Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM KEBESARAN

DISUSUN OLEH :

RAHMAT HIDAYAH
PO.71.4.201.14.1.037

CI LAHAN CI INSTITUSI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


PRODI D.IV KEPERAWATAN
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM KEBESARAN

A. MASALAH UTAMA

Perubahan Proses Pikir : Waham

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Pengertian

Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
realita normal(Stuart dan Sundeen, 1998)

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI,2000)

Waham adalah suatu keyakinan seseorang berdasarkan penilaian realitas yang selalu
salah keyakinan yang tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi atau informasisecara akurat (Keliat, 1999)

Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995)

2. Jenis Jenis Waham

Menurut Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :

a. Waham Primer

Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal
seseorang merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak berjalan dan
berhenti dua kali.

b. Waham Sekunder

Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita untuk
menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya.

1. Waham Agama
Keyakinan terhadap suatu agama secar berlebihan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
kalau saya masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari, atau
mengatakan bahwa dirinya adalahTuhan yang dapat mengendalikan makhluknya.

2. Waham Kebesaran

Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan
yang berbeda dengan orang lain, ducapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Contoh :
saya ini penjabat di Departemen Kesehatan lho , saya punya tembang emas

3. Waham curiga

Keyakinan bahwa seseorang atau kelompok orang berusaha merugikan atau mencederai
dirinya, diucapkan berulang ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
saya tahu semua saudara saya mungkin ingin menghancurkan hidup saya karena
mereka semua iri dngan kesuksesan yang dialami saya.

4. Waham Somatik

Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang
penyakit, diucapkan berulang ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun setelah dilakukan
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya.

5. Waham Nihilistik

Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
ini kan alam kubur ya, semua yang ada di sisni adalah roh-roh.

Delusion of reference

Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan dirinya

6. Waham Kejar

Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang mengganggunya
atau mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau kejelekannya sedang
dibicarakan
3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dngan perubahan proses pikir : waham adalah sebagai berikut :

1. Kognitif :
Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
Individu sangat percaya pada keyakinannya
Sulit berfikir realita
Tidak mampu mengambil keputusan

2. Afektif
Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
Afek tumpul

3. Prilaku dan Hubungan Sosial


Hipersensitif
Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
Depresif
Ragu-ragu
Mengancam secara verbal
Aktifitas tidak tepat
Streotif
Impulsive
Curiga

4. Fisik
Higiene kurang
Muka pucat
Sering menguap
BB menurun
Nafsu makan berkurang dan sulit tidur

5. Rentang respons

Respon adaptif repon maladaptif

Pikiran logis Kadang proses Gangguan isi


pikir terganggu pikir halusinasi
Persepsi akurat
Illusi Perubahan
Emosi konsisten proses emosi
dengan Emosi berlebih
pengalaman Perilaku tidak
Rentang respons perubahan proses pikir waham(keliat,1999)

6. Etiologi

Gangguan persepsi sensori halusinasi sering disebabkan karena panik, sterss berat
yang mengancam ego yang lemah, dan isolasi sosial menarik diri (Townsend, M.C,
1998). Menurut Carpetino, L.J (1998) isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu
atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak. Sedangkan
menurut Rawlins, R.P dan Heacock, P.E (1998), isolasi sosial menarik diri merupakan
usaha menghindar dari interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa
kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berpikir, berperasaan.
Berpr bestasi, atau selalu dalam kegagalan.

Isolasi sosial menarik diri sering ditunjukkan adanya perilaku (Carpentino, L.J 1998) :

Data subjektif :

1. Mengungkapkan perasaan kesepian atau penolakan


2. Melaporkan dengan ketidaknyamanan konyak dengan situasi sosial
3. Mengungkapkan perasaan tak berguna

Data objektif :

1. Tidak tahan terhadap kontak yang lama


2. Tidak komunikatif
3. Kontak mata buruk
4. Tampak larut dalam pikiran dan ingatan sendiri
5. Kurang aktivitas
6. Wajah tampak murung dan sedih
7. Kegagalan berinteraksi dengan orang lain

7. Faktor Predisposisi\

a. Pengembangan
Hambatan perkembangan alam mengganggu hubungan interpersonal seseorang.
Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan

b. persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan


emosi tidak efrktif. : Sosial budaya
c. Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham. : Psikologis

d. Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda / bertentangan, dapat menimbulkan


ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan. : Biologis

e. Waham diyakini tejadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak,
atau perubahan pada sel kontrikal dan limbik. : Genetik

8. Faktor Presipitasi

a. Sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.
b. Biokimia
Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang
c. Psikologis\
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembngkan koping untuk menghindari kenyataan
yang menyenangkan.

