Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENTINGNYA PERAWATAN LUKA DAN PEMENUHAN


NUTRISI PADA IBU SETELAH MELAHIRKAN (POST PARTUM)

Dosen Pengampu : Lala Budi Fitriana, S.Kep.Ns., M.Kep. Sp.Kep., An

Oleh:
KELOMPOK 23
HERMINA D.H UDA 16160069
SUDARYANTO 16160123

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Pentingnya Perawatan Luka dan Pemenuhan Nutrisi


Subpokok bahasan : Pentingnya Perawatan Luka Episitomi/Cessar dan Nutrisi Ibu
Setelah Melahirkan.
Sasaran : Ibu Post Partum dengan Luka Episiotomi dan Cessar di
RSST Klaten
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 april 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Di Bangsal Melati 1 RSST klaten

A. TUJUAN
1. Latar Belakang
Masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran

disebut dengan masa nifas (post partum). Masa nifas berlangsung selama

kira-kira 6 minggu dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum kehamilan (Maryunani,

2009). Infeksi perineum merupakan salah satu komplikasi yang dialami oleh

ibu post partum dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan selama fase nifas.

Prevalensi infeksi perineum saat ini belum didokumentasikan dengan baik.

Infeksi perineum tidak hanya dialami oleh ibu yang melakukan persalinan

secara caesar. Ibu yang melakukan persalinan secara normal juga dapat

mengalami infeksi perineum. Sebanyak 11% ibu yang melahirkan secara

normal mengalami infeksi perineum. Salah satu faktor resiko terjadinya

infeksi perineum adalah penyembuhan luka perineum yang lama.


Kesembuhan luka jahitan pada perineum dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya adalah kualitas tidur, perawatan luka perineum, senam

kegel's, jenis material jahitan, teknik melakukan penjahitan, dan pemilihan

waktu penjahitan3. Pengetahuan ibu nifas terkait perawatan luka juga

berhubungan dengan lama penyembuhan luka4. Selain itu, faktor gizi juga

dianggap berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Ibu yang

mempunyai status gizi yang baik akan mengalami penyembuhan luka

perineum lebih cepat. Status gizi yang baik akan tercapai apabila ibu

1
mengonsumsi makanan yang beragam, bergizi, dan berimbang. Pada masa

nifas diperlukan nutrisi yang bermutu tinggi dengan cukup kalori, protein, cairan

serta vitamin. Faktor nutrisi akan mempengaruhi proses penyembuhan luka jalan

lahir. Kebutuhan gizi saat masa nifas juga mengalami peningkatan. Asupan

kalori per hari mengalami peningkatan mencapai 2700 kalori dan asupan

cairan ditingkatkan mencapai 3000 ml (susu 1000 ml) per hari. Peningkatan

asupan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk penyembuhan luka dan kebutuhan

laktasi. Namun, fenomena yang sering dijumpai di masyarakat adalah adanya

pembatasan makanan pada ibu nifas. Ibu nifas dilarang mengonsumsi

beberapa pangan selama selang waktu tertentu.


Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia, cakupan pelayanan ibu nifas

pada tahun 2010 adalah 73,48%, tahun 2011 adalah 77,65%. Walaupun cakupan

pelayanan ibu nifas mengalami peningkatan, namun masih jauh dari target

cakupan kunjungan ibu nifas berdasarkan target standar pelayanan minimal

bidang kesehatan tahun 2015 adalah 90%. Cakupan pelayanan ibu nifas di

Propinsi Jawa Timur pada tahun 2011 mencapai 94,75%, ini berarti cakupan

kunjungan ibu nifas telah memenuhi target (Depkes RI, 2012). Hal ini juga

disebabkan adanya perubahan sasaran ibu nifas yang dikeluarkan oleh BPS

Provinsi Jawa Timur di awal bulan Maret 2012, meski secara absolut (jumlah)

cakupan meningkat. Namun pada kenyataannya, masyarakat masih banyak yang

tidak memperhatikan hal tersebut. Masyarakat masih mempercayai adanya

pantang makanan, mereka menerima dan menolak jenis makanan tertentu.

Indonesia tahun 2006 angka kejadian tarak (Pantang) terhadap Makanan 35

45% (Suprabowo, 2006). Di Jawa timur tahun 2000 angka kejadian ibu nifas

39,6% yang tarak (Pantang) terhadap makanan (Intan, 2014). Berdasarkan

penelitian Titik Wahyuni tahun 2009 di Desa Latukan Kecamatan Karang geneng

Kabupaten Lamongan pada Bulan Maret sampai dengan April 2009, terdapat 29

(80,55%) ibu nifas yang tarak (Pantang) terhadap makanan (Jauhari, 2010).

2
Berdasarkan teori dan data yang mendukung kelompok tertarik untuk

memberikan penyuluhan kesehatan tentang Pentingnya Perawatan Luka dan

Pemenuhan Nutrisi Pada Ibu setelah melahirkan (Post Partum), dengan harapan

dapat meningkatkan proses penyembuhan luka serta kebutuhan nutrisi serta

dapat mencegah kejadian infeksi pada ibu maupun bayi.


2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, ibu yang di
rawat di RSST Klaten dan keluarga dapat memahami pentingnya perawatan
luka dan Nutrisi pada ibu setelah melahirkan.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan ibu
dan keluarga mampu :
1) Menjelaskan pengertian perawatan luka post partum.
2) Menyebutkan tanda-tanda infeksi
3) Menyebutkan dampak dari kurangnya nutrisi pada ibu setelah
melahirkan.
4) Menjelaskan cara perawatan
5) Menjelaskan makanan yang baik untuk ibu setelah melahirkan
B. MATERI POKOK (materi terlampir)
1) Pengertian perawatan luka post partum.
2) Menyebutkan tanda-tanda infeksi.
3) Faktor-faktor yang menghambat penyembuhan luka post partum.
4) Nutrisi pada ibu post partum.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU


.
1. Pembukaan Mengucapkan Membalas 2 menit
dan salam salam salam
Memperkenalkan Mendengarkan
diri
Mendengarkan
Menjelaskan
tujuan Memberikan
Apersepsi
respon
2. Penyampaian Menyampaikan Mendengarkan dan 25 menit
materi materi : memperhatikan

3
Pengertian luka
post partum
Tanda-tanda
infeksi
Faktor-faktor
penghambat
penyembuhan
luka post partum
Menjelaskan cara
perawatan luka
post partum.
Pemberian
nutrisi pada ibu
post partum
3. Penutup Tanya jawab Bertanya dan 3 menit
mendengarkan
Evaluasi dan
Memperhatikan
menyimpulkan
materi
Mengucapkan
Membalas
salam
salam

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA
Leaflet (terlampir)
F. EVALUASI
1. Evaluasi proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Tidak ada peserta yang meninggakan tempat penyuluhan sebelum acara
selesai
3) Peserta mengajukan pertanyaan
2. Evaluasi hasil
1) Menjelaskan pengertian perawatan luka post partum.
2) Menyebutkan tanda-tanda infeksi
3) Menyebutkan dampak dari kurangnya nutrisi pada ibu setelah melahirkan.
4) Menjelaskan cara perawatan
5) Menjelaskan makanan yang baik untuk ibu setelah melahirkan

4
5
LAMPIRAN

LANDASAN TEORI

A. Definisi
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu. Post partum

adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat

alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari

24 jam (Mansjoer, 2007).


Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa

setelah kelahiran bayi pervaginam dan berakhir setelah alat-alat kandungan

kembali seperti semula tanpa adanya komplikasi. Selama masa pemulihan

tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara

fisik maupun psikologis.


B. Klasifikasi masa nifas
1. Puerpenium dini : kepullihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan-jalan.
2. Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lamanya 6-8 minggu.


3. Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi . Waktu untuk sehat sempurna bisa

berminggu-minggu, bulanan atau tahunan


C. Perubahan penting pasca persalinan
1. Involusi.
Involusi adalah suatu keadaan dimana uterus secara berangsur-angsur

menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

Segera setelah plasenta lahir, TFU kurang lebih 2 jari dibawah pusat.

Pada hari ke-5 TFU setengah pusat. Simpisis dan pada hari ke-12

uterus sudah tidak teraba lagi diatas simpisis dan setelah 6 minggu

uterus sudah mencapai ukuran normal (Mansjoer, 2000).

6
2. Luka-luka jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-

7 hari
3. Lochea : cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam

masa nifas
a) Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,

sel-sel desidua, verniks kasensa, lanuga, dan

mekonium,selama 2 hari pasca persalinan.


b) Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah

dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.


c) Lochea serosa : warna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada

hari ke 7-9 pasca persalinan


d) Lochea alba : cairan putih setelah 2 minggu
e) Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau busuk
f) Locheastasis : lochea tidak lancar keluarnya
4. Serviks
Setelah persalinan, bentuk servik agak menganga seperti corong

berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang

terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih

bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan

setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.


5. Payudara
a) Keluar kolostrum
b) Hiperpigmentasi areola mamae
c) Buah dada agak bengkak dan membesar
6. Perineum
Luka pada vagina dan serviks yang tidak luas akan sembuh primer.

Bila dilakukan episiotomy akan terjadi nyeri pada luka di perineum,

menyebabkan ibu takut BAB dan perih saat kencing


D. Komplikasi
1. Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL

selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi)


2. Infeksi
a. Endometritis (radang edometrium)
b. Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
c. Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
d. Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi,

menjdi keras dan berbenjol-benjol)

7
e. Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit

merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ; Jika tidak

ada pengobatan bisa terjadi abses)


f. Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena

varicose superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi

pada kehamilan dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau

nyeri.)
g. Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur

naik 38,3 C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan

kemerahan pada tepi, pus atau nanah warna kehijauan, luka

kecoklatan atau lembab, lukanya meluas, luka berbau busuk)

3. Gangguan psikologis
a) Depresi post partum
b) Post partum Blues
c) Post partum Psikosa
4. Gangguan involusi uterus
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

PERINEUM
Menurut Smeltzer (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi

penyembuhan luka perineum, yaitu:


1. Mobilisasi dini
Mobilisasi dini dilakukan oleh semua ibu post partum, baik ibu

yang mengalami persalinan normal maupun persalinan dengan

tindakan dan mempunyai variasi tertagantung pada keadaan umum

ibu, jenis persalinan atau tindakan persalinan. Adapun manfaat dari

mobilisasi dini antara lain dapat mempercepat proses pengeluaran lochea

dan membantu proses penyembuhan luka.


2. Tradisi
Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk perawatan

pasca persalinan masih banyak digunakan, meskipun oleh kalangan

masyarakat modern. Misalnya untuk perawatan kebersihan genital,

masyarakat tradisional menggunakan daun sirih yang direbus dengan

air kemudian dipakai untuk membasuh alat genetalia.

8
3. Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan sangat

menentukan lama penyembuhan luka perineum. Apabila pengetahuan

ibu kurang telebih masalah kebersihan maka penyembuhan lukapun

akan berlangsung lama.


4. Sosial ekonomi
Pengaruh dari kondisi sosial ekonomi ibu dengan lama

penyebuhan perineum adalah keadaan fisik dan mental ibu dalam

melakukan aktifitas sehari-hari pasca persalinan. Jika ibu memiliki

tingkat sosial ekonomi yang rendah, bisa jadi penyembuhan luka

perineum berlangsung lama karena timbulnya rasa malas dalam

merawat diri.
5. Penanganan petugas
Pada saat persalinan, pembersihannya harus dilakukan dengan tepat

oleh penangan petugas kesehatan, hal ini merupakan salah satu penyebab

yang dapat menentukan lama penyembuhan luka perineum.


6. Kondisi ibu
Kondisi kesehatan ibu baik secara fisik maupun mental, dapat

menyebabkan lama penyembuhan. Jika kondisi ibu sehat, maka ibu dapat

merawat diri dengan baik.


7. Gizi
Makanan yang ber gizi dan sesuai porsi akan menyebabkan ibu

dalam keadaan sehat dan segar. Dan akan mempercepat masa

penyembuhan luka perineum.


8. Usia
Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada

orang tua. Orang yang sudah lanjut usianya tidak dapat mentolerir stress

seperti trauma jaringan atau infeksi.


9. Penanganan jaringan
Penanganan yang kasar menyebabkan cedera dan memperlambat

penyembuhan.

10. Pemberian Antibiotik


Terapi obat digunakan untuk menangani kesakitan manusia,

Pemilian obat yang benar dan rencana terapi yang tepat yaitu untuk

9
memantau dan mengukur hasil terapi, dan dalam pemberian terapi

obat harus memperhatikan dosis obat, dan rute pemberian. Jangan

sampai terjadi kesalahan pemberian karena akan menyebabkan

kegagalan.
11. Hipovolemia
Volume darah yang tidak mencukupi mengarah pada

vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) dan penurunan oksigen

dan nutrient yang tersedia utuk penyembuhan luka.


12. Personal hygiene
Personal hygiene (kebersihan diri) dapat memperlambat

penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti

debu dan kuman.


F. PERAWATAN LUKA PERINUEM
Perawatan perineum pada masa nifas adalah pemenuhan

kebutuhan untuk meyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan

anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan

kembalinya organ genetik seperti waktu sebelum hamil. Bila daerah vulva

dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum

saluran vagina dan uterus. Perawatan luka bekas jahitan sangatlah penting

karena luka bekas jahitan jalan lahir ini dapat menjadi pintu masuk

kuman dan menimbulkan infeksi, ibu menjadi demam, luka basah dan jahitan

terbuka, bahkan ada yang mengeluarkan bau busuk dari jalan lahir (vagina).

Perawatan luka jalan lahir ini dimulai sesegera mungkin setelah 6 jam dari

persalinan normal. Ibu akan dilatih dan dianjurkan untuk mulai bergerak

duduk dan latihan berjalan. Tentu saja bila keadaan ibu cukup stabil dan tidak

mengalami komplikasi misalnya tekanan darah tinggi atau pendarahan.

Tujuan Perawatan Luka Perineum adalah:


1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di

dalam uterus.
2. Untuk penyembuhan luka perineum (jahitan perineum).
3. Untuk menjaga kebersihan perineum dan vulva.
Waktu perawatan luka perineum adalah:

10
1. Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut.

Setelah terbuka maka akan kemungkinan terjadi kontaminasi

bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu

maka perlu dilakukan penggantian pembalut.


2. Setelah Buang Air Kecil (BAK)
Pada saat buang air kecil kemungkin besar terjadi

kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu

pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan

perineum.
3. Setelah Buang Air Besar (BAK)
Pada saat buang air besar, dilakukan pembersihan sisa-sisa

kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi

bakteri dari anus ke perineum. (Refni, 2011)


G. PERAWATAN LUKA PERINEUM
Persiapan yang diperlukan, antara lain :
1. Air hangat
2. Sabun
3. Waslap
4. Handuk kering dan bersih
5. Pembalut ganti yang secukupnya
6. Celana dalam yang bersih
Cara perawatan luka perineum, yaitu:
1. Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke belakang
2. Waslap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan waslap

yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan.

Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar

maka darah kotor akan menempel pada luka jahitan dan menjadi

tempat kuman berkembang biak.


3. Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin

bahwa luka benar benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin

kecil.
4. Setelah luka bersih boleh berendam dalam air hangat dengan

menggunakan tempat rendam khusus. Atau bila tidak bisa

melakukan perendaman dengan air hangat cukup di siram dengan air

hangat.

11
5. Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam

yang bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam

yang bisa menimbulkan reaksi alergi.


6. Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin

bersih luka jahitan maka akan semakin cepat sembuh dan kering.

Lakukan perawatan yang benar setiap kali ibu buang air kecil

atau saat mandi dan bila mengganti pembalut.


7. Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan

cepat sembuh. Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan,

ayam dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang makanan, ibu

boleh makan semua makanan kecuali bila ada riwayat alergi.


8. Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seijin

dokter atau bidan.


9. Lakukan senam nifas, yaitu senam untuk ibu setelah melahirkan,

boleh mengangkat kaki saat tiduran secara bergantian. Kaki diangkat

satu persatu secara bergantian mulai setinggi 45 sampai 90.

Perbanyak latihan jalan dengan posisi badan lurus jangan

membungkuk. Boleh jongkok pelanpelan. Jangan kawatir jahitan

akan lepas karena jahitan sangat kuat. Lepas karena ibu tidak rajin

membersihkan luka jahitan sehingga terjadi infeksi atau pada

beberapa kasus yang sangat jarang ibu alergi benang jahitan

tersebut. Luka jahitan rata-rata akan kering dan baik dalam waktu

kurang dari satu minggu.


H. Nutrisi pada ibu post partum
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapatkan perhatian yang serius,

karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan

sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus

bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak

mengandung cairan. Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi

sebagai berikut:

12
1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral

dan
3. vitamin yang cukup.
4. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
5. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya

selama 40 hari pasca persalinan.


6. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin

A kepada bayinya melalui ASI.


Tabel 1.1 penambah makanan pada wanita menyusui

Zat Makanan Wanita Menyusui


Kalori 500-800 kalori
Protein 40 gram
Ferrum 5 mg
Vit A 2000 ui
Thamin 0,5 mg
Riboflavin 0,5 mg
Niacin 5 mg
Vit C 30 mg

13

Anda mungkin juga menyukai