Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Demam Tifoid

Sejarah Demam Tifoid diuraikan secara rinci oleh Christie dalam

bukunya yang berjudul Infectious Disease : Epidemiologi and Clinical

Practise. Typhus berasal dari bahasa Yunani typhos yang berarti asap

atau yang lebih halus lagi dari asap, merupakan kiasan yang

menggambarkan orang melamun, yang dipengaruhi oleh asap yang

sedang naik ke awan. Dari asal nama di atas menggambarkan bahwa

kesadaran penderita Demam Tifiod seperti diliputi oleh awan. Bloomfield

dan Huxman membedakan dua demam yaitu slow nervous fever yang

disebut typhus dan putrid malignant fever yang disebut tifoid. Keduanya

dianggap sebagai satu kesatuan penyakit, tetapi setelah Gerhardt

menguraikan perbedaan gambaran kedua penyakit tersebut di Philadelpia

waktu adanya kejadian epidemic Tifoid, maka jelaslah bahwa ada

perbedaan mendasar dari kedua penyakit tersebut.

Tifoid berasal dari bahasa Yunani yang berarti smoke, karena

terjadinya penguapan panas tubuh serta gangguan kesadaran disebabkan

demam yang tinggi. Penyakit demam tifoid (Typhoid fever) yang biasa

disebut tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella, khususnya turunannya yaitu Salmonella typhi yang

menyerang bagian saluran pencernaan.

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman

gram negatif Salmonella typhi. Selama terjadi infeksi, kuman tersebut


bermultiplikasi dalam sel fagositik mononuklear dan secara berkelanjutan

dilepaskan ke aliran darah. Demam tifoid termasuk penyakit menular yang

tercantum dalam Undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah.

Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit yang mudah menular

dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah.

Penularan Salmonella typhi sebagian besar melalui

minuman/makanan yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita

atau pembawa kuman dan biasanya keluar bersama-sama dengan tinja.

Transmisi juga dapat terjadi secara transplasenta dari seorang ibu hamil

yang berada dalam bakterimia kepada bayinya.

Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typoid

fever. Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat

pada saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu

atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau

tanpa gangguan kesadaran.

II.2 Etiologi Demam Tifoid

Demam tifoid merupakan suatu penyakit sistemik yang secara

klasik disebabkan oleh Salmonella typhi (S. typhi), namun dapat pula

disebabkan oleh S. paratyphi A, S. paratyphi B (Schottmuelleri), S.

paratyphi C (Hirscheldii).

Salmonella typhosa, merupakan bakteri batang gram negatif yang

bersifat motil, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul. Sebagian


besar strain meragikan glukosa, manosa dan manitol untuk menghasilkan

asam dan gas, tetapi tidak meragikan laktosa dan sukrosa. Organisme

Salmonella tumbuh secara aerob dan mampu tumbuh secara anaerob

fakultatif. Sebagian besar spesies resisten terhadap agen fisik namun

dapat dibunuh dengan pemanasan sampai 54,4C selama 1 jam atau

60C selama 15 menit.

Salmonella tetap dapat hidup pada suhu ruang dan suhu yang

rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup selama

berminggu-minggu dalam sampah, bahan makanan kering dan bahan

tinjabasil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berkapsul,

tidak berspora, fakultatif anaerob. Mempunyai sekurang-kurangnya 3

macam antigen yaitu antigen O yang stabil terhadap panas (somatik,

terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein

bersifat termolabil. dan envelope antigen (K) yang terdiri dari polisakarida,

serta memiliki endotoksin. Salmonella typhi juga dapat memperoleh

plasmid faktor-R yang berkaitan dengan resistensi terhadap multipel

antibiotik.

II.3 Epidemiologi Demam Tifoid

Salmonellosis, terutama demam tifoid masih merupakan masalah

kesehatan di Indonesia. Insidens penyakit ini di negara maju sebesar

kurang dari 0.2/100.000 penduduk, sedangkan di negara berkembang

mencapai lebih dari 500/100.000 penduduk. Berdasarkan catatan medis


Departemen IKA, RS Cipto Mangunkusumo terdapat tidak kurang dari 50

pasien/tahun demam tifoid memerlukan perawatan. Makanan dan

minuman yang terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman

Salmonella, termasuk S. typhi.

Anda mungkin juga menyukai