Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan

CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN )

Disusun oleh:

Endri Normawati (2520142434 / 08)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2016
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan pada klien Tn.S dengan CKR( CIDERA KEPALA


RINGAN ) di RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN disusun untuk
memenuhi tugas mandiri PKK KMB II Semester IV, Pada:

Hari : Senin

Tanggal : 02 Mei 2016

Tempat: Ruang Melati 2

Praktikan

Endri Normawati

Mengetahui,

CI Lahan, CI Akademik,

(.................................) (...................................)
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa perdarahan interstitial dalam subtansi otak tanpa diikuti
terputusnya kontiunitas otak (Hudak, dkk.2013).
Cidera kepala (terbuka dan tertutup) terdiri dari fraktur tengkorak cranial
serebri, contusio (memar) dan perdarahan serebral (subarakhanial),
subdural, epidural, intraserebral(batang otak). Trauma primer terjadi
karena benturan langsung atau tidak langsung(akselerasi atau deselarasi
otak). (Hudak,dkk. 2013).
B. Etiologi / Penyebab
a) Trauma Tajam
Trauma tajam oleh benda tajam: menyebabkan cedera setempat dan
menimbulkan cedera lokal. Kerusakan lokal meliputi constusio
serebral, hematom serebral, kerusakan otak sekunder yang
disebabkan perluasan masa lesi, pergeseran otak atau hernia.
b) Trauma Tumpul
Trauma tumpul oleh benda tumpul dan menyebabkan cedera
menyeluruh (difusi). Kerusakannya menyebar secara luas dan
terjadi dalam 4 bentuk : cidera akson, kerusakan otak hipoksia,
pembengkakan otak menyebar, hemoragi kecil yang multiple pada
otak koma karena terjadi cedera menyebar pada hemisfer cerebral,
batang otak atau keduannya.
Akibat trauma tergantung pada:
Kekuatan benturan : parahnya kerusakan
Akselerasi dan dekelerasi
Cup dan kontra cup:
Cup: kerusakan pada daerah dekat yang terbentur.
Kontra cup: kerusakan cedera berlawanan pada sisi
desakan benturan.
C. Patofisiologi
Cidera kepala terjadi karena beberapa hal diantanya karena terjatuh,
dipukul, kecelakaan dan trauma saat lahir yang bisa mengakibatkan
terjadinya gangguan pada seluruh sistem dalam tubuh. Bila trauma ekstra
kranial akan dapat menyebabkan adanya leserasi pada kulit kepala
selanjutnya bisa perdarahan karena mengenai pembuluh darah. Karena
perdarahan yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan hipoksia
sehingga tekanan intra kranial akan meningkat. Namun bila trauma
mengenai tulang kepala akan meneyebabkan robekan dan terjadi
perdarahan juga.
Cidera kepala intra kranial dapat mengakibatkan laserasi, perdarahan dan
kerusakan jaringan otak bahkan bisa terjadi kerusakan susunan syaraf
kranial tertama motorik yang mengakibatkan terjadinya gangguan dalam
mobilitas.

D. Manifestasi Klinis
1. Cedera kepala ringan sedang
Disorientasi ringan
Amnesia post traumatik
Hilang memori sesaat
Sakit kepala
Mual dan muntah
Vertigo dalam perubahan posisi
Gangguan pendengaran
2. Cedera kepala sedang berat
Oedema pulmo
Kejang
Infeksi
Gangguan akibat syaraf kranial

3. Manifestasi Klinis spesifik
Gangguan Otak
a. Comotio cerebri atau geger otak
Tidak sadar < 10 menit.
Muntah-muntah dan pusing
Tidak ada tanda defisit neurologis.
b. Contusio cerebri atau memar otak
Tidak sadar > 10 menit, bila area yang
terkena luas bisa berlangsung 2-3 hari.
Muntah-muntah, amnesia retrograde.
Perdarahan epidural atau hematoma epidural
a. Suatu akumulasi darah pada ruang antara tulang
tengkorak bagian dalam dan meningen paling luar.
b. Gejala : penurunan kesadaran ringan, gangguan
neurologis dari kacau mental sampai koma.
c. Peningkatan TIK yang mengakibatkan gangguan
pernafasan dan penurunan tanda-tanda vital.

E. Klasifikasi
a. Berdasarkan keparahan cedera:
1) Cedera Kepala Ringan (CKR)
Tidak ada fraktur tengkorak.
Tidak ada kontusio serebri, hematom.
GCS: 13-15
Dapat terjadi kehilangan kesadaran <30menit.
2) Cedera Kepala Sedang (CKS)
Kehilangan kesadaran (amnesia) > 30 menit tapi < 24
jam.
Muntah-muntah.
GCS: 9-12
Dapat mengalami fraktur tengkorak, disorientasi ringan
(binggung).
3) Cedera Kepala Berat (CKB)
GCS: 3-8
Hilang kesadaran.
Adanya kontusio serebri, laserasi atau hematoma
intrakranial.
b. Menurut Jenis Cedera:
Cedera kepala terbuka dapat menyebabkan fraktur pada tulang
tengkorak dan jaringan otak.
Cedera kepala tertutup dapat disamakn dengan keluhan geger
otak ringan dan oedema serebral yang luas.

F. Komplikasi
a. Epilepsi Pasca Trauma
Epilepsi pasca trauma adalah suatu kelainan dimana kejangterjadi
beberapa waktu setelah otak mengalami cidera karena benturan
dikepala. Kejang bisa saja baru terjadi beberapa tahun kemudian
setelah terjadinya cedera. Obat-obat anti kejang (misalnya fentolin, dan
valport) biasanya dapat mengatasi kejang pasca trauma.
b. Afasia
Afasia adalah hilangnya kemampuan untuk menggunakan bahsa
karena terjadinya cedera pada area bahasa diotak. Penderita tidak
mampu memahami atau mengekspresikan kata-kata.
c. Amnesia
Amnesia adalah hilangnya sebagian atau seluruh kemampuan untuk
mengingat peristiwa yang baru saja terjadi atau peristiwa yang sudah
lama berlalu. Penyebabnya masih belum dapat sepenuhnya dimengerti.
d. Diabetes Insipidus
Disebabkan oleh kerusakan traumatik pada tangkai hipofisi,
menyebabkan pengehentian sekresi hormon antidiuretik.
e. Kejang Pasca Trauma
Dapat segera terjadi dalam 24 jam pertama, dini ( minggu pertama)
atau lanjut(setelah satu minggu). Kejang segera tidak merupakan
predisposisi untuk kejang lanjut; kejang dini menunjukkan risiko yang

meningkat untuk kejang lanjut dan pasien harus dipertahankan dengan


antikonvulsan.

G. Penatalaksanaan
a. Pedoman resusitasi dan penilain awal
Menilai jaln nafas: bersihkan jalan nafas dan debris.
Menilai sirkulasi: frekuensi denyut jantung, tekanan darah.
Obati kejang: kejang konvolsi dapat terjadi dan harus diobati.
b. Pedoman penatalaksanaan
Foto tulang belakang, kolar servikal.
Cairan IV (Nacl 0,9%).
CT-SCAN
Pada pasien dengan GCS kurang, hiperventilasi, manitol 20%.
c. Penatalaksanaan khusus cedera kepala ringan
Pasien umumnya dapat dipulangkan kerumah tanpa pemeriksaan CT-
Scan bila pemeriksaan pemeriksaan neurologis dalam batas normal,
foto servikal normal.

H. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Diagnostik
X-ray atau CT Scan
Hematom serebral
Edema serebral
Perdarahan intrakranial
Fraktur tulang tengkorak
MRI : Dengan atau tanpa menggunakan kontras.
EEG : Memperlihatkan keberadaan atau perkembanganya
gelombang patologis.
PET ( Positron Emission Tomography): Menunjukkan
perubahan aktivitas metabolisme.
Angiografi Serebral: Menunjukkan kelainan sirkulasi
serebral.
b) Pemeriksaan Laboratorium
Elektrolit Serum: Cedera kepala dapat dihubungkan dengan
gangguan regulasi natrium, retensi Na berakhir dapat
beberapa hari, diikuti dengan diuresis Na.
Hematologi : Leukosit, Hb, albumin, protein serum,
globulin.
CSS: Mmenentukan kemungkinan adanya perdarahan
subarakhnoid ( warna, komposisi, dan tekanan).
Kadar Antikonvulsan Darah: Untuk mengetahui tingkat
terapi yang cukup efektif mengatasi kejang.

I. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan yang Muncul


1. Gangguan perfusi jaringan b/ d oedema cerebri, meningkatnya aliran
darah ke otak.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d peningkatan tekanan intra kranial.


3. Perubahan persepsi sensori b/ d penurunan kesadaran, peningkatan
tekanan intra kranial.
4. Gangguan mobilitas fisik b/ d spastisitas kontraktur, kerusakan saraf
motorik.
5. Resiko tinggi infeksi b/ d jaringan trauma, kerusakan kulit kepala.
6. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/ d haluaran urine dan
elektrolit meningkat.
7. Gangguan kebutuhan nutrisi b/ d kelemahan otot untuk menguyah dan
menelan.

J. Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

1. Andra Saferi Wijaya, S.Kep. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah.


Jl. Sadewa No. 1 Sorowajan Baru.Yogyakarta: Nusa Medika .
2. Wijayaningsah Kartika. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. CV.Trans
Info Media: Jakarta.
3. Burnner dan Suddarth. 2005. Keperawatan Medikal Bedah edisi 2. Jakarta:
EGC.
4. Bunner dan Suddarth.2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
5. Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2003). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC.
6. Suyono, Slamet. (2002). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I
II. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai