Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya
lah kami dapat menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam tak lupa juga kami haturkan untuk Rasulullah Muhammad SAW, beserta
Ucapan terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada dosen pengasuh
mata kuliah Gizi Kerja, Ibu Dwi Santy, yang telah memberikan bimbingan serta
menyelesaikan makalah ini, tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, mohon kritik serta saran, yang kiranya dapat
membangun, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang lebih baik lagi. kami
Kata pengantar............................................................................................... i
Daftar isi.......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan....................................................................................... 1
A. Latar belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................................... 3
BAB II Pembahasan....................................................................................... 4
A. Kesimpulan........................................................................................... 41
B. Saran..................................................................................................... 41
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan
kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti
pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan,
diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama
kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis
koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu
penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses
pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding
arteri (Yuet Wai Kan, 2010).
Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-
negara maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi
kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung
koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor
penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka dapat
meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2000).
Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum
mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan,
hilangnya pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang
sejak konferensi klinis terakhir oleh New York Heart Association atau asosiasi
kesehatan New York menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya telah
mengeluarkan informasi baru yang penting mengenai penyakit ini, cara
pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam besarnya perubahan yang jelas
secara klinis dari PJK dan banyaknya faktor yang mungkin relevan, besarnya
jumlah pasien yang ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua kasus PJK
yang timbul pada populasi umum dengan karakteristik jelas.
Penyakit jantung yang dipengaruhi oleh tingginya kadar kolesterol, banyak
terjadi pada individu dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Hal ini
dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan makanan yang menjadi faktor penting penentu
kadar kolesterol individu. Gaya hidup masyarakat kerja, dewasa ini lebih
cenderung mengejar halhal yang bersifat praktis, termasuk di dalamnya jenis
makanan yang dikonsumsi. Makanan cepat saji (fast food) atau yang juga dikenal
sebagai makanan sampah (junk food) menjadi pilihan bagi individu yang
mengutamakan kecepatan pelayanan karena waktu menjadi sangat berharga di
dunia kerja. Namun di sisi lain, makanan ini sebenarnya tidak memiliki
kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan yang tinggi. Nystrom
(2008) dalam penelitiannya di Perancis mengatakan, responden yang makan dua
kali sehari di McDonalds, Burger King atau restoran cepat saji lain selama 4
minggu, 2 kali sehari, mengalami peningkatan berat badan hingga 15% dan
peningkatan kadar enzim alanine aminotrasnferase (ALT) hingga 10 kali.
Aktivitas fisik yang sedikit dan makanan cepat saji menjadi bagian dari
kehidupan pekerja kantor dewasa ini. Hal ini disebabkan oleh beratnya tuntutan
pekerjaan sehingga tidak ada kesempatan untuk berolah raga dan merujuk kepada
perilaku hidup yang instan, misalnya makanan. Gaya hidup yang demikian akan
menyebabkan terjadinya penumpukan karbohidrat dan kolesterol di dalam tubuh,
yang kemudian dapat menyebabkan dislipidemia yang merupakan faktor risiko
terjadinya PJK.
Di sisi lain, pekerja kasar umumnya memiliki aktivitas fisik yang berat
namun tidak diimbangi dengan makanan dengan kandungan gizi yang cukup.
Keterbatasan ekonomi pada pekerja kasar membuat mereka jarang memakan
makanan hewani seperti daging dan ikan, makanan cepat saji, atau
makananmakanan lain yang cenderung berkolesterol tinggi. Walaupun demikian,
dewasa ini PJK bukan hanya menjadi penyakit bagi golongan ekonomi menengah
ke atas, namun juga sering terjadi pada masyarakat ekonomi bawah.
Diduga hal ini terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung minyak tak jenuh dan trans yang bisa terdapat pada minyak goreng
kualitas rendah atau minyak goreng bekas (American Heart Association, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit jantung koroner
2. Untuk mengetahui Etiologipenyakit jantung koroner
3. Untuk mengetahui penyebab penyakit jantung koroner
4. Untuk mengetahui gejala penyakit jantung koroner
5. Untuk mengetahui penanggulangan penyakit jantung koroner
6. Untuk mengetahui pencegahan penyakit jantung koroner
7. Untuk mengetahui penyakit jantung koroner pada pekerja
C. Tujuan
Untuk mengetahui penyakit jantung koroner pada pekerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan
pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta
ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan,
penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit jantung koroner
diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner.
Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung
yang sering ditandai dengan rasa nyeri (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan
pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta
ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).
jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang ruang
terletak rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri
stemum (Elizabeth J.Corwin, 2009, 441).
1. Angina pectoris
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai
respon, terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri
angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah
abdomen (Elizabeth J .corwin, 2009, 492).
a. Ateriosklirosis
b. Spasmearterikoroner
c. Anemia berat
d. Artritis
e. Aorta insufisiensa
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik
tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen
meningkat. Peningkatan jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolahraga
atau naik tangga.
b. Angina prinzmental
Terjadi tampa peningkatan jelas beban kerja jantung pada kenyataannya
sering timbul pada waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmental terjadi
spasme arteri koroner yang menimbulkan iskemi jantung di bagian hilir. Kadang-
kadang tempat spasme berkaitan dengan arterosklerosis.
c. Angina tak stabil
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmental ; dijumpai
pada individu dengan perburukan penyakit arteri koroer. Angina ini biasanya
menyertai peningkatan beban kerja jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat
arterosklerosis koroner, yang ditandi oleh trombus yang tumbuh dan mudah
mengalami spasme.
2. Infark miokardium
Terlepasnya plak arteriosklerosis dari salah satu arteri koroner dan
kemudian tersangkut di bagian hilir sehingga menyumbat aliran darah ke seluruh
miokardium yang di perdarahi oleh pembuluh tersebut. Infark miokardium juga
dapat terjadi jika lesi trombosit yang melekat di arteri menjadi cukup besar untuk
menyumbat total aliran ke bagian hilir, atau jika suatu ruang jantung mengalami
hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi. (Elizabet J.
Corwin, 2009,
Faktor risiko
Sebagaimana orang berbadan tinggi lebih mudah terantuk ambang pintu
daripada orang pendek, begitupun orang dengan satu atau lebih faktor risiko
lebih mudah terkena serangan jantung , meski kemungkinannya lebih besar.
Faktor risiko untuk penyakit jantung dapat dibagi dalam dua bagian,
yang kami sebut dapat diubah dan yang tak dapat diubah (lihat tabel
hlm.29). Kemungkinan terkena PJK akan semakin besar jika faktor
risikonya lebih banyak.
Tidak semua faktor risiko sama beratnya. Beberapa faktor, seperti
merokok, bisa memiliki efek yang lebih besar untuk menimbulkan PJK.
Jadi, misalnya, seorang perokok dengan tingkat kolesterol tinggi dan
tekanan darah tinggi mempunyai risiko lebih tinggi daripada orang yang
tidak mempunyai faktor faktor tersebut.
Jadi , tingkat kolestrol yang tinggi pada seseorang tanpa faktor risiko
lain berarti bahwa risiko itu akan meningkat hanya sedikit di atas rata-rata.
Hal ini mungkin tak perlu terlalu dikhawatirkan, dokter Anda bisa memberi
nasehat yang diperlukan.
1. Usia dan Gender
Penyakit jantung, sebagaimana penyakit lain, semakin meningkat
seiring pertambahan usia. Di Inggris, misalnya, separuh dari jumlah serangan
jantung terjadi pada mereka yang berusia di atas 65 tahun, dan jumlahnya
bertambah sesuai rata rata pertambahan usia.
Hal yang mencolok pada PJK adalah dibawah usia 55 tahun, jumlah
pria yang terkena PJK lebih banyak daripada wanita. Penyebabnya, sebelum
menopause (berhenti haid pada wanita), sangat jarang wanita yang terkena
serangan jantung. Setelah menopause, jumlah wanita yang terkena PJK
meningkat, dan diatas 75 tahun , jumlah wanita dan pria yang terkena
penyakit ini kira kira sebanding.
Penyebab yang tepat wanita jarang terkena PJK sebelum menopause
belum diketahui secara pasti, namun tampaknya berhubungan dengan
hormon yang tidak produksi lagi setelah haid berhenti. Terapi pengganti
hormon (TPH) yang banyak dilakukan kaum wanita ternyata dapat
mencegah terjadinya serangan jantung. Karena itu, beberapa dokter
merekomendasikan TPH ini.
Faktor Faktor yang menambah risiko terkena PJK
Dapat Diubah Tidak Dapat Diubah
Merokok Faktor genetika, misalnya tingkat
Kolesterol tinggi
kolesterol tinggi karena keturunan.
Tekanan darah tinggi
Masalah gender: lebih banyak pria
Diabetes
Kegemukan terkena PJK daripada wanita
Stress Usia
Kurang berolahraga
2. Riwayat Keluarga
Dokter biasanya akan menanyakan tentang riwayat keluarga Anda
jika ada anggota keluarga dekat(orang tua, kakak, adik, atau anak) terkena PJK.
Jika ayah Anda kena serangan jantung sebelum usia 60 tahun atau ibu
terkena sebelum 65 tahun, Anda berisiko tinggi terkena PJK. Namun, jika
orang tua Anda hidup sampai usia ketika serangan jantung biasanya terjadi,
hal ini tidak mengkhawtirkan. Hal sama juga berlaku untuk kakak dan adik.
Walaupun dalam suatu keluarga besar, ternyata ada salah seorang terkena
serangan jantung, mungkin hanya suatu kebetulan saja.
Bagaimana PJk bisa menurun dalam keluarga ? Sebagian jawabnya
bergantung pada gen yang diwarisi dari orang tua yang membuat kita
mudah terkena kolestrol tinggi, tekanan darah tinggi atau diabetes. Selain itu
kesamaan gaya hidup keluarga juga menentukan, misalnya makan makanan
yang sama dank jika orang tua merokok, anak biasanya juga merokok.
Jika keluarga Anda cenderung terkena penyakit jantung, sebaiknya
lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan bahwa Anda tidak
mengidap kolestrol tinggi, tekanan darah tinggi, atau gangguan kesehatan
lain yang harus segera diobati untuk menghindari risiko tinggi.
4. Merokok
Merokok sigaret berkaitan erat dengan risiko PJK. Zat-zat kimia dalam
asap sigaret terserap ke dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke
seluruh tubuh , dan memengaruhi setiap sel tubuh. Zat-zat kimia ini sering
membuat pembuluh darah menyempit dan membuat sel-sel darah yang di
sebut platelet menjadi lebih lengket, sehingga mudah membentuk
gumpalan.
Risiko para perokok pipa dan cerutu tidak setinggi perokok sigaret,
namun masih berisiko terkena PJK disbanding yang tidak merokok. Jumlah
rokok yang diisap juga berpengaruh ; risikonya meningkat sesuai tingkat
konsumsi, yaitu ringan (kurang dari 10 batang sehari) sedang (10-20 batang
sehari), dan perokok berat (lebih dari 20 batang sehari).
Alasan dokter sangat menyarankan untuk berhenti merokok karena
inilah faktor risiko yang dapat anda control sendiri. Lagipula , Anda akan
mulai merasakan manfaatnya saat berhenti. Meskipun risiko terkena PJK
tidak serendah orang bukan perokok, hasilnya akan mendekati sekitar setahun
kemudian.
5. Stres
Banyak orang yang pernah mendapat serangan jantung menyatakan
bahwa stress adalah penyebabnya, namun secara ilmiah hal ini sebnenarnya
sulit dibuktikan. Ada beberapa faktor pemicu lain, seperti olahraga secara
tiba-tiba dan emosi yang meluap luap , dapat mengakibatkan serangan
jantung meskipun hal ini jarang terjadi. Percaya atau tidak, selama masa
Perang Dunia II yang banyak menimbulkan stress pada warga sipil dan
militer, jumlah warfa sipil, yang terkena serangan jantung malah menurun.
Jenis kepribadian tertentu diduga berisiko lebih tinggi terhadap
serangan jantung. Teknologi modern memungkinkan orang melakukan sesuatu
dalam beberapa jam dibandingkan masa primitive yang mungkin
memerlukan waktu berhari hari. Stres karena ingin sesuatu diluar
kemampuan, ingin mencapai sesuatu yang tidak realistis, digolongkan dalam
kepribadian tipe A. Orang yang gelisah (biasanya pria), yang sulit untuk
rileks, akan semakin terikat pada pekerjaan yang mengandalkan hubungan
pribadi, dan akhirnya cenderung menghabiskan tenaga. Mereka ini
mempunyai risiko dua kali lipat terkena PJK dibanding dengan orang yang
berkepribadian tipe B yang dapat menahan diri.
Kita semua pernah merasakan nyeri dada, seperti rasa nyeri dibagian tubuh
lain. Kemungkinan penyebabnya adalah :
a. Rasa panas dalam perut
Kerongkongan (osefagus) yaitu saluran dari mulut ke perut, letaknya persis
dibelakang jantung dan punya saluran saraf yang sama. Jadi, sakit
dikerongkongan mungkin terasa seperti sakit dibagian jantung. Rasa panas diperut
ini bias terjadi setiap saat dan biasanya disebabkan oleh makanan, dimulai sekitar
setengah jam setaah makan, atau jika perut kosong. Panas diperut ini juga bias
timbul malam hari saat berbaring mendatar karena cairan asam dari perut mengalir
kembali ke kerongkongan dan menimbulkan iritasi. Makan lebih baanyak
makanan atau minum susu atau antacid bias mengurangi gejalanya, sedangkan
minum panas serta alcohol bias memperburuk keadaan.
Rasa sakit di perut ini bukan disebabkan oleh latihan fisik. Bila anda merasa
nyeri dada saat berjalan. Bahkan jika anda sampai bersendawa tampaknya gejala
ini kemungkinan besar berasal dari jantung daripada dari perut . periksakan ke
dokter.
2. Pleuritis
Infeksi di dada seperti pneumonia (radang paru-paru) biasa menimbulkan
nyeri hebat di dada, yang dinamakan pleuritis (radang selaput dada). Rasa nyeri
yang tajam disatu sisi dada akan semakin parah bila anda batuk atau bernmafas
dalam-dalam. Ini berbeda dari rasa sakit yang kurang tajam dan terus menerus dari
jantung yang menyebar tepat kedada.
3. Sakit Otot
Sepanjang punggung dan diantara tulaang rusuk terdapat otot-otot yang
berperan penting dalam pernapasan. Seperti otot lainnya, otot-otot ini bias
terserang rematik. Sakitnya biasanya terbatas di daerah dada tertentu, baik
dibagian depan atau belakang. Rasa sakit semakin terasa saat duduk, atau
berbaring dalam posisi tertentu jika membalik. Sakit akibat rematik ini bias
berlangusung beberapa jam sampai beberapa hari dan mungkin hilang sbelum
akan kambuh beberapa minggu kemudian.
4. Debaran Jantung
Palpitasi, debaran jantung keras dan cepat yang teratur ataupun yang tidak
teratur bisa terjadi pada orang sehat. Penyebabnya adalah, stress, merokok, atau
terlalu banyak minum kopi atau teh. Ada juga orang yang mempunyai sirkuit
pendek elektris pada jantungnya sehingga membuat jantung berdebar sangat
cepat, namun ini jarang terjadi.
Orang deengan PJK juga bisa mendapat masalah dengan debaran jantung,
namun biasanya ini terjadi setelah ada seraangan jantung. Dokter akan
memberikan obat untuk mencoba mengontrolnya. Jila palpirasi menyebabkan
anda pingsan, sesak napas atau nyeri dada, konsultasikan segera ke dokter.
5. Sesak Napas
Banyak penyebab sesak napas, dan yang paling umum diantaranya adalah
brinkitis kronis, emfisema (melebarnya gelembung paru) dan asma. Gagal jantung
juga menyebabkan sesak napas dan bisa menyerang orang pernah terkena
serangan jantung. Jika jantung tidak memompa dengan baik, cairan akan
tertimbun dalam jaringan tubuh dan paru-paru, sehingga mengakibatkan sesak
nafas. Anda akan sulit jika berbaring ditempat tidur atau terbangun waktu malam
karena sesak napas. Anda juga bisa terserang batuk dengan dahak mengandung
sedkit busa atau darah.
Jika cairan tertimbun di bagian tubuh, pergelangan kaki membengkak atau
perut terasa sakit karena hati dan usus membengkak. Jika telah jelas bahwa
jantung anda tidak beres, napas yang semakin sesak, atau abtuk yang tak kunjung
hilang sangat berbahaya. Kini telah ada obat-obatan ampuh untuk mengatasi gagal
jantung, dan semakin cepat anda di obati akan semakin baik.
E. Mengatasi Serangan Jantung (Penanggulangan)
1. Rehabilitasi
Rehabilitasi setelah serangan jantung sangat berbeda daripada yang biasa.
Jika rasa nyeri dan lesu telah lewat, biasanya dalam waktu beberapa hari usaha
yang dilakukan adalah kembali ke keadaan normal selama 6-8 minggu ke depan.
Kebanyakan rumah sakit mempunyai bagian rehabilitasi jantung, atau
disingkat rehab. Tujuan rehabilitasi jantung adalah:
a. Pendidikan
Memahami penyebab masalah itu dan mengetahui cara menjadi sehat kembali
b. Pelatihan
Program pelatihan secara bertahap, sehingga anda bisa kembali ke aktivitas
normal
Program rehab biasanya dimulai di rumah sakit. Seorang perawat akan
menjenguk anda dan menjawab beberapa hal yang menjadi masalah anda atau
keluarga. Anda akan diberi petunjuk mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh
anda lakukan setelah keluar dari rumah sakit.
Program pelatihan biasanya dimulai 2-4 minggu kemudian dan diawasi oleh
seorang ahli fisioterapi di bangsal rumah sakit. Mungkin anda akan bergabung
dalam satu kelompok, sekitar 10-15 orang sehingga anda dapat bercakap-cakap
dan saling bertukar pengalaman. Kondisi ini sangat sering membesarkan hati saat
melihat seseorang berlatih penuh semangat pada akhir program pelatihan,
sedangkan anda baru akan memulai dan masih ragu-ragu mengikuti pelatihan itu.
Bagi banyak penderita berusia separuh baya, mungkin ini merupakan
pelatihan fisik teratur pertama yang mereka ikuti selama bertahun-tahun sehingga
awalnya akan terasa aneh. Namun, banyak orang merasakan pelatihan itu semakin
mudah setelah beberapa minggu dan merasa jauh lebih baik pada akhir program
pelatihan daripada bertahun-tahun sebelumnya.
Program rehabilitasi biasanya berlangsung selama 1-2 jam, dua kali
seminggu selama 6-8 minggu. Selain berlatih, biasanya diadakan diskusi
mengenai penyabab serangan jantung dan hal-hal yang bias dilakukan untuk
mencegahnya. Mungkin juga ada kunjungan dari apoteker, ahli diet, dan spesialis
jantung untuk menjawab pertanyaan anada atau keluarga anda mengenai kondisi
anda.
4. Statin
Perubahan besar dalam pengobatan terhadap kolesterol dalam lima tahun
terakhir ini adalah berkat jenis obat-obatan ini yang mampu menghambat produksi
kolesteorl di hati. Statin mampu menurunkan kolesterol hingga 20-30 persen
dengan hanya sedikit efek samping.
Beberapa penyelidikan penting telah dilakukan terhadap ribuan pasien di
Eropa, Australia, dan Amerika. Hailnya menunjukkan bahwa penurunana
kolesrterol diikuti oleh menurunnya 20-30 persen resiko terkena serangan jantung.
Jenis obat-obatan statin yang paling banyak digunakan adalah amvastatin dan
pravastatin, namun masih banyak lagi yang diproduksi.
Obat-obatan ini biasanya diminum sekali sehari setelah makan hanya
dengan sedikit efek samping. Kadang-kadang timbul radang pada otot tangan dan
kaki, serta nyeri yang rasnya seperti flu. Hal ini terjadi pada minggu-minggu
pertama setelah memulai pengobatan dan harus segera dilaporkan ke dokter.
Keluhan itu segera akan hilang setelah Anda berhenti makan obat.
Jika Anda tdak ada keluhan terhadap obat-obatan ini dalam minggu-minggu
pertama setelah meminimnya, biasanya Anda tidak akan mendapat masalah untuk
selanjutnya.
5. Fibrat
Bagi beberapa orang, khususnya penderita diabetes, masalah lipid mungkin
tidak sebanyak dengan kolesterol serta trigliserid karena mereka bisa
menggunakan kelompok obat lain yang disebut fibrat. Sebagaimana statin, obat-
obatan ini hanya sedikit efek sampingnya dan diminum makan. Dalam minggu-
minggu pertama setelah ada keluhan nyeri pada otot, namun selain itu hampir
tidak ada keluhan lain. Fibrat dapat menurunkan tingkat kolesterol hingga 10-15
persen dan mengurangi resiko terkena PJK.
6. Resin
Resin menurunkan tingkat kolesterol dengan cara mengikat kolesterol dalam
usus dan mempengaruhi penyerapannya dalam tubuh. Obat ini berupa bubuk,
biasanya dicampurkan dalam sari buah, diminun satu atau dua kali sehari. Karena
tidak diserap oleh tubuh, tidak ada efek samping bagi jaringan tubuh, namun bisa
menyebabkan perut kembung dan sendawa, atau sembelit pada beberapa orang.
Resin juga dapat mencegah terulangnya serangan jantung, meskipun kurang
ampuh dibandingkan dengan statin dan hanya mengurangi resiko 10-15 persen.
7. Memperbaiki Makanan
Mengubah jenis makanan yang biasa Anda makan tidaklah mudah, namun
penting untuk mengurangi resiko terulangnya serangan jantung. Caranya sangat
sederhana.
Makan makanan sehat bukan berarti Anda harus berpantang semua makanan
yang Anda sukai hanya makan sayuran mentah. Kebanyakan orang makan terlalu
banyak lemak, khususnya yang berasal dari hewan atau susu. Menguranginya
adalah bonus yang sehat untuk seluruh keluarga Anda. Kurangilah makan daging,
keju keras, mentega, krim, susu full-cream, dan yoghurt, serta makanan lain yang
kaya lemak. Makanlah sedik saja, atau hanya pada acara khusus.
Selain mengurangi jumlah lemak dalam makanan Anda, gunakan lemak tak
jenuh ganda (polyunsatu-rated fat), biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan, atau
lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat), seperti minyak zaitun. Jika Anda
tidak yakin menentukan minyak yang baik untuk kesehatan, periksalah labelnya
atau tanyakan pada ahli gizi karena berapa jenis minyak tidak baik untuk jantung.
Minyak kelapa sama buruknya untuk jantung, seperti lemak dari hewan.
Mengurangi lemak adalah juga cara yang baik untuk menurunkan berat
badan dan banyak orang merasa bahwa setelah mengubah makanan, gangguan
pencernaan mereka akan berkurang. Bila Anda cemas akan tingkat kolesterol
Anda, hindari makanan yang berkolesterol tinggi, seperti telUR, hati, dan kerang.
Namun makanan ini masih lebih baik daripada makanan yang mengandung lemak
hewan. Ingatlah juga banyak makanan yang diproses dan makanan jadi, seperti
pai, biscuit, cake yang banyak mengandung lemak hewan, demikian juga buger!
Mulailah dengan program hidup lebih sehat dan perhatikan label makanan ditoko
yang menginformaikan kandungan lemak.
Perubahan penting lain untukmemulai program diet yang sehat adalah
dengan mengonsumsi sebanyak mungkin buah dan sayuran, paling sedikit lima
porsen setiap hari.
Bila anda dapat meningkatkan makanan yang kaya serat, seperti roti
gandum, beras merah, pasta, dan sereal untuk sarapa, terutama havermut,
makanan anda sangat baikuntuk kesehatan dan jantung anda.
Untung lah banyak pabrik makanan mulai menyadari pentingnya makanan
sehat dan banyak buku resep makanan sehat yang dapat membantu. Kendala
untuk mengikuti pola makanan sehat mungkin adalah masalah biaya. Jika
demikian, bicarakan hal ini dengan dokter atau ahli gizi yang akan membantu
memecahkan masalah anda.
8. Berhenti Merokok
Manfaat menghentikan kebiasaan merokok sungguh besar dan mulai saat
anda menghentikannya, dan dalam lim tahun ke depan, resiko terulangnya
serangan jantung berkurang hingga setengahnya.
Namun, anda harus berhenti merokok sama sekali. Bila anda hanya
mengurangi jumlahnya atau mengubahnya dari sigaret ke cerutu atau pipa,
risikonya hampir tidak berkurang.
Para dokter menyadari hal ini 30 tahun yang lalu ketika hubungan Antara
merokok dan penyakit jantung mulai diberitakan. Hingga waktu itu, para dokter
termasuk perokok paling berat, kini hanya sedikit saja yang suka merokok.
Banyakorang merasa lebihmudah berhenti merokok di rumah sakit,namun
agak sulit memper tahanya bila anda pulang. Bila anda telah merokok sejak
remaja, hal ini bias menjadi masalah. Inilah kesempatan seluruh keluarga untuk
membantu, sebap sulit menghilakan kebiasaan merokok apa bila anggota keluaga
anda merokok. Rumah sakit kini adalah wilayah dilarang merokok dan begituh
lah sehausnya rumah anda.
Bagaimana caranya berhenti merokok? Hal ini berbeda pada setiap
orang.ada yang dengan mudah tiba-tiba berhenti merokok. Anda yang secara
perlahan-lahan mulai menguranginya, hingga perlu waktu beberapa minggu.
Masalah sebenarnya adalah kecanduan pada nikotin sehingga beberapa orang
perlu mengunyah permen karet yang mengandung zat ini. Kadang-kadang berbagi
rasa dengan orang lain dapat juga membantu.
Beberapa sebab mengapa orng enggan berhenti merokok-terutama wanita-
adalah karena ada kalanya berat badan akan bertambah setelah berhenti merokok.
Belum di ketahui secara jelas mengapa hal ini bias terjadi. Nafsu maka jelas akan
bertambah dan beberapa orang suka mengudap untuk menghilangkan kebiasaan
merokok. Rata-rata berat badan memang akan naiksetengah sampai satu kilogram
dalam enam bulan pertama setelah berhenti merokok. Namun, jika anda telah
mengubah makanan anda menjadi lebih sehat dan rendah lemak, biasanya
kelebihan berat badan itu akan menurun lagi dalam waktu 6-12 bulan.
9. Mengurangi Stres
Jika anda terkena angina untuk serangan jantung, ini lah kesempatn untuk
mempertimbang kan prioritas dalam hidup anda. Anda mungkin merasa bahwa
pekerjaan selama ini menyita waktu dan energi anda begitu banyak di bandinkan
waktu untuk keluerga, teman-teman, maupun minat andayang lain. Meski belum
ada bukti secara ilmiah bahwa mengubah gaya hidup akan mengurangi risiko, hal
ini jelas akan meningkat kan kualitas hidup anda
F. Faktor-faktor Pencegah
Beberapa faktor yang di yakini dapat melindungi anda terhadap PJK adalah
mengurangi jumlah minuman baralkohol dan melakukan pelatihan fisik secara
teratur
a. Alkohol
Banyak di beritakan tentang manfaat alkohol bila di minum dan jumlah cukup
, namun alkohol dalam jumah tinggi yang di minum secara teratur dapat
menjadiracun bagi jantung ,otak,dan hati.
Jadi, berapakah ukuran yang cukup? Jumlah yang cukup adalah kira-kira 2-3
unit sehari bagi pria,dan jumlahnya agak kurang bagi wnita.satu unit adalah
ukuran minuman keras, gelas anggur, atau setengah pint bir atau cider (sari buah
apel). Pernah ada anggapan bahwa anggur merah baik untuk mencegah serangan
jantung, namun ternya ta setiap jenis alkohol punya efek yang sama.
b. Pelatihan Fisik
Pelatihan fisik secara teratur baik bagi anda dan dapat mencegah terjadinya
PJK. Banyak penyelidikan di amerika dan eropa menunjukan bahwa pelatihan
secara teratur (20 menit, 2-3 kali seminggu) berhasil menurun kan risiko PJK.
Jika anda pernah terkena serangan jantung, anda akan di ajarkan pelatihan
fisik di bagian rehabilitasi jantung rumah sakit, dan mereka yng terkena PJK jenis
apapun di anjurkan melakukan lebih banyak latihan. Jika anda belum pernah
mengikuti pelatihan fisik sebelumnya dan tidak tahu cara memulainya, mintalah
nasihat dokter. Jenis pelatihan yang anda lakukan mungkin idak begitupenting,
asal cukup merangsang jantung dan aliran darah dengan cukup lakukanlah apa
yang paling anda sukai, seperti berjalan, berenang, jogging, senam lantai atau
berdansa. Banyak orang mulai dengan perlahan-lahan dan akahirnya menambah
waktu dan jumlah pelatihan, dalam pelatihan atau senam terpimpin, anda akan
diajarkan cara melakukan pemnasan terlebih dahulu, dan hal ini sebaiknya
dilakukan dalam setiap pelatihan.
Pelatihan untuk membakar kalori sebanyak-banyaknya hingga badan Anda
terasa sakit dan pegal sangat tidak dianjurkan. Jika Anda merasa nyeri, pusing,
atau sesak napas, beristrahat dan berhentilah dulu sampai Anda mersa sehat
kembali.
c. Kerja sama dengan dokter
Meskipun merokok dan tingkat lipid merupakan faktor utama yang
sepenuhnya berada dalam kontrol Anda , ada hal-hal lain ketika Anda dan Dokter
Anda bisa bekrja sama untuk meminimalkan risiko lebih lanjut. Mereka yang
cenderung mudah terkena PJK, seperti para penderita diabetes dan hipertensi ,
harus berusaha untuk ttap mengontrol kesehatannya.
d. Hipertensi
Berusahalah untuk minum obat secara teratur meski tidak ada gejala apapun.
Periksakan tekanan darah Anda secara teratur ke dokter.
e. Diabetes
Cobalah mempertahankan berat badan Anda sedekat mungkin dnga yang
seharusnya. Usahakan agar tingkat gula darah Anda normal dengan menjga diet
Anda secara ketat dan minum obat yang diberikan dokter secara teratur. Pelatihan
fisik penting karena dapat menurunkan berat badan dan juga menurunkan
kebutuhan insulin Anda.
f. Tingkat Lipid Naik
Usahan untuk tetap menjalankan diet yang ketat dan makanlah obat yang
diberikan dokter secara teratur.
g. Mengatasi Keadaan Darurat
Serangan jantung bisa terjadi di mana saja dan setiap orang harus tahu apa
yang perlu dilakukan untuk menolong orang yang pingsan dan jantungnya
berhenti berdenyut. Basic Life Support (BLS) atau bantuan dasar untuk
mempertahankan hidup tidak sulit dipelajari dan sangat bermanfaat untuk
menolang mempertahankan hidup seseorang. Banyak istruktur bisa didapatkan di
berbagai kota, baik yang bekerja secara sukarela maupun dari rumah sakit
terdekat.
Jika Anda atau seseorang secara tiba-tiba merasa nyeri dada yang menjurus ke
serangan jantung, inilah langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1. Istirahatlah sambil duduk atau berbaring
2. Minumlah obat GTN dan tunggu lima menit
3. Jika rasa nyeri masih sama atau bertambah buruk setelah 5-10 menit, minum
dosis kedua
4. Jika tidak berhasil juga, telepon ambulans
5. Kunyah sebutir aspirin (kecuali Anda atau orang itu alergi pada aspirin) karena
ini akan mengencerkan darah dan mencegah pembekuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yng menyerang organ
jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki
oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit jantung koroner juga salah satu
penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya faktor resiko
yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol,
gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada
keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit
jantung koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan
menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan
kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari
stress kerja.
Kadar kolesterol yang tinggi lebih dominan terjadi pada pekerja kantoran
dibandingkan dengan pekerja kasar. Terdapat perbedaan yang signifikan kadar
kolesterol pada pekerja kantoran dan pekerja kasar. Pada pekerja dengan aktivitas
rendah perlu kiranya melakukan control terhadap kadar kolesterol darah dan
menjaga jenis makanan yang dikonsumsi rendah kolesterol. Berolahraga secara
rutin perlu dilakukan untuk menjaga kelancaran peredaran darah dan
keseimbangan metabolisme.
B. Saran
Adam Sagan, 2009. Coronary Heart Disease Risk Factors and Cardiovascular
Risk in Physical Workers and Managers.
Hariadi, Ali Arsad Rahim, (2005). Hubungan Obesitas dengan Beberapa Faktor
Risiko Penyakit Jantung Koroner.
Marianna Virtanen, (2012). Long Working Hours and Coronary Heart Disease: A
Systematic Review and Meta-Analysis.
Sivaramakrishna, R., Nancy A., William, A., Gilda, C., dan Kimerly, A. 2000.
Powell American Journal of Roentgenology, 175, 45-51
Kuswadji, S. 2009. Kadar Lemak Darah pada Pekerja Bergilir di Suatu Instalasi
Pengeboran Minyak dan Gas Bumi. www.cerminduniakedokteran.com
[diakses 18 Mei 2014].