Anda di halaman 1dari 8

Diagnosis Dan Terapi Komprehensif Artritis Reumatoid

Laniyati Hamijoyo
Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FK Universitas Padjadajran/ RS Hasan Sadikin Bandung

Pendahuluan
Artritis reumatoid (AR) merupakan salah satu dari penyakit autoimun
inflamasi yang menimbulkan kerusakan sendi1 dan kecacatan serta berhubungan dengan
penurunan kualitas hidup pasien dan kematian dini, karena itu dibutuhkan terapi yang adekuat
terhadap penyakit ini. Diagnosis dan penatalaksanaan secara dini sangat penting sehingga
menghindari pasien dari kecacatan.
Perkembangan terapi AR dewasa ini telah mengalami perubahan drastis
terutama dalam 20 tahun terakhir, hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain
tersedianya alat ukur yang praktis dalam praktek sehari-hari maupun untuk
kepentingan penelitian.2 Adanya deteksi dini dan dimulai terapi sesegera mungkin
dengan disease modifying anti rheumatic drugs (DMARDs) dengan kombinasi
steroid. Adanya agent biologik sehingga terapi dapat dimaksimalkan.

Diagnosis Artritis Reumatoid


Dasar penyakit AR adalah inflamasi sistemik yang terjadi tidak saja pada
sendi tetapi juga secara keseluruhan, melibatkan fase reaktan akut dan
menyebabkan kerusakan pada sendi dan tulang.

Gambar 1. Infalmasi pada penyakit artritis reumatoid

Penegakkan diagnosis penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan


kriteria diagnosis AR yang baru berdasarkan American College of Rheumatology
(ACR) dan European Leagues Against Rheumatism (EULAR) tahun 2010,
menggantikan kriteria AR yang lama tahun 1987. Kriteria AR 2010 ini terdiri atas
beberapa kategori, yang masing-masing mendapat angka jika memenuhi kriteria,
dan dijumlahkan secara keseluruhan, syarat untuk didiagnosis AR membutuhkan >
6 dari 10 poin.

Table 1. Kriteria diagnosis artritis reumatoid berdasarkan ACR/EULAR 2010 3


Pasien yang boleh diikutkan dalam penilaian ini adalah:
1. pasien yang mengalami sekurang-kurangnya 1 sinovitis secara klinis
(bengkak)
2. Sinovitisnya tidak dapat dijelaskan oleh sebab yang lain
A Sendi yang terlibat:
a. 1 sendi besar 0
b. 2-10 sendi besar 1
c. 1-3 sendi kecil (dengan atau tanpa keterlibatan sendi 2
besar) 3
d. 4-10 sendi kecil (dengan atau tanpa keterlibatan sendi 5
besar)
e. > 10 sendi (sekurang-kurangnya 1 sendi kecil)
B Serologi (dibutuhkan minimal 1 test untuk klasifikasi)
a. RF negative dan ACPA negative 0
b. RF positif dengan titer rendah dan ACPA positif dengan 2
titer rendah 3
c. RF positif dengan titer tinggi dan ACPA positif dengan
titer tinggi
C Fase rektan akut (dibutuhkan minimal 1 test untuk klasifikasi):
a. CRP normal dan LED normal 0
b. CRP meningkat dan LED meningkat 1
D Durasi gejala
a. < 6 minggu 0
b. > 6 minggu 1

Pemeriksaan terhadap masing-masing sendi harus dilakukan dengan menilai


apakah terdapat bengkak dan nyeri tekan kemudian dihitung aktivitas penyakit
menggunakan perangkat khusus seperti DAS (Disease activity Score) 28. DAS 28
merupakan salah satu perangkat untuk menghitung aktivitas penyakit dengan
menjumlahkan sendi yang terlibat, (bengkak dan nyeri tekan), menilai skala nyeri
dan hasil laboratorium laju endap darah (LED) atau CRP kuantitatif.

Gambar 2. Sendi yang terlibat pada artritis reumatoid

2 [Type the document title]


Gambar 3 Algorima klasifikasi kriteri artritis reumatoid.

Terapi Terkini Artiritis Reumatoid


Berdasarkan panduan terapi AR terbaru yang dikeluarkan oleh ACR 2015,
terapi pasien dengan AR didasarkan kepada masing-masing individu dengan prinsip
terapi sebagai berikut:4
Gambar 4. Panduan terapi artritis reumatoid dini (<6 bulan) berdasarkan
ACR 2015

4 [Type the document title]


Gambar 5. Panduan terapi artritis reumatoid lanjut (>6 bulan) berdasarkan
ACR 2015

Terapi Target pada Artritis Reumatoid (Treat to target = T2T)


Prinsip terapi RA saat ini adalah terapi target yaitu terapi harus didasarkan diskusi antara
pasien dan ahli reumatologi. Tujuan utama terapi adalah memaksimalkan sehat jangka panjang
yang berhubungan dengan kualitas hidup melalui kontrol gejala dan mencegah kerusakan
struktural, menormalkan fungsi dan partisipasi sosial pasien. Bebas dari inflamasi merupakan
cara yang terpenting untuk mencapai tujuan ini. Terapi terhadap target melalui pengukuran
aktivitas penyakit dan menyesuaikan terapi untuk mengoptimalkan luaran (outcome) penyakit
RA.5,6
Rekomendasi terapi target yang dikeluarkan oleh para ahli reumatologi untuk terapi
artritis reumatoid berdasarkan bukti ilmiah dan pendapat ahli adalah sebagai berikut5,6:
1. Target utama terapi RA haruslah status remisi secara klinis.
2. Remisi klinis didefenisikan sebagai tidak adanya tanda dan gejala aktivitas penyakit
dengan peradangan secara signifikan.
3. Remisi haruslah merupakan target yang jelas, berdasarkan bukti ilmiah yang ada,
aktivitas penyakit yang rendah mungkin dapat menjadi alternatif tujuan terapi yang dapat
diterima , terutama pada mereka dengan penyakit yang lama.
4. Sampai target terapi yang diharapkan tercapai, terapi obat harus disesuaikan dosisnya
sekurang-kurangnya setiap 3 bulan.
5. Pengukuran aktivitas penyakit harus dilakukan dan dicatat secara teratur, sekurang-
kurangnya setiap bulan untuk penderita dengan aktivitas penyakit yang tinggi/sedang atau
setiap 3-6 bulan untuk penderita dengan aktivitas penyakit yang tetap rendah atau remisi.
6. Penggunaan pengukuran aktivitas penyakit yang tervalidasi, termasuk di dalamnya
penilaian sendi, diperlukan dalam praktek klinis rutin untuk memandu keputusan
pemberian terapi.
7. Perubahan struktur dan gangguan fungsi harus dipertimbangkan pada saat membuat
keputusan klinis dalam pemberian terapi, sebagai tambahan dalam penilaian aktivitas
penyakit.
8. Target terapi yang diharapkan haruslah dipertahankan sepanjang perjalanan penyakit
9. Pilihan alat pengukur aktivitas penyakit dan tingkat target yang diharapkan mungkin
dipengaruhi oleh komorbiditas penyakit, faktor pasien dan risiko terkait obat.
10. Pasien haruslah diberikan informasi yang tepat mengenai target terapi dan strategi yang
direncanakan untuk mencapai target tersebut dibawah pengawasan ahli reumatologi.

Kesimpulan
Kriteria diagnostik artritis reumatoid yang terbaru lebih mengupayakan
pasien AR dapat didiagnosis lebih dini sehingga pengobatan dapat dimulai lebih
awal dan pencegahan terhadap kerusakan permanen dapat diupayakan. Prinsip
terapi terkini adalah mengupayakan pasien dapat mencapai remisi ataupun
aktivitas penyakit yang rendah sesegera mungkin.

6 [Type the document title]


Daftar Pustaka

1. Dayer JM, Choy E. Therapeutic targets in rheumatoid arthritis:

the interleukin-6 receptor. Rheumatology 2010;49:15-24


Smolen JS, Breedveld FC, Schif MH, et al A simplified disease

2.
activity index for rheumatoid arthritis for use in clinical
practice. Rheumatology 2003;42:24457.
Aletaha D, Neogi T, Silman AJ, Funovits J. et al., 2010

3.
Rheumatoid arthritis classification criteria: an American College of
Rheumatology/European League Against Rheumatism collaborative
initiative. Arthritis and Rheum 2010;62:2569-2581.

4. Singh JA, Saag KG, Bridges SL, Akl EA, et al. 2015 American

College of Rheumatology Guideline for the Treatment of Rheumatoid


Arthritis, Arthritis Care & Research DOI 10.1002/acr.22783VC 2015:1-25

5. Smolen JS, Aletaha D, Bijlsma JW. Treating rheumatoid arthritis to

target: recommendations of an international task force. Ann Rheum Dis


2010;69:631637
6. Smolen JS, Breedveld FC, Burmester GR, Bykerk V et al. Treating

rheumatoid arthritis to target: 2014 update of the recommendation of an


international task force. Ann Rheum Dis 2016;75:3-15

8 [Type the document title]

Anda mungkin juga menyukai