Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PROKLAMASI KARAWANG

NOMOR : 18/RSUP/SK-DIR/I/2016
TENTANG
KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
RUMAH SAKIT UMUM PROKLAMASI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PROKLAMASI KARAWANG

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang bertanggung jawab


atas pemberian pelayanan kepada pasien;
b. bahwa Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang menghormati hak
pasien dalam beberapa situasi hak istimewa keluarga pasien, untuk
menentukan informasi apa saja yang berhubungan dengan pelayanan
yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak lain dalam
kondisi tertentu;
c. bahwa sehubung dengan hal-hal tersebut di atas dipandang perlu
ditetapkan dalam suatu peraturan Direktur RSU Proklamasi Karawang.
Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
2. Standar Akreditasi Rumah Sakit Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Tahun 2012;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
209/MENKES/PER/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
4. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit, Kementerian
Kesehatan 2012;
5. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Nomor
503/SK.2133PPI/2013 Tentang Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit
Umum Proklamasi Karawang;
6. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang
Nomor 01/RSUP/SK-DIR/I/2016 Tentang Kebijakan Umum Rumah
Sakit Umum Proklamasi Karawang;
7. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang
Nomor 02/RSUP/SK-DIR/I/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan
Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang;
8. Keputusan Direksi PT. Bumi Proklamasi Karawang Nomor
071/BP/SK-DIRUT/VII/2015 Tentang Pengangkatan dr. Harry
Triyanto, MARS sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Proklamasi
Karawang;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU : Rumah sakit mempunyai hak dan kewajiban pasien sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

KEDUA : Rumah sakit mempunyai pelayanan kerohanian terhadap pasien


dengan memperhatikan kenyaman pasien lain.

KETIGA : Rumah sakit menjamin privasi data, kondisi kesehatan dan informasi
medis pasien dari pihak luar dengan pengecualian yang telah diatur dan
disetujui oleh pasien.

KEEMPAT : Harta benda pasien dengan kriteria tertentu dijaga kelengkapan dan
kondisinya oleh rumah sakit.

KELIMA : Pasien yang masuk dalam kriteria yang ditentukan harus dilindungi
dari kekerasan fisik di dalam lingkungan rumah sakit.

KEENAM : Pasien dan keluarga pasien berperan aktif dalam proses pelayanan
untuk memaksimalkan asuhan yang diberikan staf medis dan klinis
rumah sakit.

KETUJUH : Persetujuan dan penolakan tindakan melalui mekanisme yang diatur di


rumah sakit.

KEDELAPAN : Pasien / keluarga pasien yang menolak dilakukan tindakan bantuan


hidup dasar dan lanjutan harus memberikan pernyataan tertulis dengan
rumah sakit tetap memberikan kesempatan dilakukan bantuan hidup
bila pasien / keluarga mencabut penolakannya.

KESEMBILAN : Nyeri yang diderita pasien diasessmen dan diintervensi melalui


manajemen nyeri yang berlaku.

KESEPULUH : Rumah sakit memberikan perhatian terhadap kenyamanan dan


martabat pasien pada masa terminal melalui memahami kebutuhan
unik pasien pada akhir kehidupannya.

KESEBELAS : Keluhan pasien direspon secepat dan sebaik-baiknya untuk


meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.

KEDUABELA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, bila kemudian hari
S diketemukan kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Karawang
Pada tanggal : 18 Januari 2016
Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang
Direktur

dr. Harry Triyanto, MARS

Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang
Nomor : 18/RSUP/SK-DIR/I/2016
Tanggal : 20 Januari 2016

KEBIJAKAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DAN KELUARGA


RUMAH SAKIT UMUM PROKLAMASI KARAWANG

I. Hak Pasien dan Keluarga (UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 32)
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah
sakit.
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
17. Menggugat dan / atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai den gan standar baik secara perdata ataupun
pidana.
18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

II. Kewajiban Pasien dan Keluarga


1. Memberikan data pribadi secara lengkap dan akurat.
2. Memperlakukan staf rumah sakit, pasien lainnya dan pengunjung dengan sopan dan
hormat.
3. Menghormati privasi pasien lainnya.
4. Pasien dan keluarga pasien bertanggung jawab atas keamanan barang-barang berharga
dan barang-barang milik pribadi selama berada di rumah sakit.
5. Memperlakukan properti dan fasilitas rumah sakit dengan baik dan penuh tanggung
jawab.
6. Menyelesaikan semua tanggung jawab keuangan.
7. Memberikan informasi yang diperlukan untuk pengobatan.
a. Memberikan informasi yang lengkap dan akurat atas kesehatannya, termasuk
kondisi terkini, riwayat penyakit, riwayat opname, obat-obatan yang digunakan,
alergi yang diderita dan segala informasi mengenai kesehatan yang patut untuk
diketahui oleh dokter dan pihak rumah sakit.
b. Memberitahukan perubahan yang terjadi atas kondisi kesehatannya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
c. Memberitahukan pihak rumah sakit atau dokter bila tidak memerlukan atau menolak
pengobatan yang dapat memperpanjang masa kehidupannya (do not resuscitate).
8. Mengikuti rekomendasi yang diberikan dokter.
a. Berpartisipasi aktif dan patuh terhadap pengobatan, termasuk keputusan
mengenai rencana pengobatan yang akan diberikan.
b. Bertanggung jawab atas semua konsekuensi yang ada apabila menolak
pengobatan medis, rencana pengobatan, meninggalkan rumah sakit atau
bertentangan dengan nasihat medis.
9. Menunjuk perwakilan.
Pasien berkewajiban menunjuk seorang pembuat keputusan yang mewakilinya, bila
pasien dalam situasi tidak mampu berkomunikasi atau tidak dapat menentukan
keputusan pengobatan secara mandiri.
10. Memenuhi hal hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuat.

III. Pelayanan Kerohanian


1. Rumah sakit menghormati agama yang dianut pasien dan keluarga dan memberikan
haknya untuk menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut selama hal itu tidak
mengganggu pasien yang lainnya.
2. Rumah sakit memfasilitasi pasien yang membutuhkan bimbingan rohani melalui
kunjungan rohaniawan sesuai agama yang dianut dan tidak mengganggu pasien lain.
3. Rumah sakit memperbolehkan pasien dan keluarga membawa rohaniawan sendiri
dengan catatan menginformasikan terlebih dahulu kepada pihak rumah sakit.
4. Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk didampingi oleh keluarga
atau petugas bimbingan rohani dalam keadaan kritis maksimal 2 (dua) orang agar tidak
mengganggu pasien yang lain.

IV.Privasi Pasien
1. Pasien memiliki hak atas informasi dalam rekam medisnya sebagai kerahasiaan dan
privasi pasien.
2. Privasi pasien dihormati melalui identifikasi kebutuhan privasi dan harapan pasien pada
waktu wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur / tindakan, pengobatan dan transportasi.

V. Perlindungan Harta Benda Pasien


1. Rumah sakit mengambil tanggung jawab terhadap perlindungan harta benda pasien pada
kondisi pasien emergensi dan pasien yang tidak mampu bertanggung jawab atas barang
miliknya.
2. Pengambilalihan tanggung jawab pada poin a dilakukan secara prosedural dengan
mencatat jenis / nilai barang dan kondisi barang saat itu.
3. Penyimpanan oleh petugas keamanan rumah sakit dan memastikan barang tersebut tidak
akan hilang atau dicuri.

VI. Perlindungan Kekerasan Fisik


1. Rumah sakit memberikan perlindungan terhadap kelompok pasien yang berisiko
terhadap kekerasan fisik :
a. bayi
b. anak anak
c. pasien cacat
d. lanjut usia
e. pasien penurunan kesadaran
f. pasien dengan mobilisasi sangat terbatas karena penyakit atau peralatan medis
g. pasien pasien yang sedang berselisih
h. pasien yang sedang dalam proses hukum.
2. Penunggu pasien diidentifikasi dengan kartu pengunjung yang diberikan sejak pasien
masuk rawat inap.
3. Rumah sakit melakukan monitoring terhadap lokasi yang berisiko terhadap bahaya
kekerasan / pencurian / penganiayaan / penculikan dan atau gangguan keamanan
lainnya.

VII. Kerahasiaan Informasi Medis Pasien


1. Pasien memiliki hak atas informasi dalam rekam medisnya sebagai kerahasiaan dan
privasi pasien.
2. Petugas dan rumah sakit melindungi kerahasian pasien dan tidak akan mengungkapkan
informasi dalam rekam medis tanpa persetujuan pasien kecuali atas perintah Undang-
Undang.
3. Setiap staf dilarang untuk membacakan informasi / kondisi pasien di tempat umum
seperti lift, kantin, nurse station dan sebagainya.
4. Pelepasan informasi oleh pasien ke rumah sakit diatur dalam pemberkasan tertulis.

VIII. Partisipasi Dalam Proses Pelayanan


1. Pasien dan keluarga dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pelayanan melalui
pembuatan keputusan, bertanya, mendapatkan penjelasan dan bahkan menolak
pelayanan / tindakan / prosedur diagnostik dan pengobatan.
2. Pasien dan keluarga dapat meminta second opinion baik di dalam maupun di luar RSU
Proklamasi Karawang kepada DPJP dengan mengisi formulir second opinion.
3. Informasi proses pelayanan / pengobatan pasien dikomunikasikan secara efektif dengan
bahasa yang dimengerti oleh pasien/keluarga.

IX. Persetujuan dan Penolakan Tindakan (informed consent)


1. Persetujuan umum (general consent) terhadap perawatan dan pengobatan di rumah sakit
ditandatangani pasien / wali pasien pada saat proses pendaftaran rawat inap.
2. Dokter penanggung jawab pelayanan ditetapkan pada saat pasien masuk rumah sakit.
DPJP memberikan informasi medis termasuk rencana pengobatan dan tindakan selama
masa perawatan.
3. Persetujuan terhadap tindakan kedokteran (informed consent) ditandatangani pasien /
wali pasien sebelum tindakan dilakukan dengan terlebih dahulu mendapatkan
penjelasan terhadap tujuan dan risiko tindakan dari DPJP.
4. Tindakan kedokteran yang memerlukan informed consent:
1) Semua tindakan pembedahan dan tindakan invasif
2) Semua tindakan anestesi & sedasi sedang dan dalam
3) Semua pemberian darah dan produk/komponen darah
4) Semua pengobatan berisiko tinggi
5. Pasien / wali pasien dapat menolak tindakan pengobatan yang akan diberikan dengan
menandatangani formulir penolakan tindakan pengobatan.
6. Pasien / keluarga yang menolak / tidak melanjutkan pengobatan / pulang atas
permintaan sendiri harus diberikan pengetahuan tentang konsekuensi keputusan dan
kemungkinan alternatif pelayanan / pengobatan lainnya.

X. Do Not Resuscitation (DNR)


1. Setiap pasien berhak mendapatkan bantuan hidup dasar untuk kelangsungan
kehidupannya.
2. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan resusitasi
atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar.
3. Dalam kasus DNR pastikan bahwa rumah sakit memenuhi norma agama dan budaya,
syarat hukum dan peraturan yang berlaku dan mencari jalan keluar apabila keputusan
tersebut berubah sewaktu pelayanan sedang berjalan.
4. Rumah sakit memandu secara profesional kesehatan melalui etika dan hukum dalam
melaksanakan permintaan pasien dengan pengisian formulir DNR yang dimasukkan
dalam rekam medis pasien.
5. Pasien dengan DNR diberi identifikasi dengan penanda warna ungu.

XI. Manajemen Nyeri


1. Rumah sakit melakukan penilaian manajemen nyeri secara berkala sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien.
2. Intervensi untuk mengatasi nyeri diberikan kepada pasien sesuai hasil penilaian yang
dilakukan.

XII. Pasien Dengan Masa Terminal


1. Rumah sakit memberikan perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien pada
masa terminal melalui memahami kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya.
2. Kebutuhan unik dipenuhi dengan pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder,
manajemen nyeri, respon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan
budaya pasien dan keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.

XIII. Keluhan / Komplain Pasien


1. Keluhan dan komplain pelanggan dapat disampaikan kepada rumah sakit melalui
petugas pelayanan di unit pelayanan / humas secara lisan maupun tertulis (diutamakan).

2. Penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat pasien / keluarga


pasien dengan rumah sakit dengan cara kekeluargaan, bila tidak mendapat hasil maka
akan berlanjut ke proses berdasarkan ketentuan yang berlaku.

XIV. Rumah sakit tidak melakukan penelitian klinis, investigasi atau uji klinis dan tranplantasi
organ yang melibatkan manusia sebagai subjek.
Ditetapkan di : Karawang
Pada tanggal : 20 Januari 2016
Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang
Direktur

dr. Harry Triyanto, MARS

Anda mungkin juga menyukai