Anda di halaman 1dari 2

Ingin bebas dari gunjingan orang seperti halnya mau keluar

dari alam semesta. Mustahil kuadrat, bisa jadi kubik, bahkan


entah apa lagi sebutannya. Itulah cerminan hukum alam
yang sifatnya niscaya dan mutlak.

Maka, mulai sekarang dan seterusnya, jangan lagi risau


apalagi galau hanya karena digunjing tetangga, misalnya.
Biar bagaimana pun kita, baikkah, jahatkah, ujung-ujungnya
pasti ada yang menggunjing. Sikapi saja semuanya dengan
senyuman. Mau baik, mau buruk, kita mah kagak ada
benarnya di mata orang dengki.

Peristiwa semacam ini sebenanya sudah tergambar jelas


dalam kisah Luqman Hakim dengan putranya. Ini salah, itu
keliru. Begini kurang, begitu lebih. Jadi teringat lagu Madura:
Manjheng sala, toju sala. Pas drmma mon marnah?
Teringat juga puisinya Gus Mus: Kau ini bagaimana?

Akhirnya Luqman berkesimpulan. Kalau mengikuti selera


manusia, tidak akan ada ujung pangkalnya. Luqman pun
berpesan kepada putranya, Nak! Berbuatlah apa saja asal
tidak menyalahi perintah Allah. Biarkan saja orang lain
mencela atau memujimu.

Dari sini kita mendapat jalan keluar untuk menyikapi


gunjingan orang yakni mengacu pada nilai-nilai agama. Apa
yang benar menurut agama, lakukan, sekalipun orang-orang
pada membencinya. Begitu pun apa yang salah di mata
agama, tinggalkan, meskipun banyak orang menyukainya.
Selalu dinilai salah oleh orang lain memang tidak
mengenakkan hati, namun buat apa terus menerus larut
memikirkan sesuatu yang tidak berguna. Buang-buang
tenaga saja. Mending tenaga dihabiskan untuk melanjutkan
kebaikan yang pernah dimulai.

Anda mungkin juga menyukai