Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya

lah kami dapat menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta

salam tak lupa juga kami haturkan untuk Rasulullah Muhammad SAW, beserta

pengikut beliau dari dahulu, sekarang, hingga hari akhir.

Ucapan terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada dosen pengasuh

mata kuliah Gizi Kerja, Ibu Dwi Santy, yang telah memberikan bimbingan serta

pengajaran kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami

menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam

menyelesaikan makalah ini, tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari

kesempurnaan. Karena itu, mohon kritik serta saran, yang kiranya dapat

membangun, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang lebih baik lagi. kami

berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.


DAFTAR ISI

Kata pengantar............................................................................................... i

Daftar isi.......................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan....................................................................................... 1

A. Latar belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan masalah................................................................................. 3

C. Tujuan................................................................................................... 3

BAB II Pembahasan....................................................................................... 4

A. Pengertian Penyakit Jantung Koroner.................................................. 4

B. Etiologi Penyakit Jantung Koroner ..................................................... 3

C. Penyebab Penyakit Jantung Koroner.................................................... 6

D. Gejala Penyakit Jantung Koroner......................................................... 14

E. Penanggulangan Penyakit Jantung Koroner......................................... 18

F. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner................................................ 27

G. Penyakit Jantung Koroner Pada Pekerja.............................................. 30

BAB III Penutup............................................................................................ 41

A. Kesimpulan........................................................................................... 41

B. Saran..................................................................................................... 41

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan
kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti
pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan,
diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama
kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis
koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu
penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses
pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding
arteri (Yuet Wai Kan, 2010).
Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-
negara maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi
kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung
koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor
penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka dapat
meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2000).
Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum
mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan,
hilangnya pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang
sejak konferensi klinis terakhir oleh New York Heart Association atau asosiasi
kesehatan New York menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya telah
mengeluarkan informasi baru yang penting mengenai penyakit ini, cara
pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam besarnya perubahan yang jelas
secara klinis dari PJK dan banyaknya faktor yang mungkin relevan, besarnya
jumlah pasien yang ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua kasus PJK
yang timbul pada populasi umum dengan karakteristik jelas.
Penyakit jantung yang dipengaruhi oleh tingginya kadar kolesterol, banyak
terjadi pada individu dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Hal ini
dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan makanan yang menjadi faktor penting penentu
kadar kolesterol individu. Gaya hidup masyarakat kerja, dewasa ini lebih
cenderung mengejar halhal yang bersifat praktis, termasuk di dalamnya jenis
makanan yang dikonsumsi. Makanan cepat saji (fast food) atau yang juga dikenal
sebagai makanan sampah (junk food) menjadi pilihan bagi individu yang
mengutamakan kecepatan pelayanan karena waktu menjadi sangat berharga di
dunia kerja. Namun di sisi lain, makanan ini sebenarnya tidak memiliki
kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan yang tinggi. Nystrom
(2008) dalam penelitiannya di Perancis mengatakan, responden yang makan dua
kali sehari di McDonalds, Burger King atau restoran cepat saji lain selama 4
minggu, 2 kali sehari, mengalami peningkatan berat badan hingga 15% dan
peningkatan kadar enzim alanine aminotrasnferase (ALT) hingga 10 kali.
Aktivitas fisik yang sedikit dan makanan cepat saji menjadi bagian dari
kehidupan pekerja kantor dewasa ini. Hal ini disebabkan oleh beratnya tuntutan
pekerjaan sehingga tidak ada kesempatan untuk berolah raga dan merujuk kepada
perilaku hidup yang instan, misalnya makanan. Gaya hidup yang demikian akan
menyebabkan terjadinya penumpukan karbohidrat dan kolesterol di dalam tubuh,
yang kemudian dapat menyebabkan dislipidemia yang merupakan faktor risiko
terjadinya PJK.
Di sisi lain, pekerja kasar umumnya memiliki aktivitas fisik yang berat
namun tidak diimbangi dengan makanan dengan kandungan gizi yang cukup.
Keterbatasan ekonomi pada pekerja kasar membuat mereka jarang memakan
makanan hewani seperti daging dan ikan, makanan cepat saji, atau
makananmakanan lain yang cenderung berkolesterol tinggi. Walaupun demikian,
dewasa ini PJK bukan hanya menjadi penyakit bagi golongan ekonomi menengah
ke atas, namun juga sering terjadi pada masyarakat ekonomi bawah.
Diduga hal ini terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung minyak tak jenuh dan trans yang bisa terdapat pada minyak goreng
kualitas rendah atau minyak goreng bekas (American Heart Association, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit jantung koroner
2. Untuk mengetahui Etiologipenyakit jantung koroner
3. Untuk mengetahui penyebab penyakit jantung koroner
4. Untuk mengetahui gejala penyakit jantung koroner
5. Untuk mengetahui penanggulangan penyakit jantung koroner
6. Untuk mengetahui pencegahan penyakit jantung koroner
7. Untuk mengetahui penyakit jantung koroner pada pekerja
C. Tujuan
Untuk mengetahui penyakit jantung koroner pada pekerja.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan
pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta
ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan,
penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit jantung koroner
diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner.
Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung
yang sering ditandai dengan rasa nyeri (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan
pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta
ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).
jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang ruang
terletak rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri
stemum (Elizabeth J.Corwin, 2009, 441).

B. Etiologi Penyakit Jantung Koroner


Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan makan
makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam
peredarah darah dan di serap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase
menjadi gliserol (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Aterosklerosis adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh
endapan lemak, trombosit, makrofag dan leukosit di seluruh lapisan tunika intima
dan akhirnya ke tunika media (Elizabeth J. Corwin, 2009, 477).

Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :


a. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi
penyempitan terhadap akan memungkinkan berkembangnya koleteral yang
cukup sebagai pengganti.
b. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK
c. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis
arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll.
Salah satu penyakit jantung akibat insufiensi aliran darah koroner yaitu,
Angina pectoris dan infark miokardium.

1. Angina pectoris
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai
respon, terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri
angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah
abdomen (Elizabeth J .corwin, 2009, 492).
a. Ateriosklirosis
b. Spasmearterikoroner
c. Anemia berat
d. Artritis
e. Aorta insufisiensa

Adapun jenis-jenis angina :


a; Angina stabil

Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik
tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen
meningkat. Peningkatan jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolahraga
atau naik tangga.
b. Angina prinzmental
Terjadi tampa peningkatan jelas beban kerja jantung pada kenyataannya
sering timbul pada waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmental terjadi
spasme arteri koroner yang menimbulkan iskemi jantung di bagian hilir. Kadang-
kadang tempat spasme berkaitan dengan arterosklerosis.
c. Angina tak stabil
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmental ; dijumpai
pada individu dengan perburukan penyakit arteri koroer. Angina ini biasanya
menyertai peningkatan beban kerja jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat
arterosklerosis koroner, yang ditandi oleh trombus yang tumbuh dan mudah
mengalami spasme.

2. Infark miokardium
Terlepasnya plak arteriosklerosis dari salah satu arteri koroner dan
kemudian tersangkut di bagian hilir sehingga menyumbat aliran darah ke seluruh
miokardium yang di perdarahi oleh pembuluh tersebut. Infark miokardium juga
dapat terjadi jika lesi trombosit yang melekat di arteri menjadi cukup besar untuk
menyumbat total aliran ke bagian hilir, atau jika suatu ruang jantung mengalami
hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi. (Elizabet J.
Corwin, 2009,

C. Penyebab Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh nadi
koroner ini disebut penyakit jantung koroner. Penyempitan dan penyumbatan ini
dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa
nyeri. Dalam kondisi lebih parah kemampuan jantung memompanya darah dapat
hilang. Hal ini akan merusak system golongan irama jantung dan berakibat
dengan kematian (Krisatuti dan Yenrina, 1999).
Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makanmakanan
berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredarah
darah dan diserap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi
gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan metabolisme menjadi
kolesterol pembentuk asam empedu yang berfungsi sebagai pencerna lemak,
berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan
tersebut dapat menyebabkan (artherosklerosis) atau penebalan pada pembuluh
nadi koroner (arteri koronoria).
Kondisi ini menyebabkan kelenturan pembuluh nadi menjadi berkurang,
serangan jantung koroner akan lebih mudah terjadi ketika pembuluh nadi
mengalami penyumbatan ketika itu pula darah yang membawa oksigen ke
jaringan dinding jantung pun terhenti (Sulistiani, W, 2005).
Penyakit jantung coroner (PJK) ternyata bukan ditimbulkan oleh satu
penyebab saja. Hasil penyelidikan medis mengungkapkan bahwa ada
serangkaian keadaan yang memungkinkan Anda terkena PJK, dan inilah yang
dinamakan factor risiko.

Faktor risiko
Sebagaimana orang berbadan tinggi lebih mudah terantuk ambang pintu
daripada orang pendek, begitupun orang dengan satu atau lebih faktor risiko
lebih mudah terkena serangan jantung , meski kemungkinannya lebih besar.
Faktor risiko untuk penyakit jantung dapat dibagi dalam dua bagian,
yang kami sebut dapat diubah dan yang tak dapat diubah (lihat tabel
hlm.29). Kemungkinan terkena PJK akan semakin besar jika faktor
risikonya lebih banyak.
Tidak semua faktor risiko sama beratnya. Beberapa faktor, seperti
merokok, bisa memiliki efek yang lebih besar untuk menimbulkan PJK.
Jadi, misalnya, seorang perokok dengan tingkat kolesterol tinggi dan
tekanan darah tinggi mempunyai risiko lebih tinggi daripada orang yang
tidak mempunyai faktor faktor tersebut.
Jadi , tingkat kolestrol yang tinggi pada seseorang tanpa faktor risiko
lain berarti bahwa risiko itu akan meningkat hanya sedikit di atas rata-rata.
Hal ini mungkin tak perlu terlalu dikhawatirkan, dokter Anda bisa memberi
nasehat yang diperlukan.
1. Usia dan Gender
Penyakit jantung, sebagaimana penyakit lain, semakin meningkat
seiring pertambahan usia. Di Inggris, misalnya, separuh dari jumlah serangan
jantung terjadi pada mereka yang berusia di atas 65 tahun, dan jumlahnya
bertambah sesuai rata rata pertambahan usia.
Hal yang mencolok pada PJK adalah dibawah usia 55 tahun, jumlah
pria yang terkena PJK lebih banyak daripada wanita. Penyebabnya, sebelum
menopause (berhenti haid pada wanita), sangat jarang wanita yang terkena
serangan jantung. Setelah menopause, jumlah wanita yang terkena PJK
meningkat, dan diatas 75 tahun , jumlah wanita dan pria yang terkena
penyakit ini kira kira sebanding.
Penyebab yang tepat wanita jarang terkena PJK sebelum menopause
belum diketahui secara pasti, namun tampaknya berhubungan dengan
hormon yang tidak produksi lagi setelah haid berhenti. Terapi pengganti
hormon (TPH) yang banyak dilakukan kaum wanita ternyata dapat
mencegah terjadinya serangan jantung. Karena itu, beberapa dokter
merekomendasikan TPH ini.
Faktor Faktor yang menambah risiko terkena PJK
Dapat Diubah Tidak Dapat Diubah
Merokok Faktor genetika, misalnya tingkat
Kolesterol tinggi
kolesterol tinggi karena keturunan.
Tekanan darah tinggi
Masalah gender: lebih banyak pria
Diabetes
Kegemukan terkena PJK daripada wanita
Stress Usia
Kurang berolahraga

2. Riwayat Keluarga
Dokter biasanya akan menanyakan tentang riwayat keluarga Anda
jika ada anggota keluarga dekat(orang tua, kakak, adik, atau anak) terkena PJK.
Jika ayah Anda kena serangan jantung sebelum usia 60 tahun atau ibu
terkena sebelum 65 tahun, Anda berisiko tinggi terkena PJK. Namun, jika
orang tua Anda hidup sampai usia ketika serangan jantung biasanya terjadi,
hal ini tidak mengkhawtirkan. Hal sama juga berlaku untuk kakak dan adik.
Walaupun dalam suatu keluarga besar, ternyata ada salah seorang terkena
serangan jantung, mungkin hanya suatu kebetulan saja.
Bagaimana PJk bisa menurun dalam keluarga ? Sebagian jawabnya
bergantung pada gen yang diwarisi dari orang tua yang membuat kita
mudah terkena kolestrol tinggi, tekanan darah tinggi atau diabetes. Selain itu
kesamaan gaya hidup keluarga juga menentukan, misalnya makan makanan
yang sama dank jika orang tua merokok, anak biasanya juga merokok.
Jika keluarga Anda cenderung terkena penyakit jantung, sebaiknya
lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan bahwa Anda tidak
mengidap kolestrol tinggi, tekanan darah tinggi, atau gangguan kesehatan
lain yang harus segera diobati untuk menghindari risiko tinggi.

3. Makanan dan Kolesterol


Seperti dikatakan sebelumnya, atheroma adalah penyebab utama
penyakit jantung koroner. Timbunan lemak, khususnya akibat kolesterol
yang disebut plak, terbentuk pada dinding pembuluh nadi. Inilah yang
membuatnya makin sempit sehingga menghambat aliran darah. Jika plak itu
pecah , terbentuklah gumpalan darah pada daerah yang terkena dan
menghambat darah ke bagian otot jantung. Inilah yang menyebabkan
serangan jantung. Proses ini umumnya terjadi (dan menimbulkan kerusakan
lebih parah) pada seseorang dengan tingkat kolesterol tinggi dalam darahnya.
Faktor genetik juga berpengaruh pada tingkat kolesterol Anda.
Beberapa keluarga mempunyai gen dengan tingkat lemak tinggi dalam
darah. Keadaan ini disebut hyperlipidemia keluarga, atau disingkat HK.
Namun, makanan juga berperan besar dalam menentukan tingkat kolesterol.
Semakin banyak lemak terutama lemak hewan dan hasil susu yang anda
makan, semakin tinggi kolesterol Anda, dan semakin tinggi pula risiko terkena
PJK (lihat diagram dihalman sebelah ). Karena itu, kurangilah konsumsi
lemak hewan dalam makanan Anda (lebih jauh , lht hlm. 84-86).
Studi Framingham
Salah satu riset yang mengaitkan tingginya kolesterol dengan PJK
dilakukan setelah Perang Dunia II di Framingham, sebuah kota kecil dekat
Boston, AS. Semua penduduk diperiksa setiap tahun sekali untuk melihat
apakah mereka terkena PJK. Ternyata ada kaitan yang erat dengan
kolesterol tinggi: semakin tinggi kolesterol darah, semakin tinggi risiko
terkena serangan jantung. Studi Framingham ini juga memperlihatkan
kepentingan faktor-faktor risiko lain, seperti merokok, tekanan darah tinggi ,
dan diabetes. Berbagai faktor risiko itu telah dapat dipastikan setelah
pengamatan selama hampir 40 tahun, sejak studi itu dimulai. Hingga kini
studi itu masih berlangsung.

4. Merokok
Merokok sigaret berkaitan erat dengan risiko PJK. Zat-zat kimia dalam
asap sigaret terserap ke dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke
seluruh tubuh , dan memengaruhi setiap sel tubuh. Zat-zat kimia ini sering
membuat pembuluh darah menyempit dan membuat sel-sel darah yang di
sebut platelet menjadi lebih lengket, sehingga mudah membentuk
gumpalan.
Risiko para perokok pipa dan cerutu tidak setinggi perokok sigaret,
namun masih berisiko terkena PJK disbanding yang tidak merokok. Jumlah
rokok yang diisap juga berpengaruh ; risikonya meningkat sesuai tingkat
konsumsi, yaitu ringan (kurang dari 10 batang sehari) sedang (10-20 batang
sehari), dan perokok berat (lebih dari 20 batang sehari).
Alasan dokter sangat menyarankan untuk berhenti merokok karena
inilah faktor risiko yang dapat anda control sendiri. Lagipula , Anda akan
mulai merasakan manfaatnya saat berhenti. Meskipun risiko terkena PJK
tidak serendah orang bukan perokok, hasilnya akan mendekati sekitar setahun
kemudian.

5. Stres
Banyak orang yang pernah mendapat serangan jantung menyatakan
bahwa stress adalah penyebabnya, namun secara ilmiah hal ini sebnenarnya
sulit dibuktikan. Ada beberapa faktor pemicu lain, seperti olahraga secara
tiba-tiba dan emosi yang meluap luap , dapat mengakibatkan serangan
jantung meskipun hal ini jarang terjadi. Percaya atau tidak, selama masa
Perang Dunia II yang banyak menimbulkan stress pada warga sipil dan
militer, jumlah warfa sipil, yang terkena serangan jantung malah menurun.
Jenis kepribadian tertentu diduga berisiko lebih tinggi terhadap
serangan jantung. Teknologi modern memungkinkan orang melakukan sesuatu
dalam beberapa jam dibandingkan masa primitive yang mungkin
memerlukan waktu berhari hari. Stres karena ingin sesuatu diluar
kemampuan, ingin mencapai sesuatu yang tidak realistis, digolongkan dalam
kepribadian tipe A. Orang yang gelisah (biasanya pria), yang sulit untuk
rileks, akan semakin terikat pada pekerjaan yang mengandalkan hubungan
pribadi, dan akhirnya cenderung menghabiskan tenaga. Mereka ini
mempunyai risiko dua kali lipat terkena PJK dibanding dengan orang yang
berkepribadian tipe B yang dapat menahan diri.

PENYAKIT YANG TERKAIT DENGAN PJK


Dua jenis penyakit umum diyakini dapat menimbulkan risiko paling
tinggi untuk PJK adalah tekanan darah tinggi (TDT) dan diabetes.
a. Tekanan darah tinggi
Istilah tekanan darah berarti tekanan dalam pembuluh nadi dari jantung
yang mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh. Tekanan darah tinggi
menyebabkan tekanan pada jantung dan sirkulasi, dan hal ini dapat
menimbulkan stroke. Namun, seringkali tekanan darah tinggi menimbulkan
serangan jantung pada orang yang tingkat kolesterolnya tinggi disbanding
stroke. Pengobatan tekanan darah tinggi bisa mengurangi risiko serangan
jantung dan stroke.
Tekanan darah biasanya diukur dibagian atas lengan. Pada setiap detak
jantung, tekanan sistolik pada alat pengukur akan naik , lalu jatuh ketitik
rendah di antara detak jantung (tekanan diastolik). Tekanan ini diukur dalam
millimeter pada air raksa (mmHg). Tekanan darah normal orang sehat saat
istrahat adalah 120/70. Tekanan 140/90 adalah ambang batas, sedangkan
tekanan 150/100 saat istrahat jelas tinggi.
Tekanan darah tinggi (hipertensi ) ditemukan pada hampir semua bangsa
didunia, khususnya bangsa Afro-Karibia dan warga Amerika berkulit hitam.
Di Inggris, hampir 25 persen penduduk berusia diatas 50 tahun mengidap
tekanan darah tinggi.
Penyebab tekanan darah tinggi pada kebanyakan orang tidak ketahui.
Penyakit ini terdapat pada kebanyakan anggota keluarga dan penderita
penyakit ginjal. Celakanya, tekanan darah tinggi sering tidak menunjukan
gejala. Karena itulah, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan rutin agar
segera mengetahui terkena bila tekanan darah tinggi.
Tekanan tinggi didalam pembuluh nadi akan merusak dindingya dan
merangsang timbulnya atheroma. Jantung juga harus bekerja lebih keras
untuk memompa darah yang bertekanan tinggi tanpa suplei oksigen yang
mencukupi. Hal ini meningkatkan kemungkinan orang terkena angina atau
serangan jantung. Tekanan darah tinggi juga meningkatkan risiko terjadinya
stroke akibat kerusakan yang ditimbulkannya pada pembuluh darah di otak.
b. Diabetes
Ini adalah suatu kondisi umum yang menimpa sekitar tiga dari seratus
orang di Inggris. Penyebanya adalah kekurangan atau resistensi terhadap
hormone insulin yang mengontrol penyebaran glukosa ke sel sel di seluruh
tubuh melalui aliran darah.
Diabetes bisa menimpa setiap kelompok usia, termasuk anak anak.
Semakin muda usia penderita , semakin besar kemungkinannya ia butuh
suntikan insulin untuk mengontrolnya. Banyak juga yang baru
mendapatkannya pada usia pertengehan atau usia lanjut, dan jika hal ini
terjadi, ada beberapa gejala yang dapat dikontrol dengan diet atau tablet.
Tujuan pengobatannya adalah mengontrol tingkat glukosa dalam darah hingga
mendekati tingkat yang normal. Namun demikian , meskipun diobati, diabetes
dapat meningkatkan risiko gangguan dalam peredaran darah, termasuk PJK.
Bagi wanita, hal ini sangat penting karena penyakit ini dapat melawan daya
perlindungan dari hormon hormon wanita, dan hampir sama banyaknya
wanita dengan pria penderita diabetes mengalami PJK.
Kontrol yang baik terhadap diabetes dengan diet, tablet, atau insulin
dapat mengurangi timbulnya masalah pada aliran darah dan jantung.
Sebaliknya , jika tidak terkontrol, diabetes bisa meningkatkan kadar lemak
dalam darah, termasuk kolestrol tinggi, dan seseorang penderita diabetes
mungkin perlu minum obat tambahan untuk mengontrolnya.

D. Gejala Penyakit Jantung Koroner


Meski kebanyakan penderita PJK mempunyai masalah pokok yang sama,
yaitu penyempitan arteri koronia, namun gejala yang timbul tidak sama. Beberapa
menderita angina, ada pula yang terkana serangan jantung. Sebagian kecil
mengalami kegagalan jantung tanpa ada gejala apapun sebelumnya. Semua akibat
ini belum diketahui penyebabnya secara pasti.
1. Nyeri Dada
Tidak semua nyeri dada disebabkan oleh nyeri dada . banyak orang mengira
mudah untuk mengenali nyeri dada akibat nyeri jantung daripada penyakit
lainnya, tetapi sesungguhnya hal ini sulit, bahkan bagi dokter berpengalaman
sekalipun.
a. Angina
Angina pectoris adalah bahasa latin untuk rasa nyeri di dada, stelah melakukan
kegiatan fisik, dan hilang ketika anda beristirahat. Pda PJK, nyeri itu timbul dari
urat otot di jantung karena tidak mendapat oksigen cukup untuk melaksanakan
tugasnya. Angina biasanya berlangsung selama 2-3 menit tidak ebih dari 10 menit.
Ini terjadi bila anda berjalan mendaki, melawan angin kuat, atau bila anda naik
tangga. Namun, ini bias juga terjadi setelah melakukan aktifitas ringan, seperti
berpakaian. Biasanya keadaan lebih parah bila cuaca dingin dan bila kegiatan itu
dilakukan setelah makan, misalnya berjalan-jalan setelah makan.
b. Angina tak pasti
Sebenarnya angina dapat diduga sebelumnya, namun bila arteri koronia
terus menyempit atau timbul bekuan darah pada permukaannya, angina dapat
berkembang menjadi angina tak pasti. Anda baru menyadari saat anda hanya
mampu berjalan dalam jarak pendek, atau anda merasa nyeri saat anda melakukan
pekerjaan ringan diseputar rumah, atau saat naik tangga. Mungkin juga anda
terbangun dari tidur oleh serangan angina. Perubahan rasa nyeri perlu dilaporkan
kepada dokter agar dapat melakukan tindakan pencegahan karena bias
berkembang menjadi serangan jantung.
c. Serangan jantung
rasa nyerinya sama dengan angina, namun tak hilang bila anda beristirahat,
malah tambah parah. Mereka yang pernah mengalaminya mengatakn bahwa inilah
rasa sakit paling buruk yang pernah mereka rasakan. Orang yang terkena serangan
jantung Nampak pucat, berkeringat, dan tubuhnya terasa dingin. Mereka sering
merasa sakit dan mungkin muntah. Sebagian malah tidak pernah mengalami
gejala penyakit jantung sbelumnya karena terjadi secara tiba-tiba. Namun, banyak
penderita merasakan nyeri yang sebentar-sebentar selama beberapa minggu atau
beberapa bulan akibat penyempitan pembuluh darah.
Perbedaan antara angina da serangan jantung adalah, jika angina timbul
akibat otot jantung kekurangan oksigen namun tidak menimbulkan kerusakan,
pada serangan jantung sebagian otot jantung menjadi mati akibat kekurangan
oksigen.
Pada kira-kira 20 persen penderita, gejala serangan jantung cukup ringan
dan dianggap sebagai gangguan pencernaan. Hal ini sering terjadi pada orang tua
dan para penderita diabetes, mungkin karena saraf sakit ke jantung tidak begitu
peka lagi pada kedua golongan ini.
Penyebab Lain Nyeri Dada

Kita semua pernah merasakan nyeri dada, seperti rasa nyeri dibagian tubuh
lain. Kemungkinan penyebabnya adalah :
a. Rasa panas dalam perut
Kerongkongan (osefagus) yaitu saluran dari mulut ke perut, letaknya persis
dibelakang jantung dan punya saluran saraf yang sama. Jadi, sakit
dikerongkongan mungkin terasa seperti sakit dibagian jantung. Rasa panas diperut
ini bias terjadi setiap saat dan biasanya disebabkan oleh makanan, dimulai sekitar
setengah jam setaah makan, atau jika perut kosong. Panas diperut ini juga bias
timbul malam hari saat berbaring mendatar karena cairan asam dari perut mengalir
kembali ke kerongkongan dan menimbulkan iritasi. Makan lebih baanyak
makanan atau minum susu atau antacid bias mengurangi gejalanya, sedangkan
minum panas serta alcohol bias memperburuk keadaan.
Rasa sakit di perut ini bukan disebabkan oleh latihan fisik. Bila anda merasa
nyeri dada saat berjalan. Bahkan jika anda sampai bersendawa tampaknya gejala
ini kemungkinan besar berasal dari jantung daripada dari perut . periksakan ke
dokter.
2. Pleuritis
Infeksi di dada seperti pneumonia (radang paru-paru) biasa menimbulkan
nyeri hebat di dada, yang dinamakan pleuritis (radang selaput dada). Rasa nyeri
yang tajam disatu sisi dada akan semakin parah bila anda batuk atau bernmafas
dalam-dalam. Ini berbeda dari rasa sakit yang kurang tajam dan terus menerus dari
jantung yang menyebar tepat kedada.
3. Sakit Otot
Sepanjang punggung dan diantara tulaang rusuk terdapat otot-otot yang
berperan penting dalam pernapasan. Seperti otot lainnya, otot-otot ini bias
terserang rematik. Sakitnya biasanya terbatas di daerah dada tertentu, baik
dibagian depan atau belakang. Rasa sakit semakin terasa saat duduk, atau
berbaring dalam posisi tertentu jika membalik. Sakit akibat rematik ini bias
berlangusung beberapa jam sampai beberapa hari dan mungkin hilang sbelum
akan kambuh beberapa minggu kemudian.

4. Debaran Jantung
Palpitasi, debaran jantung keras dan cepat yang teratur ataupun yang tidak
teratur bisa terjadi pada orang sehat. Penyebabnya adalah, stress, merokok, atau
terlalu banyak minum kopi atau teh. Ada juga orang yang mempunyai sirkuit
pendek elektris pada jantungnya sehingga membuat jantung berdebar sangat
cepat, namun ini jarang terjadi.
Orang deengan PJK juga bisa mendapat masalah dengan debaran jantung,
namun biasanya ini terjadi setelah ada seraangan jantung. Dokter akan
memberikan obat untuk mencoba mengontrolnya. Jila palpirasi menyebabkan
anda pingsan, sesak napas atau nyeri dada, konsultasikan segera ke dokter.
5. Sesak Napas
Banyak penyebab sesak napas, dan yang paling umum diantaranya adalah
brinkitis kronis, emfisema (melebarnya gelembung paru) dan asma. Gagal jantung
juga menyebabkan sesak napas dan bisa menyerang orang pernah terkena
serangan jantung. Jika jantung tidak memompa dengan baik, cairan akan
tertimbun dalam jaringan tubuh dan paru-paru, sehingga mengakibatkan sesak
nafas. Anda akan sulit jika berbaring ditempat tidur atau terbangun waktu malam
karena sesak napas. Anda juga bisa terserang batuk dengan dahak mengandung
sedkit busa atau darah.
Jika cairan tertimbun di bagian tubuh, pergelangan kaki membengkak atau
perut terasa sakit karena hati dan usus membengkak. Jika telah jelas bahwa
jantung anda tidak beres, napas yang semakin sesak, atau abtuk yang tak kunjung
hilang sangat berbahaya. Kini telah ada obat-obatan ampuh untuk mengatasi gagal
jantung, dan semakin cepat anda di obati akan semakin baik.
E. Mengatasi Serangan Jantung (Penanggulangan)
1. Rehabilitasi
Rehabilitasi setelah serangan jantung sangat berbeda daripada yang biasa.
Jika rasa nyeri dan lesu telah lewat, biasanya dalam waktu beberapa hari usaha
yang dilakukan adalah kembali ke keadaan normal selama 6-8 minggu ke depan.
Kebanyakan rumah sakit mempunyai bagian rehabilitasi jantung, atau
disingkat rehab. Tujuan rehabilitasi jantung adalah:
a. Pendidikan
Memahami penyebab masalah itu dan mengetahui cara menjadi sehat kembali
b. Pelatihan
Program pelatihan secara bertahap, sehingga anda bisa kembali ke aktivitas
normal
Program rehab biasanya dimulai di rumah sakit. Seorang perawat akan
menjenguk anda dan menjawab beberapa hal yang menjadi masalah anda atau
keluarga. Anda akan diberi petunjuk mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh
anda lakukan setelah keluar dari rumah sakit.
Program pelatihan biasanya dimulai 2-4 minggu kemudian dan diawasi oleh
seorang ahli fisioterapi di bangsal rumah sakit. Mungkin anda akan bergabung
dalam satu kelompok, sekitar 10-15 orang sehingga anda dapat bercakap-cakap
dan saling bertukar pengalaman. Kondisi ini sangat sering membesarkan hati saat
melihat seseorang berlatih penuh semangat pada akhir program pelatihan,
sedangkan anda baru akan memulai dan masih ragu-ragu mengikuti pelatihan itu.
Bagi banyak penderita berusia separuh baya, mungkin ini merupakan
pelatihan fisik teratur pertama yang mereka ikuti selama bertahun-tahun sehingga
awalnya akan terasa aneh. Namun, banyak orang merasakan pelatihan itu semakin
mudah setelah beberapa minggu dan merasa jauh lebih baik pada akhir program
pelatihan daripada bertahun-tahun sebelumnya.
Program rehabilitasi biasanya berlangsung selama 1-2 jam, dua kali
seminggu selama 6-8 minggu. Selain berlatih, biasanya diadakan diskusi
mengenai penyabab serangan jantung dan hal-hal yang bias dilakukan untuk
mencegahnya. Mungkin juga ada kunjungan dari apoteker, ahli diet, dan spesialis
jantung untuk menjawab pertanyaan anada atau keluarga anda mengenai kondisi
anda.

2. Kembali ke Kehidupan Normal


Anda mungkin merasa ragu untuk melakukan kegiatan normal dalam
minggu-minggu atau bulan pertama setelah terkena serangan jantung, seperti
bekerja atau kegiatan seks.
a. Mengemudi
Biasanya anda tidak dianjurkan untuk mengemudikan mobil satu bulan
setelah terkena serangan jantung. Hal ini terutama berlaku bagi para pengemudi.
Oleh karena itu bicarakanlah hal ini dengan dokter anda.
b. Kegiatan seks
Setelah terkena serangan jantung, biasanya orang takut melakukan
kegiatan seks. Mula-mula anda mungkin kurang berminat, namun wajar untuk
melakukannya kembali setelah 3-4 minggu jika anda menginginkannya. Hindari
sikap terlalu menggebu sampai anda benar-benar pulih, yang biasanya makan
waktu sekitar 6-8 minggu. Beberapa jenis obat yang anda makan mungkin akan
mengurangi nafsu seks, dan jika anda merasa hal ini menjadi masalah,
bicarakanlah dengan dokter anda.
c. Bekerja
Orang yang terkena serangan jantung biasanya dapat kembali bekerja
setelah 2-3 bulan . bagi mereka yang bekerja tanpa mengeluarkan banyak tenaga,
delapan minggu cuti sudah cukup. Untuk pekerja yang memerlukan banyak
tenaga diperlukan waktu lebih lama, serta tambahan kegiatan fisik dalam program
pelatihan untuk memulihkan tenaga kembali.
d. Berlibur
Selama 2-3 bulan pertama setelah terkena serangan jantung, dianjurkan
tidak bepergian ke luar negeri dulu. Anda bolrh pergi kemana pun bila telah pulih
kembali. Jika anda ragu, bicarakanlah dengan dokter. Bila anda masih dalam
pengobatan, usahan untuk membawa obat-obatan yang cukup sampai anda
kembali, dan bawalah selalu bersama anda.
e. Cemas dan depresi
Setiap orang pasti merasa cemas setelah terkena serangan jantung,
meskipun dokter, perawat, dan keluarga telah member nasihat positif, banyak
penderita masih tetap merasa cemas. Anda cemas jika terkena serangan jantung
lagi, dan semua itu berlanjut. Perasaan ini memang wajar dan dapat dipahami.
Serangan jantung bias merupakan tamparan kuat bagi kepercayaan diri anda,
terutama jika anda belum pernah mengalami keluhan sakit apa pun sebelumnya
sehingga mudah menjadi depresi.
Mengenali masalahnya
Depresi boleh dikatakan penyakit yang sama parahnya dengan sakit jantung,
yang juga dapat disembuhkan. Anda terkena depresi bila ada gejala-gejala seperti
berikut:
1. Merasa sedih dan mudah menangis.
2. Hilang semangat atau minat dalam bekerja dan hobi.
3. Kehilangat minat dalam seks.
4. Rasa percaya diri rendah.
5. Terlalu memperhatikan kesehatan diri.
6. Konsentrasi lemah.
7. Tidur sering terganggu, sulit tidur, atau bangun terlalu pagi.
8. Selalu merasa lelah.
Pada keadaan depresi, tingkat kimiawi yang meneruskan sinyal ke otak
biasanya rendah dan pengobatan dengan obat-obatan antidepresi bias membuatnya
normal kembali. Obat-obatan ini tidak menyebabkan ketagihan, berbeda dengan
obat penenang, dan anda bias menghentikannya bila sudah merasa tidak tertekan
lagi. Umunya obat ini dimunum selama 3-6 bulan.
Dalam minggu-minggu pertama setelah serangan jantung, begitu banyak hal
yang terjadi dan perlu dipikirkan sehingga depresi tidak begitu kentara. Namun,
bila semuanya telah normal kembali, anda mungkin punya banyak waktu untuk
mencemaskan masa depan, dan inilah saat berbagi masalah bias timbul.
Reaksi yang paling umum adalah mudah marah meskipun pada orang yang
biasanya tenang. Pasangan mereka sering mengeluh dimarahi habis-habisan
karena kesalahan kecil saja . Masalah ini biasanya akan reda jika orang itu mulai
bekerja kembali, meskipun ada juga orang yang mudah marah untuk waktu
yang lebih lama.
Hal yang penting dalam mengatasi rasa cemas dan depresi adalah menyadari
bahwa hal ini adalah wajar dan dapat diatasi. Berbagi rasa dengan orang yang
pernah mangalami hal ini, atau berkonsultasi dengan kelompok yang biasanya ada
dibagian rehab jantung, akan banyak membantu. Jika anda mengalami masalah
dengan berbagai gejala depresi, jangan biarkan hal itu berlarut-larut, tetapi
bicarakanlah dengan dokter anda.

3. Menjaga Kesehatan Jantung


Ada dua jenis factor yang beresiko, yakni factor yang tak dapat dikontrol,
dan yang bisa anda pengaruhi. Penyakit lain, khususnya diabetes dan hipertensi
(tekanan darah tinggi), bisa meningkatkan resiko terjadinya PJK, namun resiko ini
akan berkurang jika kondisinya terkontrol baik disertai pengobatan yang cocok.
1. Menurunkan Kolesterol
Lipid adalah istilah umum yang digunakan dokter untuk menyebut bahan
menyerupai lemak dalam darah. Kolesterol merupakan penyebab utama, namun
ada jenis lain yang disebut trigliserid yang juga berperan dalam PJK.
Kolesterol mempunyai reputasi buruk sebagai penyebab penyakit jantung dan
pembuluh darah meskipun juga mempunyai beberapa fungsi penting bagi tubuh,
dan setiap orang membutuhkannya. Zat ini di produksi dalam hati dan digunakan
dalam selaput sel tubuh untuk membuat empedu dan hormone. Jadi, meskipun
anda telah menghindari kolesterol dalam makanan, zat ini akan selalu ada dalam
darah.
Jika Anda memeriksakan kolesterol dalam darah, laboratorium biasanya juga
akan mengukur jenis lemak lainnya. Tingkat kolesterol dijumlahkan dari dua
macam unsur, yakni LDL ( low-density lipoprotein) dan HDL (high-density
lipoprotein). LDL adalah kolesterol jahat, yang bila tingkatnya tinggi akan
memnempel pada dinding pembuluh nadi dan menimbulkan ateroma. Seitar dua
per tiga dari kolesterol dalam darah adalah LDL, dan inilah yang dimaksudkan
dokter bila dikatakan tingkat kolesterol Anda tinggi.
Sebaliknya, HDL adalah kolesterol baik dan semakin tinggi tingkatnya,
semakin kecil kemungkinan Anda terkena serangan jantung. Kaum wanita
biasanya mempunyai tingkat HDL yang lebih tinggi daripada laik-laki, namun
perbedaan ini biasanya menghilang setelah menopause.
Trigliserid adalah jenis lemak ketiga dalam pemeriksaan darah. Trigliserid
kebanyakan dibuat dari lemak yang ada dalam sel-sel lemak tubuh. Bila zat ini
dilepaskan, tubuh akan mendapatkan energi yang diperlukan untuk aktivitas
sehari-hari. Meski trigliserid tidak terdapat dalam timbunan lemak pada dinding
pembuluh nadi, namun jika tingkatnya tinggi, yang merupakan akibat dari apa
yang mereka makan, dan sebagian karena faktor genetik. Dengan diet yang
cermat, tingkat lipid atau kolesterol bisa turun hingga 10-20 persen, namun jika
ingin menurunkan lebih dari itu, biasanya diperlukan obat-obatan.
Dokter Anda mungkin memberikan lebih dari satu jenis obat untuk
menurunkan tingkat lipid karena cara kejanya memang berlainan. Bisanya Anda
juga diberi petunjuk cara menurunkan kolesterol dengan makanan agar
pengobatan Anda benar-benar berhasil.

4. Statin
Perubahan besar dalam pengobatan terhadap kolesterol dalam lima tahun
terakhir ini adalah berkat jenis obat-obatan ini yang mampu menghambat produksi
kolesteorl di hati. Statin mampu menurunkan kolesterol hingga 20-30 persen
dengan hanya sedikit efek samping.
Beberapa penyelidikan penting telah dilakukan terhadap ribuan pasien di
Eropa, Australia, dan Amerika. Hailnya menunjukkan bahwa penurunana
kolesrterol diikuti oleh menurunnya 20-30 persen resiko terkena serangan jantung.
Jenis obat-obatan statin yang paling banyak digunakan adalah amvastatin dan
pravastatin, namun masih banyak lagi yang diproduksi.
Obat-obatan ini biasanya diminum sekali sehari setelah makan hanya
dengan sedikit efek samping. Kadang-kadang timbul radang pada otot tangan dan
kaki, serta nyeri yang rasnya seperti flu. Hal ini terjadi pada minggu-minggu
pertama setelah memulai pengobatan dan harus segera dilaporkan ke dokter.
Keluhan itu segera akan hilang setelah Anda berhenti makan obat.
Jika Anda tdak ada keluhan terhadap obat-obatan ini dalam minggu-minggu
pertama setelah meminimnya, biasanya Anda tidak akan mendapat masalah untuk
selanjutnya.

5. Fibrat
Bagi beberapa orang, khususnya penderita diabetes, masalah lipid mungkin
tidak sebanyak dengan kolesterol serta trigliserid karena mereka bisa
menggunakan kelompok obat lain yang disebut fibrat. Sebagaimana statin, obat-
obatan ini hanya sedikit efek sampingnya dan diminum makan. Dalam minggu-
minggu pertama setelah ada keluhan nyeri pada otot, namun selain itu hampir
tidak ada keluhan lain. Fibrat dapat menurunkan tingkat kolesterol hingga 10-15
persen dan mengurangi resiko terkena PJK.

6. Resin
Resin menurunkan tingkat kolesterol dengan cara mengikat kolesterol dalam
usus dan mempengaruhi penyerapannya dalam tubuh. Obat ini berupa bubuk,
biasanya dicampurkan dalam sari buah, diminun satu atau dua kali sehari. Karena
tidak diserap oleh tubuh, tidak ada efek samping bagi jaringan tubuh, namun bisa
menyebabkan perut kembung dan sendawa, atau sembelit pada beberapa orang.
Resin juga dapat mencegah terulangnya serangan jantung, meskipun kurang
ampuh dibandingkan dengan statin dan hanya mengurangi resiko 10-15 persen.

7. Memperbaiki Makanan
Mengubah jenis makanan yang biasa Anda makan tidaklah mudah, namun
penting untuk mengurangi resiko terulangnya serangan jantung. Caranya sangat
sederhana.
Makan makanan sehat bukan berarti Anda harus berpantang semua makanan
yang Anda sukai hanya makan sayuran mentah. Kebanyakan orang makan terlalu
banyak lemak, khususnya yang berasal dari hewan atau susu. Menguranginya
adalah bonus yang sehat untuk seluruh keluarga Anda. Kurangilah makan daging,
keju keras, mentega, krim, susu full-cream, dan yoghurt, serta makanan lain yang
kaya lemak. Makanlah sedik saja, atau hanya pada acara khusus.
Selain mengurangi jumlah lemak dalam makanan Anda, gunakan lemak tak
jenuh ganda (polyunsatu-rated fat), biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan, atau
lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat), seperti minyak zaitun. Jika Anda
tidak yakin menentukan minyak yang baik untuk kesehatan, periksalah labelnya
atau tanyakan pada ahli gizi karena berapa jenis minyak tidak baik untuk jantung.
Minyak kelapa sama buruknya untuk jantung, seperti lemak dari hewan.
Mengurangi lemak adalah juga cara yang baik untuk menurunkan berat
badan dan banyak orang merasa bahwa setelah mengubah makanan, gangguan
pencernaan mereka akan berkurang. Bila Anda cemas akan tingkat kolesterol
Anda, hindari makanan yang berkolesterol tinggi, seperti telUR, hati, dan kerang.
Namun makanan ini masih lebih baik daripada makanan yang mengandung lemak
hewan. Ingatlah juga banyak makanan yang diproses dan makanan jadi, seperti
pai, biscuit, cake yang banyak mengandung lemak hewan, demikian juga buger!
Mulailah dengan program hidup lebih sehat dan perhatikan label makanan ditoko
yang menginformaikan kandungan lemak.
Perubahan penting lain untukmemulai program diet yang sehat adalah
dengan mengonsumsi sebanyak mungkin buah dan sayuran, paling sedikit lima
porsen setiap hari.
Bila anda dapat meningkatkan makanan yang kaya serat, seperti roti
gandum, beras merah, pasta, dan sereal untuk sarapa, terutama havermut,
makanan anda sangat baikuntuk kesehatan dan jantung anda.
Untung lah banyak pabrik makanan mulai menyadari pentingnya makanan
sehat dan banyak buku resep makanan sehat yang dapat membantu. Kendala
untuk mengikuti pola makanan sehat mungkin adalah masalah biaya. Jika
demikian, bicarakan hal ini dengan dokter atau ahli gizi yang akan membantu
memecahkan masalah anda.

8. Berhenti Merokok
Manfaat menghentikan kebiasaan merokok sungguh besar dan mulai saat
anda menghentikannya, dan dalam lim tahun ke depan, resiko terulangnya
serangan jantung berkurang hingga setengahnya.
Namun, anda harus berhenti merokok sama sekali. Bila anda hanya
mengurangi jumlahnya atau mengubahnya dari sigaret ke cerutu atau pipa,
risikonya hampir tidak berkurang.
Para dokter menyadari hal ini 30 tahun yang lalu ketika hubungan Antara
merokok dan penyakit jantung mulai diberitakan. Hingga waktu itu, para dokter
termasuk perokok paling berat, kini hanya sedikit saja yang suka merokok.
Banyakorang merasa lebihmudah berhenti merokok di rumah sakit,namun
agak sulit memper tahanya bila anda pulang. Bila anda telah merokok sejak
remaja, hal ini bias menjadi masalah. Inilah kesempatan seluruh keluarga untuk
membantu, sebap sulit menghilakan kebiasaan merokok apa bila anggota keluaga
anda merokok. Rumah sakit kini adalah wilayah dilarang merokok dan begituh
lah sehausnya rumah anda.
Bagaimana caranya berhenti merokok? Hal ini berbeda pada setiap
orang.ada yang dengan mudah tiba-tiba berhenti merokok. Anda yang secara
perlahan-lahan mulai menguranginya, hingga perlu waktu beberapa minggu.
Masalah sebenarnya adalah kecanduan pada nikotin sehingga beberapa orang
perlu mengunyah permen karet yang mengandung zat ini. Kadang-kadang berbagi
rasa dengan orang lain dapat juga membantu.
Beberapa sebab mengapa orng enggan berhenti merokok-terutama wanita-
adalah karena ada kalanya berat badan akan bertambah setelah berhenti merokok.
Belum di ketahui secara jelas mengapa hal ini bias terjadi. Nafsu maka jelas akan
bertambah dan beberapa orang suka mengudap untuk menghilangkan kebiasaan
merokok. Rata-rata berat badan memang akan naiksetengah sampai satu kilogram
dalam enam bulan pertama setelah berhenti merokok. Namun, jika anda telah
mengubah makanan anda menjadi lebih sehat dan rendah lemak, biasanya
kelebihan berat badan itu akan menurun lagi dalam waktu 6-12 bulan.

9. Mengurangi Stres
Jika anda terkena angina untuk serangan jantung, ini lah kesempatn untuk
mempertimbang kan prioritas dalam hidup anda. Anda mungkin merasa bahwa
pekerjaan selama ini menyita waktu dan energi anda begitu banyak di bandinkan
waktu untuk keluerga, teman-teman, maupun minat andayang lain. Meski belum
ada bukti secara ilmiah bahwa mengubah gaya hidup akan mengurangi risiko, hal
ini jelas akan meningkat kan kualitas hidup anda

F. Faktor-faktor Pencegah
Beberapa faktor yang di yakini dapat melindungi anda terhadap PJK adalah
mengurangi jumlah minuman baralkohol dan melakukan pelatihan fisik secara
teratur
a. Alkohol
Banyak di beritakan tentang manfaat alkohol bila di minum dan jumlah cukup
, namun alkohol dalam jumah tinggi yang di minum secara teratur dapat
menjadiracun bagi jantung ,otak,dan hati.
Jadi, berapakah ukuran yang cukup? Jumlah yang cukup adalah kira-kira 2-3
unit sehari bagi pria,dan jumlahnya agak kurang bagi wnita.satu unit adalah
ukuran minuman keras, gelas anggur, atau setengah pint bir atau cider (sari buah
apel). Pernah ada anggapan bahwa anggur merah baik untuk mencegah serangan
jantung, namun ternya ta setiap jenis alkohol punya efek yang sama.
b. Pelatihan Fisik
Pelatihan fisik secara teratur baik bagi anda dan dapat mencegah terjadinya
PJK. Banyak penyelidikan di amerika dan eropa menunjukan bahwa pelatihan
secara teratur (20 menit, 2-3 kali seminggu) berhasil menurun kan risiko PJK.
Jika anda pernah terkena serangan jantung, anda akan di ajarkan pelatihan
fisik di bagian rehabilitasi jantung rumah sakit, dan mereka yng terkena PJK jenis
apapun di anjurkan melakukan lebih banyak latihan. Jika anda belum pernah
mengikuti pelatihan fisik sebelumnya dan tidak tahu cara memulainya, mintalah
nasihat dokter. Jenis pelatihan yang anda lakukan mungkin idak begitupenting,
asal cukup merangsang jantung dan aliran darah dengan cukup lakukanlah apa
yang paling anda sukai, seperti berjalan, berenang, jogging, senam lantai atau
berdansa. Banyak orang mulai dengan perlahan-lahan dan akahirnya menambah
waktu dan jumlah pelatihan, dalam pelatihan atau senam terpimpin, anda akan
diajarkan cara melakukan pemnasan terlebih dahulu, dan hal ini sebaiknya
dilakukan dalam setiap pelatihan.
Pelatihan untuk membakar kalori sebanyak-banyaknya hingga badan Anda
terasa sakit dan pegal sangat tidak dianjurkan. Jika Anda merasa nyeri, pusing,
atau sesak napas, beristrahat dan berhentilah dulu sampai Anda mersa sehat
kembali.
c. Kerja sama dengan dokter
Meskipun merokok dan tingkat lipid merupakan faktor utama yang
sepenuhnya berada dalam kontrol Anda , ada hal-hal lain ketika Anda dan Dokter
Anda bisa bekrja sama untuk meminimalkan risiko lebih lanjut. Mereka yang
cenderung mudah terkena PJK, seperti para penderita diabetes dan hipertensi ,
harus berusaha untuk ttap mengontrol kesehatannya.
d. Hipertensi
Berusahalah untuk minum obat secara teratur meski tidak ada gejala apapun.
Periksakan tekanan darah Anda secara teratur ke dokter.
e. Diabetes
Cobalah mempertahankan berat badan Anda sedekat mungkin dnga yang
seharusnya. Usahakan agar tingkat gula darah Anda normal dengan menjga diet
Anda secara ketat dan minum obat yang diberikan dokter secara teratur. Pelatihan
fisik penting karena dapat menurunkan berat badan dan juga menurunkan
kebutuhan insulin Anda.
f. Tingkat Lipid Naik
Usahan untuk tetap menjalankan diet yang ketat dan makanlah obat yang
diberikan dokter secara teratur.
g. Mengatasi Keadaan Darurat
Serangan jantung bisa terjadi di mana saja dan setiap orang harus tahu apa
yang perlu dilakukan untuk menolong orang yang pingsan dan jantungnya
berhenti berdenyut. Basic Life Support (BLS) atau bantuan dasar untuk
mempertahankan hidup tidak sulit dipelajari dan sangat bermanfaat untuk
menolang mempertahankan hidup seseorang. Banyak istruktur bisa didapatkan di
berbagai kota, baik yang bekerja secara sukarela maupun dari rumah sakit
terdekat.
Jika Anda atau seseorang secara tiba-tiba merasa nyeri dada yang menjurus ke
serangan jantung, inilah langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1. Istirahatlah sambil duduk atau berbaring
2. Minumlah obat GTN dan tunggu lima menit
3. Jika rasa nyeri masih sama atau bertambah buruk setelah 5-10 menit, minum
dosis kedua
4. Jika tidak berhasil juga, telepon ambulans
5. Kunyah sebutir aspirin (kecuali Anda atau orang itu alergi pada aspirin) karena
ini akan mengencerkan darah dan mencegah pembekuan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yng menyerang organ
jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki
oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit jantung koroner juga salah satu
penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya faktor resiko
yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol,
gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada
keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit
jantung koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan
menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan
kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari
stress kerja.
Kadar kolesterol yang tinggi lebih dominan terjadi pada pekerja kantoran
dibandingkan dengan pekerja kasar. Terdapat perbedaan yang signifikan kadar
kolesterol pada pekerja kantoran dan pekerja kasar. Pada pekerja dengan aktivitas
rendah perlu kiranya melakukan control terhadap kadar kolesterol darah dan
menjaga jenis makanan yang dikonsumsi rendah kolesterol. Berolahraga secara
rutin perlu dilakukan untuk menjaga kelancaran peredaran darah dan
keseimbangan metabolisme.

B. Saran

1. Gaya hidup seimbang dan menghindari risiko stres.


2. Mengonsumsi makanan berserat, jangan makan berlebihan serta kontrol
kolesterol, kontrol tekanan darah dan gula darah, serta kontrollah kesehatan secara
rutin.
3. Hentikan kebiasaan merokok, karena merokok menyebabkan elastisitas
pembuluh darah berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah .
4. Berolahraga yang teratur, istirahat cukup.
PUSTAKA

Adam Sagan, 2009. Coronary Heart Disease Risk Factors and Cardiovascular
Risk in Physical Workers and Managers.

Anwar, B. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner.


www.library.usu.ac.id [diakses 18 Mei 2014].

Christian Sandi, Saryono, Dian Ramawati. (2013). Penelitian Tentang Perbedaan


Kadar Kolesterol Darah Pada Pekerja Kantoran dan Pekerja Kasar.

Corwin J. Elizabeth, ( 2009 ), Buku Saku Patofisiologi, Edisi Revisi 3, Penerbit :


Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Corwin Elizabeth J. Buku saku patofisiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi 1.


Jakarta : EGC, 2009.

Darmojo, dkk, 1993, Pengelolaan Pengajaran Sains, Rineka Cipta, Jakarta.

Davidson Christopher. (2003), Penyakit Jantung Koroner. Penerbit Dian Rakyat,


Jakarta.

Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina. (1999). Panduan Mencegah &


Mengobati
Penyakit Jantung. Jakarta: Pustaka Swara

Hendriantika, H. (2012), Penelitian Tentang Studi Komparatif Aktivitas Fisik


dengan Faktor Resiko Terjadinya Penyakit jantung Koroner.

Hermansyah, Citrakesumasari, Aminuddin. (2009). Aktifitas Fisik dan Kesehatan


Mental Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner.

Hariadi, Ali Arsad Rahim, (2005). Hubungan Obesitas dengan Beberapa Faktor
Risiko Penyakit Jantung Koroner.

Kurniastuti, Y. (2009). Faktor Resiko Penyakit Janting Koroner di Indonesia.

Marianna Virtanen, (2012). Long Working Hours and Coronary Heart Disease: A
Systematic Review and Meta-Analysis.

Marianna Virtanen, (2010). Overtime Work and Incident Coronary Heart


Disease:The Whitehall II Prospective Cohort Study.
Mika Kivimki, (2013). Associations of job strain and lifestyle risk factors with
risk of coronary artery disease: a meta-analysis of individual participant
data.

Tracey C. C. W. Rompas, A. Lucia Panda, Starry H. Rampengan. (2012),


Hubungan Obesitas Umum dan Obesitas Sentral dengan Penyakit Jantung
Koroner

Sallim Annisa Yuliana, (2013), Hubungan Olahraga dengan Kejadian Penyakit


Jantung Koroner.

Sivaramakrishna, R., Nancy A., William, A., Gilda, C., dan Kimerly, A. 2000.
Powell American Journal of Roentgenology, 175, 45-51

Sulistiani, W. (2005). Analisis factor Resiko Yang Berkaitan Dengan Penyakit


Jantung. Universitas Diponegoro.

Kuswadji, S. 2009. Kadar Lemak Darah pada Pekerja Bergilir di Suatu Instalasi
Pengeboran Minyak dan Gas Bumi. www.cerminduniakedokteran.com
[diakses 18 Mei 2014].

Yuet Wai Kan. 2000. Adeno-associated viral vector-mediated vascular

Anda mungkin juga menyukai