Anda di halaman 1dari 19

16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian kanker

Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang

tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan

sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis. Kanker terjadi karena timbul dan berkembang

biaknya jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya (dekstrutif), dapat menyebar

kebagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan.16,17

Pertumbuhan sel-sel kanker akan menyebabkan jaringan menjadi besar dan

disebut sebagai tumor. Tumor merupakan istilah yang dipakai untuk semua bentuk

pembengkakan atau benjolan dalam tubuh. Sel-sel kanker yang tumbuh cepat dan

menyebar melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Penjalarannya

kejaringan lain disebut sebagai metastasis. Kanker mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat,

seperti kanker payudara.2

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara,

jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu) saluran kelenjar

(saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara. Penyakit ini oleh World Health

Organization (WHO) dimasukan kedalam International Classification of Diseases (ICD)

dengan nomor kode 174.18,19

Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada wanita,

kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan

Universitas Sumatera Utara


17

dan diferensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat dikendalikan.

Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh.19

Untuk menentukan lokasi tumor, payudara dibagi menjadi 4 kwadran, yaitu

kwadran lateral (pinggir) atas, lateral bawah, medial (tengah) atas, dan medial bawah.

Bagian terbesar kanker payudara terletak pada kwadran lateral atas dengan perjalanannya

ke arah ketiak.20

Gambar 2.1 Kwadran letak kanker payudara dan anatomi payudara22

Keterangan :

I Lateral atas (daerah paling banyak terserang kanker)

II Lateral bawah

III Medial atas

IV Medial bawah

2.2. Mekanisme Kanker2

Beberapa konsep dasar tentang mekanisme terjadi kanker telah banyak diajukan.

Di antaranya adalah Doll's nature, nurture and luck dan teori promotion and initiation.

Universitas Sumatera Utara


18

1. Doll's Nature, Nurture and Luck

Nurture yang dimaksud adalah bawaan genetika dari individu semenjak lahir,

misalnya orang kulit putih lebih berkemungkinan menderita kanker kulit daripada

berkulit berwarna. Nurture berkaitan dengan apa yang dilakukan sejak lahir dan luck

berkaitan dengan nasib atau faktor kemungkinan.

Gabungan ketiga faktor inilah yang menentukan terjadinya kanker. Antara nature

dan nurture, faktor nurture kelihatan menonjol pada kanker tertentu dan sebaliknya faktor

nurture menonjol pada aspek lain terjadinya kanker. Misalnya dari riwayat keluarga

wanita yang memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara maka risikonya 2-3

kali lebih tinggi daripada wanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker

payudara.

2. Teori Promotion dan Initiation

Permulaan terjadinya kanker dimulai dengan adanya zat bersifat initation, yang

merangsang permulaan perubahan sel. Untuk terjadinya kanker initiation perlu disusul

dengan zat promotion yang mempunyai efek reversible terhadap perubahan sel sehingga

diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan.

Initiaty agent biasanya berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang

berkemampuan beraksi langsung dan mengubah struktur dasar dari komponen

genetic/DNA sel. Keadaan selanjutnya diikuti dengan tahap promosi. Proses ini ditandai

dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya formasi tumor. Berlangsung

lama, minggu sampai tahunan seperti kanker payudara.

Universitas Sumatera Utara


19

2.3 Epidemiologi Kanker Payudara

2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Kanker payudara

Umur merupakan faktor penting yang ikut menentukan insiden atau frekuensi

kanker payudara.21 American Cancer Society melaporkan selama tahun 2000-2004,

insiden kanker payudara paling tinggi pada wanita yang berumur 75-79 tahun yaitu 464,8

per 100.000 perempuan.22 di Indonesia sebanyak 30,35% kanker payudara ditemukan

pada umur 40-49 tahun, demikian juga di jepang sebanyak 40,6% kanker payudara

ditemukan pada umur 40-49 tahun.23

Semua perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara, penyakit ini juga bisa

terjadi pada laki-laki dengan perbandingan 1 : 100 antara laki-laki dan

perempuan.23American Cancer Society melaporkan pada tahun 2005 di amerika

perempuan yang didiagnosis menderita kanker payudara sebanyak 269.730 perempuan.6

Menurut Tjindarbumi yang dikutip oleh Wahyuni (2001), insiden kanker

payudara bervariasi pada setiap negara. Di Amerika insidennya 71,7 per 100.000

penduduk, di Australia insidennya 55,6 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk negara

Asia misalnya di Indonesia insidennya 22,2 per 100.000 penduduk dan di Jepang 16 per

100.000 penduduk.21

2.3.2. Determinan Kanker Payudara

Sampai saat ini belum diketahui penyebab utama munculnya kanker payudara.

Namun ada beberapa faktor resiko yang erat kaitannya dengan terjadinya kanker

payudara, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


20

a. Umur

Meningkatnya resiko kanker payudara sejalan dengan bertambahnya umur.

Wanita yang paling sering terkena kanker payudara adalah di atas 40 tahun, meskipun

demikian tidak berarti wanita dibawah usia tersebut tidak mungkin terkena kanker

payudara, hanya kejadiannya lebih rendah dibandingkan dengan wanita diatas 40 tahun.23

b. Riwayat Perkawinan22,25

Riwayat perkawinan dihubungkan dengan paritas, umur melahirkan anak pertama

dan riwayat menyusui anak. Tidak kawin mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi daripada

wanita yang kawin dan tidak punya anak.

Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 35 tahun risikonya 2-4 kali

lebih tinggi daripada wanita yang melahirkan anak pertama di bawah usia 35 tahun.

Menurut penelitian Lapau, dkk di Jakarta menunjukan wanita yang tidak kawin risikonya

2,7 kali lenih tinggi daripada wanita yang kawin dan mempunyai anak.37Wanita yang

tidak menyusui anaknya mempunyai risiko kanker payudara dibandingkan wanita yang

menyusui anaknya. Fungsi hormon prolaktin adalah menstimulir terjadinya laktasi

sehingga kelenjar payudara berfungsi dengan normal dan menstimulasi sekresi hormon

progesterone yang bersifat melindungi wanita terhadap kanker payudara.

c. Usia menarche dini22,23,26

Bila haid pertama datang sebelum usia 12 tahun, maka wanita akan mengalami

sirkulasi hormon estrogen sepanjang hidupnya lebih lama. Hormon estrogen dapat

merangsang pertumbuhan duktus dalam kelenjar payudara. Keterpajanan lebih lama dari

hormon estrogen dapat menimbulkan perubahan sel-sel duktus dari kelenjar payudara.

Universitas Sumatera Utara


21

Perubahan tersebut dapat berupa hipertropi dan proliferasi yang abnormal sehingga

akhirnya dapat berubah menjadi kanker.

Menarche kurang dari 12 tahun mempunyai risiko 1,7-3,4 kali lebih tinggi

daripada wanita dengan menarche datang pada usia normal yaitu lebih dari 12 tahun.

d. Menopause Terlambat

Wanita yang mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun,

risikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi dari pada wanita yang masa menopausenya

kurang dari 55 tahun.27

Penelitian Azamris di Rumah Sakit Dr.M.Djamil Padang tahun 1998-2000 Faktor

menopause didapatkan memiliki risiko 1,89 kali (CI 1,71- 2,06). Hal ini menunjukkan

bahwa kanker payudara lebih sering mengenai wanita usia menopause.32

e. Menderita Tumor Jinak Payudara24,27

Wanita yang pernah operasi tumor jinak payudara risikonya 2,5 kali lebih tinggi

daripada wanita yang tidak pernah memiliki tumor jinak payudara.

Wanita dengan karsinoma satu payudara mempunyai peningkatan risiko

menderita karsinoma pada payudara sisi yang lain.

f. Riwayat Keluarga 27

Wanita yang memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara (ibu, saudara

perempuan ibu, adik atau kakak perempuan) risikonya 2-3 kali lebih tinggi daripada

wanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara.

Risiko bagi keluarga wanita dari seorang wanita yang menderita kanker hanya

pada satu payudara sedikit lebih besar dibandingkan populasi wanita yang tidak

menderita kanker.

Universitas Sumatera Utara


22

g. Obesitas10,28

Orang dewasa yang memiliki berat badan berlebihan (obesitas) berisiko terhadap

kanker payudara. Risiko ini disebabkan oleh lemak yang berebihan dalam darah

meningkatkan kadar estrogen dalam darah, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan

sel-sel kanker.

Menurut laporan Nagi dan Lee moffit yang dikutip oleh Luwia ( 2004)

menunjukan bahwa perempuan yang mengalami peningkatan berat badan pada usia 30

tahun, dan yang lemak tubuhnya lebih banyak berada ditubuh bagian atas, tidak hanya

memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker payudara, tetapi juga memiliki risiko

yang lebih besar untuk meninggal akibat kanker itu.

h. Konsumsi Makanan Tinggi Lemak19,24

Wanita yang sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak, risikonya 2 kali lebih

tinggi dari yang tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak.

i. Alkohol dan rokok

Wanita peminum alkohol berisiko 5 kali lebih tinggi daripada wanita tidak

peminum alkohol. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol dapat meningkatkan

estrogen sedangkan wanita perokok berisiko 2 kali lebih tinggi daripada wanita tidak

perokok.24

2.4. Gejala Kanker Payudara19,20

Kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.Penderita

merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Gejala yang mungkin

Universitas Sumatera Utara


23

dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di payudara. Keluhan baru muncul bila

penyakitnya sudah lanjut.Beberapa keluhannya yaitu :

a. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara.

b. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.

c. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul

pembengkakan.

d. Luka pada payudara dan puting susu.

e. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari putting atau keluar air susu pada

wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.

f. Puting susu tertarik kedalam.

g. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (Peau d'orange).

2.5 . Diagnosis 26,29

Diagnosis kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 pemeriksaan yaitu:

1) Anamnese

a) Anamnese terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa

sakit atau terjadi kelainan kulit.

b) Anamnese terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis

(nyeri tulang, sakit kepala, sesak, batuk, dan lain-lain).

c) Anamnese terhadap faktor-faktor risiko (usia, faktor keluarga, faktor hormonal,

riwayat keluarga, dan konsumsi lemak).

Universitas Sumatera Utara


24

2) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kiri dan kanan

berhubungan dengan perubahan kulit, status kelenjar getah bening dan

pemeriksaan metastasis jauh.

3) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat berupa pemeriksaan radiodiagnostik/imaging

dilakukan untuk diagnostik dengan menggunakan USG (ultrasonografi) payudara

dan mammografi dan untuk menentukan stadium dengan menggunakan foto

thoraks, USG abdomen dan scan tulang.

Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan histopatologik yang diambil melalui biopsy

untuk tumor 2 cm maupun untuk tumor > 2 cm dan Biopsi Jarum Halus (BJAH).

2.6. Stadium27

Menurut Portman , stadium kanker payudara terdiri dari :

Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya,

tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang dibawahnya

(otot). Besar tumor 1-2 cm. Kelenjar getah bening regional belum

teraba.

Stadium II : Sama dengan stadium I, hanya besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada

satu atau beberapa kelenjar getah bening (KGB) aksila yang masih

bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.

Stadium IIIA : Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas

di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas

satu sama lain.

Universitas Sumatera Utara


25

Stadium IIIB : Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), melekat pada kulit

atau dinding dada, kulit merah dan edema (lebih dari 1/3

permukaan kulit payudara), ulserasi dan nodul satelit, kelenjar

getah bening aksila melekat satu sama lain atau terhadap jaringan

sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm, belum ada metastatis jauh.

Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain ( stadium I,II dan III), tetapi sudah

disertai dengan kelenjar getah bening aksila, supraklavika dan

metastatis lebih jauh lainnya.

Dalam menilai tindakan bedah kuratif kita berpegang pada stadium klinik

klasifikasi Portman yang disesuaikan dengan klasifikasi TNM dari AJCC, yaitu:

PORTMAN/ TNM (AJCC)

Stadium 0 : T1a, N0, M0

Stadium I : T1a-b-c, N0, M0

Stadium IIA : T0-1 N1, M0

T2, N0, M0

Stadium IIB : T2, N1, M0

T3, N0, M0

Stadium IIIA: T1-2 N2 M0

T3 N1-2 M0

Stadium IIIB: T4, N0-3, M0

T1-4, N2, M0

Stadium IV : Setiap T, setiap N dengan M1.

Universitas Sumatera Utara


26

2.7. Pencegahan Kanker Payudara

2.7.1 Pencegahan Primordial2

Upaya ini dimaksudkan dengan memberi kondisi pada masyarakat yang

memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan

faktor risiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat kompleks dan tidak hanya merupakan

upaya dari pihak kesehatan saja, misalnya menciptakan prakondisi sehingga masyarakat

merasa bahwa rokok itu suatu kebiasaan yang kurang baik, dan mempromosikan program

berolahraga secara teratur serta melakukan salah satu bentuk promosi kesehatan yang

ditujukan pada orang yang sehat melalui upaya pola hidup sehat.

2.7.2 Pencegahan Primer19,20,24,28

Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang yang memiliki

resiko untuk terkena kanker payudara melalui upaya menghindarkan diri dari

keterpaparan pada berbagai faktor resiko.

Beberapa cara yang dilakukan adalah :

a. Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau karena banyak

mengandung vitamin, seperti beta karoten, vitamin c, mineral, klorofil, dan

fitonutrien lainnya yang dapat melindungi tubuh dari kanker.

b. Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi. Telah banyak bukti yang

menunjukan adanya hubungan makanan tinggi lemak dengan beberapa jenis kanker,

dan yang terbanyak terjadi pada kanker payudara.

c. Konsumsilah makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan menyerap zat-zat

yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar dengan

feses.

Universitas Sumatera Utara


27

d. Makanlah produk kedelai seperti tahu dan tempe. Kedelai selain mengandung flonoid

yang berguna untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein yang berfungsi

sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati iini akan menempel pada

reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi

estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya

sel kanker.

e. Kurangi makan makanan yang diasinkan, dibakar, diasap atau diawetkan dengan nitrit.

Makanan tersebut dapat menghasilkan senyawa kimia yang dapat berubah menjadi

karsinogen aktif.

f. Hindari alkohol dan rokok.

g . Pengontrolan berat badan dengan diet seimbang dan olahraga akan mengurangi resiko

terkena kanker payudara.

h. Upayakan pola hidup yang seimbang seperti menghindari gaya hidup yang sering

mengkonsumsi makanan tinggi lemak, makanan cepat saji dan usahakan olahraga

teratur.

i. Hindari stress.

Kaum perempuan harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada

payudaranya. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut, ada cara sederhana yang

disebut "SADARI" atau periksa payudara sendiri. Pada wanita produktif, SADARI harus

dilakukan sebulan sekali, 5-7 hari setelah haid berakhir, karena saat ini pengaruh

hormonal estrogen progesterone sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu

dalam keadaan tidak oedema sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan.

Langkah-langkah SADARI tersebut dapat dilakukan seperti pada gambar 2.2 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


28

Gambar 2.2 Langkah langkah pemeriksaan SADARI dapat dilakukan dengan 2 posisi

yaitu:

Posisi berdiri di depan cermin

1. Berdiri tegak dengan kedua

tangan lurus ke bawah.

Perhatikan, apakah ada kelainan

pada kedua payudara

2. Kedua tangan diangkat ke atas kepala.

Perhatikan, apakah ada kelainan

Pada kedua payudara atau puting.

3. Kedua tangan diletakakkan di

pinggang. Periksa kembali, apakah

ada perubahan atau kelainan pada

kedua payudara atau putting

4. Puting susu dipijat. Periksa, apakah

ada cairan atau darah yang keluar.

Universitas Sumatera Utara


29

Posisi berbaring.

1. Letakkan bantal di bawah bahu kanan.

Letakkan lengan kanan anda di atas kepala.

1.Raba payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar payudara ke arah putting atau

gerakan lurus dari sisi luar ke sisi dalam payudara. Gunakan jari telunjuk, jari tengah,

dan jari manis untuk melakukan perubahan.

2.7.3 Pencegahan Sekunder 20

Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih

lanjut akibat kanker payudara dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi

terhadap kanker payudara, dan deteksi dini pada individu yang tanpa gejala. Deteksi dini

dapat dilakukan dengan :

Universitas Sumatera Utara


30

a. Pemeriksaan Klinis Payudara

1) Mencari benjolan atau kelainan lainnya. Karena organ payudara dipengaruhi oleh

faktor hormonal antara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya

pemeriksaan payudara dilakukan di saat pengaruh hormonal ini seminimal

mungkin/setelah menstruasi 1 minggu dari hari terakhir menstruasi.

2) Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka.

3) Posisi tegak (duduk).

4) Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri di

depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.

b. Inspeksi (pandangan)

1) Membandingkan ukuran (simetris) atau antara payudara kanan dan kiri.

2) Ada atau tidak kelainan pada puting payudara (papilla mammae), letak dan

bentuk, adakah penarikan (retraksi) puting susu, kelainan kulit, tanda-tanda

peradangan, kelainan warna (peau deorange), dimpling (lesung/lekukan), tukak

(ulserasi), dan lain-lain.

c. Palpasi

Penderita dibaringkan dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata diatas

lapangan dada, jika perlu bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil pada penderita

yang payudaranya besar.31

d. Pemeriksaan Mammografi

Mammografi merupakan pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x pada

payudara dan tingkat adisinya dibuat sekecil mungkin sehingga tidak menimbulkan efek

Universitas Sumatera Utara


31

samping pada pasien, karena radiasi sinar x yang berebihan malah akan memicu

pertumbuhan sel kanker. Kehebatan mammografi ialah kemampuannya mendeteksi

tumor yang belum teraba sekalipun (radius 0,5 cm) masih dalam stadium dini.30

Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan mammografi pada wanita

produktif adalah hari 1-14 dari siklus haid (menstruasi) atau dua minggu sebelum haid

yang akan datang. Pada perempuan usia nonproduktif dianjurkan untuk dilakukan kapan

saja.24

American Cancer Society dalam programnya menganjurkan sebagai berikut :

- Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup 1 kali mammografi.

- Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, cukup dilakukan 1 atau 2 tahun sekali.

- Pada perempuan berumur di atas 50 tahun , mammografi dilakukan setahun

sekali.

e. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi merupakan alat bantu pemeriksaan yang menggunakan gelombang

suara dan tidak menggunakan sinar rontgen. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa

sakit pada pasien.

Ultrasonografi payudara ditujukan sebagai berikut :

1. Untuk memeriksa perempuan berusia dibawah 35 tahun, perempuan hamil, dan

perempuan yang menyusui.

2. Untuk membedakan kista dengan tumor yang berisi jaringan padat. Untuk

membantu hasil mammografi agar memperoleh nilai akurasi yang lebih tinggi.

3. Untuk membantu hasil mammografi agar memperoleh nilai akurasi yang ebih

tinggi.

Universitas Sumatera Utara


32

f. Xerografi :

- Suatu fotoelectric imaging system berdasarkan pengetahuan xerografic.

-Ketepatan diagnostik cukup tinggi 95,3% dimana dapat terjadi false positive 5%.

g. Scintimammografi

adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radioisotop Tc 99 m

sestamibi. Pemerisaan ini mempunyai sensifitas tinggi untuk menilai aktifitas sel kanker

pada payudara selain itu dapat pua mendeteksi lesi multipel dan keterlibatan KGB

regional.

2.7.4. Pencegahan Tertier23

Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita

kanker payudara . Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan

stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup

penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita

serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.

Setelah selesai pengobatan perlu dilakukan rehabilitasi seperti gerakan-gerakan

untuk membantu mengembalikan fungsi gerak dan untuk mengurangi pembengkakan.

2.8 Penatalaksanaan Medis 19,30

Pola pengobatan kanker payudara tergantung pada stadium tumor. Keberhasilan

pengobatan kanker payudara bergantung pada stadiumnya. Semakin dini ditemukan

semakin mudah disembuhkan. Terdapat 3 cara pengobatan yang sudah dibakukan yaitu:

2.8.1 Operasi

Tindakan pengobatan dapat diakukan dengan Operasi yang dilakukan dengan

mengambil sebagian atau seluruh payudara. Cara pengobatan ini bertujuan untuk

Universitas Sumatera Utara


33

membuang sel-sel kanker yang ada di dalam payudara. Jenis-jenis operasi yang dilakukan

untuk mengobati kanker payudara adalah sebagai berikut:

a. Lumpektomi

Lumpektomi merupakan operasi pengangkatan sebagian dari payudara dimana

pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh

payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya

lumpektomi direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2

cm dan letaknya dipinggir payudara.

b. Mastektomi

Mastektomi merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat seluruh

payudara beserta kankernya, kadang-kadang beserta otot dinding dada.

c. Operasi Pengangkatan Kelenjar Getah Bening

Operasi ini biasanya dilakukan jika sudah ada penyebaran kanker dari payudara

ke kelenjar getah bening di ketiak.

2.8.2 Radioterapi

Radioterapi merupakan pengobatan dengan melakukan penyinaran kedaerah yang

terserang kanker, dengan tujuan untuk merusak sel-sel kanker. Pemilihan jenis radioterapi

yang digunakan didasarkan pada lokasi kanker, hasil diagnosis, dan stadium kanker.

Radioterapi dapat dilakukan sesudah operasi ataupun sebelum operasi.

2.8.3 Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil

cair, kapsul atau infus yang bertujuan membunuh sel kanker tidak hanya pada payudara

tapi juga seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah

Universitas Sumatera Utara


34

serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

Efek samping ini dapat dikontrol dengan pemberian obat. Kemoterapi biasanya diberikan

1-2 minggu sesudah operasi. Namun untuk tumor yang terlalu besar, sebaiknya dilakukan

kemoterapi praoperasi.

2.8.4 Terapi Hormonal

Terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh.

Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemotherapinya karena efek

lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua kanker peka terhadap terapi

hormonal. Terapi hormonal merupakan terapi utama pada stadium IV.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai