Anda di halaman 1dari 1

LatarbelakangdanTaktikperusahaan Mulai beroperasi secara komersial sejak 8 Oktober 1996,

XL Axiata menjadi yang terbaik di wilayah Asia, dan dimiliki secara mayoritas oleh Axiata
Group Berhad dengan saham sebesar 66,55% dan selebihnya menjadi milik publik dengan
saham sebesar 33,45% Tahun lalu, PT XL Axiata Tbk. sukses menggaet pelanggan
melampaui target. Operator telekomunikasi ini berhasil mendapatkan 40,1 juta pelanggan
hingga akhir 2010 atau tumbuh 27,7% dibanding 2009 (31,4 juta pelanggan). Sejatinya,
peningkatan pelanggan ini geregetnya sudah dirasakan sebelumnya. Tak heran, XL harus
sampai dua kali merevisi targetnya itu. Awalnya, target yang ditetapkan untuk 2010 itu
mampu meraih 35 juta pelanggan. Kemudian diubah menjadi 38 atau 39 juta pelanggan. Per
Oktober 2010 direvisi lagi menjadi 40 juta pelanggan. Toh realisasinya, pelanggannya di atas
target yang ditetapkan. Memasuki 2011, manajemen XL menargetkan pelanggannya akan
tumbuh 11%-12%. Berarti di akhir tahun ini, XL optimistis pelanggannya bisa mencapai
44,5-44,9 juta. Memang, XL selalu menargetkan bisa tumbuh di atas industri yang berkisar di
10%. Tahun 2010 merupakan tahun yang menggembirakan bagi kami karena XL tetap
mengalami pertumbuhan di atas rata-rata industrinya, ujar Hasnul Suhaimi, Direktur Utama
XL Axiata, bangga. Bahkan, bila ditengok dari tahun 2007 sampai 2010, jumlah
pelanggannya bertambah 2,6 kali lipat dari 15,5 juta (2007) menjadi 40 juta lebih (akhir
2010). Tahun 2010 revenue kami tumbuh sekitar 27% dibanding 2009. Kami perkirakan bisa
2-3 kali lebih tinggi dibanding rata-rata industrinya, kata Hasnul. Mengenai angkanya, ia
belum bisa mengungkapkan karena sedang dalam proses audit. Bila menengok kinerjanya di
triwulan ketiga 2010, kinerja XL tergolong kinclong, baik top line maupun bottom line-nya.
Perusahaan ini membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 13 triliun atau naik 32%
dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sementara laba bersihnya naik 73% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 2,1 triliun. Pada periode itu XL baru
memiliki 38,5 juta pelanggan seluler. Bagi Hasnul, keberhasilan perusahaan yang
dipimpinnya berkinerja mencorong, bahkan mampu melejit dalam lima tahun terakhir,
bukanlah diraih dengan mudah. Ada beberapa langkah strategis yang kami lakukan untuk
mencapainya, katanya. Hasnul pun membeberkan rahasia suksesnya itu. Strategi Perusahaan
Pertama, low price low cost, yakni bagaimana XL berani mengambil inisiatif di antara
operator yang ada di Indonesia untuk menjadi pionir dalam menyediakan dan menawarkan
tarif seluler murah dengan nilai lebih yang bisa dinikmati pelanggan dan masyarakat
Indonesia. Inisiatif menawarkan tarif murah ini bukan hal yang mudah dilakukan karena
kalau tidak dilakukan secara terencana, cermat dan hati-hati, bisa berpotensi mengganggu
keseimbangan operasional perusahaan. Secara internal, XL juga lebih efisien dalam
melakukan kegiatan operasional. Nah, strategi ini berhasil diterapkan dan sekaligus
menjadikan pendekatan low price low cost sebagai faktor pendorong meningkatnya
profitabilitas perusahaan dari waktu ke waktu, dan akhirnya berhasil mengubah lanskap peta
persaingan industri seluler di Indonesia. Kedua, fokus, yaitu bagaimana XL secara konsisten
terus-menerus fokus pada bisnis inti dan kompetensi intinya, yaitu menyediakan layanan
seluler yang terbaik bagi masyarakat dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan
kemampuan sumber daya yang dimiliki. Ketiga, diferensiasi, yakni bagaimana secara
konsisten XL berupaya memberikan layanan seluler yang berbeda dari sisi manfaat/offering
dan tentunya memiliki nilai lebih bagi pelanggan dibanding layanan yang disediakan oleh
kompetitor. Keempat, kejelian melihat peluang pasar dan bagaimana XL dituntut selalu jeli
melihat peluang pasar atau kebutuhan masyarakat dan berupaya mewujudkan solusi atas
kebutuhan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai