GENETIKA REPRODUKSI
Randy sendiang
123 11 180
PGBI BIOLOGI
Mitosis dan meiosis merupakan dua tipe pembelahan sel yang berbeda, dengan
beberapa ciri yang sama. Persamaan pertama adalah perlunya duplikasi seluruh isi
kromosom sel sebelum pembelahan dan keduanya juga menggunakan mesin sel
dari sel induk untuk membuat DNA, RNA dan protein baru yang akan terlibat
dalam pembelahan sel. Persamaan kedua, kedua proses bergantung pada
penggunaan gelondong mitosis untuk memisahkan kromosom menjadi dua kutub
sel yang nantinya akan menjadi turunan dari sel tersebut. Mitosis dan meiosis
berbeda dalam hal perilaku kromosom hasil duplikasi setelah replikasi DNA. Pada
mitosis tidak terdapat perbedaan pada isi total kromosom antara sel induk dan
turunannya sedangkan pada meiosis jumlah kromosom sel anak berkurang dari 46
menjadi 23, yang diperlukan untuk menguah prekursor sel germinal diploid yang
berasal dari embrio menjadi sel germinal haploid ( 1n ). Sel germinal haploid ini
akan menghasilkan organisme baru pada saat fertilisasi. Meiosis menyebabkan
pertukaran materi genetik melalui persilangan kromatid ; namun mitosis tidak
demikian halnya.
Selama interfase yang terjadi sebelum pembelahan sel, DNA pada setiap
kromosome di duplikasi menjadi 4n sehingga setiap kromosom mengandung dua
kromatid yang identik yang bergabung pada sentromer.
Meiosis meliputi pembelahan dua sel yang berturutan, yang kembali dimulai
dengan DNA 4n yang diproduksi pada tahap interfase. Pada tahap propase dari
pembelahan yang pertama ( profase I ) terjadi beberapa peristiwa spesifik yang
dapat dilihat. Pada tahap leptoten, kromosom menjadi hampir tidak
terlihatdisepanjang struktur ini. Pasangan kromosom homolog kemudian terletak
berdampingan disepanjang kromosom, membentuk tetrad ( tahap zigoten ).
Kromosom kemudia menebal dan memendek seperti yang terjadi pada
profasemitosis ( tahap pakiten ) ; akan tetapi pasangan yang terbentuk pada tahap
zigoten memungkinkan terjadinya sinapsis, pindah silang dan pertukaran
kromatid. Pada tahap diploten / diakinesis , terjadi pemendekan kromosom.
Adanya pasangan kromosom yang homolog menunjukkan bukti adanya
penyilangan dan pertukaran kromatid yang menggambarkan ciri kiasma yang
bergabung dengan lengan kromosom. Lingkaran dan bentuk yang tidak biasa
dalam kromosom dapat terlihat pada tahapan ini. Pada metafase 1 proses meiosis,
membran nukleus terpisah dan pasangan kromosom homolog yang bergabung
berbaris ekuator pada aparatus gelondong. Satu dari tiap pasang kromosom
homolog kemudian bergerak ke ujung sel masing masing di sepanjang gelondong (
anafase 1 ). Pada pembelahan meiosis kedua, sel sel haploid ini membelah seperti
pada mitosis. Pembelahan kedua ini menghasilkan empat sel haploid yang masing
masing mengandung 23 kromosom 1n. Tidak seperti sel-sel yang diproduksi
pada mitosis, sel sel germinal anak ini secara genetik unik dan berbeda dari
sel sel induk karena adanya pertukaran genetik pada tahap diploten. Sel
germinal haploid akan terlibat dalam reproduksi seksual dimana sel sperma dan
oosit bersatu untuk membentuk zigote diploid yang baru.
Berbeda dengan testis, ovarium wanita saat lahir mengandung semua sel germinal
yang ada. Oosit ini tetap tertahan pada profase 1 dari meiosis sampai LH surge
saat ovulasi yang memulai tahapan metafase 1. Oleh karena itu, materi genetik
yang di duplikasi dalam oosit terdapat dalam bentuk berpasangan dengan kromsom
homoloognya selama 10 50 tahun sebelum sel tersebut dipanggil untuk
pembelahan. Karena alasan ini, oosit lebih mudah mengalami kelainan kromosom
dibandingkan sperma.
Nondisjungsi
Pencetakan
Walaupun merupakan hal yang penting bahwa zygote memiliki kromosom 2n,
namun penting juga bahwa satu set kromosom berasal dari masing masing induk.
Kista dermoid dan mola hidatidosa ( penyakit trofoblas gestasional ) masing
masing memiliki 46 kromosome dari satu induk. Penelitian sitogenetik dari
penyakit ini memperlihatkan betapa pentingnya pencetakan pada awal
perkembangan embrio.