Anda di halaman 1dari 8

KEMISKINAN DI INDONESIA

KEMISKINAN DI INDONESIA
(fenomena dan fakta)

By. Sarul Mardianto

Universitas Syiah Kuala

I. ABSTRACT

Writing a scientific paper aims to look at a picture of poverti is a phenomenon and the facts
that occured in the country of Indonesia, which had always been a problem untilnow still not
be resolved either by the central and local goverment. Poverty as aterrible scourge thet
continues to undermine the economy an society. This should be ereflektion of its own for the
Indonesia goverment to be able to keep trying and trying to overcome these problems.true
indeed various attempts have been made by the goverment to cope with or overcome the
problems of poverty, but still the problem of poverty can not be resolved. Many things can be
factors of poverty are : Natural Resources, HR, Education, Employment, and many other
factors that contributed to the problem of poverty. Poverty theoritically be regarded as a
phenomenon in whichpeoples lives in a country still very poor (low), where people are not
able to meet thenecessities of life it deserves.

Keyword: Phenomena and Facts, Factors Affecting.

I. ABSTRAK

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melihat gambaran tentang kemiskinan yang
merupakan sebuah fenomena dan fakta yang terjadi di negara Indonesia, sebuah masalah
yang sejak dulu hingga sekarang masih juga belum bisa teratasi baik oleh pemerintah pusat
maupun oleh pemerintah daerah. Kemiskinan seakan menjadi momok yang mengerikan dan
terus merongrong keadaan ekonomi masyarakat. Hal ini sudah seharusnya menjadi sebuah
cerminan tersendiri bagi pemerintah indonesia untuk dapat terus berusaha dan berupaya
mengatasi permasalahan tersebut. Benar memang Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah untuk menanggulangi atau mengatasi masalah kemiskinan, akan tetapi tetap saja
permasalahan kemiskinan belum dapat teratasi. Banyak hal yang menjadi faktor penyebab
kemiskinan diantaranya : SDA, SDM, Pendidikan, Lapangan Pekerjaan, dan masih banyak
lagi faktor-faktor lain yang menyebabkan timbulnya masalah kemiskinan. secara teoritis
kemiskinan dikatakan sebagai sebuah fenomena dimana taraf hidup masyarakat didalam
sebuah negara masih sangat memprihatinkan (rendah), dimana masyarakat tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidup yang selayaknya.

Kata Kunci : Fenomena dan Fakta, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.

II. PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang Masalah


Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah/negara indonesia adalah kemiskinan,
dewasa ini pemerintah belum mampu menghadapi atau menyelesaikan permasalahan
tersebut, padahal setiap mereka yang memimpin Negara Indonesia selalu membawa
kemiskinan sebagai misi utama mereka disamping misi-misi yang lain.

Remi dan Tjiptoherijanto (2002:1), mengatakan bahwa upaya menurunkan tingkat


kemiskinan telah dimulai awal tahun 1970-an diantaranya melalui program Bimbingan
Masyarakat (Bimas) dan Bantuan Desa (Bandes). Tetapi upaya tersebut mengalami tahapan
jenuh pada pertengahan tahun 1980-an, yang juga berarti upaya penurunan kemiskinan di
tahun 1970-an tidak maksimal, sehingga jumlah orang miskin pada awal 1990-an kembali
naik. Disamping itu kecenderungan ketidakmerataan pendapatan melebar yang mencakup
antar sektor, antar kelompok, dan ketidakmerataan antar wilayah.

Kondisi kemiskinan Indonesia semakin parah akibat krisis ekonomi pada tahun 1998.
Namun ketika pertumbuhan ekonomi yang sempat menurun akibat krisis dapat teratasi dan
dapat dipulihkan, kemiskinan tetap saja sulit untuk ditanggulangi. Pada tahun 1999, 27% dari
total penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebanyak 33,9% penduduk desa dan
16,4% penduduk kota adalah orang miskin. Krisnamurthi dalam Nyayu Neti Arianti, dkk,
(2004:3).

Salah satu prasyarat keberhasilan pengentasan kemiskinan adalah dengan cara


mengidentifikasi kelompok sasaran dan wilayah sasaran dengan tepat. Program pengentasan
dan pemulihan nasib orang miskin tergantung dari langkah awal yaitu ketetapan
mengidentifikasi siapa yang dikatakan miskin dan di mana dia berada. Aspek di mana si
miskin dapat ditelusuri melalui si miskin itu sendiri serta melalui pendekatan-pendekatan
profil wilayah atau karakter geografis.

pada masa kepemimpinan SBY pemerintah indonesia juga meluncurkan program


penanggulangan kemiskinan seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai), KUR (Kredit Usaha
Rakyat), pengembangan UMKM, PNPM Mandiri, dan masih banyak program-program
lainnya, akan tetapi belum mampu mementaskan masyarakat indonesia dari jurang
kemiskinan yang semakin hari semakin menyiksa dan menganiaya. Keadaan ini sudah
seharusnya menjadi sebuah evaluasi diri bagi pemerintah untuk dapat terus merencanakan
serta mengambil sebuah kebijakan yang dapat membawa indonesia keluar dari jurang
kemiskinan. Tidak penulis pungkiri memang, bahwa usaha pemerintah dalam
penanggulangan masalah kemiskinan sangatlah serius, bahkan merupakan salah satu program
prioritas akan tetapi hasilnya belum cukup memuaskan.

Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat


multidimensional, Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara
komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara
terpadu (M. Nasir, dkk, dalam Adit Agus Prastyo, 2010:18).

Dalam upaya penanggulangan kemiskinan ada dua strategi utama yang harus ditempuh oleh
pemerintah. Pertama, melindungi keluarga dan kelompok masyarakat miskin melalui
pemenuhan kebutuhan pokok mereka. Kedua, memberdayakan mereka agar mempunyai
kemampuan untuk melakukan usaha dan mencegah terjadinya kemiskinan baru.
Faktor mendasar yang menyebabkan kemiskinan diantaranya: SDM, SDA, Sistem, dan juga
tidak terlepas dari sosok pemimpin, sehingga dimensi tersebut sangat berkaitan antara satu
dengan yang lainnya.

Kemiskinan terjadi karena kemampuan masyarakat pelaku ekonomi tidak sama, sehingga
terdapat masyarakat yang tidak dapat ikut serta dalam proses pembangunan atau menikmati
hasil-hasil pembangunan. Soegijoko, (1997:137). Dengan kata lain yang kaya semakin kaya
dan yang miskin semakin menderita.

Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik menulis karya ilmiah dengan judul
Kemiskinan Di Indonesia, (fenomena dan fakta).

III. METODE PENULISAN

Dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode library riset
serta internet.

IV. PEMBAHASAN

4.1. Konsep Dasar

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Sebagian orang memahami istilah ini
secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
kemiskinan dapat juga dikatakan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu
adanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan
standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar
kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan
kesehatan kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang
miskin.

Dalam kamus ilmiah populer, kata Miskin mengandung arti tidak berharta (harta yang ada
tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata fakir diartikan sebagai orang yang
sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat
dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya
dilihat dari interaksi negatif (ketidak seimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.

4.2. Kemiskinan Di Indonesia, fenomena Dan Fakta

permasalahan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh pemerintah indonesia saat ini
adalah kemiskinan, disamping masalah-masalah yang lainnya. dewasa ini pemerintah belum
mampu menghadapi atau menyelesaikan permasalahan kemiskinan.

Menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002:1) upaya menurunkan tingkat kemiskinan di


Indonesia telah dimulai awal tahun 1970-an diantaranya melalui program Bimbingan
Masyarakat (Bimas) dan Bantuan Desa (Bandes). Tetapi upaya tersebut mengalami tahapan
jenuh pada pertengahan tahun 1980-an, yang juga berarti upaya penurunan kemiskinan di
tahun 1970-an tidak maksimal, sehingga jumlah orang miskin pada awal 1990-an kembali
naik. Disamping itu kecenderungan ketidakmerataan pendapatan nasional melebar yang
mencakup antar sektor, antar kelompok, dan ketidakmerataan antar wilayah.

berdasarkan data Bank Dunia jumlah penduduk miskin Indonesia pada tahun 2002 bukanlah
10 sampai 20% tetapi telah mencapai 60% dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah
215 juta jiwa.(www.ismailrasulong.wordpress.com).

Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan mengakses sumber-sumber permodalan, juga


karena infrastruktur yang juga belum mendukung untuk dimanfaatkan masyarakat
memperbaiki kehidupannya, selain itu juga karna SDM, SDA, Sistem, dan juga tidak terlepas
dari sosok pemimpin. Kemiskinan harus diakui memang terus menjadi masalah fenomenal
sepanjang sejarah Indonesia sebagai negara bangsa, bahkan hampir seluruh energi dihabiskan
hanya untuk mengurus persoalan kemiskinan. Yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah,
mengapa masalah kemiskinan seakan tak pernah habis, sehingga di negara ini, rasanya tidak
ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan kemiskinan. Kemiskinan telah membuat
jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai
kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan
publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap
keluarga, menguatnya arus perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan memperbaiki
kehidupan, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi
kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas. Kemiskinan menyebabkan masyarakat
desa rela mengorbankan apa saja demi keselamatan hidup, kemiskinan menyebabkan banyak
orang melakukan prilaku menyimpang, harga diri diperjual belikan hanya untuk mendapatkan
makan. Si Miskin rela mempertaruhkan tenaga fisik untuk memproduksi keuntungan bagi
mereka yang memiliki uang dan memegang kendali atas sektor perekonomian lokal dan
menerima upah yang tidak sepadan dengan biaya tenaga yang dikeluarkan. Para buruh
bekerja sepanjang hari, tetapi mereka menerima upah yang sangat sedikit. Bahkan yang lebih
parah, kemiskinan telah membuat masyarakat kita terjebak dalam budaya memalas, budaya
mengemis, dan menggantungkan harapannya dari budi baik pemerintah melalui pemberian
bantuan. kemiskinan juga dapat meningkatkan angka kriminalitas, kenapa penulis
mengatakan bahwa kemiskinan dapat meningkatkan angka kriminalitas, jawabannya adalah
karna mereka (simiskin) akan rela melakukan apa saja untuk dapat mempertahankan
hidupnya, baik itu mencuri, membunuh, mencopet, bahkan jika ada hal yang lebih keji dari
itu ia akan tega dan berani melakukannya demi hidupnya. Kalau sudah seperti ini siapa yang
harus kita salahkan. kemiskinan seakan menjadi sebuah fenomena atau sebuah persoalan
yang tak ada habis-habisnya, pemerintah terkesan tidak serius dalam menangani persoalan
kemiskinan, pemerintah lebih membiarkan mereka mengemis dan mencuri ketimbang
memikirkan cara untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat kemiskinan dan
membebaskan Negara dari para pengemis jalanan karna kemiskinan.

4.3. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia

tahun 1976 sampai 2007.

jumlah penduduk miskin di Indonesia pada periode 1976-2007 berfluktuasi dari tahun ke
tahun. Pada tahun 1976 penduduk miskin sekitar 54,2 juta jiwa (sekitar 44,2 juta jiwa di
perdesaan, dan sekitar 10 juta jiwa di perkotaan). Angka ini pada tahun 1980 berkurang
hingga menjadi sekitar 42,3 juta jiwa (sekitar 32,8 juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,5 juta
jiwa di perdesaan), atau berkurang sekitar 21,95 persen dari tahun 1976. Pada tahun 1990
jumlah penduduk miskin berkurang hingga menjadi sekitar 27,2 juta jiwa (sekitar 17,8 juta
jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,4 juta jiwa di perdesaan), atau berkurang sekitar 35,69 persen
dari tahun 1980. Pada tahun 1996 jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan hingga
mencapai sekitar 34,5 juta jiwa (sekitar 24,9 juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,6 juta jiwa
di perdesaan). Dibandingkan dengan tahun 1990, angka ini menurun sekitar 20,87 persen.
Namun, pada tahun 2002 jumlah penduduk miskin kembali meningkat hingga menjadi sekitar
38,4 juta jiwa. Sementara, pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin menurun hingga
menjadi sekitar 37.17 juta jiwa. Fluktuasi jumlah penduduk miskin di Indonesia disebabkan
karena terjadinya krisis ekonomi, pertambahan jumlah penduduk tiap tahun, pengaruh
kebijakan pemerintah dan sebagainya.(Badan Pusat Statistik).

Tahun 2007Maret 2008

Analisis tren tingkat kemiskinan antara kondisi Maret 2007 dan Maret 2008 dimaksudkan
untuk mengetahui perubahan tingkat kemiskinan selama setahun terakhir. Garis kemiskinan
pada periode Maret 2007-Maret 2008 mengalami peningkatan sebesar 9,56 persen, yaitu dari
Rp.166.697,- per kapita per bulan pada Maret 2007 menjadi Rp.182.636,- per kapita per
bulan pada Maret 2008. Hal yang sama juga terjadi di perkotaan dan di perdesaan masing-
masing meningkat sebesar 9,02 persen dan 10,21 persen. Jumlah penduduk miskin di
Indonesia pada bulan Maret 2008 sebesar 34,96 juta orang (15,42 persen). Dibandingkan
dengan penduduk miskin pada Maret 2007 yang berjumlah 37,17 juta (16,58 persen), berarti
jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,21 juta (Tabel 4.3). Jumlah penduduk miskin di
daerah perdesaan turun lebih tajam dari pada daerah perkotaan. Selama periode Maret 2007-
Maret 2008, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,42 juta, sementara di daerah
perkotaan berkurang 0,79 juta orang. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan
dan perdesaan tidak banyak berubah. Pada bulan Maret 2007, sebagian besar (63,52 persen)
penduduk miskin berada di daerah perdesaan, sementara pada bulan Maret 2008 persentase
ini hampir sama yaitu 63,47 persen. (Badan Pusat Statistik).

4.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan menurut para Ahli.

Setiap permasalahan timbul pasti karna ada faktor yang mengiringinya yang menyebabkan
timbulnya sebuah permasalahan, begitu juga dengan masalah kemiskinan yang dihadapi oleh
negara indonesia. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut
Hartomo dan Aziz dalam Dadan Hudyana (2009:28-29) yaitu :

1). Pendidikan yang Terlampau Rendah

Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan


tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan
yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk
dalam dunia kerja.

2). Malas Bekerja

Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang
bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.

3). Keterbatasan Sumber Alam


Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan
keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin karena
sumberdaya alamnya miskin.

4). Terbatasnya Lapangan Kerja

Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat.


Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerja baru sedangkan secara
faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagi masyarakat miskin karena keterbatasan
modal dan keterampilan.

5). Keterbatasan Modal

Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat maupun
bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk
memperoleh penghasilan.

6). Beban Keluarga

Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha
peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota
keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi.

Suryadiningrat dalam Dadan Hudayana (2009:30), juga mengemukakan bahwa


kemiskinan pada hakikatnya disebabkan oleh kurangnya komitmen manusia terhadap norma
dan nilai-nilai kebenaran ajaran agama, kejujuran dan keadilan. Hal ini mengakibatkan
terjadinya penganiayaan manusia terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Penganiayaan
manusia terhadap diri sendiri tercermin dari adanya :

1) keengganan bekerja dan berusaha,

2) kebodohan,

3) motivasi rendah,

4) tidak memiliki rencana jangka panjang,

5) budaya kemiskinan, dan

6) pemahaman keliru terhadap kemiskinan.

Sedangkan penganiayaan terhadap orang lain terlihat dari ketidakmampuan seseorang bekerja
dan berusaha akibat :

1) ketidakpedulian orang mampu kepada orang yang memerlukan atau orang tidak mampu
dan

2) kebijakan yang tidak memihak kepada orang miskin.


Kartasasmita dalam Rahmawati (2006:4) mengemukakan bahwa, kondisi kemiskinan dapat
disebabkan oleh sekurang-kurangnya empat penyebab, diantaranya yaitu :

1. Rendahnya Taraf Pendidikan

Taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan
meyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapat dimasuki. Taraf pendidikan yang rendah
juga membatasi kemampuan seseorang untuk mencari dan memanfaatkan peluang.

2. Rendahnya Derajat Kesehatan

Taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikir
dan prakarsa.

3. Terbatasnya Lapangan Kerja

Selain kondisi kemiskinan dan kesehatan yang rendah, kemiskinan juga diperberat oleh
terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan kerja atau kegiatan usaha, selama itu
pula ada harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan.

4. Kondisi Keterisolasian

Banyak penduduk miskin secara ekonomi tidak berdaya karena terpencil dan terisolasi.
Mereka hidup terpencil sehingga sulit atau tidak dapat terjangkau oleh pelayanan pendidikan,
kesehatan dan gerak kemajuan yang dinikmati masyarakat lainnya.

Nasikun dalam Suryawati (2005:5) menyoroti beberapa sumber dan proses penyebab
terjadinya kemiskinan, yaitu :

1) Pelestarian Proses Kemiskinan Proses pemiskinan yang dilestarikan, direproduksi melalui


pelaksanaan suatu kebijakan diantaranya adalah kebijakan anti kemiskinan, tetapi realitanya
justru melestarikan.

2) Pola Produksi Kolonial

Negara ekskoloni mengalami kemiskinan karena pola produksi kolonial, yaitu petani menjadi
marjinal karena tanah yang paling subur dikuasai petani skala besar dan berorientasi ekspor.

3) Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Adanya unsur manajemen sumber daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian
yang asal tebang akan menurunkan produktivitas.

4) Kemiskinan Terjadi Karena Siklus Alam.

Misalnya tinggal di lahan kritis, dimana lahan ini jika turun hujan akan terjadi banjir tetapi
jika musim kemarau akan kekurangan air, sehingga tidak memungkinkan produktivitas yang
maksimal dan terus-menerus.

5) Peminggiran Kaum Perempuan


Dalam hal ini perempuan masih dianggap sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan
penghargaan hasil kerja yang diberikan lebih rendah dari laki-laki.

6) Faktor Budaya dan Etnik

Bekerjanya faktor budaya dan etnik yang memelihara kemiskinan seperti, pola hidup
konsumtif pada petani dan nelayan ketika panen raya, serta adat istiadat yang konsumtif saat
upacara adat atau keagamaan.

V. KESIMPULAN.

Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat


multidimensional. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara
komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara
terpadu. Kemiskinan harus menjadi sebuah tujuan utama dari penyelesaian masalah-masalah
yang dihadapi oleh negara Indonesia, karna aspek dasar yang dapat dijadikan acuan
keberhassilan pembangunan ekonomi adalah teratasinya masalah kemiskinan. Pemerintah
indonesia harus terus memberdayakan dan membina masyarakat miskin untuk dapat
mengelola sumber-sumber Ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup
masyarakat. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya masalah kemiskinan,
diantaranya, SDM yang rendah, SDA yang tidak dikelolah dengan baik dan benar, pendidikan
yang rendah, tidak memiliki pengetahuan untuk mengembangkan sektor-sektor perekonomian
baik itu dibidang pertanian maupun dibidang perindustrian, dan masih banyak lagi faktor-
faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan kemiskinan sebagaimana yang penulis
jelaskan diatas.

Anda mungkin juga menyukai