Po Terbaru
Po Terbaru
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau group didefinisikan
sebagai 2 atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama
berupaya mencapai tujuan bersama. Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang
berinteraksi utamanya untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna
membantu satu sama lain dalam hal wilayahkewenangannyamasing-masing. Kelompok kerja
tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan guna terlibat di dalam kerja kolektif yang
memerlukan upaya gabungan. Akibatnya, kinerja mereka sekadar totalitas kontribusi dari
seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat
kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang diberikan
Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang
terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar
ketimbang totalitas yang telah atau akan diberikan oleh input individu individu di dalam tim
kerja itu sendiri
Tim kerja dapat diklasifikasikan berdasarkan sasarannya dalam suatu organisasi adalah:
Tim ini tersusun atas 5 sampai 12 karyawan. Dalam tim pemecahan masalah ini setiap
anggota membagikan gagasan atau menawarkan saran mengenai bagaimana proses dan
metode kerja dapat diperbaiki.Tetapi jarang diantara tim kerja ini diberi wewenang untuk
melaksanakan secara sepihak setiap tindakan yang mereka sarankan.
Tim Kerja pengelolaan diri (swakelola) umumnya tersusun atas 10 sampai 15 orang yang
memikul tanggung jawab dari mantan penyelia mereka. Tim kerja ini sepenuhnya mengelola
sendiri timnya, bahkan memilih anggota-anggotanya sendiri, menyuruh anggotanya untuk
saling menilai.
a) Sumber daya yang memadai, tim merupakan bagian dari sebuah organisasi yang lebih
luas, setiap tim kerja bergantung pada sumber daya dari luar kelompok untuk
mempertahankannya. Kelangkaan sumber daya secara langsung dapat menurunkan
kemampuan tim untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif dan mencapai tujuan.
Salah satu faktor penting untuk mencapai keefektiviasan kelompok ialah dukungan
organisasi itu sendiri terhadap kelompok. Dukungan tersebut dapat berupa informasi
yang diberikan secara tepat waktu, perlengkapan yang layak, kepegawaian yang
memadai, pemberian semangat, dan bantuan administrasi.
b) Kepemimpinan dan Struktur, tim tidak akan dapat bekerja apabila tidak terdapat
pembagian kerja yang jelas. Oleh sebab itu dibutuhkan kesepakatan dan kerjasama
agar tim mampu bekerja dengan baik untuk mencapai sebuah tujuan. Selain itu
diperlukan pula pengintegrasian keterampilan individu baik dari manajer itu sendiri
maupun dari anggota tim. Kepemimpinan sangat dibutuhkan di dalam pendelegasian
tanggung jawab. Apabila di dalam suatu tim memiliki kepemimpinan pendelegasian
yang efektif, maka tim tersebut akan lebih efektif daripada sebuah tim yang struktur
kepemimpinannya tunggal dan masih tradisional.
c) Iklim kepercayaan, kepercayaan antara anggota tim akan memberikan fasilitas
kerjasama, menurunkan kebutuhan untuk memonitor perilaku satu sama lain, dan
mengikat para anggota di sekeliling keyakinan bahwa orang lain dalam tim tidak akan
mengambil keuntungan dari mereka. Kepercayaan merupakan sebuah fondasi di
dalam kepemimpinan.
d) Evaluasi kinerja dan sistem pemberian imbalan, hal tersebut perlu untuk diperhatikan
dikarenakan faktor tersebut mampu untuk membangun semangat dari para anggota
tim. Sehingga para angota akan lebih giat bekerja dan merasa dihargai atas usaha yang
telah mereka kerjakan. Penilaian yang didasarkan pada kelimpok, pembagian laba,
pembagian keuntungan, insentif kelompok, dan yang lainnya akan mampu
menegakkan upaya dan komitmen tim.
Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara
meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. Para
manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di pasar
global yang kompetitif. Implikasi yang dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana
mereka bisa mengembangkan produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik dengan cara
memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara tersebut. Jadi struktur
organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun harus
mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana perusahaan itu
berada.
Dalam manajemen sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :
Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja
dan formulasi kebijakan
Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan
tindakan.
Implikasi Global
a) Menghapus subsidi masyarakat
Kebijakan ini sesungguhnya hanya untuk kepentingan Negara-negara pengutang. Dalam
kondisi krisis ekonomi justru pemerintah menekan rakyat untuk semakin berhemat.
Tujuannya, Indonesia tetap dapat membayar hutang dengan bunganya meskipun terjadi
penurunan devisa Negara. Ironisnya, di Negara kreditur hutang, justru menetapkan kebijakan
memberikan subsidi besar-besaran bagi rakyatnya dalam berbagai sector penghidupan. Dan
jumlah subsidi terus bertambah tiap taunnya tak pernah dikurangi. Padahal Negara tersebut
sangat stabil dan relative maju.
b) Meliberalisasikan keuangan
Kebijakan ini terjadi saat krisis ekonomi 1997 dan mengakibatkan bertambah
terpuruknya perekonomian Indonesia. Liberalisasi ini menghasilkan kesepakatan
menggunakan dolar Amerika sebagai nilai kurs Indonesia. Lojakkan ini menguntungkan
pihak pemilik dolar dan memperburuk kondisi ekonomi Indonesia. Serta mengakibatkan
berlipatnya jumlah utang luar negeri berikut bunganya karena menggunakan standar dolar.
Harga barang-barang impor juga ikut melonjak. Neraca pembayaran Indonesia pun naik
berkali-kali lipat. Dolar tidak lagi sekedar nilai tukar, tetapi sudah menjadi komoditas
perdagangan. Pemerintah Indonesia seharusnya belajar dari RRC yang bertahan tidak meng
kurs-kan mata uangnya meski mendapat tekanan luar biasas dari Negara-negara G-8,
terutama Amerika Serikat. Kebijakan ini membuat RRC tidak kena imbas krisis ekonomi
tahun 1997. Bahkan barang-barang produk RRC diminati pasar dunia karena harganya sangat
murah
c) Meliberalisasikan Perbankan
Kebijakan ini semakin memperparah perekonomian nasional. Dan juga
mengakibatkan modal masyarakat dapat saja dimasukkan dalam bank asing. Kemudahan
bank asing beroprasi, tingginya suku bunga, dan berbagai fasilitas kemudahannya
mengakibatkan perbankan nasional harus bersaing ketat. Padahal, perbankan nasional kerap
kali dimanfaatkan pengusaha dan pejabat Negara untuk mengeruk keuntungan. Akibatnya,
bank-bank nasional rugi.
d) Melakukan Privatisasi
Privatisasi adalah kebijakan untuk menjual sebagaian atau keseluruhan saham
BUMN keapada pihak swasta. Alasan klasik menjadi dasar penjualan saham BUMN, yaitu
adanya salah pengelolahan dan korupsi yang melanda hampir seluruh BUMN. Hal tersebut
menimbulkan ide untuk memprivatisasi BUMN agar lebih efektif dan efisien
penglolahannya.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA