I. LATAR BELAKANG
Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi
kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-
kwashiorkor).
Kwashiorkor dijumpai terutama pada golongan umur tertentu yaitu bayi
pada masa menyusui dan pada anak prasekolah, 1 hingga 3 tahun yang merupakan
golongan umur yang relatif memerlukan lebih banyak protein untuk tumbuh
sebaik-baiknya. Sindrom demikian kemudian dilaporkan oleh berbagai negeri
terutama negeri yang sedang berkembang seperti Afrika, Asia, Amerika Tengah,
Amerika Selatan, dan bagian-bagian termiskin di Eropa. Penyakit ini banyak
terdapat anak dari golongan penduduk yang berpenghasilan rendah. Ini dapat
dimengerti karena protein yang bermutu baik terutama pada bahan makanan yang
berasal dari hewan seperti protein, susu, keju, telur, daging, dan ikan. Bahan
makanan tersebut cukup mahal , sehingga tidak terjangkau oleh mereka yang
berpenghasilan rendah. Akan tetapi faktor ekonomi bukan merupakan satu-
satunya penyebab penyakit ini. Ada berbagai protein nabati yang bernilai cukup
baik, misalnya kacang kedele, kacang hijau, dan sebagainya, akan tetapi karena
tidak diketahui atau tidak disadari, bahan makanan tersebut tidak digunakan
sebagaimana mestinya. Pengetahuan yang kurang tentang nilai bahan makanan,
cara pemeliharaan anak, disamping ketakhyulan merupakan faktor tambahan dari
timbulnya penyakit kwashiorkor. Keadaan higiene yang buruk, sehingga mereka
mudah dihinggapi infeksi dan infestasi parasit dan timbulnya diare mempercepat
atau merupakan trigger mechanisme dari penyakit ini.
II. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan
mengerti tentang Kwashiokor (Busung Lapar)
III. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIM)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :
1. Pengertian Kwashiorkor
2. Penyebab
3. Tanda dan gejala
4. Komplikasi
5. Pencegahan
IV. MATERI
Terlampir
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet dan Power poin
VII.KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan : Menjawab salam
Memberikan salam
Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan pembelajaran
memperhatikan
Menyebutkan materi/pokok
mengucapkan salam
VIII. EVALUASI
1) Essay
2) Pertanyaan :
a) Apa itu Khashiorkor?
b) Sebutkan dan jelaskan dengan singkat penyebab dari kwashiorkor?
c) Sebutkan dan jelaskan dengan singkat tanda gejala kwashiorkor minimal
tiga?
d) Sebutkan dan jelaskan dengan singkat komplikasi yang dapat terjadi akibat
dari penyakit kwashiorkor?
e) Bagaimana cara pencegahan pada penyakit kwashiorkor?
MATERI KWASHIORKOR
A. PENGERTIAN KWASHIORKOR
Kwashiorkor (Busung Lapar) adalah satu bentuk malnutrisi yang
disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan
kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar
adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai
Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa edema
dan kegagalan pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.
Walaupun sebab utama penyakit ini ialah defisiensi protein, tetapi karena
biasanya bahan makanan yang dimakan itu juga kurang mengandung nutrien
lainnya, maka defisiensi protein disertai defisiensi kalori sehingga sering
penderita menunjukkan baik gejala kwashiorkor maupun marasmus.
B. PENYEBAB KWASHIORKOR
Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun ,namun
dapat pula terjadi pada bayi .Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang
dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang
berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara
lain:
1) Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk
tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori
yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang
memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari
ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein
adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah
dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi
anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa
peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.
2) Faktor social
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan
sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan
makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang
menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3) Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat
dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4) Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi.
Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya
MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh
terhadap infeksi.
C. TANDA DAN GEJALA
Manifestasi dini pada kwashiorkor cukup samar-samar mencakup
letargi,apati, dan iritabilitas. Manifestasi lanjut yang berkembang dapat berupa
pertumbuhan yang tidak memadai, kurangnya stamina, hilangnya jaringan otot,
menjadi lebih peka terhadap serangan infeksi dan edema. Nafsu makan
berkurang ,jaringan bawah kulit mengendor dan lembek serta ketegangan otot
menghilang. Pembesaran hati dapat terjadi secra dini atau kalau sudah lanjut,
infiltrasi lemak lazim ditemukan. Edema biasanya terjadi secara dini, kegagalan
mencapai penambahan BB ini dapat terselubungi oleh edema yang terjadi, yang
kerap kali telah terdapat pada organ-organ dalam,sebelum ia dapat terlihat pada
muka dan anggota gerak.
1) Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada
ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita
ada tanda moon face dari akibat terjadinya edema.
2) Retardasi Pertumbuhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi
badan juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.
3) Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium
lanjut bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak
menjadi pasif.
4) Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat.
Edemanya bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia,
gangguan dinding kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi
ADH.
5) Kelainan Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture),
maupun warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut
kepala yang mudah tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor
lanjut, rambut akan tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna
menjadi putih. Sering bulu mata menjadi panjang.
6) Kelainan Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang
lebih mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan
kulit. Pada sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas
untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosisyang
merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam
ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan. Terutama bila
tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau
ekskreta, seperti pada bokong, fosa politea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha,
dan sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai dengan bercak-bercak
kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk menjadi
hitam. Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian yang
tidak mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh
hiperpigmentasi.