9. Akibat

Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan
kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang
ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

a. Status mental

Berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat


ekstrinsik dan aneh. Tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang
lain. Klien biasanya cerdik ketika dilakukan pemeriksaan sehingga dapat
memanipulasi data. Selain itu perasaan hatiya konsisten dengan isi waham.

b. Sensori dan kognisi

Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik


terhadap orang, tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lainnya biasanya
akurat. Pengendalian impuls pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat
adanya rencana untuk bunuh diri, membunuh, atau melakukan kekerasan pada
orang lain.

Gangguan proses pikir waham biasanya diawali dengan adanya riwayat


penyakit berupa kerusakan pada bagian korteks dan limbik otak. Bisa dikarenakan
terjatuh atau didapat ketika lahir. Hal ini menunjukkan terjadinya perubah
emosional seseorang yang tidak stabil. Bila kepanjangan akan menimbulkan
perasaan rendah diri, kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan.
Waham curiga akan timbul sebagai manifestasi ketidakmampuan seseorang dalam
memenuhi kebutuhannya. Bila respons lingkungan kurang mendukung terhadap
perilakunya dimungkinkan akan timbul resiko perilaku kekerasan pada dirinya,
orang lain dan lingkungan. Dan kerusakan komunikasi kepada orang lain.

C. POHON MASALAH

risiko melakuakn tindakan kekerasan

Effect Kerusakan Komunikasi Verbal

Core Problem Perubahan Proses Pikir : Waham curiga

Etiologi Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2. Penatalaksanaan

bina hubungan saling percaya dengan pasien

jangan membantah dan mendukung waham klien

yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung

observasi kebutuhan klien sehari hari

memberikan pujian setiap klien melakukan aktivitas yang positif

farmakologi seperti : haloperidol, Chlorpromazine, Trihexipenidil.

Farmakoterapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik,
terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang semuanya
bertujuan untuk memperbaiki perilaku klien dengan waham pada gangguan skizoprenia.
Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehabilitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan
pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan masyarakat.

D. MASALAH YANG MUNCUL DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

No Data focus Masalah keperawatan

DS : klien mengatakan hal yang tidak jelas

DO :
Kerusakan komunikasi
1.
verbal
klien berbicara kacau

Pembicaraan klien berbelit-belit

DS :

Klien mengatakan hal-hal yang tidak nyata.

Klien mengatakan bahwa seseorang


berusaha mencederai dirinya.

Pasien menolak makanan yang disajikan


merasa ada racunnya.
Gangguan proses Pikir :
DO : Waham Curiga

Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang

Isi pembicaraan tidak sesuai dengan


kenyataan.

Klien tampak bingung dan ketakutan

Data Subjektif : Gangguan konsep diri :


harga diri rendah
Klien merasa malu berinteraksi dengan
orang lain

Data Objektif :

Ekspresi muka klien sedih dan murung

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan Komunikasi verbal b.d waham curiga

2. perubahan isi pikir: waham curiga

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa : Kerusakan Komunikasi verbal b.d waham curiga

Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol wahamnya sehingga komunikasi verbal dapat
berjalan dengan baik

Tujuan Khusus :

a. Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya

Intervensi :

1. Bina hubungan saling percaya

2. Jangan membantah dan mendukung klien

3. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung

4. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Intervensi :

1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistic


2. Diskusikan dengan klien tentang kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
yang realistik, hati-hati terlibat dengan waham

3. Tanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari) kemudian
anjurkan untuk melakukannya saat ini

4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak
ada.

c. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

Intervensi :

1. Observasi kebutuhan sehari-hari klien

2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik secara di rumah dan di RS (rasa
takut, ansietas, marah)

3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham

4. Tingkat aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan
tenaga (aktivitas dapat dipilih dan dibuat jadwal bersama dengan klien)

5. Atur situai agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya

d. Klien dapat b.d realitas (realitas: diri, orang lain, tempat, waktu)

Intervensi :

1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas

2. Sertakan klien dalam TAK :TAK Orientasi Realita

3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

4. Klien dapat memanfaatkan obat dengan benar

Intervensi :

1. Diskusikan frekuensi, dosis, dan manfaat obat

2. Anjurkan minum obat

3. Diskusikan efek bila menghentikan obat tanpa konsultasi

4. Jelaskan 5 tepat dalam penggunaan obat


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada praktis klinis (terjemahan).
Edisi 6. Jakarta : EGC.

Sheila L. Vedeback,2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Rasmun, 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga, Jakarta :
CV. Sagung Seto.

Stuart & Sunden, 1998. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai