000


Pendapatan Bunga 2.500.000
Jan
(Pencatatan penyesuaian akun
beban serta Utang Listrik dan
Telepon)
Cttn : akun Piutang Bunga = akun Pendapatan Bunga yang Masih Harus
Diterima

6) Penyusutan aktiva tetap


Pada Tanggal 05 Januari 2005 dibeli sebuah mobil seharga Rp.
160.000.000,00 untuk kegiatan operasional perusahaan. Umur mobil
secara ekonomis diperkirakan 5 tahun dengan nilai sisa Rp. 10.000.000,00.
Penyusutan menggunakan metode garis lurus (disusutkan dengan
jumlah/nilai yang sama selama umur ekonomis). Jurnal penyesuaian untuk
periode tahun 2008 adalah seperti pada jurnal berikut.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Beban Penyusutan Kendaraan 30.000.000


Akumulasi Penyusutan Kendaraan 30.000.000
Jan
(Pencatatan penyesuaian akun Beban dan
Akumulasi penyusutan kendaraan)

C. WORKSHEET
1. Pengertian Kertas Kerja
Jurnal Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun dalam Neraca
Saldo menjadi saldo yang sebenarnya/sesungguhnya. Saldo setelah penyesuaian
tersebut disebut dengan Neraca Saldo yang Disesuaikan atau Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ini merupakan dasar
penyusunan Laporan Keuangan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu
akun-akun dalam Neraca Saldo terdiri atas 2 kelompok akun, yaitu :
a. Kelompok Neraca/Riil, yang terdiri dari akun-akun Harta, Utang, dan
Modal
b. Kelompok Laba-Rugi/Nominal, yang terdiri dari akun-akun
Pendapatan dan Beban.
Untuk mempermudah penyusunan Laporan Keuangan dengan benar
diperlukan suatu alat bantu yaitu Kertas Kerja (worksheet). Kertas kerja atau
worksheet adalah suatu daftar atau media tempat pencatatan Neraca Saldo,
Penyesuaian, serta penggolongan Akun Buku Besar.

2. Fungsi Kertas Kerja


Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Kertas Kerja
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mempermudah pembuatan Laporan Keuangan, karena terdapat
kelompok akun Buku Besar yang sesuai dengan Laporan Keuangan
yang akan disusun.
b. Menghindari kesalahan dalam membuat Laporan Keuangan

3. Bentuk Kertas Kerja


Bentuk akun format Kertas Kerja atau Worksheet dapat dibuat dalam 6
kolom, 8 kolom, 10 kolom, atau 12 kolom. Format yang sering digunakan adalah
format 10 kolom.

Kertas Kerja 6 kolom

No Nama Neraca Saldo Laba-Rugi Neraca


Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Akun Akun D K D K D K

Kertas Kerja 8 kolom

No Neraca Saldo Penyesuaian Laba-Rugi Neraca


Nama Akun
Akun
D K D K D K D K

Kertas Kerja 10 kolom

Neraca NS stlh
No Penyesuaian Laba-Rugi Neraca
Nama Akun Saldo Penys.
Akun
D K D K D K D K D K

Kertas kerja 12 kolom

Neraca NS stlh
No Nama Penyesuaian Laba-Rugi Modal Neraca
Saldo Penys.
Akun Akun
D K D K D K D K D K D K

4. Cara Menyusun Kertas Kerja


Langkah-langkah dalam menyelesaikan Kertas Kerja adalah sebagai
berikut :
a. Susun Neraca Saldo.
b. Buat jurnal penyesuaian dalam Jurnal Umum.
c. Pindahkan jurnal penyesuaian ke dalam kolom penyesuaian dalam
worksheet.
d. Selesaikan Neraca Saldo setelah Penyesuaian, dimana :
1) D NS + D JP =D NSP
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

2) K NS + K JP = K NSP
3) D NS K JP : jika D NS > K JP maka = D NSP; jika D NS < K JP
maka = K NSP
4) NS ada angka, JP kosong : D NS langsung ke D NSP; K NS
langsung ke K NSP.
5) NS kosong, JP ada angka: D JP langsung ke D NSP; K JP langsung
ke K NSP.
e. Dalam NS setelah Penyesuaian terdapat 2 kelompok akun :
1) Akun-akun Neraca (H,U, dan M) pindahan lajur Neraca sesuai pada
posisinya D atau K.
2) Akun-akun Laba Rugi (P dan B) pindahkan ke lajur Laba Rugi
sesuai pada posisinya D atau K.
f. Kolom R/L :
1) Jumlahkan K R/L Rp. (pendapatan)
2) Jumlahkan D R/L Rp. (beban) ___
Rp.
Saldo Laba (P>B), ditulis di kolom Debit R/L
Saldo Rugi (P<B), ditulis di kolom Kredit R/L
Jumlah Debet R/L = Jumlah Kredit R/L
g. Kolom Neraca :
1) Jumlahkanlah D Neraca Rp.
2) Jumlahkanlah K neraca Rp.
Kalau D> K = saldo Laba, ditulis di sisi K Neraca
Kalau D< K = saldo Rugi, ditulis di sisi D Neraca
Jumlah Debet Neraca = Jumlah Kredit Neraca

D. PENGERTIAN JURNAL PENUTUP


1. Pengertian Jurnal Penutup
Sebagaimana ayat-ayat jurnal umum diposting ke akun-akun Buku Besar,
maka ayat jurnal penyesuaian pun diposting ke akun Buku Besar yang
bersangkutan. Tahap selanjutnya setelah dilakukan posting dari jurnal penyesuaian
ke Buku Besar adalah menutup akun Buku Besar melalui ayat jurnal penutup.
Jurnal Penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk meng-nol-kan akun-akun nominal/sementara untuk dipindahkan ke akun
modal melalui ikhtisar L/R. Menutup akun-akun nominal merupakan proses akhir
untuk menentukan kemampuan dalam memperoleh laba selama satu periode
akuntansi.

2. Fungsi Jurnal Penutup


Ayat jurnal penutup merupakan jurnal untuk menutup akun-akun
pendapatan, akun-akun beban, akun ikhtisar L/R, dan akun Prive. Dengan
demikian jurnal penutup berfungsi mengikhtisarkan semua pos-pos yang
mempengaruhi perubahan modal selama satu periode akuntansi.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

3. Hal-Hal Yang Memerlukan Jurnal Penutup


Akun-akun yang memerlukan jurnal penutup adalah akun-akun yang
berpengaruh terhadap perubahan modal sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
yaitu :
a. Pendapatan
b. Beban
c. Prive
d. Laba dan Rugi usaha

4. Cara Menyusun Jurnal Penutup


a. Pindahkan akun-akun pendapatan ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal :
Pendapatan Rp.
Ikhisar L/R Rp.
b. Pindahkan akun-akun beban ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal :
Ikhtisar L/R Rp.
Beban Rp.
c. Pindahkan saldo akun prive ke akun modal melalui jurnal :
Modal Rp.
Prive Rp.
d. Pindahkan saldo akun ikhtisar L/R kea kun modal melalui jurnal :
Jika Laba : ikhtisar L/R Rp.
modal Rp.
Jika Rugi : Modal Rp.
Ikhisar L/R Rp.

E. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN


Setelah jurnal penyesuaian dan jurnal penutup dipindahkan/diposting ke
akun-akun Buku Besar, maka akun-akun nominal (Pendapatan, Beban, dan Prive)
akan bersaldo nol. Untuk memastikan keseimbangan akun-akun Buku Besar dari
kelompok akun-akun Riil (neraca), maka disusun Neraca saldo setelah Penutupan.
Neraca SAldo setelah Penutupan adalah tahapan terakhir kegiatan suatu periode
akuntansi, yang merupakan neraca akhir periode tersebut dan menjadi neraca awal
periode akuntansi berikutnya.
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

BAB VI
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat membuat Laporan Keuangan

A. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan Keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada suatu periode tertentu. Menurut
Standar Akuntansi Keuangan, Laporan Keuangan utama meliputi : Laporan Laba-
Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Catatan Atas Laporan Keuangan,
Laporan Arus Kas.

B. KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN


Tujuan umum Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) adalah :
a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan
kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
aktiva neto ( aktiva dikurang kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di
dalam menaksir potensi perubahan dalam menghasilkan laba.
d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva
dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas
pembelanjaan dan infestasi.
e. Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti
informasi mengenai kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan.

Dalam penyusunan laporan keuangan, setiap laporan keuangan harus


mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal atau jangka
waktunya. Informasi yang disajikan dalam Neraca adalah suatu tanggal tertentu,
sedang dalam laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas informasi yang
disajikan adalah untuk suatu jangka waktu tertentu.
Menurut SAK,informasi keuangan harus memenuhi tujuan kualitatif
sebagai berikut :
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

a. Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaanya.


b. Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam
bentuk dan istilah yang sesuai dengan batas pengertian para pemakai.
c. Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat
yang subjektif.
d. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
e. Informasi harus disampaikan tepat waktu.
f. Informasi dalam laporan keuangan harus memiliki daya banding dengan
laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun
dengan perusahaan lainnya.
g. Informasi akuntansi harus lengkap yang meliputi semua data akuntansi
keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas.

C. LAPORAN LABA RUGI


Laporan Laba Rugi adalah ringkasan dari pendapatan dan beban suatu
perusahaan dalam jangka waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan
Laba Rugi menggambarkan hasil usaha selama periode tertentu. Jika pendatapan
lebih besar dari beban berarti perusahaan laba, sebaliknya jika pendapatan lebih
kecil dari beban berarti perusahaan rugi.
Penyajian laporan laba-rugi harus memuat laporan secara rinci semua
unsur pendapatan dan beban dalam jangka waktu tertentu. Laporan Laba-Rugi
dapat dibuat dalam dua bentu yaitu : bentuk langsung single step dalam bentuk
bertahap multiple step.
a. Bentuk single step atau bentuk langsung, yaitu semua pendapatan
dikelompokkan tersendiri di bagian atas dijumlahkan, kemudian semua beban
dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan juga dijumlahkan. Jumlah
pendapatan dikurangi jumlah beban dimana selisihya merupakan laba bersih atau
rugi bersih.
b. Bentuk multiple step atau bertahap, yaitu bentuk laporan dimana pendapatan
dan beban dibedakan dalam pendapatan dan beban operasional serta
pendapatandan beban non operasional. Pendapatan dan beban operasional
disajikan pertama, pendapatan dan beban non operasional disajukan kemudian.

Laporan Laba Rugi bentuk single step dan multiple step dapat dilihat seperti pada
contoh berikut.

Bentuk single step


HANIS LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Pendapatan :
Pendapatan Jasa Rp. xx
Pendapatan Bunga Rp. xx
Jumlan pendapatan Rp. xx

Beban :
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Beban pemakaian perlengkapan Rp. xx


Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan gaji Rp. xx
Beban bunga Rp. xx
Jumlah beban (Rp. xx)
Laba Bersih Rp. xx

Bentuk multiple step

HANIS LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Pendapatan dan Beban Operasional :
Pendapata Jasa Rp. xx
Beban :
Beban pemakaian perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan gaji Rp. xx
Jumlah beban ( Rp. xx )
Laba Operasional Rp. xx

Pendapatan dan Beban Non-Operasional :


Pendapatan bunga Rp. xx
Beban bunga ( Rp. xx )
Laba Non-Operasional Rp. xx
Laba Bersih sebelum pajak Rp. xx

D. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


Laporan Perubahan Ekuitas adalah ringkasn tentang perubahan modal
pemilik yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Laporan ini memberikan
informasi mengenai penambahan atau pengurangan modal selama periode
tertentu. Penambahan modal berasal dari investasi dan laba. Sedangkan
pengurangan modal biasanya terjadi karena adanya kerugian dan pengambilan
untuk keperluan pribadi (prive).
HANIS LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Modal 1 JAnuari 2008 Rp. xx
Laba Bersih Rp. xx
Pengambilan/prive (Rp. xx )
Penambahan Modal Rp. xx
Modal 31 Januari 2008 Rp. Xx
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

E. NERACA
Neraca adalah suatu daftar Harta, Utang, dan Modal perusahaan pada
tanggal tertentu, yang biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Neraca dapat
dibuat dalam 2 bentuk, yaitu bentuk perkiraan (Bentuk T) dan bentuk laporan.
Pada bentuk perkiraan, harta dicantumkan di sisi kiri Neraca, sedangkan
utang dan modal dicantumkan di sisi kanan Neraca. Pada bentuk Laporan, utang
dan modal dicantumkan dibawah harta. Untuk lebih jelas berikut diberikan
ilustrasi kedua bentuk tersebut.
HANIS LOUNDRY
Neraca
Per 31 Januari 2008
Harta : Utang dan Modal :
Kas Rp. xx Utang :
Perlengkapan Rp. xx Utang Bank
Rp. xx
Peralatan Rp. xx Modal :
Jumlah harta Rp. xx Modal Hani
Rp. xx
Jumlah Utang dan Modal
Rp. xx

Bentuk Laporan
HANIS LOUNDRY
Neraca
Per 31 Januari 2008
Harta
Harta Lancar :
Kas Rp. xx
Perlengkapan Rp. xx
Jumlah harta lancar Rp. xx

Harta Tetap
Peralatan Rp. xx
Jumlah Harta Rp. xx

Utang dan Modal


Utang :
Utang Bank Rp. xx
Modal :
Modal Hani Rp. xx
Jumlah Utang dan Modal Rp. xx

F. LAPORAN ARUS KAS


Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Laporan arus kas berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
menilai kebutuhan perusahaan menggunakan arus kas tersebut. Laporan Arus Kas
memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan
dalam aktiva bersih perusahaan (termasuk likwiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas juga
memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows).
Arus kas dapat disusun dengan menggunakan salah satu dari dua metode
berikut ini :
a. Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
b. Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaiakan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas,
penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran
kas untuk operasi masa lalu dan masa depan, dan unsure penghasilan
atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Bentuk laporan arus kas, untuk kedua metode di atas seperti disajikan dalam
ilustrasi berikut ini.

Metode langsung

HANIS LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan Rp. xx
Pembayaran kas kpd pemasok atau karyawan Rp. xx
Kas yang dihasilkan dari operasi Rp. xx
Pembayaran bunga Rp. xx
Pembayarn pajak penghasila (Rp. xx)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp. xx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Hasil dari pejualan aktiva tetap Rp. xx

Penerimaan Bunga Rp. xx


Penerimaan deviden Rp. xx
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp. xx

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan


Hasil dari pinjaman jangka panjang Rp. xx
Pembayaran hutang (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Rp. xx
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Kenaikan bersih kas atau setara kas Rp. xx


Kas atau setara Kas awal periode Rp. xx
Kas atau setara Kas akhir periode Rp. xx

Metode tidak langsung


HANIS LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa Rp. xx
Penyesuaian :
Penyusutan Rp. xx
Beban bunga Rp. xx
Laba bersih sebelum perubahan modal kerja Rp. xx
Kenaikan piutang (Rp. xx)
Penuruan persediaan Rp. xx
Penurunan utang jk pendek (Rp. xx)
Kas dan Hasil Operasi Rp. xx
Pemabayaran bunga (Rp. xx)
Pembayaran PPh (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Rp. xx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Hasil dari penjualan aktiva tetap Rp. xx

Penerimaan Bunga Rp. xx


Penerimaan deviden Rp. xx
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp. xx

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan


Hasil dari pinjaman jangka panjang Rp. xx
Pembayaran hutang (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Rp. xx
Kenaikan bersih kas atau setara kas Rp. xx
Kas atau setara Kas awal periode Rp. xx
Kas atau setara Kas akhir periode Rp. xx

G. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Dalam Standar Akuntansi Keuangan dinyatakan bahwa Catatan atas
Laporan Keuangan harus mengungkapkan informasi tentang dasar penyusunan
laporan keuangan dan kebijaksanaan akuntansi yang diterapkan; informasi yang
diwajibkan dalam Pernyataan SAK (PSAK) tetapi tidak disajikan di Neraca,
Bahan Ajar
EKONOMI AKUNTANSI XI IPS

Laporan laba rugi, Laporan arus Kas, dan laporan Perubahan ekuitas; serta
informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian yang wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan, meliputi penjelasan naratif / rincian jumlah
yang tertera dalam Neraca, Laporan L/R, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan
Ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.

Anda mungkin juga menyukai