DASAR TEORI
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh
darah, atau gaya (dorongan) yang diberikan darah terhadap dinding arteri saat darah
dipompa keluar dari jantung menuju ke seluruh tubuh. Tekanan darah merupakan
kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan
beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Tekanan ini dapat berubah-ubah
sepanjang siklus jantung.
Tekanan darah dibedakan menjadi dua yaitu tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu
jantung menguncup (sistole) atau berdenyut atau saat jantung berkontaksi memompa
darah ke sirkulasi tubuh. Serta merupakan tekanan tertinggi yang terjadi selama ejeksi
jantung. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung
mengendor kembali (diastole), atau merupakan tekanan yang terjadi saat jantung
mengalami relaksasi atau menerima darah dari sirkulasi tubuh. Merupakan tekanan
1
yang paling rendah yang terjadi diantara dua denyut jantung. Sedangkan selisih antara
angka tekanan sistolik dengan diastolik disebut tekanan nadi. Tekanan darah manusia
senantiasa berayu-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung.
Ada lima faktor yang menentukan tingginya tekanan darah yaitu : curah
jantung, tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah, dan
kelenturan dinding arteri. Curah jantung (jumlah darah yang dapat dipompa oleh
ventrikel setiap menitnya) dan tahanan pembuluh darah (elastisitas pembuluh darah)
mempunyai pengaruh besar terhadap tekanan darah. Peningkatan tekanan darah
disebabkan peningkatan volume darah atau penurunan elastisitas pembuluh darah.
Sebaliknya penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah. Curah jantung
normal adalah 5 liter/menit dan dipengaruhi oleh usia, posisi tubuh, olahraga, obat-
obatan (digitalis), dan penyakit intrakardial atau ekstrakardial. Pengukuran tekanan
darah paling tepat bila diukur secara langsung dengan memakai jarum intraarteri.
Dalam praktek sehari-hari kita menggunakan cara mengukur secara tidak langsung
yaitu dengan bantuan alat.
2
Sphygmomanometer aneroid berasal dari kata Latin aneroid yang berarti
tanpa cairan. Alat ini menyeimbangkan tekanan dalam kapsul metal tipis yang
menyimpan udara di dalamnya. Tekanan darah bisa dibaca pada meteran yang
menyatu dengan karet pompanya.
3. Tensimeter digital
Merupakan sebuah alat pengukur tensi darah secara digital/elektronis, yang
berguna untuk mengukur tensi darah secara mudah dan langsung
menunjukkan angka tensi darah dengan sangat mudah, dan dapat
menunjukkan hasil yang akurat. Serta alat ini juga dilengkapi dengan jumlah
denyut nadi sehingga para tenaga medis tidak perlu menghitung denyut nadi
pasien. Tensimeter digital menggunakan sumber yang berasal dari baterai.
Arteri yang dapat dilingkari manset di bagian proksimal dan dapat diraba pada
bagian distal adalah arteri Brakhialis, karena letaknya yang lebih dekat dengan aorta
sehingga distprsinya lebih kecil dan sering dipakai untuk mengukur tekanan darah.
Stetoskop juga digunakan unuk mendenyar denyut nadi.
Bunyi Korotkoff dibagi menjadi beberapa fase yaitu : Fase 1 dimulai saat
bunyi terdengar dan disebut tekanan sistolik. Tekanan sistolik hanya cukup untuk
membuka pembuluh darah untuk sementara waktu saja dan menimbulkan bunyi
ketukan nyaring yang semakin lama akan meningkat intensitasnya. Jika manset
diturunkan alian darah yang melewati pembulluh darah meningkat, menimbulkan
bunyi mendesir yang murupakan ciri khas fase 2. Bunyi tersebut menjadi lebih keras
dan lebih nyaring pada fase 3. Pada fase 4, bunyi tiba-tiba menjadi redup, lemah, dan
meniup. Fase 5 adalah saat dimana buni sama sekali tidak terdengar. Saat ini disebut
tekanan diastolik.
3
Jantug bekerja sebagai pompa darah karena dapat memindahkan darah dari
pembuluh vena ke pembuluh arteri pada system sirkulasi tertutup. Aktivitas pompa
jantung berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga dapat
menimbulkan perubahan tekanan darah dalam system sirkulasi. Tekanan darah yang
merupakan standar normal adalah 120/80 mmHg. Angka 120 mmHg menunjukkan
tekanan sistolik, sedangkan angka 80 mmHg menunjukkan tekanan diastolik.
Keadaan dimana tekanan darah yang lebih rendah dari keadaan normal
disebut hipotensi. Sedangkan keadaan dimana takanan darah yang lebih tinggi dari
keadaan normal disebut hipotensi. Pengukuran darah lebih mudah dilakukan pada
lengan yang tidak dominan. Misalnya jika Anda kidal, maka pengukuran lebih baik
dilakukan pada lengan kanan. Pengukuran tekanan darah paling sedikit diakukan dua
kali atau lebih baik dilakukan tiga kali pengukuran tekanan darah dalam satu selang
waktu. Pengukuran tekanan darah tidak boleh dilakukan saat pasien sedang stress
atau tertekan.
Dalam buku Keperawatan Medikal Bedah Edisi B yang ditulis oleh Brunner
dan Suddart menyebutkan klasifikasi tekanan darah orang dewasa adalah sebagai
berikut.
Denyut Nadi
Denyut nadi bergantung pada kekuatan sistolik, oleh karena itu jika tekanan
sistolik lemah maka denyut nadi juga melemah. Namun denyut nadi juga dapat
melemha meskipun kontraksi jantung sangat kuat. Keadaan ini dijumpai pada stenosis
aorta dan pada beberapa ketidakteraturan jantung tertentu. Oleh karena itu kekuatan
denyut nadi bukan merupakan petunjuk yang tepat untuk menentukan kontraksi
jantung.
4
Denyut nadi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Kecepatan rata-rata denyut nadi pada orang dewasa normal adalah 60-100
denyut per menit. Pada anak-anak kecepatannya 90-140 denyut per menit. Dan pada
orang lanjut usia kecepatannya 70-80 denyut per menit.
BAB II
LANGKAH KERJA
5
Persiapan alat bahan
1. Stetoskop
2. Metronome
3. Stopwatch
4. Bangku step test Harvard (Wanita 17 inci, laki-laki 19 inci)
5. Bak untuk tempat es
6. Sphygmomanometer / tensimeter air raksa, aneroid dan digital
Prosedur Percobaan
Tahap pemeriksaan:
6
tekanan darah >10mmHg pada pengukuran ke-1 dan ke-2 pada sistolik dan
atau pada diastolic, lakukan pengukuran ketiga.
3. Naikkan tekanan sampai kira kira 20 mmHg diatas tekanan systole normal,
jaga sampai nadi A.Branchialis di lengan kanan tidak teraba pada cara palpasi
atau hilangnya suara pada cara auskultasi.
4. Ukurlah tekanan systole dan diastole dengan cara palpasi dan auskultasi.
Turunkan tekanan manset dengan membuka klep pompa secara perlahan.
Perhatikan dengan seksama suara bising nadi (K-1) dan tentukan tingkat-
tingkat suara dari korotkoff sampai suara melemah/menghilang (K-4/K-5).
5. Catat hasil percobaan anda.
Setiap anggota kelompok memilih satu orang untuk percobaan ini, sesuai
dengan urutan tahap pemeriksaan diatas.
1. Berbaring terlentang
Ukurlah secara palpasi dan auskultasi tekanan darah dan denyut nadi orang
coba sampai 3 kali berturut turut dan ambilah nilai reratanya.
2. Duduk
Perintahkan orang coba duduk tenang selama 5 menit, kemudian ukurlah
secara palpasi dan auskultasi tekanan darah dan denyut nadinya 3 kali berturut
turut dan ambilah nilai rata ratanya.
3. Berdiri
Perintahkan orang coba berdiri dengan tenang dalam sikap bersiap selama 5
menit, kemudian ukurlah tekanan darah dan denyut nadinya 3 kali berturut-
turut dan ambilah nilai rata ratanya.
7
4. Masukan hasil yang diperoleh kedalam table berikut yang meliputi tekanan
systole, diastole dan denyut nadi.
Masukkan satu tangan ke dalam panic selama waktu tertentu, maka akan
terlihat bahwa suhu berpengaruh terhadap tekanan darah dan denyut nadi. Test ini
merupakan suatu test yang baik untuk menentukan labilitas tekanan darah
8
Pilihlah orang coba untuk masing masing kelompok.
1. Perintahkan orang coba untuk duduk tenang selama 5 menit, kemudian ukur
tekanan darah dan dneyut nadinya dengan tensimeter air raksa sampai
didapatan hasil yang sama 3 kali berturut turut.
2. Perintahkan orang coba memasukan tangan kirinya kedalam bak air es (44 oC)
sampai 15 cm diatas fovea decubitus, selama 60 detik.
3. Ukurlah tekanan darah pada detik ke-60 di dalam air es.
4. Ukurlah tekanan darah dan denyut nadi setelah perendaman dengan interval 2
menit sampai tekanan darah dan denyut nadi menjadi kembali normal.
5. Catat hasilnya.
BAB III
3.1 Pertanyaan dan Jawaban dari Percobaan Tekanan Darah dan Denyut Nadi
9
Ada. Hal ini disebabkan karena beberapa factor. Seperti kesalahan pada
pembacaan tensimeter khususnya pada tensimeter air raksa dan tensimeter aneroid.
Karena pada pembacaan kedua tensimeter ini dibutuhkan ketelitian dan gerak cepat
mata untuk melihat jarum pada tensimeter atau gerak turunnya air raksa. Sedangkan
pada tensimeter digital bergantung pada kekuatan baterai. Jika baretai masih baru
dan masih berisi penuh maka hasil pengukuran akan akurat namun jika baterai sudah
lama dan hampir habis maka tingkat keakuratan akan semakin berkurang.
Ada. Perbedaan pengukuran tekanan darah pada lengan kanan dan kiri sering
terjadi, namun jika perbedaannya terlalu signifikan maka dapat disebabkan karena
kesalahan pembacaan pada tensimeter atau dapat diakibatkan karena adanya
penyumbatan darah pada pembuluh-pembuluh di tubuh atau adanya penyakit seperti
adanya diseksi aorta, penyakit ginjal, diabetes, ataupun penyakit jantung. Selain dua
factor tersebut juga karena factor fisiologis. Pada lengan kiri tekanan darah lebih
rendah daripada lengan kanan karena pada lengan kiri terdapat aorta yang memompa
darah dari dalam tubuh sehingga jarak arteri yang berada di lengan kiri lebih dekat
dengan aorta. Sedangkan pada lengan kanan dilewati oleh vena yang mengembalikan
darah ke jantung melalui vena cava, dan letaknya lebih jauh dari aorta sehingga
tekanan darahnya tinggi.
Ada. Hal ini disebabkan karena beberapa factor. Seperti kesalahan pada
pembacaan tensimeter khususnya pada tensimeter air raksa dan tensimeter aneroid.
Karena pada pembacaan kedua tensimeter ini dibutuhkan ketelitian dan gerak cepat
mata untuk melihat jarum pada tensimeter atau gerak turunnya air raksa. Sedangkan
pada tensimeter digital bergantung pada kekuatan baterai. Jika baretai masih baru dan
masih berisi penuh maka hasil pengukuran akan akurat namun jika baterai sudah lama
dan hamper habis maka tingkat keakuratan akan semakin berkurang.
Ada. Hal ini dikarenakan karena adanya perbedaan waktu mengalirnya darah
pada pembuluh tersebut. Darah yang dipompa jantung lebih cepat sampai pada A.
10
Brackhialis (pada lengan atas) dari pada A. Radialis (pada pergelangan tangan)
dengan perbedaan waktu 20 detik lebih cepat daripada menuju A. Radialis.
Ada. Hal ini dipengaruhi karena adanya factor posisi. Pada posisi berdiri tekanan
sistolik dan diastolic lebih tinggi hal ini dikarenakan saat tubuh berada pada posisi
berdiri maka darah yang dibutuhkan untuk dapat mengalirkan oksigen ke suluruh
darah dipompa lebih cepat daripada saat dalam posisi duduk dan terlentang. Karena
saat berdiri otot-otot tubuh meregang sehingga tubuh memerlukan tekanan darah
yang besar agar oksigen dapat mengalir ke seluruh jaringan tubuh. Factor gravitasi
juga berpengaruh. Saat posisi berdiri dan duduk tekanan darah lebih besar karena
aliran darah bertolak belakang dengan gravitasi bumi sehingga jantung memompa
darah lebih keras agar darah yang berisi oksigen bisa sampai otak.
Ada lima faktor yang menentukan tingginya tekanan darah yaitu : curah jantung,
tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah, dan kelenturan
dinding arteri. Curah jantung (jumlah darah yang dapat dipompa oleh ventrikel setiap
menitnya) dan tahanan pembuluh darah (elastisitas pembuluh darah) mempunyai
pengaruh besar terhadap tekanan darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan
peningkatan volume darah atau penurunan elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya
penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah. Selain factor tersebut juga
dipengaruhi factor lain seperti posisi tubuh, aktivitas fisik, temperature, emosi, usia,
dan jenis kelamin.
11
8. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum
melakukan tindakan operatif?
Agar dapat menentukan tindakan pemeriksaan dan perawatan yang tepat dan
akurat pada pasien sehingga tidak akan terjadi kesalahan diagnose. Terutama pada
proses anastesi dan ekstraksi gigi agar tidak terjadi kesalahan dalam tindakan yang
dilakukan.
Aktivitas fisik, posisi tubuh, suhu di sekitar tubuh, berat dan tinggi tubuh, obat
yang sedang dikonsumsi, penyakit yang diderita, emosi, umur, jenis kelamin, serta
pada wanita dikarenakan adanya kehamilan. Denyut nadi dapat meningkat saat
berolahraga, sakit, trauma, dan emosi. Wanita yang berumur 12 tahun keatas
umumnya memiliki denyut nadi yang lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki.
10. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi
tubuh? Jelaskan mengapa!
Ada. Hal ini dipengaruhi karena adanya factor posisi. Pada posisi berdiri tekanan
sistolik dan diastolic lebih tinggi hal ini dikarenakan saat tubuh berada pada posisi
berdiri maka darah yang dibutuhkan untuk dapat mengalirkan oksigen ke suluruh
darah dipompa lebih cepat daripada saat dalam posisi duduk dan terlentang. Karena
saat berdiri otot-otot tubuh meregang sehingga tubuh memerlukan tekanan darah
yang besar agar oksigen dapat mengalir ke seluruh jaringan tubuh. Factor gravitasi
juga berpengaruh. Saat posisi berdiri dan duduk tekanan darah lebih besar karena
aliran darah bertolak belakang dengan gravitasi bumi sehingga jantung memompa
darah lebih keras agar darah yang berisi oksigen bisa sampai otak.
Hal ini dikarenakan saat bekerja ada energy yang dikeluarkan oleh tubuh. Untuk
menghasilkan energi baru diperlukan bantuan oksigen. Karena oksigen diperlukan
dalam proses metabolism. Oleh karena itu jantung bekerja lebih keras untuk
memompa darah agar dapat mengikat banyak oksigen agar oksigen di dalam jaringan
tubuh segera terisi. Dengan adanya proses ini mangakibatkan tekanan darah dan
denyut nadi juga ikut meningkat.
12
Denyut nadi maksimal adalah jumlah maksimal denyut nadi yang dapat
dilakukan pada saat melakukan aktivitas maksimal. Untuk menentukan denyut nadi
maksimal digunakan rumus 220-umur. Denyut jantung yang optimal untuk setiap
individu berbeda-beda tergantung pada waktu pengukuran detak jantung tersebut
(saat istirahat atau setelah berolahraga).Variasi dalam detak jantung sesuai dengan
jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat itu. Cara yang aman adalah
mengukur denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang
dihitung berdasarkan rumusan: DNM = 220 - Umur, kemudian dikalikan dengan
intensitas membakar lemak 60-70 persen DNM.
Sphygmomanome
Aneroid Digital
ter
Oran Param R
Re
g eter er Rera 3.2.2
I II III I II III ra I II III
at ta
ta
a
11 11 10 11 11 11 10 10 11 11 11
Tangan 4/7 0/8 8/7 1/ 0/ 0/ 0/ 7/ 8/6 0/6 2/7 113/6
Ke-1
kanan 2 0 2 75 78 84 86 83 5 9 0 8
(Wani
11 11 11 11 10 10 10 10 10 10 10
ta)
Tangan 0/7 2/7 2/7 1/ 5/ 0/ 0/ 2/ 6/7 0/7 3/7 103/
kiri 0 0 2 71 80 80 78 79 5 1 2 73
11 12 11 11 11 11 10 10 10 10 12
Tangan 0/9 0/8 0/8 3/ 0/ 0/ 0/ 3/ 8/6 5/6 0/6 111/6
Ke-2 kanan 0 2 0 84 70 78 74 74 7 6 3 5
(Pria) 10 99 10 10 86 95 10 10 10
Tangan 98/ 98/ 0/6 / 0/ 0/ / / 6/6 8/6 0/6 105/
kiri 78 68 8 71 80 70 70 73 9 4 3 65
Pengukuran Posisi Tubuh
13
a
112/8 114/8 110/7
Berbaring 2 0 4 112/79
Ke-1 120/8 120/8 100/8
(Wanita) Duduk 8 4 0 113/84
110/8 110/8 110/8
Berdiri 4 0 2 110/82
14
6 menit 98 117 73
Sistole Diastole
Orang Parameter
(mmHg) (mmHg)
Pra-stress dingin 110 84
Ke-1 Post test 130 100
(Wanita) 2 menit 120 90
4 menit 120 84
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan tekanan darah, tekanan darah dapat diukur melalui dua cara yaitu
secara langsung dengan memasukkan jarum kedalam arteri dan cara tidak langsung
melalui pengukuran menggunakan alat. Dalam percobaan ini kami melakukan
pengukuran tekanan darah dengan menggunakan bantuan alat yang bernama
sphygmomanometer atau biasa disebut tensimeter. Kami menggunakan tensimeter air
raksa/tensimeter terbuka/tensimeter konvensional, tensimeter aneroid/tensimeter
tertutup, dan tensimeter digital.
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan faktor yang dapat dilihat untuk
mengetahui perbedaan tekanan darah dan denyut nadi adalah factor jenis kelamin.
Pada orang ke-1 (wanita) tekanan sistolik dan diastolic lebih tinggi daripada tekanan
sistolik dan diastolic pada orang ke-2 (pria). Contohnya saja pada pengukuran
menggunakan tensimeter aneroid tekanan darah wanita 107/83 mmHg sedangkan
pada pria 102/79 mmHg. Selain itu pengukuran pada lengan kanan dan kiri juga
berbeda.
Perbedaan pengukuran tekanan darah pada lengan kanan dan kiri sering terjadi,
namun jika perbedaannya terlalu signifikan maka dapat disebabkan karena kesalahan
16
pembacaan pada tensimeter atau dapat diakibatkan karena adanya penyumbatan darah
pada pembuluh-pembuluh di tubuh atau adanya penyakit seperti adanya diseksi aorta,
penyakit ginjal, diabetes, ataupun penyakit jantung. Selain dua factor tersebut juga
karena factor fisiologis. Pada lengan kiri tekanan darah lebih rendah daripada lengan
kanan karena pada lengan kiri terdapat aorta yang memompa darah dari dalam tubuh
sehingga jarak arteri yang berada di lengan kiri lebih dekat dengan aorta. Sedangkan
pada lengan kanan dilewati oleh vena yang mengembalikan darah ke jantung melalui
vena cava, dan letaknya lebih jauh dari aorta sehingga tekanan darahnya tinggi. Pada
lengan kanan orang coba ke-1 (wanita) dengan tensimeter aneroid tekanan darah
reratanya 107/83 mmHg sedangkan pada lengan kiri 102/79 mmHg. Pada pengukuran
ke-1 dengan tensimeter air raksa pada orang ke-2 (pria) tekanan darahnya rendah
yaitu pada lengan kiri 98/78 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut
memiliki resiko terkena hipotensi karena tekanan darahnya berada di bawah batas
normal.
4.2 Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Tekanan Darah dan Denyut Nadi
Pada perbedaan posisi tubuh tekanan darah juga ikut berubah. Tekanan darah
stabil saat orang coba berada pada posisi duduk. Hal ini dikarenakan adanya factor
dari tonus otot dan gravitasi bumi. Pada posisi terlentang jantung tidak terlalu berat
memompa darah sehingga tekanan darah pada posisi ini lebih kecil daripada tekanan
darah pada posisi duduk dan berdiri. Saat posisi tubuh duduk tekanan darah lebih
stabil karena posisi ini merupakan posisi yang tepat. Karena jantung tidak terlalu
keras memompa darah ke seluruh tubuh karena jika berada dalam posisi duduk
karena jantung berada di tengah antara tubuh bagian atas dan tubuh bagian bawah.
Pada percobaan yang kami lakukan posisi duduk memiliki tekanan darah yang
lebih tinggi daripada posisi berbaring dan berdiri, yaitu 113/84 mmHg. Seharusnya
posisi yang memiliki tekanan darah yang tinggi adalah posisi berdiri. Hal ini
dikarenakan saat berdiri otot-otot tubuh tertarik sehingga jantung memompa darah
lebih cepat daripada dalam keadaan berbaring dan duduk. Karena faktor gravitasi
juga berpengaruh. Saat posisi berdiri dan duduk tekanan darah lebih besar karena
aliran darah bertolak belakang dengan gravitasi bumi sehingga jantung perlu
memompa darah lebih keras agar darah sampai hingga ke otak sehingga semua
jaringan dalam tubuh tidak kekurangan oksigen. Ketidaksesuaian pengukuran pada
percobaan kami dengan teori yang ada dapat dikarenakan adanya kesalahan dalam
pembacaan pengukuran atau kurang akuratnya alat tensimeter.
17
4.3 Pengaruh Latihan pada Tekanan darah dan Denyut Nadi
Pada percobaan pengaruh stress dapat diketahui bahwa suhu juga perpengaruh
dalam penentuan tekanan darah dan denyut nadi. Pada suhu yang rendah yaitu 44 oC
tekanan darah menjadi lebih tinggi. Namun setelah tangan diangkat dari balok es dan
ditunggu sampai 2 menit kemudian 4 menit, tekanan darah dan denyut nadi menjadi
normal kembali. Namun belum bisa sama seperti tekanan darah dan denyut nadi saat
pra-stress dingin.
18
BAB V
KESIMPULAN
Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu :
1. Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi yang tepat dapat dilakukan pada
A. Brakhialis dengan menerapkan metode fase Korotkoff.
2. Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi dapat diukur menggunakan
berbagaimacam tensimeter, seperti tensimeter air raksa, tensimeter aneroid,
dan tensimeter digital. Semua jenis sphygmomanometer memiliki ketelitian
yang hampir sama, hanya saja perpedaan pengukuran biasanya terjadi karena
kurangnya kecepatan mata untuk membaca jarum penunjuk atau penurunan
air raksa.
3. Tekanan darah dan denyut nadi dipengaruhi oleh jenis kelamin, posisi tubuh,
suhu, dan pengaruh latihan.
4. Banyaknya aktivitas yang dilakukan menyebabkan tekanan darah dan denyut
nadi meningkat hal ini dikarenakan karena adanya proses metabolisme dalam
tubuh.
5. Posisi tubuh yang cocok untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah dan
denyut nadi adalah saat tubuh berada dalam keadaan duduk karena tekanan
darah dan denyut nadi lebih optimal dan stabil.
6. Perbedaan letak pengukuran tekanan darah atau perbedaan pengukuran arteri
yang digunakan juga mempengaruhi perbedaan tekanan darah karena Pada
lengan kiri tekanan darah lebih rendah daripada lengan kanan karena pada
lengan kiri terdapat aorta yang memompa darah dari dalam tubuh sehingga
jarak arteri yang berada di lengan kiri lebih dekat dengan aorta. Sedangkan
pada lengan kanan dilewati oleh vena yang mengembalikan darah ke jantung
melalui vena cava, dan letaknya lebih jauh dari aorta sehingga tekanan
darahnya tinggi. Serta waktu yang digunakan untuk darah mengalir dari
jantung ke masing-masing arteri juga berbeda beberapa detik.
DAFTAR PUSTAKA
19
Gunawan, Lany, dr. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Kanisius
Mohlan H. Delf, Robert T. Manning; ahli bahasa, Moelia Radja Siregar; editor, Adji
Dharma. 1996. Major Diagnosis Fisik. Jakarta : EGC
Yahya, A. Fauzi, dr, Sp. J.P.(K), FIHA. 2010. Menaklukkan Pembunuh No. 1.
Bandung : Qanita
@Koasracun. 2013. Buku Ajar Koas Racun Jilid II. Jakarta : Mediakita
Williams, Bryan, Prof; Palmer, Anna, dr. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta :
Erlangga
Jurnal Pemeriksaan Denyut Nadi dan Pengukuran Tekanan Darah FKG Universitas
Airlangga 2013 oleh Ayu Rafania, Rizka, Emmanuel, Afifah, dan Rizky.
LAMPIRAN
20
21
22
23