Anda di halaman 1dari 2

Era globalisasi telah membuat anak bangsa berubah persepsi tentang

bahasa. Bahasa asing (Inggris) dianggapnya bahasa terkeren dan


penambah kekerenan bagi bahasa lainnya, bahkan terkadang diaggap
segala-galanya dalam hal berbahasa, sehingga seorang-olah tak ada
bahasa keren selain bahasa asing, atau dengan kata lain, bahasa baru
keren jika dicampurri bahasa asing.

Sementara itu, bahasanya sendiri yang seharusnya digunakan sebagai


alat komunikasi sehari-hari diabaikan begitu saja, dianggap kurang
gaul, kurang kekinian, terlalu kaku, dan seterusnya. Akibatnya, bahasa
nasional (Indonesia) pun menjadi terlantar, tak terpelajari dengan
benar. Itulah sebabnya banyak orang Indonesia tidak bisa berbahasa
Indonesia dengan baik. Mereka seakan-akan dibuai rasa
ketergantungan kepada bahasa bangsa lain. Mereka lebih akrab
dengan bahasa asing, hingga kadang berlebihan dalam
mempergunakannya. Mereka lebih fasih dengan bahasanya orang
ketimbang bahasanya sendiri. Mereka dibuat kecanduan dengan
bahasa lain, padahal sebenarnya bahasa sendiri tak kalah keren dari
bahasa entah berantah itu. Hanya saja bangsa Indoensia terlalu gengsi
untuk mengakuinya, karena sudah terlanjur ikut arus persepsi salah
kaprah.

Saya tidak sedang menyarankan orang untuk meninggalkan bahasa


asing (Inggris). Tidak sama sekali! Sebab, bahasa asing, terutama
bahasa Inggris, saat ini menjadi bahasa dunia yang menuntut kita
perlu bahkan harus menguasainya, agar tidak ketinggalan informasi
dari mancanegara. Saya hanya menyarankan supaya kita sebagai
penduduk asli Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagaimana
mestinya, seperti:

* Jangan berlebihan menggunakan bahasa asing dengan terus-terusan


berbahasa asing tanpa melihat siapa lawan bicaranya.

* Gunakanlah bahasa asing sesuai dengan tuntutan keadaan.


* Jangan berbahasa Inggris dengan sesama orang Indonesia kalau
bukan untuk latihan seperti peserta kursus, misalnya. Pakailah bahasa
Inggris itu jika lawan bicara Anda seorang bule, misalnya, atau ketika
Anda dituntut berbicara dengan bahasa Inggris.

* Jangan ke mana-mana berbahasa Inggris. Orang paham atau tidak,


tetap saja berbahasa Inggris. Jangan begitu!

* Jangan aduk antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing layaknya


cendol. Jika sebuah terma, kata, atau pun frasa, masih ada
padanannya dalam bahasa Indonesia, sebaiknya hindari penggunakan
istilah asing, dan seterunya.

Nah, inti dari paparan saya di atas adalah seperti adagium berikut ini:

Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai


bahasa asing.

Berikut beberapa contoh terma, kata, atau pun frasa berbahasa Inggris
yang sebenarnya ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Mulai
sekarang dan seterusnya, sebagai bentuk kecitaan kepada bahasa
Indonesia, mari kita utamakan bahasa Indonesia sebelum bahasa
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai