Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM FITOKIMA

AKADEMI FARMASI SANDI KARSA


MAKSSAR

TUGAS PENDAHULUAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

1. AGUSTINA FIRMAN WURU


2. MARIA MARIANA D NOGO
3. ODE FITRI KAIMUDDIN
4. RUSNA
5. WARDHANIA BATARA
6. YOVITA BHEDA

AKADEMI FARMASI SANDI KARSA


MAKASSAR
2017
1. Kenapa eluen harus dijenihkan dalam chamber menggunkn ketas saring?

Pada proses elusi, chamber mula-mula harus dijenuhkan terlebih


dahulu dengan fase gerak untuk tujuan meningkatkan nilai reprodusibilitas
dari proses KLT, selain itu penjenuhan perlu dilakukan untuk menstabilkan
proses eluen dimana kerika fase gerak mulai naik ke fase diam sedapat
mungkin tidak ada penghalang atau gangguan. Bila chamber tidak jenuh maka
di dalam chamber masih terdapat udara dengan tekanan yang berbeda dengan
uap eluen, maka aliran eluen akan tertahan dan dapat menyebabkan
pemisahan tidak berjalan dengan baik. Proses elusi dilakukan sampai eluen
telah mencapai batas atas dari plat KLT.

2. Proses terbentuknya nod lampu UV 254 dan 256


a. Pada UV 254 nm

Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel


akan tampak berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 254 nm
adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan indikator
fluoresensi yang terdapat pada lempeng. Fluoresensi cahaya yang tampak
merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut
ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi
yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil
melepaskan energi (Sastrohamidjojo, 2001).
Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan
berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena
adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang
terikat oleh auksokrom yang ada pada noda tersebut. Fluoresensi cahaya
yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen
tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke
tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula
sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada lampu UV
366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak berfluororesensi
pada sinar UV 366 nm (Sastrohamidjojo, 2001).

b. Mengamati lempeng dibawah lampu ultraviolet yang dipasang panjang


gelombang emisi 254 atau 366 untuk menampakkan solute sebagai bercak
yang gelap atau bercak yang berfluorosensi terang pada dasar yang
berfluorosensi seragam. Lempeng yag diperdagangkan dapat dibeli dalam
bentuk lempeng yang sudah diberi dengan senyawa fliorosen yang tidak
larut yang dimasukkan ke dalam fase diam untuk memberikan fluorosensi
atau dapat pula dengan menyemprot lempeng dengan reagen fluorosensi
setelah dilakukan pengembangan. Siahaan (2010) menyatakan bahwa
prinsip penampakan bercak pada UV 254 nm adalah, lempeng akan
berflouresensi sedangkan sampel akan tampak berwarna gelap. Pada
pengamatan yang dilakukan pada UV 366 telah diperoleh bercak noda
sebanyak 6 bercak.
prinsip penampakan noda pada UV 366 nm adalah, noda akan
berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap. Jumlah bercak dan nilai
Rf dari pengamatan di bawah penampak bercak UV 254 nm dan 366 nm

3. Kenapa disemprotkan Asam Sulfat jika tidk terbntuk noda?


a. Untuk memastikan pesamaan bercak yng sejajar dengan baku pembanding
pada sampel, dilakukannya penyemprotan enampak bercak h2so4 10 %
dalm etanol
b. Menyemprot lempeng dengan asam sulfat pekat atau asam nitrat pekat lalu
dipanaskan untuk mengoksidasi solute-solut organic yang akan Nampak
sebagai bercak hitam sampai kecoklat-coklatan.
c. Deteksi bercak pada KLt dapat dilakukan secara kimia dan fisika. Cara
kimia yang biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak dengan
suatu pereaksi melalui cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas.
Cara fisika yang dapat digunakan untuk menampakkan bercak adalah
dengan cara pencacahan radioaktif dan fluorosensi sinar ultraviolet.
Fluorosensi sinar ultraviolet terutama untuk senyawa yang dapat
berfluorosensi, membuat bercak akan terlihat jelas
d. Banyak pereaksi-pereaksi yang digunakan dapat dilihat dalam literature
dan dijual dipasaran (niaga). Contoh pereaksi semprot yang umum untuk
senyawa organik adalah asam sulfat dalam metanol,. Pada dasarnya adalah
reaksi oksidasi pada senyawa organic oleh asam sulfat. Pereaksi lain
adalah dengan disemprot dengan larutan lodium dan paling mudah adalah
dengan memasukkan plat kedalam bejana yang berisi uap lodium (Kristal
lodium diletakkan dalam bejana, tidak merusak 75% senyawa).

4. Kenapa lempeng dipanaskan terlebih dahulu kedalam oven?


a. Bila ukuran plat lebih kecil dapat dibuat dengan mencelupkan ke dalam
bubur adsorbent. Setelah lapisan bubur ini mengering diruangan kemudian
dipanaskan di dalam oven pada 100-120C selama 60 menit, dengan
tujuan semua air akan menguap. Proses pengeringan atau penghilangan air
disebut proses mengaktifkan plat kromatografi (fase diam), selanjutnya
didalam rak penyimpan plat-plat ini dimasukkan kedalam dexicator.
Sehingga pada waktu penyimpanan plat-plat tadi tidak menyerap lembab
(air) dari udara. Dengan demikian mekanisme pemisahan komponen
(senyawa-senyawa) yang ditahan fase diam adalah mekanisme absorption.
b. Bercak dipanaskan di dalam oven, sebaiknya digunakan oven yang ada
jendela kacanya sehingga dapat diikuti perubahan bercak selama
pemanasan menjadi bercak warna hitam

5. Pengertian Nilai RF dan pengertiannya!


a. Parameter pada kromatografi lapis tipis adalah faktor retensi (Rf),
merupakan perbandingan jarak yang ditempuh solut dengan jarak yang
ditempuh fase gerak. Adapun rumusnya sebagai berikut:

RF= Jarak yangditempuh fase gerak (cm)

Jarak yangditempuh solut(cm)

Harga Rf umumnya lebih kecil dari 1, sedangkan bila dikalikan dengan


100 akan berharga 1-100, sehingga parameter ini dapat digunakan untuk
perhitungan kualitatif dalam pengujian sampel dengan kromatografi lapis
tipis (Sumarno,2001).
b. Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk
identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan
dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai
jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang
ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Oleh karena itu bilangan Rf selalu
lebih kecil dari 1,0.
c. Identifikasi dari senyawa-senyawa yang terpisah pada lapisan tipis lebih
baik dikerjakan dengan pereaksi lokasi kimia dan reaksi warna. Lazimnya
identifikasi menggunakan harga Rf meskipun harga-harga Rf dalam
lapisan tipis kurang tepat bila dibandingkan pada kertas
Dapat didefenisikan sbb :

jarak yang ditempuh noda


Harga Rf adalah = jarak yang ditempuh eluen

d. Dalam mengidentifikasi noda-noda dalam kromatografi digunakan harga


Rf yang didefinisikan sebagai berikut (Sastrohamidjojo,1990):
Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik penotolan
jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik penotolan
DAFTAR PUSTAKA
Aisiah, Nabila Fatin.2016. LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA BANDOTAN
(Ageratum conyzoides L.) TERHADAP SEL ISOLASI MINYAK ATSIRI DARI
CENGKEH.Universitas sebelas Maret;Surakarta

Chapter II.Universitas Sumatera Utara.ac.id.pdf

Elisa.Kromatografi lapis Tipis.Universitas Gadjah Mada.ac.id.pdf

erepo.unud.ac.id/10275/2/539a4917ca74641659763b142d831be3.pdf

Jayanti Rina, Hilda aprilia.2015. Analisis Kualitatif Bahan Kimia Obat (BKO) Dalam
sediaan jamu Diabetes yang beredar dipasaran.FMIPA UNISBA;Bandung

Meronda,Rahma.G.tugasfito.pdfhttps://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/10/tugas
-fito.pdf

Pamilih,Heru.2009. UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA


KANKER PAYUDARA (T47D) DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS.Universitas Muhammadiyah;Surakarta

Anda mungkin juga menyukai