1. Sebelum Masehi Pada zaman kebesaran Yunani di bawah kekuasaan Alexander The Great (356-323 BC) seorang pembantu bernama Antimenes memerlukan sangat banyak uang guna membiayai pemerintahannya ketika itu. Untuk mendapatkan uang tersebut, Animenes mengumumka kepada para pemilik budak belian supaya mendaftarkan budak-budaknya dan membayar sejumlah uang tiap tahun kepada Antimenes. Sebagai imbalannya, Antimenes menjanjikan mereka jika ada budak yang melarikan diri, maka dia memeintahkan supaya budak itu ditangkap atau dibayar dengan sejumlah uang sebagai gantinya. Jika ditelaah, uang yang diterima Antimenes dari pemilik budak adalah semacam premi yang diterima dari tertanggung sedangkan kesanggupan Artimenes untuk menangkap budak yang melarikan diri atau menggantinya dengan sejumlah uang adalah semacam resiko yang dipikul oleh penanggung. Pada zaman Yunani juga ada banyak orang yang meminjamkan sejumlah uang pada Pemerintah Kotapraja dengan janji bahwa pemilik uang diberi bunga setiap bulan sampai wafatnya dan bahkan setelah wafat diberikan bantuan biaya penguburan. Perjanjian ini mirip seperti asuransi jiwa. Perjanjian seperti ini terus berkembang sampai zaman Romawi sampai kira-kira tahun ke-10 sesudah Masehi. Pada waktu itu dibentuk perkumpulan dan tiap anggotanya harus membayar uang pangkal dan uang iuran bulanan. Jika terjadi sesuatu kepada anggota misalnya pindah ke tempat lain, perkumpulan akan memberikan bantuan biaya perjalanan. Jika ditelaah, perjanjian seperti itu adalah permulaan perkembangan asuransi kerugian dan asuransi jumlah. 2. Abad Pertengahan Pada abad pertengahan, di Inggris dibentuk perkumpulan yang disebut glide. Perkumpulan ini mengurus kepentingan anggotanya dengan janji jika ada anggota yang kebakaran rumah, glide akan memberikan sejumlah uang dari dana yang didapat dari anggota. Perjanjian ini mirip dengan asuransi kecelakaan. Lalu pada abad ke 13 dan 14 perdagangan melalui laut berkembang pesat dan para pedagang mulai terpikir akan bahaya yang mengancam dalam perjalanan perdagangan melalui laut. Dalam perkembangannya, pada permulaan berlayar pemilik kapal dan barang muatannya perlu menyetor sejumlah uang kepada pihak yang menanggung dengan ketentuan apabila tidak terjadi peristiwa yang merugikan, maka uang yang disetor itu menjadi hak penanggung. Hal ini yang menjadi titik awal perkembangan asuransi kerugian laut
3. Sesudah Abad Pertengahan
Bidang asuransi laut dan kebakaran mengalami perkembangan pesat sesudah abad pertengahan. Bahkan pada waktu pembentukan Code de Commerce Perancis asuransi laut dimasukkan ke kodifikasi dan pada waktu pembentukan Wetboek Van Koophandel Nederland asuransi laut, kebakaran, hasil panen dan asuransi jiwa dimasukkan. Sementara di Inggris, asuransi laut diatur secara khusus dalam Undang-Undang Asuransi Laut (Marine Insurance Act). Berdasarkan asas konkordansi, Wetboek Van Koophandel Nederland diberlakukan di Hindia Belanda melalui Staatsblad Nomor 23 Tahun 1847.
4. Abad Ilmu dan Teknologi
Pada abad ke 20 perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat berdampak positif pada usaha perasuransian. Semakin meningkatnya ancaman bahaya di berbagai bidang kehidupan masyarakat mendorong perkembangan asuransi kredit, asuransi kebakaran, asuransi tenaga kerja, asuransi kerugian, asuransi jiwa, asuransi sosial bahkan asuransi menyentuh bidang teknologi satelit komunikasi dan pernah ada kasus di Indonesia dimana Indonesia meluncurkan satelit Palapa B2 yang gagal masuk garis orbit dan Indonesia mengklaim lalu mendapat ganti kerugian dari perusahaan asuransi yang menjadi mitra kerjasama Indonesia.