Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Oleh :
KELOMPOK VII

1. Victor Yansen 160401061


2. Alfredo 160403061
3. Michael 160403067
4. Alvin 160403073

F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang1

Pemanasan global adalah kenaikan suhu permukaan bumi yang disebabkan


oleh peningkatan keluaran (emisi) gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana,
dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di
atmosfer. Selama 20 abad ini, kenaikan suhu diperkirakan mencapai 0,3-0,8C. Untuk
100 tahun kedepan, kenaikannya diperkirakan mencapai 4C. Kenaikan suhu ini
dapat merubah iklim sehingga menyebabkan perubahan pola cuaca yang dapat
menimbulkan peningkatan dan perubahan curah hujan, angin dan badai, serta
terjadinya bencana alam yang dapat memakan banyak korban jiwa.

Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan utama
yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungann dengan proses
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini
dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian
sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah
diserap oleh udara dan permukaan bumi.

Pemanasan global telah menjadi masalah yang serius pada zaman sekarang
karena dalam prosesnya perlahan-lahan mulai menyebabkan kerusakan dan masalah
dalam berbagai aspek lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam makalah
ini akan dibahas mengenai topik pemanasan global dan penyebab serta upaya dalam
mengatasinya.

1https://hikmatunnafisah.wordpress.com/kelas-vii/pengetahuan-faktual-konseptual-dan-
prosedural-tentang-ilmu-pengetahuan-teknologi-seni-budaya-terkait-fenomena-dan-kejadian-
tampak mata/penyebab-terjadinya-pemanasan-global-dan-dampaknya-bagi-ekosistem/
BAB II
ISI

2.1.Pemanasan Global2
Pemanasan global (Global Warming) pada dasarnya merupakan fenomena
peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca
(greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi
matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan
kenaikan temperatur global termasuk Indonesia yang terjadi pada kisaran 1,5 40
oC pada akhir abad 21. Pemanasan global menimbulkan dampak yang luas dan serius
bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut,
perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora
dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dan sebagainya). Sedangkan
dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap
fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan
sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap
permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e)
peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dan sebagainya.
Pemanasan global (Global Warming) adalah kejadian meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Temperatur rata-rata global pada
permukaan bumi telah meningkat 0.18 C selama seratus tahun terakhir.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa,
sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Peningkatan temperatur global
diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya
muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan

2 Ali Hanapiah Muhi, Praktik Lingkungan Hidup, (Jawa Barat: IPDN, 2011, hlm.1-2)
jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.
Jadi, pemanasan global adalah merupakan meningkatnya temperatur di planet
bumi secara global, meliputi peningkatan temperatur atmosfir, temperatur laut dan
temperatur daratan bumi yang menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak
langsung terhadap masa depan bumi termasuk manusia dan makhluk hidup lain.
Dampak yang ditimbulkan cenderung mengancam eksistensi bumi, dan kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Banyak orang termasuk para ahli yang mensinyalir atau menuding bahwa
penyebab kenaikan temperatrur bumi adalah aktivitas-aktivitas manusia yang memicu
dan mendorong timbulnya gas efek rumah kaca. Berbagai aktivitas manusia yang
memicu peningkatan gas efek rumah kaca antara lain kegiatan industri, pembabatan
hutan secara terus-menerus, kendaraan bermotor, kegiatan peternakan dan rumah
tangga. Pemicu atau penyumbang gas efek rumah tangga yang dominan adalah
kegiatan industri (dan pabrik-pabrik), kendaraan bermotor, dan perambahan hutan
yang berlangsung secara terus-menerus.

2.1.Penyebab Pemanasan Global3


Terjadinya pemanasan global dapat dipengaruhi oleh adanya aktivitas manusia
maupun aktivitas alam itu sendiri (alamiah). Aktivitas manusia yang diperkirakan
berkontribusi pada kenaikan suhu bumi antara lain adalah aktivitas yang
meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) maupun aktivitas yang
mempercepat terjadinya penipisan lapisan ozon. Beberapa aktivitas yang ditengarai
menghasilkan GRK (CO2, CH4 , dan N2O) adalah :
1) Aktivitas yang menghasilkan gas CO2 (karbon dioksida) seperti kegiatan
penggunaan bahan bakar kayu (biomass), minyak bumi, gas alam dan batubara
oleh industri, kendaraan bermotor, dan rumah tangga serta pembakaran hutan.
3 Suwendi N, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Pemanasan Global
(Banten: BPBT, 2005, hlm. 397-398)
2) Kegiatan yang menghasilkan gas CH4(Methane) seperti kegiatan proses produksi
dan pengangkutan batubara, minyak bumi, dan gas alam; kegiatan industri yang
menghasilkan bahan baku (extractive industri); kegiatan pembakaran biomas yang
tidak sempurna; serta kegiatan penguraian oleh bakteri di tempat pembuangan
akhir (TPA), ladang padi dan peternakan;
3) Kegiatan yang menghasilkan gas N2O (Nitrous Oksida) hasil dari pemakaian
pupuk nitrogen yang berlebihan di dalam usaha penanaman padi, aktivitas industri
dengan menggunakan limbah padat sebagai bahan bakar alternatif dan
penggunaan bahan bakar minyak bumi. Dari berbagai GRK di atas yang
diperkirakan sebagai gas yang paling berperan di dalam proses terjadinya
pemanasan global adalah CO2 dan kemudian disusul oleh CH4. Besarnya
konsentrasi CO2 di atmosfer dapat dilihat di Gambar 2.1.

Sumber: Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Pemanasan Global, 2005


Gambar 2.1. Konsentrasi CO2 di Atmosfer

4) Kenaikan suhu permukaan bumi akibat adanya peningkatan gas rumah kaca
(GRK) di atmosfer diperkirakan akan mempengaruhi pola radiasi matahari
(khususnya gelombang panjang) yang masuk dan mencapai permukaan bumi.
Radiasi matahari (khususnya gelombang panjang) tidak dapat langsung di
lepaskan/ dipantulkan kembali ke angkasa luar, tetapi tertahan dan dipantulkan
kembali ke bumi oleh GRK. Atau dengan kata lain GRK yang berlebihan di
atmosfer akan dapat menahan radiasi panas matahari untuk keluar dari atmosfer
bumi. Kejadian tertahannya radiasi matahari ini akan meningkatkan suhu bumi,
dan bila kejadian ini berlangsung cukup lama dan terjadi pada wilayah yang luas
maka pemanasan bumi secara global akan terjadi.

Sumber: http://www.pemanasanglobal.net/faq/apa-itu-pemanasan-global.html

5) Faktor lain penyebab terjadinya kenaikan suhu muka bumi adalah akibat adanya
penipisan lapisan ozon di atmosfer, terutama di wilayah kutub. Lapisan ozon ini
sangat bermanfaat bagi perlindungan terhadap radiasi langsung dari sinar
matahari ke permukaan bumi yang merugikan keberlangsungan dan kehidupan
makluk hidup di bumi. Keberadaan bahan perusak ozon yang merupakan sumber
utama penyebab rusaknya lapisan ozon merupakan ancaman yang cukup serius
bagi umat manusia dan makluk hidup yang ada di muka bumi.
Adapun kegiatan yang menghasilkan bahan perusak ozon (BPO) antara lain
adalah kegiatan industri pendingin udara (kulkas dan AC), pesawat terbang,
katalisator proses industri, bahan pencegah kebakaran dan fumigasi yang
menggunakan CFC, Halon, Aerosol, Solvent, dan Metil Bromida. Meningkatnya GRK
dan BPO di atmosfer bisa juga diakibatkan oleh menurunnya kemampuan alam di
dalam menyerap karbon. Aktivitas penggundulan hutan serta pola penggunaan lahan
yang tidak berwawasan lingkungan ditengarai akan mengurangi kemampuan alamiah
alam dalam menyerap karbon yang ada di atmosfer.
2.2. Dampak Pemanasan Global4
Seperti diketahui bahwa pemanasan global telah menjadi isu internasional. Beberapa
dampak dari pemanasan global diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Suhu global cenderung meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih
banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan
mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa
tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika
mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air
irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika kumpulan salju
(snowpack) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair
sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
b. Perubahan Iklim
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global akan terjadi
perubahan iklim (climate change), daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara
(Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di bumi.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan
lebih sedikit es yang terapung di perairan utara tersebut. Daerah-daerah yang
sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi.
Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di
beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air
yang menguap dari lautan.. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas
4 Sulistyono, Pemanasan Global (Global Warming) dan Hubungannya dengan Penggunaan Bahan
Bakar Fosil (Cepu: Pusdiklat Migas, 2010, hlm. 51-53)
rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada
atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan
yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke
angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan. Kelembapan
yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara ratarata, sekitar 1 persen
untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah
meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi
lebih sering, selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya
beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup
lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane)
yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Berlawanan denganpemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin
mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih
ekstrem.Benua Afrika, Asia, dan Amerika Latin akan menghadapi gejala
menyingkatnya musim tanam, berkurangnya mutu lahan, menghilang atau
rusaknya tanah pertanian, turunnya produksi pertanian, dan semakin langkanya air
minum. Kekeringan di Afrika akan memperluas kelaparan dan kelangkaan
pangan. Asia telah lebih dulu menghadapi bencana banjir, banjir bandang, dan
longsor, yang akan menyebabkan mewabahnya berbagai penyakit dan kematian.
Di Amerika Latin, meningkatnya suhu dan berkurangnya keanekaragaman hutan
tropis akan menghancurkan komunitas-komunitas asli. Secara global,
meningkatnya permukaan air laut akan membanjiri kawasan-kawasan yang
berada dibawah permukaan laut, meningkatnya ancaman petir akan mengancam
masyarakat pesisir, dan semakin panasnya suhu air laut akan menghilangkan
cadangan ikan.
c. Peningkatan Permukaan Laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia
telah meningkat 10 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan
IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad
ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah
pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah
Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh dan banyak pulau-pulau. Erosi dari
tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai
muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara
kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah
pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan
evakuasi dari daerah pantai. Bahkansedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat
memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan
menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa
baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah
dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida
Everglades.
d. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan global ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke
utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
e. Dampak Sosial Dan Politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang
panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan
malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut
akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian
akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan
penduduk ke tempattempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti:
diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan
lain-lain. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit
melalui air (waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor
(vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena
munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan
adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes
agipty), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu.
Selain itu bisa diprediksikan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan
terseleksi ataupun punah dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstrem ini. hal
ini juga akan berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA
(infeksi saluran pernafasan akut), kemarau panjang, kebakaran hutan. Gradasi
Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease.
2.3.Upaya Menghadapi Dampak Pemanasan Global5
Upaya-upaya tersebut antara lain adalah:
1. Peningkatan sarana dan prasarana penanggulangan bencana banjir dan
kekeringan, seperti :
Penyesuaian desain dan sistem drainase yang ada dalam rangka
penanggulangan banjir.
Peningkatan jumlah waduk dan sumur resapan dalam usaha mempertahankan
ketersediaan cadangan air.
Peningkatan perangkat pemadam kebakaran baik pemadam kebakaran hutan
maupun perumahan.
Peningkatan perangkat penanggulangan banjir.
2. Merehabilitasi lahan kritis dengan cara penggalakan penanaman pohon (reboisasi)
sebagai upaya memperbanyak media penyerap gas karbon serta meningkatkan
ketersediaan cadangan air.
3. Peningkatan penanganan lingkungan dan habitat pesisir, seperti :
Merehabilitasi habitat hutan mangrove, terumbu karang dan padang lamun.
Peningkatan bangunan pelindung pantai dan pesisir.
Penyesuaian RTRW pesisir dan laut terhadap perubahan kondisi (lahan,
infrastruktur, sosial dan lingkungan) sebagai akibat dari dampak pemanasan
global.
4. Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

5 Ibid, hlm. 24
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pemanasanglobal.net/faq/apa-itu-pemanasan-global.html
https://hikmatunnafisah.wordpress.com/kelas-vii/pengetahuan-faktual-konseptual-
dan-prosedural-tentang-ilmu-pengetahuan-teknologi-seni-budaya-terkait-
fenomena-dan-kejadian-tampak mata/penyebab-terjadinya-pemanasan-global-
dan-dampaknya-bagi-ekosistem/
Muhi, Ali Hanapiah. 2011. Praktik Lingkungan Hidup. Jawa Barat: IPDN
Sulistyono.2010. Pemanasan Global (Global Warming) dan Hubungannya dengan
Penggunaan Bahan Bakar Fosil. Cepu: Pusdiklat Migas
Suwendi. 2005. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Pemanasan
Global. Banten: BPBT

Anda mungkin juga menyukai